Anda di halaman 1dari 45

Manajemen Pelayanan

Paliatif
Oleh Dokter Keluarga
Pitut Aprilia Savitri
Tim Pengajar Sistem Kedokteran Komunitas
PSPD FKK UMJ
2011
Paliatif
?????
Paliatifdari bahasa Latin
''palliare,''untuk jubah

Paliatif
setiap bentuk perawatan medis atau
perawatan yang berkonsentrasi pada
mengurangi keparahan gejala
penyakit, daripada berusaha untuk
menghentikan, menunda, atau
sebaliknya perkembangan penyakit
itu sendiri atau memberikan
menyembuhkan.

Definisi 1
Perawatan paliatif adalah perawatan
kesehatan terpadu yang bersifat aktif dan
menyeluruh, dengan pendekatan multidisiplin
yang terintegrasi.
titik sentral perhatian perawatan adalah
pasien sebagai manusia seutuhnya, bukan
hanya penyakit yang dideritanya. Dan
perhatian ini tidak dibatasi pada pasien
secara individu, namun diperluas sampai
mencakup keluarganya. Untuk itu metode
pendekatan yang terbaik adalah melalui
pendekatan terintegrasi dengan
mengikutsertakan beberapa profesi terkait.

Definisi 2
Tujuannya untuk mengurangi
penderitaan pasien, memperpanjang
umurnya, meningkatkan kualitas
hidupnya, juga memberikan support
kepada keluarganya. Meski pada
akhirnya pasien meninggal, yang
terpenting sebelum meninggal dia
sudah siap secara psikologis dan
spiritual, serta tidak stres menghadapi
penyakit yang dideritanya.
perawatan palliative adalah perawatan
total dan aktif dari untuk penderita yang
penyakitnya tidak lagi responsive
terhadap pengobatan kuratif.
Berdasarkan definisi ini maka jelas
Perawatan Paliatif hanya diberikan kepada
penderita yang penyakitnya sudah tidak
respossif terhadap pengobatan kuratif.
Artinya sudah tidak dapat disembuhkan
dengan upaya kuratif apapun.

WHO pada 1990


perawatan paliatif adalah sistem
perawatan terpadu yang bertujuan
meningkatkan kualitas hidup, dengan cara
meringankan nyeri dan penderitaan lain,
memberikan dukungan spiritual dan
psikososial mulai saat diagnosa
ditegakkan sampai akhir hayat dan
dukungan terhadap keluarga yang
kehilangan/berduka.

WHO pada tahun 2005


Perawatan Paliatif tidak berhenti
setelah penderita meninggal, tetapi
masih diteruskan dengan
memberikan dukungan kepada
anggota keluarga yang berduka.
Perawatan paliatif tidak hanya
sebatas aspek fisik dari penderita itu
yang ditangani, tetapi juga aspek
lain seperti psikologis, sosial dan
spiritual.
Titik sentral dari perawatan
adalah pasien sebagai manusia
seutuhnya, bukan hanya
penyakit yang dideritanya. Dan
perhatian ini tidak dibatasi pada
pasien secara individu, namun
diperluas sampai mencakup
keluarganya.
Untuk itu metode pendekatan yang
terbaik adalah melalui pendekatan
terintegrasi dengan mengikutsertakan
beberapa profesi terkait. Dengan
demikian, pelayanan pada pasien
diberikan secara paripurna, hingga
meliputi segi fisik, mental, social, dan
spiritual. Maka timbullah pelayanan
palliative care atau perawatan paliatif
yang mencakup pelayanan terintegrasi
antara dokter, perawat, terapis, petugas
social-medis, psikolog, rohaniwan,
relawan, dan profesi lain yang diperlukan.
Lebih lanjut, Organisasi Kesehatan Dunia
menekankan lagi bahwa pelayanan paliatif
berpijak pada pola dasar berikut ini :
1. Meningkatkan kualitas hidup dan menganggap
kematian sebagai proses yang normal.
2. Tidak mempercepat atau menunda kematian.
3. Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang
menganggu.
4. Menjaga keseimbangan psikologis dan spiritual.
5. Berusaha agar penderita tetap aktif sampai
akhir hayatnya.
6. Berusaha membantu mengatasi suasana
dukacita pada keluarga.
Telah terbukti secara bermakna bahwa
perawatan palliatif merupakan pendekatan
yang efektif dan relatife lebih murah bagi
pasien yang penyakitnya tidak dapat
disembuhkan.
Pengobatan untuk pengentasan gejala
dipandang sebagai berbahaya dan dilihat
sebagai mengundang kecanduan dan efek
samping yang tidak diinginkan.
1. Menghargai setiap kehidupan.
2. Menganggap kematian sebagai proses yang normal.
3. Tidak mempercepat atau menunda kematian.
4. Menghargai keinginan pasien dalam mengambil
keputusan.
5. Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang
menganggu.
6. Mengintegrasikan aspek psikologis, sosial, dan spiritual
dalam perawatan pasien dan keluarga.
7. Menghindari tindakan medis yang sia-sia.
8. Memberikan dukungan yang diperlukan agar pasien
tetap aktif sesuai dengan kondisinya sampai akhir
hayat.
9. Memberikan dukungan kepada keluarga dalam masa
duka cita.

