Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai perawat/ners materi yang sangat penting dan menentukan adalah
memahami konsep caring dan mampu menanamkan dalam hati, disirami dan dipupuk
untuk mampu memperlihatkan kemampuan soft skill sebagai perawat, yaitu empati,
bertanggung jawab dan tanggung gugat, dan mampu belajar seumur hidup. Dan itu
semua akan berhasil dicapai oleh perawat kalau mereka mampu memahami apa itu
caring.Saat ini, caring adalah isu besar dalam profesionalisme keperawatan.
Asuhan keperawatan yang diberikan bersifat holistik dengan selalu menghargai
klien dan keluarganya serta menyadari bahwa klien dan keluarganya berhak
menentukan perawatan yang sesuai untuk dirinya. Sehingga perlu adanya penerapan
caring dalam asuhan keperawatan maternitas.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu caring?
2. Apa itu keperawatan maternitas?
3. Bagaimana penerapan caring dalam keperawatan maternitas?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konsep caring
2. Untuk mengetahui tentang keperawatan maternitas
3. Untuk mengetahui bagaimana penerapan caring dalam keperawatan maternitas

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Caring
1. Pengertian Caring
Caring berarti bahwa seseorang, kejadian, rencana, dan segaka yang
berhubungan dengan banyak orang. (Benner dan Wrebel, 1989 dalam Potter Perry,
2009)
Caring mencerminkan apa yang berhubungan dengan individu. Hal ini
menggambarkan hubungan yang luas, dari cinta orang tua sampai hubungan
pertemanan, dari kepedulian terhadap binatang peliharaan, untuk merawat dan
melayani klien. Benner dan Wrubel (1989) mengatakan, “Caring membuat
kemungkinan”. Perhatian seseorang terhadap orang lain, kejadian, atau sesuatu
memberikan motivasi dan petunjuk kepada individu untuk peduli. Caring sebagai
struktur mempunyai implikasi praktis untuk mengubah praktik keperawatan.
(Boykin, et al., 2003 dalam Potter Perry, 2009). Caring sebagai bentuk dasar dari
praktik keperawatan dimana perawat membantu klien pulih dari sakitnya,
memberikan penjelasan tentang penyakitnya, dan mengelola atau membangun
kembali hubungan. Caring membantu perawat mengenali intervensi yang baik,
kemudian menjadi perhatian dan petunjuk untuk memberikan caring nantinya.
2. Teori Caring Swanson
Kristen Swanson (1991) mempelajari tentang klien dan profesi pemberi
layanan dalam usahanya untuk membuat teori tentang caring dalam praktik
keperawatan. Teori ini menggambarkan caring yang berisi 5 kategori atau proses.
Proses Caring Definisi Sub Dimensi
Mengetahui Berusaha mengerti Menghindari asusmsi
kejadian yang berarti Fokus pada pelayanan satu orang
dalam kehidupan Penilaian menyeluruh
seseorang Mencari petunjuk
Mengikat diri atau keduanya

Melakukan Hadir secara emosional Berada di sana


2
bersama Menunjukkan kemampuan
Berbagi Perasaan
Tidak mudah marah
Melakukan Sebisa mungkin Kenyamanan
untuk melakukannya kepada Antisipasi
orang lain seperti Menunjukkan keterampilan
melakukannya terhadap Melindungi
diri sendiri Menunjukkan kepercayaan

Kemampuan Memudahkan jalan Memberitahukan/menjelaskan


seseorang dalam Mendukung/mengizinkan
menjalani transisi Fokus
kehidupan (seperti Membuat alternatif
kelahiran, kematian) Membenarkan/memberikan umpan-
atau kejadian yang balik
tidak terduga
Mengatasi Menaruh kepercayaan Percaya. Memegang kepercayaan
kepercayaan terhadap kemampuan Mempertahankan sikap penuh
seseorang dalam pengharapan
menjalani hidup atau Menawarkan keyakinan yang
transisi dan menghadapi realistik
masa depan “pergi jauh”

Swanson mendefinisikan caring sebagai suatu cara pemeliharaan berhubungan


dengan menghargai orang lain, di sertai perasaan memiliki dan tanggung jawab.
Teori ini mendukung pernyataan bahwa caring merupakan inti dari fenomena
keperawatan, tetapi tidak merupakan sesuatu yang unik terhadap praktik
keperawatan.
Teori Swanson (1991) berguna dalam membrikan petunjuk bagaimana
membangun strategi caring yang berguna dan efektif. Setiap proses caring
mempunyai definisi dan subdimensi yang merupakan dasar untukintervensi

3
keperawatan. Pelayanan keperawatan dan caring sangat penting dalam membuat
hasil positif pada kesehatan dan kesejahteraan klien (Swanson, 1999).

3. Caring Dalam Praktik Keperawatan


Penting untuk menentukan cara yang menjamin apakah atau kapan perawat
menjadi perawat profesional. Para ahli tidak setuju bila di katakan bahwa caring
dapat di ajarkan atau suatu metode dasar yang sudah ada di dunia. Untuk mereka
yang menemukan caring sebagai bagian normal dari kehidupan, caring merupakan
hasil dari kultur, nilai-nilai, pengalaman, dan hubungan mereka dengan orang lain.
Individu yang tidak pernah mengalami perawatan dalam kehidupannya sering
mengalami kesulitan dalam mempraktikkan cara caring. Saat perawat berurusan
dengan kesehatan dan penyakit dalam praktiknya, kemampuan mereka dalam
pelayanan semakin berkembang. Perawat melakukan caring dengan menggunakan
pendekatan pelayanan dalam setiap pertemuan dengan klien. Sikap keperawatan
yang berhubungan dengan caring adalah kehadiran, sentuhan kasih sayang, selalu
mendengarkan klien,serta memahami klien.
 Kehadiran
Suatu pertemuan orang dengan orang yang merupakan sarana untuk lebih
mendekatkan dan menyampaikan manfaat caring. Fredriksson (1999)
menjelaskan bahwa kehadiran berarti ‘ada di’ dan ‘ada dengan’. ‘Ada di’tidak
hanya berarti kehadiran secara fisik, tetapi juga termasuk komunikasi dan
pengertian. Hubungan interpersonal dari istilah ‘ada di’ sepertinya
bergantung pada fakta kalau perawat sangat memperhatikan klien (Cohen, et
al., 1994). Jenis kehadiran merupakan sesuatu yang di tawarkan perawat
kepada klien dengan maksud untuk mendapatkan dukungan, kenyamanan,
atau dorongan, mengurangi intensitas perasaan yang tidak di inginkan, atau
untuk menenangkan hati (Fareed, 1996; Pederson, 1993)
‘Ada dengan’ juga merupakan hubungan interpersonal. Perawat memberikan
dirinya, yang berarti selalu bersedia dan ada untuk klien (Pederson, 1993).
Apabila klien menerima perawat, mereka akan mengundang perawat untuk
melihat, membagi, serta menyentuh sisi kerapuhan dan penderitaan mereka.
Kehadiran seseorang merupakan sesuatu yang berarti (Watson, 2003).
4
Perawat kemudian masuk ke dalam dunia klien. Dengan kehadiran ini, klien
dapat merasakan dan mengerti dirinya sendiri dengan cara mengetahui solusi,
mendapatkan petunjuk baru, dan membuat pilihan (Gilje, 1997).
Melalui kehadiran, kontak mata, bahasa tubuh, nada suara, mendengarkan,
serta memiliki sikap positif dan bersemangat yang di lakukan perawat, akan
membentuk suatu suasana keterbukaan dan saling mengerti. Pesan ini
menyampaikan bahwa pengalaman seseorang berarti untuk pelayanan orang
tersebut (Swanson, 1991).
 Sentuhan
Menggunakan sentuhan merupakan salah satu cara pendekatan yang
menenangkan dimana perawat dapat mendekatkan diri dengan klien untuk
memberikan perhatian dan dukungan.
Sentuhan akan membawa perawat dan klien ke dalam suatu hubungan.
Sentuhan dapat berupa kontak dan non-kontak (Fredriksson, 1999) Sentuh
kontak seperti kontak langsung kulit dengan kulit, sedangkan sentuhan non-
kontak adalah kontak mata. Sulit untuk membedakan keduanya. Keduanya di
gambarkan dalam 3 kategori: sentuhan berorientasi-tugas, sentuhan
pelayanan, sentuhan pelayanan, sentuhan perlindungan (Fredriksson,1999)
 Mendengarkan klien
Mendengarkan termasuk ‘mengerti’ apa yang klien katakan, dengan
memahami dan mengerti maksud klien serta memberikan respons balik
terhadap lawan bicaranya (Kemper,1992). Mengerti maksud dari apa yang
klien bicarakan akan menciptakan suatu hubungan yang saling
menguntungkan. Mendengarkan sungguh-sungguh membuat mengetahui
secara benar dan merespons apa yang benar-benar berarti bagi klien dan
keluarganya (Boykin, et al., 2003)
 Memahami klien
Memahami klien berarti perawat menghindari asumsi, fokus pada klien, dan
ikut serta dalam hubungan carang dengan klien yang memberikan informasi
dan petunjuk untuk dapat berfikir kritis dan memberikan penilaian klinis.
Memahami klien sebagai inti suatu proses di gunakan perawat dalam
membuat keputusan klinis. Dengan membangun hubungan caring, akan
5
membantu perawat lebih mengenal klien sebagai individu yang unik dan
memilih terapi keperawatan yang paling sesuai dan efektif.

