Anda di halaman 1dari 6

KOMUNIKASI PERAWAT DALAM BREAKING BAD NEWS

PADA PERAWATAN PALIATIF


Retno Lestari

A. Menyampaikan berita buruk


 Penelitian terdahulu menyebutkan bahwa:
o Penyampaian berita buruk tidak sesuai kebutuhan pasien dan tidak
sesuai standar yang ada
o 50% pasien Ca tidak mampu eksplorasi masalahnya ke nakes krn
kesulitan komunikasi
o Kebutuhan pasien yg tdk terpenuhi  stres, cemas, depresi 
butuh komunikasi terapeutik
o “No news is not good news, it is an invitation to fear.”- CM Fletcher
 Tujuan
o Menjelaskan kondisi pasien dan informasi penting terkait
kesehatannya
o Mengetahui kebutuhan pasien dan keluarga melalui komunikasi
terapeutik
o Mendiskusikan tujuan perawatan selama berada di rumah sakit

B. Hambatan komunikasi terapeutik pada perawatan pasien paliatif


 Kurang memperhatikan kebutuhan psikis, emosional dan spiritual pasien
 perlu adanya training, role model
 Harapan yg tdk realistis dr masyarakat
 Perbedaan budaya dalam penyampaian informasi
 Keterbatasan waktu dalam komunikasi antara nakes-pasien
 Kurangnya kepercayaan di dalam sistim kesehatan
 Kurangnya pengalaman dalam memahami proses kematian
 Kondisi pasien penyakit terminal dan menjelang ajal adalah topik yg
berat dan sulit
 Emosi, spt rasa takut:
o Proses menjelang ajal
o Salah
o Tidak mendapatkan jawaban
o Tidak bs mengatasi stres
 Rasa emosi lain yg dpt mempengaruhi:
o Stres
o Rasa sedih
o Bersalah
o Kehilangan
o Kegagalan
o Ketidakberdayaan

C. DASAR KEMAMPUAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK


 Pertukaran informasi
o Siapkan topik diskusi: Jelaskan tujuan dan topik diskusi
o Bertanya dengan pertanyaan terbuka
- Identifikasi tingkat pengetahuan pasien, sejauhmana mereka
memahami topik
- “Apa yg anda pahami tentang kondisi anda”, “Sejauhmana
dokter memberitahukan informasi tentang penyakit anda”?
o Identifikasi sejauhmana pasien ingin mengetahui informasi tentang
kondisinya
o Kenali bahwa ada perbedaan keinginan antara pasien dan keluarga
dalam menerima informasi
o Hindari istilah medis, buat lebih sederhana sehingga mudah
dipahami
 Mendengarkan aktif-Merespons pasien
o Penuhi kebutuhan pasien
o Gunakan komunikasi non verbal untuk menunjukkan rasa perhatian
o Ungkapkan rasa empati dgn memberitahukan bahwa apa yg
dirasakan oleh pasien adalah hal yg wajar
o Tanyakan tentang emosi yg dirasakan:
- “Ibu sepertinya sedang ada yg dipikirkan, apa ibu mau cerita
kepada saya tentang hal ini”?
o Eksplorasi semua kebutuhan pasien: fisik, psikososial, dan spiritual
o Membuat ringkasan: informasi, diskusi, dan pengambilan keputusan

D. STRATEGI KOMUNIKASI PADA PASIEN PALIATIF


 Gunakan pertanyaan terbuka
 Gunakan komunikasi nonverbal (mengangguk, “ehmmm”)
 Gunakan sikap empati
 Gunakan pengulangan, apa yg dikatakan pasien
 Parafrase apa yg dikatakan oleh pasien
 Membuat ringkasan

E. Contoh pertanyaan terbuka


 Apa saja yg sudah ibu pahami ttg kondisi ibu?
 Apa ada hal tertentu yg ibu kuatirkan dari penyakit ibu, tentang keluarga
atau rencana ke depannya spt apa, mungkin bisa ibu ceritakan pada
saya?
 Menurut ibu, bagaimana pengobatan yg sudah dijalani sampai saat ini,
apa ada yg ingin ibu ceritakan?
 Apa yg menjadi kesulitan ibu selama menjalani pengobatan ini?
 Apakah ibu bisa menceritakan rasa takut yg dirasakan dan harapannya
ke depan seperti apa?
 Hal apa yg paling ibu pikirkan saat ini?
 Apakah ibu bisa menceritakan saat2 terbaik dlm hidup ibu?

