Anda di halaman 1dari 27

Perawatan Traksi

dan Luka Traksi


OUTLINE
01 02 03
Penatalaksanaan Fraktur, Tujuan, Indikasi, Jenis Traksi, Lama Penggunaan dan
Metode Stabilisasi, Proses serta Kelebihan dan Pengukuran Beban Traksi,
Penyembuhan Luka Kekurangan Penggunaan serta Potensi Komplikasi
Traksi pada Pasien Pemasangan Traksi

04 05
Peran Perawat (Sebelum dan Sesudah) Asuhan Keperawatan
Pemasangan Traksi, Ongoing Berdasarkan Kasus
Assessment dan Manajemen Pasien
Pemasangan Traksi
01
Penatalaksanaan Fraktur,
Metode Stabilisasi, &
Proses Penyembuhan
Luka
Penatalaksanaan Fraktur
Prinsip penatalaksanaan fraktur: Reduce – Immobilization – Rehabilitation

Reduce Immobilization Rehabilitation

Pemulihan kesejajaran anatomis Fragmen tulang harus Penyembuhan dipantau dengan


dari fraktur atau dislokasi tungkai diimobilisasi dan rontgen berkala dan pemeriksaan
yang cacat sehingga membutuhkan dipertahankan pada posisi dan fisik.
analgesik/anaestesia (Hinkle & kesejajaran yang tepat (Hinkle
Cheever, 2014) & Cheever, 2014) Tujuan utama rehabilitasi adalah
untuk membantu klien kembali
Terdapat 2 macam: closed Imobilisasi dapat dilakukan ke tingkat fungsi semula White,
reduction dan open reduction dengan fiksasi eksternal atau L., & Duncan, G. (2012). .
internal.
Metode Stabilisasi

Casts Traksi
Metode Stabilisasi

External Fixation Internal Fixation


Proses Penyembuhan Luka
Bone Remodelling
02
Tujuan, Indikasi, Jenis Traksi,
serta Kelebihan dan
Kekurangan Penggunaan
Traksi pada Pasien
Tujuan & Indikasi Traksi
Traksi: penerapan gaya tarik ke bagian tubuh
tertentu untuk memposisikan dan menahan
Indikasi
fragmen tulang dalam posisi yang benar (Williams
& Hopper, 2015.).
1) Memberikan imobilisasi untuk mencegah
Tujuan: kerusakan jaringan lunak
1) Mencegah / mengurangi nyeri dan kejang 2) Mempromosikan latihan aktif dan pasif
otot 3) Memperluas ruang sendi selama prosedur
2) Mengimobilisasi sendi atau bagian tubuh arthroscopic
lain 4) Memperluas ruang sendi sebelum
3) Mengurangi fraktur atau dislokasi rekonstruksi sendi besar (Lewis et al., 2014).
4) Menangani kondisi patologis sendi (tumor,
infeksi)(Lewis et al., 2014).
Skeletal Traction
Tujuan: Skeletal traction menggunakan
jarum/pin, kabel, atau penjepit yang
dimasukkan ke dalam tulang untuk
menyelaraskan tulang saat proses
penyembuhan patah tulang (Williams
& Hopper, 2015).

Indikasi: Pasien dengan fraktur area


distal → fragmen distal diselaraskan
dengan fragmen proksimal (Lewis et al.,
2014).
Skeletal Traction

Kelebihan Kekurangan
Dapat dimasukkan melalui tulang distal ke fraktur, Dapat mengakibatkan infeksi di area tulang
menghindari saraf, pembuluh darah, otot, tendon, tempat pin rangka dimasukkan (Lewis et al.,
dan persendian (Smeltzer et al., 2010). 2014).

Digunakan dalam jangka waktu lebih lama / long- Harus dipertahankan dengan beban yang
term (Lewis et al., 2014). tergantung setiap saat (Williams & Hopper,
2015).
Berat yang dapat ditopang berkisar antara 5 hingga
45 lb (2,3 hingga 20,4 kg) (Lewis et al., 2014). Berpotensi imobilisasi yang berkepanjangan
(Lewis et al., 2014).
03
Lama Penggunaan, Pengukuran Beban, dan Potensi
Komplikasi dari Pemasangan Traksi
Lama Penggunaan Traksi
Pada fraktur femur, traksi skeletal
digunakan kemudian pasien di
evaluasi dengan X-ray setiap 24 jam Jika pasien tidak dapat segera
untuk melihat kemajuan dari dilakukan operasi (unfit for surgery),
penyembuhan. penggunaan traksi diperpanjang
hingga 3 minggu kedepan hingga
Jika pasien bisa dilakukan operasi, kondisi pasien stabil
maka operasi dilakukan secepat
mungkin (dalam 1 minggu setelah (Dhurvas, R. R., Sengodan, V. C., &
cedera), sehingga traksi skeletal Kandasamy, K. (2019)
digunakan kira-kira selama seminggu
Pengukuran Beban Traksi

Beban pada fraktur memberikan tekanan konstan untuk menjaga agar


fraktur tereduksi

- Beban harus menggantung di atas tanah


- Pastikan beban tidak menggantung pada bagian tubuh pasien
karena akan menyebabkan cedera

Pasien mengalami fraktur terbuka os femur 1/3 distal simple obliq


cominutive ad axim cum contractionum dextra.

- Beban awal yang digunakan pada pasien adalah 7-12kg untuk


mencapai efek terapeutk
- Menurut Drobertz et al (2019), untuk maintenance fraktur
femur digunakan beban traksi 10-15% dari BB pasien.
Potensi Komplikasi
- Kerusakan neurovaskular
- Kekakuan sendi
- Infeksi pin
- Penyembuhan tertunda
- Sindrom kompartemen
- Hilangnya keselarasan atau ketidaksejajaran fraktur
- Kerusakan pada traksi
04
Peran Perawat (Sebelum, Selama dan Sesudah)
Pemasangan Traksi, Ongoing Assessment dan Manajemen
Pemasangan Traksi
Peran Perawat
Sebelum Setelah
●Kaji kondisi neurovaskular, kulit, motorik,
●Kaji keadaan fisik pasien dan nyeri pasien
●Kaji neurovaskular pasien ●Pastikan penuhi kebutuhan ADL pasien
●Sampaikan tentang prosedur yang akan yang terhambat
dilakukan dan sampaikan tujuan ●Perhatikan komplikasi yang mungkin
dilakukannya traksi terjadi
●Sampaikan ketidaknyamanan yang mungkin ●Bantu ROM pasid
dirasakan oleh pasien ●Sediakan perawatan terhadap traksi yang
digunakan
Selama ●Cek kepatenan traksi berfungsi dengan
baik
● Mempersiapkan prosedur traksi ●Cek berat konsistensi sesuai dengan
(apabila perawat sudah mendapatkan preskripsi medis
pendidikan khusus)

(Comerford, 2013; Ignatavicius, Workman, & Rebar, 2017)


Ongoing Assessment
Early Management
● Monitoring Hemodinamik
● Pengkajian dan manajemen nyeri
● Reduction: mengembalikan
● Monitoring kemungkinan posisi tulang
komplikasi ● Immobilisation: memastikan
● Manajemen penggunaan traksi bahwa posisi tulang sesuai pada
● Pengkajian kondisi neurovaskuler posisinya
● Manajemen integritas kulit ● Rehabilitation: mengembalikan
ke fungsi normal atau membantu
koping pasien

(Glassford, 2020; Whitening, 2008)


Manajemen Pemasangan Traksi

● Insersi dilakukan searah dengan


batas patella atas tepat di atas
epikondilus femoralis untuk
menghindari penempatan pada
sendi.
● Penyisipan MEDIAL KE
LATERAL

(Drobetz, Osmers, Amirtharajah, & Sosa, 2019)


Manajemen Pemasangan Traksi
Farmakologi
Analgesik, Muscle relaxant (flexeril), pelunak feses (colace)

Berdasarkan kasus:

● IVFD RL/8 jam = Cairan isotonik untuk menambah elektrolit tubuh


● Ceftriaxone 2x1gr = Antibiotik (mengatasi infeksi)
● Asam traneksamat 3x1 = Obat penghenti perdarahan
(White, Duncan, & Baumle, 2013)

Non-Farmakologi Lanjutan
● Open Reduction Internal Fixation

(Peate, Nair, Hemming, & Wild, 2012)


05
Asuhan Keperawatan Berdasarkan Kasus Pasien
DO Dx NOC NIC
- Nyeri tekan Nyeri akut (00132) b.d. gerakan - Tingkat nyeri Manajemen nyeri:
+ 1/3 distal fragmen tulang, edema, - Kontrol nyeri - Pertahankan imobilisasi dengan
os femur pemasangan traksi, stress/ansietas - Tingkat kenyamanan traksi
dextra - Kaji tingkat nyeri secara
- Nyeri gerak Definisi: Pengalaman sensori dan Setelah dilakukan asuhan komprehensif dan TTV
aktif (+) emosional yang tidak keperawatan, nyeri berkurang - Ajarkan teknik non-farmakologis
- Nyeri gerak menyenangkan yang muncul akibat dengan kriteria: (relaksasi, distraksi, dll)
pasif (+) kerusakan jaringan yang aktual 1. Mampu mengontrol - Kontrol faktor lingkungan yang
atau potensial atau digambarkan nyeri (mengetahui memengaruhi nyeri (suhu
dalam hal kerusakan sedemikian penyebab nyeri, mampu ruangan, pencahayaan,
rupa: awitan yang tiba-tiba atau menggunakan teknik kebisingan)
lambat dari berbagai intensitas non-farmakologi, dan, - Evaluasi keluhan nyeri (skala,
ringan hingga berat dengan akhir mencari bantuan) keluhan subjektif, perubahan
yang dapat diantisipasi atau 2. Pasien mengatakan TTV)
diprediksi, dengan durasi <3 bulan nyeri berkurang
3. TD: 110-120/60-80 Administrasi analgesik:
mmHg, RR 12- - Kolaborasikan dengan
20x/menit pemberian analgesik (jika
diperlukan)
DO Dx NOC NIC

Luka terbuka +1/3 distal os Risiko Infeksi (00004) b.d. - Kontrol risiko Kontrol infeksi:
femur dextra ketidakadekuatan pertahanan - Status imun - Monitor tanda dan
primer - Pengetahuan: kontrol gejala infeksi sistemik
(kerusakan kulit, trauma infeksi dan lokal
Leukosit 18800/ul jaringan lunak, prosedur - Inspeksi kondisi luka
invasif/traksi tulang) Setelah dilakukan asuhan - Lakukan perawatan
keperawatan, risiko infeksi luka dengan teknik
Definisi: Rentan terhadap invasi terkontrol dengan kriteria: aseptik
dan perkembangbiakan 1. Tidak ada tanda-tanda - Lakukan perawatan
Hb 9.2 gr/dl
organisme patogen, yang dapat infeksi (dolor, kalor, terhadap prosedur
mengganggu kesehatan. rubor, tumor, functio invasif seperti infus dan
laesa) drainase luka
Tungkai tidak dapat digerakkan 2. Luka bersih dan tidak - Batasi pengunjung (jika
lembab diperlukan)
3. Balutan infus bersih dan - Kolaborasikan
tidak kotor pemeriksaan lab darah
Edema tungkai (+/-) 4. TTV dan hasil (hitung darah lengkap)
pemeriksaan darah
dalam batas normal
DO Dx NOC NIC

