Di Susun Oleh :
Kelompok II
1. Amalia Rachmanita
2. Bambang Soewito
3. Marifat Setiyowati
4. Nasrullah
5. Lesi Susanti
6. Suliin
7. Karnila Wati
Ruang lingkup :
1. Pasien yg tinggal di daerah pedalaman.
2. Pasien dg Ca,heart disease,AIDS,kidney and lung disease.
3. Pasien di nursing home.
4. Pasien yg tinggal sendirian
Tujuan Pelayanan Hospice Care :
1. Meringankan pasien dari penderitaannya.
2. Memberikan dukungan moril, spirituil maupun pelatihan praktis dalam hal
perawatan pasienbagi keluarga pasien dan pelaku rawat.
3. Memberikan dukungan moril bagi keluarga pasien selama masa duka cita.
Tn. S berusia 65 tahun sudah dirawat selama 2 minggu di ruang ICU dengan
penyakit jantung koroner yang di deritanya selama 3 tahun belakangan ini. Selama ini
Tn.S sering mengkonsumsi makanan yang tidak sehat, dan salah satu perokok aktif.
Pada waktu itu Tn. S sering mengalami nyeri dada, keringat dingin dan mual yang
tidak dapat disembuhkan dengan hanya istirahat saja,Tn.S mendapat perawatan yang
intensive.
Pada suatu hari, di sebuah ruangan ICU terlihat seseorang yang sedang
berbaring terkulei lemah tak berdaya. Kemudian perawat I dan II menyapa pasien
sambil menyanyakan keadaan pasien.
Perawat I : “selamat pagi pak, kami perawat yang berjaga pada sift pagi hari ini.
Saya perawat A dan saya perawat B
Pasien : Pagi sus
Perawat II: bagaimana tidurnya semalam pak? Apakah bisa tidur?
Pasien : semalam saya kurang tidur sus, saya merasa cemas.
Perawat II : “oh begitu pak, kalau begitu sekarang kami akan memandikan bapak ya,
supaya terlihat lebih tampan”
Pasien : “iya sus”
Susterpun melakukan tindakan memandikan pasien. Setelah selesai, tiba-tiba pasien
bertanya kepada suster tentang hasil perkembangan penyakitnya.
Pasien : “maaf sus, sebenernya saya ada kemungkinan untuk sembuh atau tidak,
soalnya satu pekan kemarin, saya merasa selalu dibuntuti oleh orang berjubah hitam
sus, itulah yang membuat saya susah tidur”.
Perawat I : “maaf pak, masalah perkembangan penyakit bapak, akan langsung
disampaikan oleh dokter ya pak, sekarang bapak rajin berdo’a dan beribadah saja,
serahkan semua pada Tuhan, baik dan buruk hasil nanti sudah ada yang mengatur”.
Pasien : “iya sus, terimakasih”.
Perawat I: “nanti saya akan kembali lagi pak, untuk mengganti infuse bapak”.
(kemudian perawat II menemui dokter)
Perawat II : Pagi dokter, hari ini kita akan melakukan visite pada Tn. S ini hasil
observasi kemarin dan pada pagi hari ini.
Dokter: apakah semua terapi obat sesuai dengan keadaan pasien ?
Perawat II : sudah dokter, semua terapi sudah diberikan
Dokter: baiklah, mari kita lakukan visite pada Tn.S
(Dokter melakukan visite ditemani perawat)
Dokter : “selamat pagi pak, bagaimana perkembangan kesehatan bapak, apakah
merasa sudah membaik,?”
Pasien : “alhamdulilah sudah tidak terlalu lemas seperti kemarin dok, cuma akhir-
akhir ini saya selalu merasakan kecemasan dok, apakah itu efek obat,?”
Dokter : ”yaudah bapak tidak usah khawatir, kami akan melakukan semaksimal
mungkin untuk kesembuhan bapak”.
Perawat II : bapak harus semangat ya pak dengan penyakit yang bapak derita. Benar
apa yang dikatakan dokter tadi, bapak tidak usah khawatir ya pak. Kami dan tim akan
melakukan semaksimal mungkin untuk kesembuhan bapak.
