Disusun Oleh:
ANGGRAENI TRI MAYA SARI
(20089142194)
A Latar Belakang
Nutrisi adalah bahan organik dan anorganik yang terdapat dalam
makanan dan dibutuhkan oleh tubuh agar dapat berfungsi dengan baik.Nutrisi
dibutuhkan oleh tubuh untuk memperoleh energi bagi aktivitas tubuh, serta
mengatur berbagai proses kimia di dalam tubuh.
Nutrisi merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh. Ada
6 kategori makanan, yaitu air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan
mineral. Beberapa hal penting yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi antara
lain ukuran tubuh, usia, jenis kelamin, pekerjaan, keadaan hamil dan
menyusui.Dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi ada sistem yang berperan di
dalamnya, yaitu sistem pencernaan yang terdiri atas saluran pencernaan dan
organ asesori.Saluran pencernaan dimulai dari mulut sampai usus halus
bagian distal, sedangkan organ asesoris terdiri dari hati, kantong empedu dan
pancreas.
Secara umum faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah
faktor fisiologis untuk kebutuhan metabolisme bassal, faktor patologis seperti
adanya penyakit tertentu yang mengganggu pencernaan atau meningkatkan
kebutuhan nutrisi, faktor sosio-ekonomi seperti adanya kemampuan individu
dalam memenuhi kebutuhan nutrisi. (Tarwoto & Wartonah, 2015.)
Ketidakseimbangan nutrisi bisa menyebabkan masalah pertumbuhan,
penyakit tertentu, bahkan kematian. Ketidakseimbangan berupa kekurangan
atau kelebihan nutrisi, menjadi penyebab berbagai masalah kesehatan di
seluruh dunia.Penyebab ketidakseimbangan nutrisi meliputi kekurangan gizi,
kekurangan atau kelebihan vitamin dan mineral, obesitas, dan
kelaparan.Kekurangan gizi dapat menyebabkan gangguan intelektual dan
fisik yang serius serta memepengaruhi kesehatan seseorang secara
keseluruhan.(Mardalena, 2017)
Salah satu penyakit yang mengalami gangguan kebutuhan nutrisi
adalah gastritis. Gastritis merupakan penyakit pada lambung yang terjadi
akibat peradangan dinding lambung. Pada dinding lambung atau lapisan
mukosa lambung ini terdapat kelenjar yang menghasilkan asam lambung dan
enzim pencernaan yang bernama pepsin. Untuk melindungi lapisan mukosa
lambung dari kerusakan yang diakibatkan asam lambung, dinding lambung
dilapisi oleh lendir (mukus) yang tebal. Apabila mukus tersebut rusak,
dinding lambung rentan mengalami peradangan. Dalam mengatasi penyakit
tersebut dapat dilakukan penatalaksanaan secara medis dan keperawatan,
penatalaksanaan keperawatan dapat dilakukan dengan melakukan asuhan
keperawatan mulai dari melakukan pengkajian, merumuskan diagnosa,
menyusun rencana asuhan keperawatan, melakukan tindakan keperawatan,
serta melakukan evaluasi tindakan keperawatan (Setiadi,2012)
B. Tujuan
1 Tujuan Umum
Melakukan asuhan keperawatan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
pada pasien Gastritis di ruang UGD Puskesmas 1 Mendoyo
2 Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan gangguan
kebutuhan nutrisi
b. Mampu menentukan diagnosa keperawatan pada pasien dengan
gangguan kebutuhan nutrisi
c. Mampu menyusun rencana tindakan keperawatan pada pasien dengan
gangguan kebutuhan nutrisi
d. Mampu melakukan tindakan keperawatan yang telah direncanakan pada
pasien dengan gangguan kebutuhan nutrisi
e. Mampu mengevaluasi asuhan keperawatan pada pasien dengan
gangguan kebutuhan nutrisi
BAB II
TINJAUAN TEORI (KASUS PENYAKIT)
A. Pengertian Nutrisi
Nutrisi adalah jumlah semua interaksi antara suatu organisme dan makanan
yang dikonsumsinya. Dengan kata lain, nutrisi adalah sesuatu yang dimakan
seseorang dan bagaimana tubuh menggunakannya. Zat gizi adalah zat organik dan
anorganik yang dijumpai dalam makanan dan dibutuhkan untuk fungsi tubuh.
Manusia memerlukan zat gizi esensial dalam makanan untuk pertumbuhan dan
untuk memelihara semua jaringan tubuh dan fungsi normal semua proses tubuh.
