Anda di halaman 1dari 21

KELOMPOK KEGAWAT

DARURATAN SGD 4
KEGAWATAN OBAT OBATAN NAPSA
NAMA KELOMPOK
1. DITA AYUNING PUTRI (011605)
2. SABILATUL MUKARROMAH (0116084)
3. AMELYA MAY C.H (0116048)
4. ITA ISMAWATI (0116067)
5. ELLA INDAH .S (011605649)
6. FARIDA .R (0116060)
7. ELIS KUSUMA .W (0116058)
8. ACHMAD MUTHOHARUN (0116095
9. MIFTAKHUL.J (0116073)
10. LAILIA .Ramadahani (0116070)
TINDAKAN EMERGENCY

• Airway: Bebaskan jalan nafas, kalau perlu lakukan intubasi.


• Breathing: Berikan pernafasan buatan bila penderita tidak bernafas
spontanatau pernapasan tidak adekuat.
• Circulation: Pasang infus bila keadaan penderita gawat dan perbaiki perfusi
jaringan.
• Identifikasi penyebab keracunan: Bila mungkin lakukan
identifikasi penyebab keracunan, tapi hendaknya usahamencari
penyebab keracunan ini tidak sampai menunda usaha-usaha
penyelamatan penderita yang harus segera dilakukan
ELIMINASI RACUN:
RACUN YANG DITELAN, DILAKUKAN
DENGAN CARA:
• Rangsang muntah
• Kumbah Lambung
• Pemberian Norit
• Pemberian Anti Dotum
RANGSANG MUNTAH