Perawat II: kami permisi dulu ya pak
(Disisi lain dokter ingin berdiskusi dengan keluarga pasien)
Dokter: sus saya ingin berbicara dengan keluarga pasien
Perawat II ; “baik dok, saya akan panggilkan”
( Susterpun segera memanggil salah satu keluarga pasien )
Perawat II : “keluarga dari bapak S………. “
Istri : “iya sus, saya istrinya”
Perawat II: “ibu disuruh keruangan dokter, karena ada hal yang ingin dokter
sampaikan mengenai perkembangan kesehatan bapak”
Istri : “iya sus, makasih”
( Dengan muka harap-harap cemas, ibu ……pun segera menuju ruangan dokter.)
Istri : “assalamualaikum”
Dokter : “waalaikumsalam, silahkan duduk bu”
Istri : ”dokter memanggil saya.?”
Dokter : “iya bu, saya akan membacakan hasil perkembangan penyakit suami ibu.
Penyakit suami ibu sekarang sudah terlalu kronis, kami sudah melakukan semua
dengan semaksimal mungkin terapi pengobatanpun sudah kami berikan semaksimal
mungkin, semua itu sudah menjadi kehendak yang Maha Kuasa. Kami akan selalu
memantau perkembangan suami ibu, agar suami ibu tidak cemas menghadapi ini
semua, dan ibu harus tetap semangat dan bergairah mendampingi sumai ibu ya”
Istri : “astaghfirullah…tolong dok, lakukan yang terbaik untuk suami saya, berapapun
biayanya”. (sambil menarik-narik baju dokter)
Dokter : “ saya tahu, ini memang berat untuk ibu dan keluarga, tapi ini diluar kuasa
kami. Saya harap ibu bisa mendampingi suami ibu, agar di hari-harinya suami ibu
tidak merasa kesepian dan merasa tenang”.
Ibu pun keluar sambil menangis sejadi-jadinya
Anak-anaknya pun segera menghampiri ibunya dan berteriak setelah mendengar
kabar tersebut.
Anak : mah, gimana kata dokter ?”
Istri: (hanya bisa menangis tersedu-sedu)
Anak : (seolah bisa mengartikan tangisan ibunya anak pun ikut menangis).
Istri: yang sabar yah nak, kita harus siap dengan kenyataan ini”.
Anak : “maksud ibu apa?..aku makin gak ngerti”.
Istri: “penyakit bapak kamu sudah tidak bisa disembuhkan lagi, dan harapan
hidupnya kecil”.
Anak : (semakin histeris).
Perawat I pun tiba menghampiri keluraga pasien dan memberikan dukungan kepada
keluarga Tn.S
Perawat I : “ibu yang sabar yah, tenangkan diri ibu. Serahkan semua ini pada Allah,
karena kita semua pasti akan kembali pada-Nya. Tidak ada satupun orang yang
menginginkan penyakit seperti suami ibu, tetapi ini semua nikmat yang diberikan
nikmat oleh Allah dan salah satu untuk mengurangi dosa dosa bapak. Ibu yang tabah
ya, serahkan semua ini pad Allah, karena kita semua pasti akan kembai pada-Nya.
Istri : “kenapa ini terjadi pada keluarga saya?”
Perawat I : “Allah memberikan cobaan pada setiap makhluknya, dan setiap manusia
diberikan cobaan yang berbeda. Pasti dibalik ini semua akan ada hikmah untuk
keluarga ibu, ibu harus bisa mengikhlaskan semua ini”.
Istri: “baik sus, saya akan berusaha untuk menerima semua ini, dan mengikhlaskan
semuanya, bantu saya untuk menyampaikan berita ini kepada suami saya yah sus”.
Perawat I : “yah bu, berita ini akan disampaikan oleh dokter, dan tolong hubungi
keluarga jauh ibu, agar di hari terakhir semua keluarga bisa hadir”.
Istri: “baik sus, terima kasih atas sarannya”.
Perawat I : “yah sama-sama ibu, itu sudah menjadi tugas saya.”
(Keadaan pasien mulai memburuk)
Istri: (melamun)
Pasien : “bu? (dengan nada yang halus)
Pasien pun mulai bingung
Pasien : (sekali lagi) “bu?”.
Istri: “iya pak (terkaget)
Pasien : “ibu kenapa, kok dari tadi melamun saja?
Istri: “tidak apa apa, ibu hanya sedikit lelah, gimana pak keadaannya?”
Pasien : “bapak mulai merasa tidak enak mah, tolong jaga anak-anak yah mah, bapak
harap kalian anak-anak menjadi anak-anak yang baik dan berguna, dan jangan selalu
berharap sama bapak lagi yah..!!
