II. Etiologi
Penyebab kanker kandung kemih tidak diketahui secara pasti. Faktor resiko kanker
kandung kemih yaitu :
a. Zat karsinogen dalam lingkungan kerja, seperti bahan pewarna, karet, bahan kulit,
tinta atau cat.
b. infeksi bakteri kambuhan atau kronis pada saluran kemih.
c. kebiasaan merokok. Kanker kandung kemih dua kali lebih banyak menyerang
perokok daripada yang bukan perokok
d. kebiasaan minum kopi. Terdapat kemungkinan hubungan antara kebiasaan minum
kopi dan kenker kandung kemih. E. Kistosomiasis ( infeksi parasit yang
mengiritasi kandung kemih
III. Patofisiologi
berbagai prekursor kanker telah banyak dikemukakan oleh para ahli. Inti dari penyakit
kanker adalah adanya perubahan struktur anatomi fisiologis dari sebuah organ /
jaringan. Kanker pada vesika urinaria dengan stadium awal biasanya tidak
menimbulkan manifestasi klinis yang berarti. Seiring dengan pertumbuhan jaringan
tumor, maka ada proses desak ruang pada vesika dan jaringan sekitarnya sehingga
menimbulkan beberapa tanda dan gejala (nyeri, hematuri). Pada kondisi inilah klien
akan merasakan perubahan pada pola eliminasi.
Karsinoma kandung kemih yang masih dini merupakan tumor superfisial. Tumor ini
lama-kelamaan dapat mengadakan infiltrasi ke lamina propria, otot, dan lemak
perivesika yang kemudian menyebar langsung ke jaringan sekitarnya. Tumor dapat
menyebar secara limfogen maupun hematogen. Penyebaran limfogen menuju kelenjar
limfe, obturator, iliaka eksterna, dan iliaka komunis. Sedangkan hematogen paling
sering ke hepar, paru, dan tulang.
VI. Komplikasi
1. Infeksi sekunder bila tumor mengalami ulserasi
2. Retensi urine bila tumor mengadakan invai ke bladder neck
3. Hydronephrosis oleh karena ureter mengalami oklusi
VII. Penatalaksanaan
Penangana pada kanker kandung kemih bergantung pada :
1. Derajat tumornya (yang didasarkan pada derajat deferensiasi sel)
2. Stadium pertumbuhan tumor (derajat infasi lokal dan ada tidaknya metastasis atau
penyebaran)
3. Multisetrisitas tumor (apakah tumor tersebut memiliki banyak pusat)
4. Usia pasien status fisik, mental dan emosional
I. PENGKAJIAN
Pengkajian pada klien dengan gangguan sistem perkemihan dengan mealakukan
anamnesa keperawatan dan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan diagnostik.
a. Anamnesis
Anamnesa pada klien dengan gangguan sistem perkemihan mencakup tanda
dan gejala yang cenderung ke arah penyakit pada saluran kemih, yaitu meliputi
:
1. Rasa nyeri
Rasa nyeri akibat gagal ginjal biasanya disebabkan oleh obstruksi dan
distensi mendadak pada kapsula ginjal. Nyeri ginjal dapat dirasakan
sebagai rasa sakit yang tumpul pada susdut kostovertebral (daerah yang
terbentuk oleh selubung iga dan kolumna vertebralis) dan rasa sakit ini
dapat menjalar sampai ke umbilikus.
Nyeri kandung kemih dapat disebabkan oleh distensi yang berlebihan atau
infeksi kandung kemih. Sering dijumpai perasaan ingin berkemih,
tenesmus (nyeri ketika mengejan) dan disuria terminal (nyeri pada akhir
berkemih)
Nyeri pada meatus uretra akan terjadi pada airitasi kandung kemih atau
urethra yang disebabkan oelh infeksi (uretitis), trauma atau adanya benda
asing dalam saluran kandung kemihbagian anterior (depan)
2. Perubahan pada eliminasi (pengeluaran) urin
Eleminasi urin atau mikturis biasanya tanpa nyeri dengan frekuensi 5-6
kali sehari dan kadang-kadang sekali pada malamm hari, rata-rata
indivividu membentuk dan mengeluarkan urin sebanyak 200-2500 ml
dalam waktu 24 jam.