Prinsip-Prinsip Perawatan Paliatif


kanker
Penyakit kronis, seperti gangguan paru
progresif, penyakit ginjal, gagal jantung
kronis, HIV / kondisi AIDS, dan progresif
neurologis.
perawatan paliatif pediatrik layanan
ditujukan khusus untuk anak-anak dengan
penyakit serius

Beberapa Penyakit Yang


Memerlukan Perawatan Paliatif
Perawatan paliatif bertujuan untuk
mengurangi penderitaan dan
meningkatkan kualitas hidup pasien dan
keluarganya dengan mengantisipasi
masalah yang mungkin timbul dan
meminimalkan dampak dari progresifitas
penyakit sehingga pasien dapat berfungsi
semaksimal mungkin sesuai dengan
kondisinya sebelum akhirnya meninggal.

kanker
Jumlah penderita penyakit saraf
cenderung meningkat di Indonesia .
Oleh karena seringnya terjadi disabilitas
pada kasus-kasus neurologi serta
prevalensi kasus yang terus meningkat,
maka terapi paliatif menjadi salah satu
kompetensi dasar seorang neurolog dan
perawat yang menekuni bidang neurologi.

Neurologi
Beberapakasus neurologi yang sering
membutuhkan terapi paliatif di antaranya
adalah:
Stroke;
Demensia;
Parkinson;
Cedera kepala;
Tumor susunan saraf pusat;
Kasus nyeri; I
nfeksi susunan saraf pusat;
dan Penyakit neuromuscular.
1. Psikologis
2. klinis

Tujuan Perawatan Paliatif


Tujuan yang akan dicapai dalam
perawatan paliatif dibuat dengan
memperhatikan hal realistik yang ingin
dicapai oleh pasien. Hal ini biasanya
disampaikan dalam bentuk fungsi tubuh
misalnya Aku ingin bisa melakukan.atau
kejadian penting misalnya Aku ingin
melihat anakku menikah.

1. Psikologis
Sedang tujuan klinik adalah mengatasi
gejala yang ada.

Jadi penyusunan tujuan perawatan


paliatif dilakukan oleh tim paliatif yang
didalamnya termasuk pasien dan
keluarga.

2. Klinis
Yang termasuk dalam Tim Paliatif

????
Dokter
Perawat/Bidan
Anggota Keluarga
Pasien
Masyarakat
Jadi penyusunan tujuan perawatan paliatif
dilakukan oleh tim paliatif yang
didalamnya termasuk pasien dan
keluarga.