Istri: “iya pak, ibu akan jaga anak-anak, dan bapak juga harus tenang dan ikhlas
menghadapi semua ini yaa”.
(Dokter tiba di kamar pasien bersama perawat)
Dokter : “saya akan menyampaikan hasil perkembangan penyakit bapak, saya harap
bapak bisa menerima dan mengikhlaskan semuanya”.
Pasien : “memang apa yang terjadi dengan penyakit saya dok?”
Dokter : “berdasarkan pemeriksaan bahwa penyakit bapak sudah tidak bisa
disembuhkan lagi dan umur bapak sudah tidak lama lagi”.
Pasien : (pasien terkaget dan kemudian teriak)..”tidak mungkin dok, saya masih ingin
hidup, dan saya masih punya keluarga yang membutuhkan saya.”
Suster : “bapak sabar yah, bapak pasti kuat dan bapak harus bisa melewati semuanya,
percayakan semuanya pada yang maha kuasa”.
Pasien : “ dok, apakah ada alternatif lain agar penyakit yang saya derita sembuh?,
saya mohon dok,
Dokter : ( menghela nafas panjang, sambil menunduk ) “ tim kami akan melakukan
yang terbaik untuk kesembuhan bapak, baiklah pak, saya tinggal dulu karena ada
keperluan lain, apabila bapak butuh bantuan, bapak bisa langsung panggil saya, atau
suster,
Perawat II : “ bapak istirahat ya “ ( sambil merapikan pasien )
Setelah itu pasien pun beristirahat dengan didampingi istri dan anak-anaknya.
Keesokan harinya tepatnya pada Pukul 08.00 pagi timpun kembali memeriksa kondisi
pasien, dan membawakannya sarapan.
Perawat I: “ selamat pagi pak, bagaimana tidurnya semalem ?
Pasien : “ pagi sus, alhamdulillah nyenyak sus,
Perawat I: “ bagaimana keadaan bapak sekarang ?
Pasien : “ baik sus”
Perawat I : “ baiklah pak, sekarang saatnya sarapan, apakah bapak ingin dibantu atau
melakukannya sendiri ? “
Pasien : “biar keluarga saya saja sus yang membantu”.
Perawat I : “Oh yasudah pak.. kalau begitu saya tinggal yaa..”
Pasien pun sarapan dengan dibantu keluarganya, Sesudah sarapan pasien pun
beristirahat kembali.tidak lama kemudian tiba-tiba pasien mengalami sesak nafas
Istri : “ pak, bapak kenapa, ko tiba-tiba sesak nafas? ( ibu terlihat cemas )
Pasien : “bapak enggak tau bu, aduh bu.. tolong” ( kesakitan )
ibu pun langsung pergi keluar untuk memanggil suster dan tim kesehatan lainnya
sambil tergesa-gesa dan cemas.
Istri : “ sus, tiba-tiba suami saya mengalami sesak nafas, tolong dia sus” L
Perawat I : “ baik bu, kami akan segera kesana,”
Suster dan tim kesehatan lainnya pun tiba,
Ibu : “cepat sus, tolong suami saya.”
Perawat II : “iya bu, ibu berdoa saja, semoga tidak terjadi apa-apa, tenang ya bu kami
akan melakukan yang terbaik utuk ibu
Tim kesehatan pun berusaha untuk membantu pasien bernafas, segala cara telah
dilakukan untuk menolong pasien akan tetapi tidak ada respon dari pasien, satu-
satunya tindakan yang harus dilakukan adalah RJP. Dokterpun melakukan RJP dan
tim kesehatan lain memonitor keadaan pasien
Istri : “ Dok, tolong selamatkan suami saya Dok, “ ( ibu menangis tersedu )
Perawat II: “ibu yang tenang ya, sekarang ibu hanya bisa berharap kepada yang maha
kuasa dan terus berdoa.”
Istri: “ baik sus”
Tidak lama kemudian, kondisi pasien semakin kritis dan tim kesehatan pun tidak bisa
memberikan pertolongan kepada pasien, mereka hanya bisa membimbing dengan dua
kalimat syahadat.
Perawat I: mari bu kita bimbing bersama dengan 2 kalimat syahadat
(Ibupun menangis tersedu-sedu)
Perawat I : Ibu yang kuat dan tabah ya bu. Inilah kehidupan bu, harus kuat
menjalaninya. Yang kuat ya bu
(perawat I dan perawat II sambil menenangkan Ibu)