Masalah umum yang menyertai eliminasi urin adalah keluhan sering
berkemih, rasa ingin berkemih, disuria, sulit mulai berkemih ,
inkontinensia urin (tidak mampu menahan kemih), poliuria (serin
berkemih), oliguria (sedikit berkemih) dan hematuria (air kemih
mengandung darah).
3. Gejala gastrointestinal (salurang pencernaan )
Hubungana anatomis ginjal kanan dengan kolon, duodenum, kaput
pankreas, hati dan kandung empedu dapat menyebabkan gangguan
gastrointestinal. Kedekatan ginjal kiri dengan kolon, lambung, pankreas,
dan limpa juga menimbukan gejala gastrointestinal. Gejala ini mencakup
mual,muntah,diare,gangguan rasa nyaman abdomen dan ilius paralitik.
4. Riwayat keperawatan
Pengkajian riwayat keperawatan harus mencakup informasi yang
berhubungan dengan fungsi ginjal dan saluran perkemihan:
a). Keluhan utama atau alasan utama mengapa datang ke rumah sakit atau
dokter/perawat.
b). Adanya rasa nyeri : lokal,karakter, durasi, dan faktor yang memicunya.
c). Riwayat infeksi saluran perkemihan:
1. terapi dan perawatan di rumah sakit yang pernah dialami
2. adanya gejala panas atau menggigil
3. riwayat penggunaan kateter atau sistoskopi sebelumnya.
d). Gejala kelainan buang air kemih
1) disuria : nyeri pada saat akan berkemih, kapan eluhan ini terjadi
2) hesitansi : nyeri selama da sesudah berkemih
3) inkotinensi urin
e). Riwayat salah satu keaadaan berikut ini :
1) hematuria, perubahan warna atau volume urin
2) nokturia (sering berkemih dimalam hari), kapan dimulainya.
3) riwayat penyakit pada batu gijnjal
5) riwayat penyakit diabetes mellitus, hipertensi , trauma abdomen, cedera
medula spinalis, atau kelainan neurologi lain
f). Adanya atau riwayat lesi pada genital atau penyakit menular seksual
B. pemeriksaan fisik
Gangguan fungsi ginjal mempengaruhi semua sistem tubuh, sehingga diperlukan pengkajian
yang menyeluruh. Disamping itu, pengkajian tersebut secara spesifik harus berfokus pada
saluran perkemihan :
1) Inspeksi
inspeksi pada daerah muka dan eksteremias, untuk menemukan gejala edema yang
meunjukkan retensi cairan. Inspeksi daerah inguinal untuk menentukan pembesaran
nodus limfatikus, hernia inguinal atau femoral
2) Palpasi
Palpasi langsung dapat membantu menentukan ukuran dan mobilitas ginjal.
Tehnik palpasi pada ginjal adalah sebagai berikut :
a) Atur posisi klien telentang atau supinasi, pemeriksa meletakkan salah satu
tangannya dibelakang pinggang klien dengan jari-jari tangannya yang tidak
mengenai iga bagian bawah.
b) Tangan yang lain (telapak tangan menghadap ke bawah ) ditempatkan disebeluh di
sebelah anterior (depan) ginjal dengan jari-jari tangan tepat diatas umbilikus
c) Klien diminta untuk menarik nafas dalam dan tangan pemeriksa yang berada
disebelah anterior ditekan ke depan
d) Rasakan bhaw tangan menyentuh kutub ginjal yang licin dan bulat diantara kedua
belah tangan; ginjal kanan sedikit lebih rendah ibandingkan yang kiri.
3) Lakukan palpasi dan tekanan pada daerah angulus konsiovrtebralis. Penyakit ginjal
dapat menimbulkann nyeri tekan pada daerah angulus kostovertebralis.
4) Auskultasi kuadran kanan atas abdomen untuk mendektesi bruit (suara vesiker yang
menunjukkan stenosis pembuluh arteri ginjal).
5) Lakukan pemeriksaan rektal pada klien laki-laki, untuk mengetahui adanya klainan
pada prostate misalnya hyperplasia prostat.
2. DIAGNOSA KEPRAWATAN
Diagnosa keperawatan yang umum terjadi pada klien dengan gangguan sistem
perkemihan adalah :
a. Gangguan eleminasi urin berhubungan dengan obstruksi saluran kemih, obstruksi
anatomik, inflamasi atau trauma jaringan.
b. Kekurangan vol. Cairan berhubungan dengan hematuria, kehilangan cairan aktif
c. Nyeri akut berhubugan dengan iritasi mukosa kandung kemih, spasme otot, trauma
jaringan, peningkatan frekuensi/ dorongan kotraksi urethra
d. Resiko infeksi dengan faktor resiko injury jaringan, stasis cairan tubuh.
e. Ketidakseimbangan Nutrisi kurang dari Keb. Tubuh berhubungan dengan
pebatasan diet, anoreksia
Intervensi :
Intervensi
c) Nyeri akut berhubugan dengan iritasi mukosa kandung kemih, spasme otot, trauma
jaringan, peningkatan frekuensi/ dorongan kotraksi urethra
Tujuan :
Pain level
Pain Control
Comfort level
Kriteria Hasil
Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan
tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
Melaporkan bahwa nyeri berkurangan dengan menggunakan manajemen
nyeri
Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang.
Intervensi
- Lakukan pengkajian nyeri secara koprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi
R/ : Nyeri tajam, intermitten sekitar kateter menunjukkan spasme kandung
kemih
- Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan
- Ajarkan tentang teknik non farmakologi
- Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
R/ : menurunkan atau mengurangi rasa nyeri dan meningkatkan relaksasi
otot.
- Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
d) Resiko infeksi dengan faktor resiko injury jaringan, stasis cairan tubuh.
Tujuan :
Immune Status
Knowledge : Infection control
‘Risk control
Kriteria Hasil
Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
Mendiskripsikan proses penularan penyakit, faktor yang mempengaruhi
penularan serta penatalaksanaannya
Menunjukan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
Jumlah leukosit dalam batas normal
Menunjukkan perilaku hidup sehat
Intervensi
- Kaji adanya tanda-tanda infeksi
- Jaga agar luka tetap bersih dan kering
- Ajarkan pada keluarga tanda-tanda infeksi
e) Ketidakseimbangan Nutrisi kurang dari Keb. Tubuh berhubungan dengan pebatasan
diet, anoreksia
Tujuan :
Nutritional Status
Nutritional status : food and fluid
Intake
Nutritional status : nutrien intake
Weight control
Kriteria Hasil
5. EVALUASI
Evaluasi merupakan hasil dari penilaian berhasil atau tidaknya rencana atau tindakan
keperawatan yang telah dibuat.
merokok Inflamasi VU Bahan Kimia Obat-obatan
Vasokonstruksi
vaskuler
Hiposirkulasi
Inflamasi sel
Tumor Vesika Urinaria
Stimulus nyeri
Ketidakseimbangan
HCL meningkat Nause, Vomiting
intake dan output
ASUHAKN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN SISTEm PERKEmIHAN “TumOR VESIKA
URINARIA “
1. PENGKAJIAN
Pengkajian pada klien dengan gangguan sistem perkemihan dengan mealakukan
anamnesa keperawatan dan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan diagnostik.
b. Anamnesis
Anamnesa pada klien dengan gangguan sistem perkemihan mencakup tanda
dan gejala yang cenderung ke arah penyakit pada saluran kemih, yaitu meliputi
:
5. Rasa nyeri
Rasa nyeri akibat gagal ginjal biasanya disebabkan oleh obstruksi dan
distensi mendadak pada kapsula ginjal. Nyeri ginjal dapat dirasakan
sebagai rasa sakit yang tumpul pada susdut kostovertebral (daerah yang
terbentuk oleh selubung iga dan kolumna vertebralis) dan rasa sakit ini
dapat menjalar sampai ke umbilikus.
Nyeri kandung kemih dapat disebabkan oleh distensi yang berlebihan atau
infeksi kandung kemih. Sering dijumpai perasaan ingin berkemih,
tenesmus (nyeri ketika mengejan) dan disuria terminal (nyeri pada akhir
berkemih)
Nyeri pada meatus uretra akan terjadi pada airitasi kandung kemih atau
urethra yang disebabkan oelh infeksi (uretitis), trauma atau adanya benda
asing dalam saluran kandung kemihbagian anterior (depan)
6. Perubahan pada eliminasi (pengeluaran) urin
Eleminasi urin atau mikturis biasanya tanpa nyeri dengan frekuensi 5-6
kali sehari dan kadang-kadang sekali pada malamm hari, rata-rata
indivividu membentuk dan mengeluarkan urin sebanyak 200-2500 ml
dalam waktu 24 jam.
Masalah umum yang menyertai eliminasi urin adalah keluhan sering
berkemih, rasa ingin berkemih, disuria, sulit mulai berkemih ,
inkontinensia urin (tidak mampu menahan kemih), poliuria (serin
berkemih), oliguria (sedikit berkemih) dan hematuria (air kemih
mengandung darah).
7. Gejala gastrointestinal (salurang pencernaan )
Hubungana anatomis ginjal kanan dengan kolon, duodenum, kaput
pankreas, hati dan kandung empedu dapat menyebabkan gangguan
gastrointestinal. Kedekatan ginjal kiri dengan kolon, lambung, pankreas,
dan limpa juga menimbukan gejala gastrointestinal. Gejala ini mencakup
mual,muntah,diare,gangguan rasa nyaman abdomen dan ilius paralitik.
8. Riwayat keperawatan
Pengkajian riwayat keperawatan harus mencakup informasi yang
berhubungan dengan fungsi ginjal dan saluran perkemihan:
a). Keluhan utama atau alasan utama mengapa datang ke rumah sakit atau
dokter/perawat.
b). Adanya rasa nyeri : lokal,karakter, durasi, dan faktor yang memicunya.
c). Riwayat infeksi saluran perkemihan:
1. terapi dan perawatan di rumah sakit yang pernah dialami
2. adanya gejala panas atau menggigil
3. riwayat penggunaan kateter atau sistoskopi sebelumnya.
d). Gejala kelainan buang air kemih
1) disuria : nyeri pada saat akan berkemih, kapan eluhan ini terjadi
2) hesitansi : nyeri selama da sesudah berkemih
3) inkotinensi urin
e). Riwayat salah satu keaadaan berikut ini :
1) hematuria, perubahan warna atau volume urin
2) nokturia (sering berkemih dimalam hari), kapan dimulainya.
3) riwayat penyakit pada batu gijnjal
5) riwayat penyakit diabetes mellitus, hipertensi , trauma abdomen, cedera
medula spinalis, atau kelainan neurologi lain
f). Adanya atau riwayat lesi pada genital atau penyakit menular seksual
A. HEAD TO TOE
ANALISA DATA
KLASIFIKASI DATA
Intervensi :
Intervensi
g) Nyeri akut berhubugan dengan iritasi mukosa kandung kemih, spasme otot, trauma
jaringan, peningkatan frekuensi/ dorongan kotraksi urethra
Tujuan :
Pain level
Pain Control
Comfort level
Kriteria Hasil
Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan
tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
Melaporkan bahwa nyeri berkurangan dengan menggunakan manajemen
nyeri
Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang.
Intervensi
- Lakukan pengkajian nyeri secara koprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi
R/ : Nyeri tajam, intermitten sekitar kateter menunjukkan spasme kandung
kemih
- Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan
- Ajarkan tentang teknik non farmakologi
- Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
R/ : menurunkan atau mengurangi rasa nyeri dan meningkatkan relaksasi
otot.
- Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
- IMPLEMENTASI
Implementasi merupakan pelaksanaan dari perencanaan keperawatan yang telah dibuat
pada tahap intervensi
1. Mengkaji tanda-tanda vital klien
2. Memonitor intake dan output klien
3. Mengkaji skala nyeri klien
4. Mendorong masukan oral
5. Mengkolaborasi pemberian cairan IV
6. Memasang kateter
- EVALUASI
Evaluasi merupakan hasil dari penilaian berhasil atau tidaknya rencana atau tindakan
keperawatan yang telah dibuat.
S : Data yang didapaktkan oleh hasil wawancara atau klien yang mengeluhkan