Anda di halaman 1dari 11

KELUARGA DALAM

PERAWATAN PALIATIF DAN


MENJELANG AJAL

Mata Ajar Keperawatan Keluarga


Program Studi S1 Keperawatan – semester VI
Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak
TA : 2021/2022 Genap
PENGANTAR
 Perawataan Paliatif adalah sistem perawatan terpadu yang bertujuan
meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga yang menderita penyakit
yang mengancam jiwa melalui pencegahan, identifikasi dini, serta
penanganan nyeri dan masalah-masalah lain, fisik, memberikan dukungan
psikososial dan spiritual.
 Perawatan paliatif adalah perawatan yang bisa didapatkan oleh pasien yang
menderita penyakit kronis dengan stadium lanjut, yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien.
 Peningkatan hidup dilakukan dengan cara pendekatan dari sisi psikologis,
psikososial, mental serta spiritual pasien, sehingga membuat pasien lebih
tenang, bahagia, serta nyaman ketika menjalani pengobatan.
 Perawatan paliatif adalah perawatan kesehatan terpadu yang bersifat aktif
dan menyeluruh, dengan pendekatan multidisiplin yang terintegrasi antara
dokter, perawat, terapis, petugas sosial-medis, psikolog, rohaniawan,
relawan, dan profesi lain yang diperlukan.
 Perawatan paliatif adalah perawatan yang berpusat pada pasien dan keluarga
dengan pendekatan yang dapat meningkatkan kualitas hidup pasien (dewasa
dan anak-anak) dan keluarga dengan penyakit yang mengancam jiwa.
 Perawatan ini mencegah dan mengurangi penderitaan melalui identifikasi awal,
penilaian yang benar dan perawatan rasa sakit dan masalah lain, baik fisik,
psikososial atau spiritual.
 Selain orang dengan penyakit mengancam jiwa, keluarga merupakan salah
satu komponen yang mengalami tekanan emosional saat merawat dan tidak
lepas dari beban berat saat merawat dan melakukan pendampingan.
 Keluarga melihat perubahan signifikan pada fisik, kesadaran yang menurut
bahkan saat-saat sekarat. Keluarga mendapatkan perasaan takut, marah,
kaget, dan tak berdaya ketika anggota keluarganya sekarat. Gejala ini dapat
berkurang apabila keluarga memahami bagaimana mereka perawatan yang
baik terkait dengan end of life bagi anggota keluarganya dengan penyakit yang
mengancam jiwa, dimana penyakit tersebut sudah sangat sulit untuk
disembuhkan.
TUJUAN PERAWATAN PALIATIF
 Tujuan utama perawatan paliatif bukan hanya untuk menyembuhkan penyakit,
menanganai penderita atau yang sakit, tetapi juga keluarganya.
 Untuk mengurangi penderitaan pasien, memperpanjang umur, meningkatkan
kualitas hidup dan juga memberikan support kepada keluarganya.
 Walapun pada akhirnya pasien meninggal, yang terpenting sebelum meninggal,
pasien sudah siap secara psikologis dan spiritual, serta tidak stres menghadapi
penyakit yang dideritanya.
PRINSIP DALAM PERAWATAN
 Menghargai setiap kehidupan.PALIATIF
 Menganggap kematian sebagai proses yang normal.
 Tidak mempercepat atau menunda kematian.
 Menghargai keinginan pasien dalam mengambil keputusan.
 Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu.
 Mengintegrasikan aspek psikologis, sosial, dan spiritual dalam perawatan pasien
dan keluarga.
 Menghindari tindakan medis yang sia-sia.
 Memberikan dukungan yang diperlukan agar pasien tetap aktif sesuai dengan
kondisinya sampai akhir hayat.
 Memberikan dukungan kepada keluarga dalam masa duka cita
PERAN PERAWAT
DALAM PERAWATAN PALIATIF
 Dapat menerapkan pengetahuan dan ketrampilan dalam memberikan asuhan
keperawatan
 Menetapkan prioritas asuhan keperawatan, mengelola waktu secara efektif dan saran-
saran untuk meningkatkan kualitas hidup.
 Sebagai nara sumber / konselor bagi pasien, keluarga dan komunitas dalam
menghadapi perubahan kesehatan, ketidakmampuan dan kematian.
 Sebagai komunikator yang terapeutik dan pendengar yang baik dalam memberikan
dukungan dan perhatian.
 Membantu pasien tetap independen sesuai kemampuan mereka sehingga