Luka terbuka +1/3 distal os Risiko Cedera (00035) b.d. - Pengendalian faktor Manajemen lingkungan:
femur dextra gangguan mobilitas fisik risiko - Sediakan Iingkungan
Setelah dilakukan asuhan yang aman untuk pasien
Definisi: Berisiko mengalami keperawatan, kontrol risiko (misalnya
cedera sebagai akibat kondisi berkurang dengan kriteria: memindahkan
Leukosit 18800/ul lingkungan yang berinteraksi 1. Terbebas dari cedera perabotan)
dengan sumber adaptif dan 2. Mampu memodifikasi
sumber defensif individu, yang gaya hidup untuk Pencegahan jatuh:
Hb 9.2 gr/dl dapat mengganggu kesehatan. mencegah cedera - Memasang side rail
tempat tidur
- Menganjurkan keluarga
Eritrosit 4.0/ul untuk menemani pasien

Hematokrit 33%

Tungkai tidak dapat digerakkan

Edema tungkai (+/-)


DAFTAR PUSTAKA
Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., & Wagner, C. (2013). Nursing Interventions Classification (NIC). St. Louis: Elsevier
Mosby.
Comerford, E. (2013). Medical-Surgical Nursing Made Incredibly Easy! Incredibly Easy! (3rd Ed.). Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins.
Dhurvas, R. R., Sengodan, V. C., & Kandasamy, K. (2019). Skeletal traction for the management of lower limb fractures: Its relevance today.
International Journal of Orthopaedics Sciences, 5(1.5), 500–503. https://doi.org/10.22271/ortho.2019.v5.i1i.88
Drobertz et al. (2019). Skeletal traction: standard operating procedure. Retrieved from
https://bibop.ocg.msf.org/docs/8/L008SURM08E-E_Skeletal-Traction-SoP_2019.pdf
Glassford, K. (2020, Desember 2). Clinical Guidelines (Nursing): Skin Traction. Retrieved from The Royal Children's Hospital Melbourne:
https://www.rch.org.au/rchcpg/hospital_clinical_guideline_index/Skin_traction/
Grossman, S., & Porth, C. (2014). Porth's pathophysiology (9th ed.). Philadelphia: Wolters Kluwer Health/Lippincott Williams & Wilkins.
Hinkle, J. L., & Cheever, K. H. (2014). Brunner & Suddarth's textbook of medical-surgical nursing (13th ed.). Philadelphia: Wolters Kluwer
Health/Lippincott Williams & Wilkins.
Daftar Pustaka
Ignatavicius, D. D., Workman, M. L., & Rebar, C. (2017). Medical-surgical nursing: concepts for interprofessional collaborative
care (9th ed.). Colorado: Elsevier.
Lewis, S., Dirksen, S., Heitkemper, M., & Bucher, L. (2014). Medical-surgical nursing (8th ed.). St Louis: Mosby.
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2013). Nursing Outcomes Classification (NOC) (5th ed.). St. Louis:
Elsevier Mosby.
NANDA International. (2018). Nursing Diagnoses: Definition and Classification 2018-2020 (11th ed.). New York: Thieme
Publishers.
Peate, I., Nair, M., Hemming, L., & Wild, K. (2012). LeMone & Burke's adult nursing acute and ongoing care. Essex: Pearson.
Smeltzer, S. C., et al. (2010). Brunner & Suddarth’s Textbook of Medical-Surgical Nursing (12th Edition). Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins.
White, L., Duncan, G., & Baumle, W. (2013). Medical-surgical nursing: An integrated approach (3rd ed.). New York: Delmar
Cengage Learning.
Whitening, N. L. (2008). Fractures: pathophysiology, treatment and nursing care. Nursing Standard 23 (2), 49-57.
Williams, Linda S. & Hopper, Paula D. (2015). Understanding Medical Surgical Nursing. Philadelphia: F.A. Davis Company.

Anda mungkin juga menyukai