• Rangsang muntah akan sangat bermanfaat bila dilakukan dalam 1 jam pertama
sesudah menelanbahan beracun, bila sudah lebih dari 1 jam tidak perlu dilakukan
rangsangmuntah kecuali bila bahan beracun tersebut mempunyai efek yang
menghambatmotilitas (memperpanjang pengosongan) lambung. Rangsang muntah
dapat dilakukan secara mekanis dengan merangsang palatum mole atau dinding
belakang faring,atau dapat dilakukan dengan pemberian obat-obatan:
• Sirup Ipecac, diberikan sesuai dosis yang telah ditetapkan.
• Apomorphine, sangat efektif dengan tingkat keberhasilan hampir 100%, dapat
menyebabkanmuntah dalam 2 - 5 menit. Dapat diberikan dengan dosis 0,07
mg/kg BB secara subkutan.
• Kontraindikasi rangsang muntah:
• Keracunan hidrokarbon, kecuali bila hidrokarbon tersebut mengandungbahan-
bahan yang berbahaya seperti camphor, produk-produk yang
mengandunghalogenat atau aromatik, logam berat dan pestisida.
• Keracunan bahan korosif, keracunan bahan - bahan perangsang CNS (CNS
stimulant, seperti strichnin)
• Penderita kejang
• Penderita dengan gangguan kesadaran
KUMBAH LAMBUNG
• Kumbah Lambung akan berguna bila dilakukan dalam 1-2 jam sesudah menelan
bahan beracun, kecuali bila menelan bahan yang dapat menghambat pengosonganl
ambung. Kumbah lambung seperti pada rangsang muntah tidak boleh dilakukan
pada:
• Keracunan bahan korosif
• Keracunan hidrokarbon
• Kejang pada penderita dengan gangguan kesadaran atau penderita- penderita
dengan resiko aspirasi jalan nafas harus dilindungi dengan cara pemasangan
pipa endotracheal.
• Penderita diletakkan dalam posisi trendelenburg dan miring kekiri, kemudian
di masukkan pipa orogastrik dengan ukuran yang sesuai dengan pasien,
pencucian lambung dilakukan dengan cairan garam fisiologis (normal saline/
PZ) atau ½ normal saline 100 ml atau kurang berulang-ulang sampai bersih.
PEMBERIAN NORIT
Pemberian Norit (activated charcoal) Jangan diberikan bersama obat muntah,
pemberian norit harus menunggu paling tidak 30 - 60 menit sesudah emesis.
• Indikasi pemberian norit untuk keracunan:
• Obat-obat analgesik/ anti inflamasi: acetamenophen, salisilat, antiinflamasi non
steroid, morphine, propoxyphene.
• Anticonvulsants/ sedative: barbiturat, carbamazepine, chlordiazepoxide,
diazepam phenytoin, sodium valproate.
• Lain-lain: amphetamine, chlorpheniramine, cocaine, digitalis, quinine,
theophylline, cyclic anti-depressants Norit tidak efektif pada keracunan Fe,
lithium, cyanida, asam basa kuat dan alkohol.
• Catharsis Efektivitasnya masih dipertanyakan. Jangan diberikan bila ada gagal
ginjal, diare yang berat (severe diarrhea), ileus paralitik atau trauma abdomen.
• Diuretika paksa (Forced diuretic) Diberikan pada keracunan salisilat dan
phenobarbital (alkalinisasi urine). Tujuan adalah untuk mendapatkan produksi
urine 5,0 ml/kg/jam,hati-hati jangan sampai terjadi overload cairan. Harus
dilakukan monitor dari elektrolit serum pada pemberian diuresis paksa.
Kontraindikasi: udema otak dan gagal ginjal
PEMBERIAN ANTI DOTUM
Pemberian antidotum kalau mungkin
• Pengobatan Supportif Pemberian cairan dan elektrolit Perhatikan nutrisi penderita
Pengobatan simtomatik (kejang, hipoglikemia, kelainan elektrolit dsb.)
PENATALAKSANAAN OVERDOSIS
SESUAI DENGAN JENIS
NARKOTIKA YANG DIGUNAKAN
INTOKSIKASI OPIOIDA
• Tanda dan gejala :
penurunan kesadaran (stupor sampai koma)pupil pinpoint (dilatasi pupil
karena anoksia akibat over
dosis)pernapasan kurang dari12x/menit sampai henti napasada riwayat pema
kaian opioida(needle track sign)bicara cadeldan gangguan atensi atau daya
ingat.Perilaku mal adaptif atau perubahan psikologis yang bermakna secara
klinis misalnya euforia awal yang diikuti oleh apatis, disforia,agitasi atau
retardasi psikomotor atau gangguan fungsi sosial dan fungsi pekerjaan selama
atau segera setelah pemakaian opioid
PENATALAKSANAAN
• Babaskan jalan nafas :
Berikan oksigen 100% atau sesuai kebutuhanPasang infus dextrose 5 % atau NaCl 0,9% atau
cairan koloid jika diperlukanPemberian antidotum NaloksomTanpa hipoventilasi berikan Narcam
0,4 mg IVDengan hipoventilasi berikan Nalokson (Narcan) 1 -2 mg IV·Jika dalam 5 menit tidak
ada respon maka berikan 1 – 2 mg Narcan hingga ada respon berupa peningkatan kesadaran, dan
fungsi pernapasan membaik ·
• Rujuk ke ICU jika dosis Narcan telah mencapai 10 mg dan belum menunjukkan adanya perbaikan
kesadaran·Berikan 1 ampul Narcan/500 cc dalam waktu 4-6 jam mencegah terjadinya penurunan
kesadaran kembali·Observasi secara invensif tanda-tanda vital, pernapasan, dan besarnya ukuran
pupil klien dalam 24 jam·Pasang intubasi, kateterisasi, sonde lambung serta EKG·Puasakan klien
untuk menghindari aspirasi·Lakukan pemeriksaan rontgen thoraks serta laboraturium, yaitu darah
lengkap, urin lengkap dan urinalisis
INTOKSIKASI SEDATIF HIPNOTIK
(BENZODIAZEPIN)
Gejala intoksikasi benzodiazepin yang progresif
:hiporefleksianistagmus dan kurang siap siaga, ataksia, berdiri tidak stabil. Selanj
utnya gejala berlanjut dengan pemburukan ataksia, letih, lemah, konfusi, somn
olent, koma, pupilmiosis, hipotermi, depresi sampai dengan henti pernapasan.B
ila diketahui segera dan mendapat terapi kardiorespirasi maka dampak
intoksikasi jarang bersifat fatal.
PENATALAKSANAAN
• INTOKSIKASI SEDATIF HIPNOTIK (BENZODIAZEPIN)
Untuk mengurangi efek sedatif hipnotik dengan memberikan Flumazenil 0,2 mg IV, kemudian
setelah 30 detik diikuti dengan 0,3 mg dosis tunggal. Obat tersebut lalu dapat diberikan lagi
sebanyak 0,5 mg setelah 60 detik sampai total kumulatif 3 mgMengurangi absorbsi obat lebih
lanjut
Mengurangi absorbsi merangsang muntah jika baru terjadi pemakaian. Jika pemakaian sudah lebi
h dari 6 jam maka berikan antidot berupa karbon aktif yang berfungsi untuk menetralkan efek
obat.
• INTOKSIKASI SEDATIF HIPNOTIK (BENZODIAZEPIN)
Mencegah komplikasi jangka panjangObservasi tanda-tanda vital dan depresi pernapasan, aspirasi
dan edema paru. Bila sudah terjadi aspirasi maka dpt diberikan antibiotik.
Bila klien ada usaha untuk bunuh diri maka klien tersebut harus ditempatkan ditempat khusus
dengan pengawasan ketat setelah keadaan darurat diatasi
INTOKSIKASI AMFETAMIN
Tanda dan gejala intoksikasi anfetamin biasanya ditunjukkan dengan adanya
dua atau lebih gejala-gejala seperti : takikardi atau bradikardi, dilatasi pupil,
peningkatan atau penurunan tekanan darah, banyak keringat atau kedinginan,
mual atau muntah, penurunan BB, agitasi atau retardasi psikomotor, kelelahan
otot, depresi sistem pernapasan, nyeri dada atau aritmia jantung, kebingungan,
kejang-kejang, diskinesia, distonia atau koma. Penatalaksanaan adalah dengan
memberikannya terapi symtomatik dan pemberian terapi suportif lain, misal:
anti psikotik, antihipertensi, dll
INTOKSIKASI KOKAIN
INTOKSIKASI KOKAIN
Tanda dan gejala : takikardia atau bradikardia,
dilatasi pupil, peningkatan atau penurunan tekanan darah,berkeringat atau rasa
dingin,mual atau muntah, penurunan berat badan, agitasi atau
retardasi psikomotor,kelemahan otot,depresi, nyeri dada atau arimia
jantung,bingung(confusion), Kejang, dyskinesia, dystonia, hingga dapat
menimbulkan koma
PENATALAKSANAAN
• setelah pemberian bantuan hidup dasar adalah dengan melakukan tindakan
kolaborati berupa pemberian terapi-terapi simptomatik, misal :
Benzodiazepin jika timbul gejala agitasi, obat antipsikotikk jika timbul gejala
psikotik, dan terapi lain sesuai dgn gejala yg ditemukan
TERIMA KASIH
SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai