Anda di halaman 1dari 32

KONSEP KEPERAWATAN PALIATIF

DAN KUALITAS HIDUP PASIEN


PALIATIF
CAPAIAN PEMBELAJARAN

1. Mahasiswa mengetahui definisi keperawatan paliatif


2. Mahasiswa mengetahui tujuan keperawatan paliatif
3. Mahasiswa mengetahui prinsip keperawatan paliatif
4. Mahasiswa mengetahui tentang tim paliatif
5. Mahasiswa mengetahui tentang penerima perawatan paliatif
6. Mahasiswa mengetahui tentang kualitas hidup pasien paliatif
PENDAHULUAN

perawatan paliatif merupakan respons terhadap peningkatan populasi yang


hidup dengan penyakit kronis, melemahkan, dan mengancam jiwa.
Dibukanya poliklinik Perawatan Paliatif & Bebas Nyeri RSU Dr.Soetomo
mulai tanggal 19 Februari 1992 merupakan awal dari perkembangan
perawatan paliatif di Indonesia.
FALSAFAH PERAWATAN PALIATIF
(DepKes RI, 1997)

Menjadi hak semua pasien untuk mendapatkan perawatan yang terbaik sampai akhir

hayatnya. Penderita kanker yang dalam stadium lanjut atau tidak berangsur-angsur

sembuh perlu mendapatkan pelayanan kesehatan sehingga penderitaannya dapat

dikurangi. Pelayanan yang diberikan harus dapat meningkatkan kualitas hidup yang

optimal sehingga dapat meninggal dengan tenang dan dalam iman.


APAKAH PERAWATAN PALIATIF
ITU ?

W HO (2005)
sistem perawatan terpadu yang bertujuan meningkatkan

kualitas hidup, dengan cara meringankan nyeri dan

penderitaan lain, memberikan dukungan spiritual dan

psikososial mulai saat diagnosa ditegakkan sampai akhir hayat

dan dukungan terhadap keluarga yang kehilangan/berduka.


WHO (2010)

.....sebuah pendekatan yang meningkatkan

kualitas hidup pasien dan keluarga mereka yang menghadapi

masalah yang terkait dengan penyakit yang mengancam

jiwa, melalui pencegahan penderitaan melalui identifikasi

awal dan penilaian sempurna serta pengobatan rasa sakit

dan

masalah lain, fisik, psikologis dan rohani”


JADI DAPAT DISIMPULKAN BAHWA :

Keperawatan paliatif ialah perawatan yang diberikan pada penderita yang


memiliki penyakit yang mengancam jiwa dan keluarganya, agar kualitas hidup
mereka meningkat. Berperan juga dalam mencegah serta menangani keluhan
dan efek samping dari penyakit yang diderita atau dari terapi yang diberikan.
Tidak hanya menangani masalah fisik, perawatan paliatif juga memberikan
penanganan masalah psikologis, sosial, spiritual yang timbul akibat penyakit
atau kondisi dari penderita. Perawatan paliatif juga memberikan dukungan
terhadap keluarga yang kehilangan/berduka.
Intergrated model of care
(curative and palliative together)

Curative Care
(= disease-specific, restorative)

Bereavement
Palliative Care
(= supportive, symptom-oriented)

Diagnosis Dying Death


Person with Illnes Support services for families and caregivers

family
Caregivers
Disease Progression
PERAWATAN DI AKHIR KEHIDUPAN (END OF LIFE CARE)

End of life care atau perawatan di akhir kehidupan merupakan bagian


penting dari palliative care yang mencakup perawatan dan dukungan
untuk orang yang sudah berada pada ujung dari hidupnya. Biasanya
diberikan pada satu tahun terakhir kehidupannya. Tapi karena usia sulit
untuk diprediksi, ada penderita yang hanya mendapatkan perawatan
dalam hitungan minggu bahkan hari saja. End of life care memiliki tujuan
menciptakan kenyamanan semaksimal mungkin bagi penderita.
APA BEDANYA PALLIATIVE CARE DENGAN
HOSPICE CARE ?

Perbedaannya adalah; palliative care dapat dimulai sejak diagnosis ditegakkan,


dan diberikan bersamaan dengan terapi. Sementara hospice care biasanya
diberikan pada sarana pelayanan kesehatan khusus, dimulai ketika pengobatan
dihentikan, dan sudah jelas bahwa penderita tidak akan sembuh dari
sakitnya. Hospice care diberikan ketika usia statistik penderita sudah dapat
diprediksi dan harapan hidupnya sudah rendah. Paling sering diberikan untuk
penderita yang secara statistik memiliki harapan hidup kurang dari 6 bulan.
T U JU A N P E R A W ATA N
PA L I AT I F

Tujuan perawatan paliatif untuk


mengurangi penderitaan pasien,
meningkatkan kualitas hidup,
mempersiapkan diri pasien
menghadapi kematian dengan tenang
dan nyaman, serta memberikan
dukungan kepada keluarganya
mengelola gejala fisik Memberikan kepedulian
seperti dukungan emosional, sosial, termasuk
rasa sakit spiritual, dan psikologis bantuan untuk

hal-hal seperti
rujukan

ke layanan
M EL I P U T I mencuci, berpakaian,

atau makan

perawatan dukungan membantu

konseling dan keluarga berkumpul untuk

membicarakan masalah

kesedihan sensitif
menghargai setiap
tidak mempercepat atau
kehidupan dan
menunda kematian
menganggap kematian

sebagai proses yg normal


mengintegrasikan

menghilangkan nyeri PRI N SI P aspek fisik, psikologis,


P ER A W A T A N
dan keluhan lain sosial dan spiritual
PALI ATI F
yang mengganggu

Memberikan dukungan agar Memberikan dukungan

pasien dapat hidup kepada keluarga sampai

seaktif mungkin hingga masa dukacita.

kematian
Bersifat

individual tergantung Menggunakan pendekatan tim

kebutuhan pasien. untuk mengatasi

kebutuhan pasien dan

P R I N S I P keluarganya
P ER A W A T A N
PALI ATI F
Dapat diterapkan pada awal

perjalanan penyakit, bersamaan

dengan terapi lain


Menghindari tindakan medis
yang dimaksudkan untuk
yang sia sia.
memperpanjang hidup,
SIAPAKAH YANG
MENERIMA
PERAWATAN
PALIATIF
Perawatan paliatif diberikan kepada orang-orang dari
segala usia baik anak, remaja, dewasa, lansia yang telah
didiagnosis dengan penyakit serius yang tidak dapat
disembuhkan/ memiliki penyakit yang membatasi hidup
APAKAH PENYAKIT YANG MEMBATASI HIDUP ITU?

Penyakit yang membatasi hidup (life-limiting illness), mengacu pada


jenis-jenis penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan sangat dapat
menyebabkan kematian. Sering juga dikatakan sebagai life-
threatening (penyakit mengancam jiwa), terminal illness,
atau progressive dan advanced illness (penyakit yang semakin lama
semakin buruk).
DEMENSIA Kondisi neurologis

degeneratif:
ALZHEIMER
penyakit
KAN KE
Parkinson,
R
multiple sclerosis

AIDS M I SA LN Y (MS)

A
PPOK
Kegagalan organ
termasuk: ginjal, jantung, dan hati
Pada anak-anak, Kelompok Kondisi yang membatasi hidup/ /mengancam jiwa
pada meliputi :
1. Kondisi yang mengancam jiwa di mana pengobatan kuratif mungkin dilakukan tetapi dapat gagal,
dan di mana akses ke layanan perawatan paliatif mungkin diperlukan ketika pengobatan gagal,
contoh : kanker, kegagalan organ

2. Kondisi di mana kematian dini tidak dapat dihindari, dan di mana mungkin ada perawatan
intensif dalam waktu lama yang bertujuan untuk memperpanjang hidup dan memungkinkan
partisipasi dalam aktivitas normal, contoh AIDS, fibrosis kistik, distrofi otot duchenne

3. Kondisi progresif tanpa pilihan pengobatan kuratif, dan di mana pengobatan hanya bersifat
paliatif dan biasanya dapat berlangsung selama bertahun-tahun. Contoh : Penyakit batten,
mucopolysaccharidosis

4. Kondisi yang tidak dapat diubah tetapi tidak progresif yang menyebabkan kecacatan parah,
menyebabkan kerentanan terhadap komplikasi kesehatan dan kemungkinan kematian dini.
Contoh : neurodisabilitas yang didapat seperti cerebral palsy, cedera lahir, dan mereka yang
mengalami cedera setelah penyakit seperti meningitis, ensefalitis, atau cedera kepala
KAPA N
P ER A W A T A N
PALI AT I F M U LAI
D I B E R I K A N?

Perawatan paliatif mungkin diperlukan tidak lama


setelah mendapatkan diagnosis. Hal Ini dapat
membantu pasien dan keluarga pasien menangani
diagnosis.
Atau pasien mungkin baru membutuhkan perawatan
paliatif ketika penyakit nya sudah berkembang
(memburuk).
INDIKASI PELAYANAN PALIATIF
Program Paliatif dimulai sejak diagnosis kanker ditegakkan serta bila didapatkan satu atau lebih
kondisi di bawah ini :
 Nyeri atau keluhan fisik lainnya yang belum dapat diatasi.
 Gangguan psikologis terkait dengan diagnosis atau terapi kanker.
 Penyakit penyerta yang berat dan kondisi sosial yang diakibat-kannya.
 Permasalahan dalam pengambilan keputusann tentang terapi yang akan atau sedang dilakukan.
 Pasien/keluarga meminta untuk dirujuk ke perawatan paliatif (sesuai dengan prosedur rujukan).
 Angka harapan hidup < 12 bulan (ECOG> 3 atau Karnofsky < 50%, metastasis otak dan
leptomeningeal, metastasis di cairan interstisial, sindrom vena cava superior, kaheksia, serta kondisi
berikut bila tidak dilakukan tindakan atau tidak respon terhadap tindakan, yaitu kompresi tulang
belakang, bilirubin ≥2,5 mg/dl, kreatinin ≥3 mg/dl ) *.
 Pasien kanker stadium lanjut yang tidak memberikan respon dengan terapi yang diberikan.
Langkah-langkah dalam Program Paliatif:*)

 Melakukan penilaian aspek fisik, psikologis, sosial dan kultural, dan spiritual.
 Menentukan pengertian dan harapan pasien dan keluarga.
 Menentukan tujuan perawatan pasien.
 Informasi dan edukasi perawatan pasien.
 Tata laksana gejala, dukungan psikologis, sosialdan kultural, dan spiritual.
 Respon pada stadium terminal: memberikan tindakan sesuai keputusan keluarga, misalnya
penghentian pengobatan atau tindakan seperti resusitasi, ventilator, cairan, dan lain-lain.
 Membantu pasien dalam membuat Advanced Care Planning (wasiat atau keingingan terakhir).
 Pelayanan terhadap pasien pada stadium terminal.

*) Tidak berlaku pada pasien kanker anak.


 
Panti Ruma
h
pasien
T E M P A T P ER A W A T A N
PALI ATI F

Rumah sakit
Puskesmas
Dokter, dokter
Perawat paliatif,
spesialis, dokter pemuka perawat home care,
paliatif agama
perawat pelaksana

T I M PALI ATI F
ahli terapi okupasi (interdisipliner)
dan wicara

pekerja
sosial Ahli Fisioterapi
Psikolo
Ahli Gizi
g apoteker
CAKUPAN KEPERAWATAN PALIATIF
Aspek Fisik
Untuk membantu meringankan atau mengatasi kondisi seperti nyeri, gangguan
dan masalah tidur, sesak nafas, batuk, anoreksia, mual, muntah
Pemberian palliative care mencakup:
 Bantuan pemberian obat
 Bantuan mengurus diri seperti mandi, memakai baju, makan, dll.
 Bimbingan gizi
 Terapi fisik
 Terapi okupasi
Aspek Emosi, sosial, dan adaptasi.
Untuk membantu pasien dan keluarga mengalami kecemasan,
keputusasaan, rasa takut, sampai depresi.
Cakupan palliative care :
 Konseling
 Diskusi keluarga
 Support group
 Konsultasi dengan ahli jiwa (psikiater)

Aspek Spiritual.
Ketika seseorang sedang dihadapi dan harus menjalani kondisi berpenyakit
yang parah atau tidak dapat disembuhkan, tidak jarang ia dan keluarganya
bisa kehilangan kepercayaan kepada Tuhan. Tim palliative care termasuk
dapat memberikan bantuan kepada penderita dan keluarga agar kembali
mendekatkan diri kepada agama, sesuai dengan kepercayaannya masing-
masing. Agar mereka dapat menemukan kedamaian dan lebih ikhlas dalam
menjalani cobaan yang sedang dihadapi.
Aspek Lainnya
Untuk membantu masalah lain akibat penyakit seperti keuangan, gangguan
bekerja, asuransi, bahkan masalah hukum.
Cakupan paliative care :
• Menjelaskan dan memberikan saran penyelesaian masalah kepada
penderita dan keluarganya
• Menjembatani penderita dan keluarga dengan pihak pemberi kerja, pihak
asuransi, dan aparat hukum
• Memberikan atau merujuk penderita dan keluarga kepada ahli konseling
keuangan
• Memberikan saran dan bantuan mengenai masalah tempat tinggal.
(Indra K Muhtadi, Palliative care. https://www.indramuhtadi.com/blog-articles-2019/topik-ke-355-palliative-care)
KU ALI TA
S
HI D
Kualitas hidup U Ppersepsi
adalah

individu t entang posisinyadalam

hidup dan kaitannya dengan

budaya dan sistem nilai dimana

individu t ersebut t inggal dalam


hubungannya dengan

harapan, st andar dan keinginan


tujuan,

(WHOQOL, 1996)
KUALITAS HIDUP

kualitas hidup adalah sebagai penilaian individu atas kepuasan pada keadaan
yang dialami saat ini bila dibandingkan dengan persepsi yang menurut ideal,
keadaan tersebut terkait dengan kesehatan fisik, psikis dan sosial
(Ayudia & Nawangsih ,2017)

kualitas hidup adalah


kemampuan untuk menjalani hidup secara normal tanpa mengalami
hambatan yang berarti dalam rangka memenuhi kebutuhan sehari – hari.
D I M EN S KU ALI TA HI DU
I S P
menurut
J. Clinch, DeborahJennifer
Dudgeeondan

Harvey Schipper mencakup kemampuan fisik dan fungsional

dalam beraktivitas, kesejahteraan keluarga, ketenangan

spiritual, fungsi sosial, kepuasan terhadap pengobatan,

(termasuk masalah keuangan,) orientasi masa depan,

kehidupan seksual, gambaran diri sendiri dan fungsi dalam

bekerja
DIMENSI KUALITAS HIDUP (WHOQOL)

1. Dimensi kesehatan fisik


 Dimensi kesehatan fisik yaitu kesehatan yang mempengaruhi kemampuan individu untuk melakukan aktivitas, mencakup
aktivitas sehari – hari, ketergantungan obat – obatan dan bantuan medis, energi dan kelelahan, mobilitas, sakit dan
ketidaknyaman, tidur dan istirahat, serta kapasitas kerja
2. Dimensi psikologis
 Dimensi psikologis yaitu terkait dengan keadaan mental individu. Mencakup gambaran tubuh dan penampilan, perasaan positif,
perasaan negative, spiritual, pemikiran pembelajaran, daya ingat dan konsentrasi, gambaran tubuh dan penampilan, serta
penghargaan terhadap diri sendiri
3. Dimensi hubungan sosial
• Dimensi hubungan sosial yaitu hubungan antara dua individu atau lebih dimana tingkah laku individu tersebut akan saling
mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki tingkah laku individu lainnya, mencakup relasi personal, dukungan sosial dan
aktivitas sosial.
4. Dimensi lingkungan
 Dimensi lingkungan yaitu tempat tinggal individu, ketersediaan tempat tinggal untuk melakukan segala aktivitas kehidupan,
termasuk didalamnya adalah sarana dan prasarana yang dapat menunjang kehidupan, mencakup sumber finansial, kebebasan,
keamanan dan keselamatan fisik, perawatan kesehatanan dan sosial termasuk aksesbilitas dan kualitas, lingkungan rumah,
kesempatan untuk mendapatkan informasi baru maupun keterampilan, partisipasi dan mendapat kesempatan untuk melakukan
rekreasi dan kegiatan yang menyenangkan di waktu luang
F A K T O R Y A N G M EM P EN G A R U H I
KU ALI T A S H I D U P
Faktor internal
 Kesejahteraan kesehatan tubuh
 Kepatuhan minum obat, terapi farmakologis dan non farmakologis.
 Domain fisik terdiridari simtom fisik yang mengganggu dan mengakibatkan penurunan
kesehatan seperti pusing, sesak nafas
 Domain mental seperti kegelisahan, emosi yang meledak dll
 Kemampuan mengembangkan kompetensi diri dan optimisme

Faktor eksternal
 Hubungan sosial

 Pekerjaan

 material
+
THANK
YOU!

Anda mungkin juga menyukai