kenyamanan terpenuhi, serta meningkatkan mutu hidup.
 Sebagai edukator, perawat dapat menjelaskan fakta kesehatan, mendemonstrasikan
prosedur seperti perawatan diri, memperbaiki perilaku, dan mengevaluasi kemajuan
klien dan keluarga dalam belajar.
 Sebagai pemberi layanan, perawat membantu klien memperoleh kembali kesehatan
dan kehidupan maandiri yang optimal melalui proses pemulihan. Pemulihan yang
dimaksud meliputi unsur fisik, kesejahteraan emosional, spiritual dan sosial.
KEBUTUHAN
KELUARGA PASIEN YANG SEKARAT
 Menelpon ke rumah untuk memberitahukan perubahan kondisi pasien
 Mengenal prognosis
 Menjawab pertanyaan dengan jujur
 Menerima informasi mengenai pasien satu kali dalam sehari
 Memberikan penjelasan mengenai istilah medis yang tidak dipahami
 Memberikan jaminan kenyamanan pasien selama dirawat
 Informasi dengan kondisi pasien
 Informasi tentang kematian yang mungkin terjadi
FUNGSI DAN PERAN KELUARGA
DALAM PERAWATAN DAN
PENDAMPINGAN UNTUK
ANGGOTA KELUARGA DENGAN
PENYAKIT YANG MENGANCAM
JIWA
Perawatan dalam aspek psikologis, sosial,
dan spiritual
1.Mendefinisikan ulang :
Bantu anggota keluarga yang sakit untuk memilih hal atau pekerjaan yang dapat di lakukan waktu “masa dulu sebelum
sakit” dan “masa sekarang”. Penting bagi anggota keluarga yang sakit untuk dapat mendefinisikan ulang kehidupan
mereka, apabila tidak bisa, maka hal yang terjadi adalah munculnya rasa frustrasi, marah, dan merasa tidak berharga.
2.Membebani :
Jika pasien melihat diri mereka sebagai tanpa tujuan, tergantung, dan tidak bergerak, mereka memiliki perasaan lebih besar
membebani orang yang mereka cintai. 
3.Berjuang dengan paradox, bertahan dengan perubahan dan mencari makna hidup dari hari ke hari :
Berjuang dengan paradoks berasal dari kenyataan bahwa pasien hidup dan mati. Bagi anggota keluarga yang sakit,
perjuangan berfokus pada keinginan untuk percaya bahwa mereka akan bertahan dan mengetahui bahwa mereka tidak
akan selamat. 
4.Mempersiapkan kematian :
Walaupun tidak mudah, keluarga diharapkan mampu membimbing dan mendampingi anggota yang sakit untuk
mempersiapkan kematian, sehingga tidak ada penyesalan yang di alami setelah anggota yang sakit telah meninggal.
Perawatan dalam aspek Fisik
 Terengah-engah (breathlessness): Keluarga dapat belajar tentang manajemen stres dan kecemasan, strategi koping,
penentuan posisi, dan teknik konservasi energi, Keluarga dapat mengurangi dampak sesak napas yang dialami
anggota keluarga yang sakit.
 Kelelahan: Dalam hal ini berhubungan dengan fase “mendefinisikan kembali”, keluarga dan anggotanya yang sakit
berkerja sama dalam memilih aktivitas, pekerjaan dan hal lain yang memerlukan energi sesuai dengan kemampuan
anggota keluarga yag sakit.
 Kurang Tidur: Keluarga rutin untuk mengajak anggota keluarga yang sakit tentang perilaku tidur yang baik,
mengubah lingkungan tempat tidur, atau memperkenalkan rutinitas tidur baru untuk meningkatkan kebiasaan tidur
anggotanya yang sakit.
 Nyeri: keluarga membantu dan membimbing anggota yang sakit agar dapat meminimalkan tingkat nyeri melalui
latihan dan terapi, beberapa diantaranya relaksasi otot progresif dan Teknik napas dalam.
 Memori, proses awal, dan pemrosesan informasi: Keluarga membantu mengurangi dampak gejala kognitif dengan
menerapkan berbagai strategi yang dirancang untuk mengkompensasi kehilangan atau untuk melatih kembali memori
dan perhatian anggota keluarga yang sakit, dalam hal ini kepada anggota keluarga yang mengalami demensia. Salah
satu yang dapat dilakukan adalah bercerita dengan mengenang masa lalu yang indah dan memorable.
 Perawatan kulit dan kenyamanan: Keluarga memerlukan segala bentuk kasur atau bantal perawatan tekanan untuk
membantu mengurangi atau mencegah sakit akibat tekanan atau membuat istirahat lebih nyaman ketika anggota yang
sakit hanya bisa beraktivitas di atas tempat tidur.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai