Anda di halaman 1dari 48

By, hartin suidah

 Kehidupan manusia  Kelahiran & Kematian


 Kematian pada LANSIAPenyakit
Senilitas
 Perawatan menjelang kematian  tidak
boleh dipandang ‘rendah’
Pusat perhatian pelayanan kesehatan :
- ‘Core’ : Pasien
- ‘Cure’ : Pengobatan
- ‘Care’ : Perawatan

Pada kondisi dimana pasien telah berada pada


stadium terminal, ‘Cure’ sudah tidak dominan,
maka ‘Care’ yang paling berperan
Dr’s role

Curing / treatmen
Curing /
orientation
treatment
orientation cc
Caring and
supportive
orientation
Ns.’s role
DYING
PASIEN TERMINAL

Sistim pelayanan kesehatan semakin maju

1927 Cicely Sounders St christopher”s Hospice di


London

1980 Palliative medicine

1987  spesialisasi dalam lmu


kedokteran
 Menurut WHO pada 1990
perawatan total dan aktif untuk
penderita yang penyakitnya tidak lagi
responsive terhadap pengobatan kuratif.

 Definisi
ini, Perawatan Paliatif hanya diberikan
kepada penderita yang penyakitnya sudah
tidak responsif terhadap pengobatan kuratif /
tidak dapat disembuhkan dengan upaya kuratif
apapun.
 Sumber referensi WHO, 2002.

 pendekatan yang bertujuan memperbaiki


kualitas hidup pasien dan keluarga

 yang menghadapi masalah yang berhubungan


dengan penyakit yang dapat mengancam
jiwa,

 melalui pencegahan dan peniadaan melalui


identifikasi dini dan penilaian yang tertib
serta penanganan nyeri dan masalah-masalah
lain, fisik, psikososial dan spiritual
 Definisi Perawataan Paliatif WHO pada tahun
2005

 Mrpkn sistem perawatan terpadu yang


bertujuan meningkatkan kualitas hidup,
dengan cara meringankan nyeri dan
penderitaan lain, memberikan dukungan
spiritual dan psikososial mulai saat diagnosa
ditegakkan sampai akhir hayat dan dukungan
terhadap keluarga yang kehilangan/berduka.
 Perawatan paliatif
(dari bahasa Latin''palliare,''untuk jubah)

adalah setiap bentuk perawatan medis atau


perawatan yang berkonsentrasi pada
pengurangan keparahan gejala penyakit,
daripada berusaha untuk menghentikan,
menunda, atau sebaliknya perkembangan dari
penyakit itu sendiri atau memberikan
menyembuhkan
Untuk memberikan dukungan dan perhatian
yang membuat hidup pasien menyenangkan
selama masa sakit, sehingga mereka bisa
menikmati betul sisa hidup mereka.
 untukmengurangi penderitaan pasien,
 memperpanjang umurnya,
 meningkatkan kualitas hidupnya,
 memberikan support kepada keluarganya.

Terpenting
sebelum meninggal px sudah
siap secara psikologis dan
spiritual, serta tidak stres
menghadapi penyakit yang
dideritanya.
1. Meningkatkan kualitas hidup dan
menganggap kematian sebagai proses yang
normal
2. Tidak mempercepat atau menunda
kematian.
3. Menghilangkan nyeri dan keluhan lain
yang menganggu.
4. Menjaga keseimbangan psikologis dan
spiritual.
5. Berusaha agar penderita tetap aktif sampai
akhir hayatnya
6. Berusaha membantu mengatasi suasana
dukacita pada keluarga.
 Identifikasi PENTING
 Problema  Lansia yang tidak memiliki
penyakit ganas
 Pengidentifikasian: evaluasi medis,
Pemeriksaan rutin & berkala,gejala klinis,
keluhan, pemeriksaan penunjang
 Kerja sama, perawatan & pengamatan
cermat  Tim medis
 Kanker
 HIV / AIDS
 Gagal ginjal
 Strooke
 Diabetes
 CHF
 Penyakit degeneratif lainnya
DOKTER
DOKTER UMUM
PERAWAT SPESIALIS AHLI GIZI

FARMASI
PSYCHO

LOG
PASIEN
FISIO
TERAPIS ROHANIA
WAN

SOSIA
• KELU RELAWA
MEDIS ARG N
PELAKU
RAWAT
 Kerjasama efektif & pendekatan
interdisipliner
 Setiap anggota tim memahami peran &
fungsinya
 Menyusun dan merancang tujuan akhir
perawatan secara bersama
 Tidak ada anggota tim yang primadona
 Tim adalah motor penggerak semua kegiatan
pasien
 Proses interaksi antar tim merupakan kunci
keberhasilan utama
1.Rumah sakit (
Hospice Hospital
Care) :
 Poliklinik
 Rawat singkat
 Rawat Inap
2. Rumah (Hospice
home care)
3. Hospis ( Hospice
care)
4. Praktek bersama 
Tim / Kelompok
perawatan paliatif
 adalah perawatan pasien terminal (stadium
akhir) dimana pengobatan terhadap
penyakitnya tidak diperlukan lagi. Perawatan
ini bertujuan meringankan penderitaan dan
rasa tidak nyaman dari pasien, berlandaskan
pada aspek bio-psiko-sosial-spiritual.
 adalah tempat dimana pasien dengan
penyakit stadium terminal yang tidak dapat
dirawat di rumah namun tidak melakukan
tindakan yang harus dilakukan di rumah
sakit. Pelayanan yang diberikan tidak seperti
di rumah sakit, tetapi dapat memberikan
pelayanan untuk mengendalikan gejala-
gejala yang ada, dengan keadaan seperti di
rumah pasien sendiri.
 adalah pelayanan perawatan paliatif yang
dilakukan di rumah pasien, oleh tenaga
paliatif dan atau keluarga atas bimbingan/
pengawasan tenaga paliatif.
 Dapat menbimbulkan macam2 ekspresi
 Perlu/ tidaknya Lansia tahu
 Informasi pada keluarga
 Keputusan memilih perawatan paliatif
menggantikan kuratif keputusan sulit
 Mempertimbangkan kualitas hidup & faktor
moral
 Masih perlukah obat2 mahal pada perawatan
paliatif…?
 Perlukah tranfusi darah…dll tindakan?
 Perlukah masuk ICU…?

 Pertimbangan keputusan keluarga


1. Ps dalam kondisi penyakit yang tidak bs
disembuhkan terapi sifatnya simptomatis
/ palliative bukan kuratif

2. Kondisi ps sangat lemah & rapuh untuk


menerima segala tindakan / intervensi

3. Ps berada diambang kematian ketakutan


dan kegelisahjan perlu dukungan mental
dan spiritual
 Beberapa tahapan :
- Penolakan atau ketidak-percayaan
- Marah
- Tawar-menawar
- Depresi
- Penerimaaan
 MAKNA seseorang diperlakukan secara
manusiawi bahkan saat telah meninggal
sekalipun.
 RESPECT/ Rasa hormat  prinsip, individu harus
dihargai & perawatan yang dilakukan dilandasi
dengan prinsip tersebut.
 Merupakan Kontribusi kritis bagi pasien
 Pertimbangan financial
 Antisipasi  wali pasien perlu ditunjuk.
Di negara barat  tim geriatri dimasukkan
anggota perwakilan dari badan keagamaan.
‘Bidang Keagamaan’ dapat membantu
menentukan keputusan dalam hidup dan
kesehatannya.
Meyakini bahwa setiap orang
mempunyai hak diobati, meninggal
secara bermartabat, mengurangi rasa
nyeri dan pemenuhan kebutuhan bio-
psiko-sosio dan spiritual

37
 Rasa sakit / Pain
 Lemas/Fatique/weakness
 Sesak nafas/dyspnea
 Buang air terus menerus/presisten diarrhea
 Susah tidur/insomnia
 Rasa mual/Nausea dan vomiting
 Gejala yang ditimbulkan
 Dukungan moril
 Kerjasama dari lingkungan
 Saran-saran yang harus dipertimbangkan
 Memberikan harapan untuk mencapai tujuan
yang realistis
 Memahami batasan penyebab, jenis, sifat dan
derajat nyeri
 Mendengarkan keluhan pasien
 Mempercayai setiap keluhan pasien
 Bersedia memberi keterangan secara jelas dan
bijaksana
 Mampu dan bersedia melakukan pendekatan dengan
multidisipliner
 Memahami alternatif pengelolaan nyeri /
gejala-gejala lain
 Mampu menanggulangi bila timbul efek
samping obat
 Memberikan pendidikan terhadap pasien dan
keluarganya
 Mengubah perasaan tidak dapat sembuh
dengan perasaan nyaman terhadap gejala
yang timbul
- Melakukan penilaian psikososial

- Memperkirakan emosi pasien yang akan


mempengaruhi persepsi dari rasa nyerinya

- Mengetahui riwayat sosialnya secara detail (


masalah keluarga, kurang perhatian ) dapat
mempengaruhi efek nyerinya )
 Penatalaksanaan nyeri sesuai panduan dan
protokol tertulis

 Merawat pasien dalam setting rumah


sekaligus RS

 Dukungan
komunikasi tenaga kesehatan yang
memuaskan  ‘Menyampaikan Kabar Buruk’
- Peran serta keluarga sangat luas dan
menyeluruh, mulai dari perhatian, menyapa,
mengajak bicara, menjadi pendengar yang
baik, merawat, akan membuat kemungkinan
pasien bersosialisasi kembali

- Family counseling / Family conference


1. Dapat menerapkan pengetahuan dan
ketrampilan dalam memberikan asuhan
keperawatan.

2. Menetapkan prioritas asuhan keperawatan,


mengelola waktu secara efektif dan saran-saran
untuk meningkatkan kualitas hidup.

46
3. Sebagai nara sumber / konselor bagi pasien,
keluarga dan komunitas dalam menghadapi
perubahan kesehatan, ketidakmampuan dan
kematian.
4. Sebagai komunikator yang terapeutik dan
pendengar yang baik dalam memberikan
dukungan dan perhatian.
5. Membantu pasien tetap independen sesuai
kemampuan mereka sehingga kenyamanan
terpenuhi, serta meningkatkan mutu hidup

47

Anda mungkin juga menyukai