F. Emosi dan komunikasi


 Emosi mempengaruhi proses komunikasi
o Sebagian besar pasien  low mood  mempengaruhi proses
penerimaan informasi
o Jika pasien dan keluarga marah/kecewa  tidak ada keputusan pd
pertemuan pertama
 Merespons emosi pasien
o N - Name the emotion (Sebutkan emosi tersebut).
o U - Understand/normalize the emotion (Memahami / menormalkan
emosi).
o R - Respect the patient and family for how they are coping (Hormati
pasien dan keluarga atas cara mereka mengatasinya).
o S - Support the patient so they don’t feel alone (Dukung pasien agar
mereka tidak merasa sendirian).
o E - Explore the emotion (Jelajahi emosi).

G. KEMAMPUAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK-breaking bad news


 Menyiapkan setting
o Siapkan kontrak waktu, topik, tempat diskusi
o Siapkan emosi pasien dan keluarga
o Upayakan komunikasi face-to-face
o >50% komunikasi = nonverbal.
o Duduk sejajar dengan mata dan jangkauan pasien
o Kurangi distraksi
o Hp off, pintu ditutup, pastikan tidak ada org lain/nakes lain yg
datang dan interupsi
o Pastikan kehadiran support system
 Topik
o Tentukan apa yg harus pasien tahu dan ingin tahu
o Fokus pada inti pembicaraan
o Tekankan pada kata yg bersifat “tanda/peringatan”, mis: “Mohon
maaf ibu, saya harus menyampaikan berita kurang baik ini…..”
o Berikan informasi sesederhana mgkn, jelas, dan sesuai
o Berikan informasi yg penting
o Hindari “false reassurance” dan jangan melemahkan pasien, mis:
semuanya akan baik2 saja setelah ibu menjalani pengobatan ini….”
o Gunakan pernyataan yg jujur.
o Tawarkan pasien leaflet, pertanyaan tertulis
 Merespons emosi pasien
o Bersikap empati
o NURSE
o Gali harapan, keyakinan.
o Bicarakan ttg proses menjelang ajal
o Support pasien dan keluarga
o Tawarkan sistim dukungan lainnya, teman dll
o Ketika berinteraksi dgn pasien denial, identifikasi bahwa pasien tidak
memiliki pengetahuan sebelumnya ttg menjelang ajal
o Harapan tidak = berbohong, kaji tujuan perawatan lainnya selain
kesembuhan pasien, mis: “Saya paham ibu berharap suami ibu
sembuh, apalagi yg ibu harapkan saat ini…”

H. Breaking bad news – spikes


 S – Setting the stage (Pengaturan panggung): Pengenalan hangat;
memberikan konteks; posisi fisik
 P – Perception (Persepsi): Keterampilan mendengarkan; memperhatikan
keragaman (pengumpulan konteks)
 I – Inform bad news is coming (Menginformasikan kabar buruk yang
akan datang): Berikan peringatan untuk bersiap menghadapi kabar buruk
 K – Knowledge (Pengetahuan): Irama dan nada suara; menjadi terus
terang; Mengelola kecemasan sendiri; keseimbangan dalam memberikan
rincian informasi; menanggapi tanggapan keluarga
 E – Empathy (Empati): Frase kunci / non-verbal / kehadiran diam;
mengelola emosi (diri sendiri dan lainnya); menyampaikan empati
sekaligus menjaga diri
 S – Summary and strategy (Ringkasan dan strategi): Menutup
percakapan dengan tepat; pertahankan koneksi

I. Komunikasi dengan pasien yang marah


 Apa yang harus dilakukan?
o Perkenalan
o Pahami amarah pasien, cari tahu alasan pasien marah, mis: frustrasi,
bersalah
o Validasi perasaan, eksplorasi perasaan pasien
o Tawarkan untuk melakukan sesuatu yg membuatnya lebih baik
o Duduk sejajar pandangan mata, jangan terlalu dekat/jauh
o Bicara tenang, tnpa intonasi naik
o Hindari isyarat tubuh yg mengancam
o Ajak pasien bicara dgn pertanyaan terbuka
o Bersikap empati
o Jaga keselamatan diri

 Apa yang tidak boleh dilakukan?


o Menatap dengan pandangan tajam
o Konfrontasi, interupsi
o Menyentuh pasien
o Menyalahkan yang lain
o Membuat janji yg tidak realistis
o Menahan pasien utk tidak keluar ruangan
o Jaga privasi

Anda mungkin juga menyukai