Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS KASUS

KEPERAWATAN MATERNITAS

Dosen Pengampu:

Ni Luh Adi Satriani, S.Kp.,M.Kep.,Sp.Mat.

Oleh:

Komang Eprilia Apsari (1914201087)


Komang Tri Maheswari (1914201088)
Luh Putu Erisma Prabandari (1914201092)
Ni Wayan Yudhiari (1914201123)
Putu Anggita Pradnya Dewi (1914201126)

PRODI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI

TAHUN AJARAN 2021/2022


ANALISIS KASUS
KEPERAWATAN MATERNITAS

1. Kasus: seorang perempuan berusia 24 tahun, G1P0A0 datang ke poliklinik


kebidanan dengan keluhan sakit perut menjalar ke belakang. Hasil pengkajian
didapatkan pasien tampak meringis kesakitan. Nyeri dikatakan 6 dari 0-10 skala
nyeri yang diberikan. Keluar lendir dan darah pervaginam, mengatakan khawatir
dengan kondisi janinnya. Dari hasil pemeriksaan didapatkan DJJ: 150x/menit, teratur
dan kuat. Hasil dari periksa dalam didapatkan pembukaan 6 cm, ketuban sudah
pecah sejak 10 jam yang lalu. TD 130/60 mmHg, frekuensi nadi 98 x/menit, frekuensi
napas 24x/menit dan suhu 37.40C.
Pertanyaan: Apa masalah keperawatan prioritas pada kasus diatas?
Berdasarkan data-data yang ada pada kasus diatas, ada pun beberapa masalah
keperawatan prioritas yang muncul yaitu:
a. Masalah Keperawatan: Nyeri melahirkan.
Alasan: Pada kasus dikatakan bahwa klien datang ke poliklinik kebidanan dengan
keluhan sakit perut menjalar ke belakang, selain itu ekspresi klien tampak
meringis kesakitan. Setelah dikaji, skala nyeri klien 6 yang menandakan pasien
mengalami nyeri sedang maka dari itu ditariklah masalah keperawatan nyeri
melahirkan yang disebabkan oleh dilatasi serviks (pelebaran serviks).
b. Masalah Keperawatan: Resiko cedera pada ibu.
Alasan: Pada kasus dikatakan bahwa ketuban pasien sudah pecah sejak 10 jam
yang lalu dan pasien cemas dengan kondisi janinnya. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa pasien beresiko cedera yang bisa ditandai dengan
ketuban pecah dan cemas yang dialami.
c. P: Ansietas.
Alasan: Pada kasus diterangkan bahwa pasien khawatir dengan kondisi janinnya,
namun pada data disebutkan bahwa DJJ bayi adalah 150x/menit itu tandanya
detak jantung janin masih dalam rentang normal menandakan keadaan janin baik-
baik saja. Pasien dikatakan cemas karena kurang terpapar informasi bahwa
keadaan janin dan dirinya pada saat itu adalah normal.

2. Kasus: seorang perempuan berusia 28 tahun G2P1A0 datang ke RS dengan keluhan


perut kenceng-kenceng, hamil aterm dalam persalinan kala I fase aktif. Hasil

1
pengkajian, pasien terlihat cemas dan nyeri dengan skala 7, hasil USG
oligohidramnion, tekanan darah 110/70 mmHg, frekuensi nadi 90 x/menit, frekuensi
napas 22 x/menit, suhu tubuh 36, 9oC, keluar lendir darah, VT didapatkan pembukaan
6 cm, DJJ 140 x/menit.
Pertanyaan soal : Apakah masalah keperawatan yang tepat pada kasus diatas ?
a. P: Nyeri melahirkan
Alasan : pada kasus diatas bahwa klien datang ke RS dengan keluhan sakit perut
kenceng-kenceng. Ini merupakan kehamilan kedua klien dan sudah memasuki
kala 1 fase aktif yaitu pembukaan dari 4 cm sampai lengkap (+10 cm),
berlangsung sekitar 6 jam. Pada tahap ini ibu akan merasakan kontraksi yang
terjadi tiap 10 menit selama 20-30 detik. Maka dari itu klien sudah cukup bulan
(aterm) sehingga siap melahirkan. Setelah dikaji, skala nyeri klien 7 yang
menandakan klien mengalami nyeri berat. Maka dari itu masalah keperawatan
nyeri melahirkan yang disebabkan oleh dilatasi serviks (pelebaran serviks).
b. P: Ansietas
Alasan : Pada kasus diterangkan bahwa klien mengalami cemas namun pada data
disebutkan bahwa DJJ bayi adalah 140x/menit itu tandanya detak jantung janin
masih dalam batas normal. Pasien dikatakan cemas karena kurang terpaparnya
informasi bahwa DJJ bayi adalah 140x/menit masih dalam batas normal.

3. Kasus: seorang perempuan berusia 30 tahun datang ke UGD dengan keluhan merasa
kenceng-kenceng pada perut. Diagnosa medis saat ini sekundigravida hamil aterm
inpartu kala 1 fase laten dengan umur kehamilan 38 minggu lebih 4 hari. Hasil
pengkajian, pasien merasa nyeri menjalar ke panggul dengan skala 6, tekanan darah
110/70 mmHg, frekuensi nadi 90 x/menit, frekuensi napas 21 x/menit, suhu badan
37oC, DJJ 143x/menit, pasien terlihat meringis.
Pertanyaan soal : Apakah diagnosa keperawatan yang tepat pada kasus diatas ?
Berdasarkan kasus diatas, diagnosa keperawatan yang tepat yaitu:

Symptom Etiologi Problem

DS : Pengeluaran janin Nyeri melahirkan


 Klien mengeluh kenceng-kenceng
pada perut
 Klien mengeluh nyeri menjalar ke

2
panggul
DO :
 Klien terlihat meringis
 Skala nyeri yang dirasakan 6 ( nyeri
sedang)
 Kehamilan klien cukup bulan (aterm)
Maka, diagnosa keperawatannya yaitu:
Nyeri melahirkan b.d. pengeluaran janin d.d. skala nyeri 6 dan pasien terlihat
meringis.
Alasan:
Diagnosa nyeri melahirkan dipilih berdasarkan data objektif dan subjektif dalam kasus
tersebut. Ini merupakan kehamilan kedua pasien dan sudah memasuki kala 1 fase
laten, kehamilan pasien sudah cukup bulan (aterm) sehingga siap melahirkan. Dalam
proses pengeluaran janin tersebut, ibu akan merasakan nyeri. Nyeri pada kala I
terutama ditimbulkan oleh stimulus yang dihantarkan melalui saraf pada leher rahim
(serviks) dan rahim/uterus bagian bawah. Nyeri ini merupakan nyeri viseral yang
berasal dari kontraksi uterus dan adneksa. Intensitas nyeri berhubungan dengan
kekuatan kontraksi dan tekanan yang ditimbulkan. Nyeri akan bertambah dengan
adanya kontraksi isometrik pada uterus yang melawan hambatan oleh leher rahim/
uterus dan perineum.

4. Kasus: seorang perempuan berusia 29 tahun G1P000 usia kehamilan 37 minggu


datang ke RS dengan keluhan keluar darah bercampur lendir dari vaginanya,
merasakan tekanan pada vagina, perineum terlihat menonjol, sfingter anal membuka,
VT menunjukkan ketuban pecah dan pembukaan lengkap.
Pertanyaan soal: Apakah implementasi yang paling tepat yang harus dilakukan
perawat?
Berdasarkan data-data diatas implementasi yang paling tepat yang harus dilakukan
perawat diantaranya:
a. Gangguan rasa nyaman nyeri berdasarkan mengedan dan meregangnya
perineum
1). Menganjurkan posisi miring kiri

3
2). (Menghindari penekanan pada vena cava sehingga dapat meningkatkan
sirkulasi ke ibu maupun janin)
3). Menganjurkan ibu untuk mempertahankan kandung kemih tetap dalam
keadaan kosong : BAK/Memasang kateter untuk mengosongkan kandung
kemih
4). (Kandung kemih yang kosong memperlancar penurunan bagian terendah janin
dan mengurangi tekanan sehingga sirkulasi lancar)
5). Mengajarkan teknik relaksasi dengan metode alternatif penghilang rasa sakit
(mis: hipnosis, sentuhan )
6). (Mengalihkan pikiran dari nyeri dan agar ibu menjadi lebih kooperatif)
7). Melakukan massase
8). (Impuls rasa sakit di blok dengan memberikan rangsangan pada saraf
berdiameter besar sehingga rangsangan sakit tidak diteruskan ke korteks
serebra)
9). Mempertahankan rasa nyaman dengan pengaturan bantal untuk menyokong
tubuh
10).(Memberikan posisi yang nyaman pada ibu dan mengurangi tekanan pada
daerah punggung yang dapat menghambat sirkulasi ke jaringan dan
menimbulkan nyeri)
b. Resiko tinggi cedera pada ibu dan janin
1). Monitor dan memeriksa denyut nadi setiap 15 menit dan ukur tekanan darah
2). Memeriksa DJJ (detak jantung janin) antara tiap-tiap kontraksi
3). Monitor kehilangan darah (mengidentifikasi dan mengelola kehilangan darah
pervaginam)
4). Meyakinkan ibu dengan kata-kata motivasi langsung dengan cara
menyenangkan dan rileks
5). Jika ada dorongan untuk meneran bantulah persalinan
a) Melahirkan kepala
b) Memeriksa lilitan tali pusat pada leher
c) Melahirkan bahu depan dan belakang
d) Melahirkan badan bayi
e) Membantu menjepit tali pusat dengan 2 klem dan gunting diantara kedua
klem tersebut
f) Menaikan bayi lebih tinggi dari perut ibu dan meletakkan di atas perut

4
g) Melakukan palpasi abdomen untuk mengetahui kemungkinan adanya
janin lain
h) Injeksi oksitosin (untuk melancarkan proses persalinan dan juga untuk
memicu keluarnya ASI)

Anda mungkin juga menyukai