Tim paliatif
Menurut penelitian pada pasien kanker
stadium terminal, keinginan mereka
terbebas dari keluhan fisik yang menimbulkan
penderitaan seperti nyeri dan stress psikologis,
tetap dilibatkan dalam pengambilan keputusan akan
tindakan yang akan dilakukan,
menghindati intervensi yang sia sia yang hanya
memperpanjang proses kematian seperti penggunaan
ventilator,
memperbaiki hubungan dengan keluarga dan handai
taulan serta tidak menjadi beban keluarga

Bagi Pasien
bisa mendampingi pasien,
bisa membantu atau melakukan sesuatu untuk
pasien,
diberi keyakinan bahwa pasien dalam keadaan
nyaman,
mendapat informasi tentang kondisi terakhir,
mendapat keterangan pada saat kematian sudah
dekat,
diberi kesempatan untuk mengekspresikan
emosinya,
mendapat dukungan pada saat menghadapi saat
sulit tersebut dari petugas kesehatan dan teman
serta keluarga lain.

Bagi Keluarga
Konsultasi layanan paliatif,
Penanggulangan nyeri,
Penanggulangan keluhan lain penyerta
penyakit primer,
Bimbingan psikologis, sosial & spiritual,
Persiapan kemampuan keluarga untuk
perawatan pasien di rumah,
Kunjungan rumah berkala, sesuai kebutuhan
pasien dan keluarga,
Bimbingan perawatan untuk pasien dan
keluarga,

Jenis layanan paliatif yang dapat


diberikan pada pasien kanker
Asuhan keperawatan terhadap pasien dengan :
luka, gastrostomi, colostomy, selang makan
(NGT), kateter dll,
Membantu penyediaan sarana / alat bantu
kesehatan : tabung O2, suction, nebulizer, kasur
dekubitus, dll,
Membantu penyediaan tenaga perawat home
care,
Membantu penyediaan pelaku rawat / caregiver,
Membantu kesiapan menghadapi akhir hayat
dengan tenang dan dalam iman,
Memberi dukungan masa duka cita,
Konsultasi melalui telepon.
Pasien usia lanjut mempunyai karakteristik yang
berbeda dengan pasien usia dewasa muda.
Pasien usia lanjut seringkali menderita berbagai
penyakit, terganggu mobilitas dan
kemandiriannya, mengalami malnutrisi, serta
mengalami penurunan fungsi organ tubuh.
Jika pada kondisi tersebut pasien usia lanjut
terserang penyakit akut (acute insult) maka
pasien dapat jatuh dalam kondisi sakit berat.
Jika pasien berhasil melalui fase akut (sembuh)
maka fase penyembuhan dan pemulihan masih
menanti dan akan memakan waktu lama.

Pasien Usia Lanjut


keadaan dimana kesembuhan sudah
bukan merupakan prioritas.
Menghilangkan rasa nyeri,
meningkatkan kemandirian beraktivitas,
dan meningkatkan kualitas hidup serta
mengatasi stres psikologis pasien dan
keluarga menjadi tujuan utama.

Mengapa Pasien usia lanjut dengan


penyakit berat yang sukar
disembuhkan memerlukan perawatan
paliatif ?
Populasi usia lanjut memang meningkat;
di negara yang sudah berkembang, sebagian
besar kematian terjadi pada kelompok pasien
usia lanjut dengan berbagai komplikasi penyakit;
beberapa laporan menunjukkan bahwa upaya
pengobatan untuk memperpanjang hidup jarang
dilakukan/ diberikan pada pasien berusia lanjut
bahkan ketika ada indikasi untuk itu; hal
tersebut antara lain karena faktor umur
(sehingga mereka dianggap tidak memerlukan
pengobatan lanjutan);
pemberian obat anti nyeri pada usia lanjut belum
optimal (dibandingkan usia dewasa muda).

Terdapat beberapa alasan:


Terapi paliatif tidak hanya diberikan pada
pasien dewasa.
Badan Kesehatan Dunia mendefinisikan
perawatan paliatif anak sebagai
perawatan aktif menyeluruh, yang
meliputi unsur jasmani dan rohani anak
berikut keluarganya dan dimulai sejak
anak tersebut didiagnosis penyakitnya dan
terus berlanjut mengikuti perjalanan
penyakitnya

Terapi Paliatif pada Anak-anak


satu masalah kesehatan utama pada pasien
dengan penyakit terminal atau penyakit dalam
kondisi paliatif, seperti kanker, HIV AIDS, dan
penyakit kronis lainnya.
Depresi pada pasien dengan penyakit terminal
sering terlambat dikenali dan diobati secara tidak
adekuat.
Komorbiditas depresi dengan penyakit fisik kronis
akan memperburuk perjalanan penyakit sehingga
memperpanjang lama perawatan di rumah sakit
dan meningkatkan angka morbiditas dan
mortalitas.
Jika dibiarkan dan tidak ditangani dengan baik,
depresi akan menurunkan kualitas hidup pasien
dengan penyakit terminal.