B. Konsep Keperawatan Maternitas


1. Pengertian Keperawatan Maternitas
Keperawatan Maternitas merupakan persiapan persalinan serta kwalitas
pelayanan kesehatan yang dilakukan dan difokuskan kepada kebutuhan bio-fisik dan
psikososial dari klien, keluarga , dan bayi baru lahir. (May & Mahlmeister, 1990).
Keperawatan Maternitas merupakan sub system dari pelayanan kesehatan
dimana perawat berkolaborasi dengan keluarga dan lainnya untuk membantu
beradaptasi pada masa prenatal, intranatal, postnatal, dan masa
interpartal.(Auvenshine & Enriquez, 1990)
Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan yang sangat luas, dimulai dari
konsepsi sampai dengan enam minggu setelah melahirkan. (Shane,et.al.,1990)
Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan professional berkwalitas yang
difokuskan pada kebutuhan adaptasi fisik dan psikososial ibu selama proses konsepsi /
kehamilan, melahirkan, nifas, keluarga, dan bayi baru lahir dengan menekankan pada
pendekatan keluarga sebagai sentra pelayanan. (Reede, 1997)
Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan kepada wanita usia subur (WUS) yang berkaitan dengan masa diluar
kehamilan, masa kehamilan, masa melahirkan, masa nifas sampai enam minggu, dan
bayi yang dilahirkan sampai berusia 40 hari beserta keluarganya. Pelayanan berfokus
pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam melakukan adaptasi fisik dan psikososial
dengan me,k,,nggunakan pendekatan proses keperawatan. (CHS/KIKI, 1993)
2. Peran Perawat Maternitas
Peran perawat dalam keperawatan maternitas menurut Reeder (1997):
a. Pelaksana
b. Pendidik
c. Konselor
d. Role model bagi para ibu
e. Role model bagi teman sejawat
f. Perumus masalah

6
g. Ahli keperawatan
Peran perawat dalam keperawatan maternitas menurut Old(1988), Bobak & Jensen
(1993):
a. Member pelayanan
b. Advocate
c. Pendidik
d. Change Agent
e. Political Activist
f. Peneliti
3. Pendekatan Pelayanan Keperawatan Maternitas
a. Holistik
b. Penghargaan terhadap pasien
c. Peningkatan kemampuan pasien Kemandirian
d. Pemanfaatan & peningkatan sumber daya yang diperlukan
e. Proses keperawatan
f. Berpusat pada keluarga= FCMC (Family Centered Maternity Care)
g. Caring: Siap dengan klien; Menghargai system nilai; Memenuhi kebutuhan
dasar klien; Penyuluhan/konseling kesehatan.
4. Paradigma Keperawatan Maternitas
Paradigma keperawatan merupakan suatu cara pandang dari profesi keperawatan
untuk melihat suatu kondisi dan fenomena yang terkait secara langsung dengan
aktifitas yang terjadi dalam profesi tersebut. Paradigma keperawatan pada
keperawatan maternitas meliputi manusia, lingkungan, sehat dan keperawatan.
a. Manusia
 WUS
 PUS
 Perempuan dan Janin
 Perempuan masa persalinan
 Perempuan nifas hingga 6 minggu
 Bayi sampai usia 40 hari
 Keluarga
 Masyarakat Unik, Utuh, Tumbang.
7
b. Lingkungan
Sikap, nilai dan prerilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan
budaya dan social disamping pengaruh fisik Proses kehamilan danpersalinan
serta nifas akan melibatkan semua anggota keluarga dan masyarakat. Proses
kelahiran merupakan permulaan suatu bentuk hubungan baru dalam keluarga
yang sangat penting, sehingga pelayanan maternitas akan mendorong interaksi
yang positif dari orang tua, bayi dan angota keluarga lainnya dengan
menggunakan sumber-sumber dalam keluarga.
c. Sehat
Sehat adalah suatu keadaan terpenuhinya kebutuhan dasar, bersifat
dinamis dimana perubahan-perubahan fisik dan psikososial mempengaruhi
kesehatan seseorang. Setiap individu memiliki hak untuk lahir sehat sehingga
WUS dan ibu memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang
berkualitas.
d. Keperawatan Ibu
Keperawatan ibu merupakan pelayanan keperawatan professional yang ditujukan
kepada wanita usia subur wanita pada masa usia subur (WUS) berkaitan dengan
system reproduksi, kehamilan, melahirkan, nifas, antara dua kehamilan dan bayi
baru lahir sampai umur 40 hari, beserta keluarganya yang berfokus pada
pemenuhan kebutuhan dasar dalam melakukan adaptasi fisik dan psikososial
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Keperawatan ibu
memberikan asuhan keperawatan holistik dengan selalu menghargai klien dan
keluarganya serta menyadari bahwa klien dan keluarganya berhak menentukan
perawatan yang sesuai untuk dirinya.
5. Model Konsep Keperawatan Maternitas
a. Tradisional Care
Keperawatan maternitas yang dilakukan secara tradisional. Pada penggunaan
konsep ini, proses kelahiran ditangani oleh tenaga yang tidak terlatih. Ciri-ciri
dari TC adalah sebagai berikut :
o Memisahkan ibu dari keluarga selama proses persalinan.
o Memindahkan klien: dari ruang penerimaan ke ruang persalinan.
o Melarang ibu beraktifitas selama proses persalinan.

8
o Melakukan tindakan rutin: episitomi, obat-obatan.
o Tidak ada keluarga ikut dalam proses persalinan & operasi.
o Kontak orang tua & anak kurang.
o Pemberian susu bayi dibatasi.
o Waktu berkunjung dibatasi.
o Rooming-in dibatasi.
o Tidak ada Follow-up ke rumah.
o Kontrol postpartum rutin pada hari minggu ke enam.
Contoh dari TC adalah pemisahan ruang rawat ibu dan bayi. Bayi mempunyai
ruangan khusus yang didalamnya terdapat bayi dari seluruh ibu yang telah
melewati proses persalinan. Ibu dan bayi hanya dipertemukan saat waktu
pemberian ASI pada bayi tersebut tiba.Penggunaan metode ini
mengakibatkan kontak batiniah antara ibu dan anak tidak terlalu kuat.
b. FCMC (Family Centered Maternity Care)
Proses keperawatan maternitas yang ditangani oleh tenaga terlatih dan mampu
melaksanakan proses keperawatan maternitas mulai dari proses kehamilan
calon ibu sampai perawatan bayi dan masa nifas ibu pasca melahirkan.
o Melaksanakan kelas untuk pendidikan prenatal orang tua.
o Mengikut serta keluarga dalam perawatan kehamilan, persalinan, dan
nifas.
o Mengikut sertakan keluarga dalam operasi.
o Mengatur kamar bersalin sepeti suasana rumah.
o Menetapkan peraturan yang flexibel.
o Menjalankan system kunjungan tidak ketat.
o Mengadakan kontak dini bayi dan orang tua.
o Menjalankan rooming-in (Ruang rawat gabung untuk ibu hamil).
 Mengikut sertakan anak-anak dalam proses perawatan.
o Melibatkan keluarga dalam perawatan NICU.
o Pemulangan secepat mungkin dengan diikuti Follow-up.
Contoh dari konsep FCMC adalah tindakan Kurtase. Tindakan kurtase adalah
tindakan yang dilakukan pada klien abortus yang dikarenakan keabnormalan
dari janin klien tersebut yang dapat membahayakan jiwa klien. Pada masa TC,

9
abortus hanya dilakukan oleh tenaga tidak terlatih, sehingga proses abortus
hanya sebatas mengeluarkan janin yang ada dalam kandungan tanpa adanya
usaha untuk membersihkan seluruh sisa dari janin yang telah dikeluarkan.
Proses kurtase ini baru digunakan dalam konsep FCMC karena konsep kurtase
ini membutuhkan tenaga ahli dan profesional serta harus didukung oleh
peralatan yang memadai.
c. Model Konsep “Self Care Orem” :
o Penekanan pada aktifitas mandiri kemudian mencapai kesejahteraan ibu &
bayi.
o Pada Maternal: mampu mandiri dalam perawatan diri.
o Melihat dari kemampuan.
o Berdasarkan kondisi.
d. Model Konsep “Adaptasi” :
o Mempunyai kemampuan adaptasi dalam rangka mencapai kebutuhan.
o Manusia selalu konstan berinteraksi dengan lingkungan (selalu berubah).
o Maternal sepanjang proses konsepsi sampai postpartum terjadi perubahan
fisik, psikologis, dan social.
e. Model Konsep “I King” :
o Personal.
o Interpersonal.
o Social (Dinamik, interaksi mudah diberikan informasi & memberikan
informasi).

C. Penerapan Caring dalam Keperaatan Maternitas


1. Membantu wanita usia subur & keluarga dalam masalah produksi &menghadapi
kehamilan.
2. Membantu PUS untuk memahami kehamilan, persalinan, & nifas adalah normal.
3. Memberi dukungan agar ibu memandang kehamilan, persalinan, & nifas adalah
pengalaman positif & menyenamgkan.
4. Membantu mendeteksi penyimpangan secara dini.
5. Memberi informasi tentang kebutuhan calon orang tua.
6. Memahami keadaan social & ekonomi ibu.

10
7. Perawat membantu anak & orang tuanya untuk meningkatkan & mempertahankan
kesehatan yang optimal.
8. Perawat membantu keluarga untuk mencapai & mempertahankan keseimbangan
antara kebutuhan personal dari anggota keluarga & fungsi keluarga yang optimal.
9. Perawat memberikan pelayanan kepada klien yang membutuhkan, dan keluarga yang
mempunyai resiko untuk mencegah masalah aktual & potensial dalam kesehatan.
10. Perawat meningkatkan lingkungan yang tidak membahayakan tumbuh kembang &
sistem reproduksi
11. Perawat mendeteksi perubahan status kesehatan & deviasi dari perkembangan yang
optimum.
12. Perawat memberikan intervensi yang tepat & pengobatan untuk meningkatkan
kesehatan & memulihkan penyakit.
13. Perawat membantu klien & keluarganya untuk mengerti & memakai koping yang
baik dengan trauma/benturan dalam perkembangan selama sakit, masa tumbang, &
anak- anak.
14. Perawat mempunyai strategi yang aktif & positif untuk menggunakan sumber-
sumber dalam member pelayanan.
15. Perawat meningkatkan praktek keperawatan ibu & anak melalui penilaian praktek,
pendidikan, & penelitian.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Caring mencerminkan apa yang berhubungan dengan individu. Hal ini
menggambarkan hubungan yang luas, dari cinta orang tua sampai hubungan
pertemanan, dari kepedulian terhadap binatang peliharaan, untuk merawat dan
melayani klien. Sikap keperawatan yang berhubungan dengan caring adalah
kehadiran, sentuhan kasih sayang, selalu mendengarkan klien,serta memahami klien.
Keperawatan Maternitas merupakan persiapan persalinan serta kwalitas
pelayanan kesehatan yang dilakukan dan difokuskan kepada kebutuhan bio-fisik dan
psikososial dari klien, keluarga , dan bayi baru lahir. (May & Mahlmeister, 1990).
Penerapan caring dalam keperawatan maternitas adalah dengan siap dengan
klien, menghargai system nilai, memenuhi kebutuhan dasar klien,
penyuluhan/konseling kesehatan.

B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber –
sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.

12
Kata Penutup

Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan
kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas.Karena kami hanyalah manusia
biasa yang tak luput dari kesalahan Dan kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari
para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat
diterima di hati dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Potter, dan Perry. 2009. Fundamental Keperawatan Edisi 7 Buku 1. Jakarta: Salemba Medika

http://hawiyahawi.blogspot.co.id/2012/06/keperawatan-maternitas.html

14

Anda mungkin juga menyukai