Anda di halaman 1dari 22

Ca Mammae

Litta Septina M.Z


2007730075
Embriology Mammae
Mammae berasal dari perkembangan extodermal garis susu
(milk streak) sejak minggu ke-5 atau ke-6 pembentukan
fetus.
Pada masa awal kehidupan janin, milk streak terbentang
sepanjang axilla sampai pubis namun pada akhir trimester
pertama milk streak menjadi atrofi kecuali pada bagian dada
yang akan berkembang menjadi puting susu.
Sedangkan ductus dan lobulus susu berasal dari extodermal
yang tumbuh ke dalam, sehingga mammae dapat
berkembang menjadi suatu organ.3
Anatomi Mammae
a.axill a.mamm
a ary
interna

a.intercos
a.thorac tal
ic posterior
lateral
Fisiology Mammae
Beberapa hormon memiliki efek yang sangat penting untuk
perkembangan dan fungsi mammae :
Estrogen mengawali perkembangan duktus
Progresteron bertanggung jawab terhadap diferensiasi epitel
dan perkembangan lobus mammae.
Prolactin adalah hormon utama yang dapat merangsang
lactogenesis pada kehamilan tua dan masa menyusui.1
Hormon tiroid, kortisol dan growth hormon.
Ca Mammae
Ca mammae adalah kanker yang paling sering terjadi pada wanita
diseluruh dunia. Insiden ca mammae yang sangat tinggi terjadi hampir di
semua negara, dan menujukan angka kejadian sebesar 67,3 -
86,3/100.000 populasi per tahun. Sedangkan di negara-negara sub-
Saharan Africa dan Asia angka kejadian pertahun mencapai 30/100.000
populasi.1

Angka kejadian ca mammae diperkirakan terus meningkat sesuai umur.


Pada usia 25 tahun ca mammae menyerang 5/100.000 populasi, pada
usia 50 tahun menyerang 150/100.000 populasi dan pada usia 75 tahun
ca mammae menyerang 200/100.000 populasi. Insiden ca mammae
pada pria diperkirakan < 1% yaitu sebesar 2,5/100.000 populasi.2
Etiology Ca Mammae
Faktor Resiko Ca Mammae
Menarke dini (<12 tahun)
Menopause lama (>55 tahun)
Nulipara / hamil pertama pada usia >30 tahun
Ras kulit putih
Usia tua (>40 tahun)
Riwayat ca mammae di keluarga terutama ibu, anak perempuan dan
saudara perempuan
Predisposisi genetik
Riwayat menderita ca mammae sebelumnya
Pernah melakukan biopsy mammae
DCIS (Ductal Carcinoma In Situ) atau LCIS (Lobular Carcinoma In Situ)
Hyperplasia duktus atau lobulus yang atipical
Pemberian estrogen postmenopause
Terpapar radiasi
Patology Ca Mammae
Non Invasive Invasive Ephitelial Cancer Mixed Connective
Ephitelial Cancer and Epithelial Tumor
Lobular Carcinoma In Invasive Lobular Carcinoma Phyllodes tumor
Situ (LCIS) (10%-15%) benign and malignant
Ductal Carcinoma In Invasive Ductal Carcinoma Carcinosarcoma
Situ (DCIS) NOS (50%-70%) Angiocarcinoma
- Tipe papillar, Tubular carcinoma (2%-3%)
- Tipe cribriform, Mucinous/colloid carcinoma
- Tipe solid (2%-3%)
- Tipe comedo Medullary carcinoma (5%)
Invasive cribriform
carcinoma (1%-3%)
Invasive papillary carcinoma
(1%-2%)
Adenoid cystic carcinoma
(1%)
Metaplastic carcinoma (1%)
Non Invasive Karsinoma
Mammae

LCIS DCIS (solid)

DCIS (comedo) DCIS (cribriform)


Invasive Karsinoma
Mammae

Invasive Ductal Carcinoma Invasive Lobular Carcinoma

Mucinous Carcinoma Tubular Carcinoma

Medullary Carcinoma
Cara Penyebaran Ca
Mammae
Ca Mamae
Diagnosis Ca Mammae
Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang
- Status haid (menarke - Simetris/tidak - FNA (ditemukan sel kanker,
cepat, menopause lama) - Massa (lokasi, bentuk, status ER/PR dan status
- Rw perkawinan (tidak ukuran, konsistensi, REH2)
menikah, tidak punya anak) mobilitas, permukaan, nyeri -Mamografi ( massa solid
- Rw menyusui (tidak tekan +/-, batas) dengan atau tanpa stellate,
menyusui) - Peau dorange penebalan jaringan dan
- Rw penyakit payudara - Dimpling mikrokalsifikasi)
(FAM, pagget disease, dll) - Nodul satelit - Duktografi (massa irregular,
- Rw kanker di keluarga (+) - Tanda inflamasi multiple filling defect)
- Rw partus (pertama kali - Keluar cairan -USG (massa dengan
umur > 30 tahun) - Pembesaran kel.limfe dinding irreguler, batas halus)
- RPS (timbul massa di regional -MRI
payudara, nyeri +/-, tumbuh - Retraksi puting -Tumor marker (CA 15-3)
cepat, keluar cairan (+/-)
Stadium Ca Mammae
Tumor Primer (T)
Tx Tumor pimer tidak dinilai
Tis Carcinoma in situ (LCIS atau DCIS) atau pagets disease pada
puting tanpa tumor
T1 Tumor 2 cm
T1a Tumor 0.1 cm, 0.5 cm
T1b Tumor >0.5 cm, 1 cm
T1c Tumor >1 cm, 2 cm
T2 Tumor >2 cm, 5 cm
T3 Tumor >5 cm
T4 Tumor dalam berbagai ukuran dengan perluasan sampai ke
dinding dada atau kulit
T4a Tumor meluas sampai dinding dada (termasuk m. pectoralis)

T4b Tumor meluas ke kulit dengan ulserasi, edema dan nodul satelit

T4c Gabungan T4a dan T4b


T4d Karsinoma inflamatory
Pembuluh Limfe/Node (N)
N0 Tidak ada keterlibatan kel.limfe regional, tidak diteliti lebih jauh
N0 (i-) Tidak ada keterlibatan kel.limfe regional, IHC (-)
N0 (i+) Keterlibatan kel.limfe mencakup <0.2 mm
N0 (mol-) Tidak ada keterlibatan kel.limfe, PCR (-)
N0 (mol+) Tidak ada keterlibatan kel.limfe, PCR (+)
N1 Metastasis ke kel.limfe axilla 1-3 dan atau int. mammary (+) dari biopsy
N1(mic) Micrometastasis (>0.2 mm, none >2.0 mm)
N1a Metastasis ke kel.limfe axilla 1-3
N1b Metastasis ke kel.limfe int. mammary dengan biopsy sentinel
N1c Metastasis ke kel.limfe axilla 1-3 dan kel. limfe int. Mammary dengan biopsy
N2 Metastasis ke kel.limfe axilla 4-9 atau int. mammary disertai klinik (+) tanpa
metastasis ke axilla
N2a Metastasis ke kel.limfe axilla 4-9 paling tidak 1 >2.0 mm
N2b Int. mammary klinik nampak, kel.limfe axilla (-)
N3 Metastasis ke 10 kel.limfe axilla atau kombinasi metastasis kel.limfe axilla
dan int. mammary metastasis
N3a 10 kel.limfe axilla (>2.0 mm), atau kel.limfe infraclavicular
N3b Klinik int. mammary (+) 1 kel.limfe (+) atau >3 kel.limfe axilla (+) dengan int.
mammary (+) dari biopsy
N3c Metastasis ke ipsilateral supraclavicular nodes (IAN)
Angka harapan
STAGE TNM hidup 5 tahun (%)[*]
0 Tis, N0, M0 100
I T1, N0, M0 100
IIA T0, N1, M0 92
T1, N1, M0
M (Metastasis)
T2, N0, M0
M0 Tidak terdapat
metastasi jauh IIB T2, N1, M0 81
T3, N0, M0
M1 Terdapat metastasis
jauh IIIA T0, N2, M0 67
T1, N2, M0
T2, N2, M0
T3, N1, M0
T3, N2, M0
IIIB T4, N0, M0 54
T4, N1, M0
T4, N2, M0
IIIC Semua T, N3, M0 []

IV Semua T, Semua N, 20
M1
Screening & Pemeriksaan Dini Ca
Mammae
Mammografi
Therapi Ca Mammae
Therapi Bedah Therapi Non Bedah

1. Sentinel Lymphe Node Dissection 1. Therapi radiasi


2. Kemoterapi
2. Breast Conservation Therapy (BCT) 3. Terapi Hormonal
.Radical mastectomy : reseksi dari semua 4. Terapi Biologi
jaringan payudara, node axilla dan
m.pectoralis mayor & minor.
.Simple mastectomy : reseksi semua
jaringan payudara
.Lumpectomy dan axillary node dissection :
reseksi massa tanpa jaringan normal dan
dilakukan axillary node disection, kosmetika
lebih baik

3. Rekonstruksi Payudara dan Dinding


Dada
Referensi
1 Brunicardi, F. Charles, dkk. Oncology at Schwartzs Principles of Surgery
Eight Edition. Mc Graw Hill: United State of America. 2005
2. Haskell, Charles M and Dennis A. Casciato. Breast Cancer at Manual of
Clinical Oncology Fourth Edition. Lippincott Williams & Wilkins. United State
of America. 2000
3. Pass, Helen. A. Benign and Malignant Disease of The Breast at Surgery
Basic Science and Clinical Evidence. Jeffrey A Norton Springer. New York.
2001
4. Winer, Eric. P. Malignant Tumor of The Breast at Cancer Principles and
Practice of Oncology. Lippincott Williams & Wilkins. United State of America.
2001
5. Stead, Latha. G, dkk. The Breast at First Aid for The Surgery Clerkship. Mc
Graw Hill. United State of America. 2003
6. Jatoi, Ismail, dkk. Atlas of The Breast Surgery. Springer. New York. 2006
7. Towsend, M. Jr, dkk. The Breast at Sabiston textbook of Surgery. Elsivier.
United State of America. 2008
8. Protokol Penatalaksanaan Kanker Payudara, PERABOI, 2003
TERIMAKASI
H

Anda mungkin juga menyukai