Depresi
Pengelolaan depresi akan lebih optimal
jika dibentuk kerjasama terapeutik yang
baik antara terapis, pasien dan keluarga.
Pendekatan terapi ada berbagai macam
tergantung berat ringannya depresi yang
dialami pasien, yaitu berupa pendekatan
farmakoterapi yaitu dengan pemberian
obat anti-depresan, dan pendekatan
psikososial

Penatalaksanaan Depresi
memiliki peran pada perawatan paliatif.
Pada pasien-pasien dengan sakit berat
umumnya nafsu makan pasien akan
terganggu disebabkan karena adanya
keluhan mual, muntah, diare, depresi,
sembelit atau adanya sariawan di mulut.
Akibat penurunan nafsu makan dapat terjadi
penurunan berat badan yang dapat berakibat
penurunan kondisi tubuh.
Selain itu penolakan pasien untuk makan
dapat juga disebabkan akibat kemarahan,
frustasi dan kesedihan akibat penyakitnya.

Nutrisi
cara pemberian nutrisi yang dapat melalui
mulut/oral, pipa nasogastrik, atau
pembuluh darah/infus
mengatasi hal-hal yang dialami pasien
terkait dengan nutrisinya seperti
bagaimana mengatasi pasien yang tidak
nafsu makan, rasa perih di mulut pasien,
mual,muntah, dan diare yang dialami
pasien.

Aspek nutrisi yang perlu


diperhatikan dalam perawatan
paliatif
Spiritualitas dapat membuat seseorang
menjadi lebih tenang, konsentrasi meningkat
dan berfikir positif, senantiasa
mengkreasikan perasaan hidup sejahtera.
Hal ini terjadi karena spiritualitas seseorang
memberi pengaruh terhadap pengurangan
kadar hormon adrenalin dan kortison serta
meningkatkan kadar endorfin.
Perawatan psikospiritual sangat mirip dengan
konseling dan psikoterapi,

Aspek Spiritual
merawat spirit seseorang agar pulih
kembali.
Pendekatan yang dilakukan, dapat
merupakan integrasi pendekatan
tradisional, keagamaan, pendekatan
kejiwaan, sehingga spirit pasien muncul
dan pulih kembali.

Tujuan pendekatan spiritual


memahami keterbatasan dan kepekaan
seseorang menghadapi masalah pasien,
menghargai perasaan seseorang,
memupuk rasa cinta,
Empati,
mendengarkan keluhan dengan aktif,
sedikit ada rasa humor dan
memiliki integritas spiritual dalam kata
dan tindakan, sehingga meyakinkan
pasien.

Dasar pendekatan psikoterapi,


atau perawatan psikospiritual
Peran Dokter Keluarga
dalam Perawatan Paliatif
Sesuai dengan standar
kompetensi DK/DU
Pendekatan holistik dan
menyeluruh
Melibatkan pasien dan anggota
keluarga dalam mengambil
keputusan

Prinsip
Home Visit
(Kunjungan Rumah)
Mempelajari rekam medis pasien dengan
baik
Membuat form/cek list pertanyaan
Memberitahukan kepada
pasien/keluarganya sebelum melakukan
kunjungan

Tahap Persiapan
Tepat waktu sesuai janji
Bersikap sopan
memeriksa sesuai cek list
(wawancara/pengamatan)
Melakukan analisa dan penyuluhan
singkat
Membuat perjanjian untuk pertemuan
berikutnya

Tahap Pelaksanaan
Menganalisa hasil pemeriksaan dengan
kunjungan rumah
Mengevaluasi perkembangan penyakit
pasien
Membuat rekam medis/perjalanan
penyakit pasien

Tahap evaluasi
Wassalam

Anda mungkin juga menyukai