(Kozier, 2010)
2. Gangguan Menelan
Batasan Karakteristik
a. Gangguan Fase esofagus
1) Abnormalitas pada fase esofagus pada pemeriksaan menelan
2) Pernapasan bau asam
3) Bruksisme
4) Nyeri epigastrik
5) Menolak makan
6) Nyeri uluhati
7) Hematemesis
8) Hiperekstensi kepala
9) Bangun malam karena mimpi buruk
10) Batuk malam hari
11) Terlihat bukti kesulitan menelan
12) Odinofagia
13) Regurgitasi isi lambung
14) Menelan berulang
15) Keluhan “ada yang menyangkut”
16) Kegelisahan yang tidak jelas seputar waktu makan
17) Pembatasan volume
18) Muntah
19) Muntahan di bantal
Gastrointestinal Malnutrisi
obesitas
Kelebihan nutrisi
Ketidakseimba-ngan nutrisi: kurang dari kebutuhan
D. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk mengetahui adanya
perubahan nutrisi adalah sebagai berikut :
1. Kadar total limfosit
2. Albumin serum
3. Zat Besi
4. Transferin serum
5. Kreatinin
6. Hemoglobin
7. Hematokirit
8. Keseimbangan nitrogen
9. Tes antigen kulit
Hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan risiko status
nutrisi buruk meliputi penurunan hemoglobin dan hematokrit, peneurunan
nilai limfosit, penurunan albumin serum < 3,5 gr/dl, dan
peningkatan/penurunan kadar kolesterol (Mubarak, 2008).
a. Pemeriksaan Laboratorium dan Biokimia
Pemeriksaan laboratorium umum digunakan untuk
mempelajari status nutrisi meliputi mengukur protein plasma seperti
albumin, transferin, prealbumin, protein pengikat retinol, kapasitas
pengikat zat besi total, dan haemoglobin. Setelah makan, waktu respon
untuk perubahan pada rentang protein dari jam ke minggu. Masa hidup
metabolisme albumin adalah 21 hari, transferin 8 hari, prealbumin 2 hari,
dan protein pengikat retinol adalah 12 hari. Faktor yang mempengaruhi
kadar albumin serum meliputi hidrasi, perdarahan, penyakit ginjal dan
hepatik, jumlah drainase yang besar untuk luka, drain luka bakar, atau
traktus gastrointestinal, pemberian steroid, infus albumin eksogenus,
umur, trauma, luka bakar, stres, atau pembedahan. Kadar albumin adalah
indikator penyakit kronis yang lebih baik, sedangkan kadar prealbumin
dianggap sebagai keadaan akut.
Keseimbangan nitrogen penting untuk menyatakan status
protein serum. Hitung keseimbangan nitrogen dengan membagi 6,25 ke
dalam gram total protein yang dimakan dalam satu hari (24 jam). Ukur
keluaran nitrogen melalui analisis laboratorium 24 jam urea nitrogen
urinari (UUN). Untuk klien dengan diare dan drainase fistula, perkirakan
tambahan 2-4 gram keluaan nitrogen yang lebih lanjut. Keseimbangan
nitrogen didapatkan dengan membagi keluaran nitrogen yang dibutuhan
untuk anabolisme. Sebaliknya, keseimbangan nitrogen negatif terjadi saat
katabolisme terjadi. (Potter & Perry, 2010).
E. Penatalaksanaan Medis
a. Nutrisi enteral
Metode pemberian makanan alternative untuk memastikan
kecukupan nutrisi meliputi metode enteral (melalui sistem pencernaan).
Nutrisi enteral juga disebut sebagai nutrisi enteral total (TEN) diberikan
apabila klien tidak mampu menelan makanan atau mengalami gangguan
pada saluran pencernaan atas dan transport makanan ke usus halus
terganggu. Pemberian makanan lewat enteral diberikan melalui slang
nasogastrik dan slang pemberian makan berukuran kecil atau melalui
slang gastrostomi atau yeyunostomi.
b. Nutrisi parenteral
Nutrisi parenteral (PN) juga disebut sebagai nutrisi parenteral
total (TPN) atau hiperalimentasi intravena (IV H), diberikan jika saluran
gastrointestinal tidak berfungsi karena terdapat gangguan dalam
kontinuitas fungsinya atau karena kemampuan penyerapannya terganggu.
Nutrisi parenteral diberikan secara intravena seperti melalui kateter vena
sentral ke vena kava superior.
Makanan parenteral adalah larutan dekstrosa, air, lemak, protein,
elektrolit, vitamin dan unsur renik, semuanya ini memberikan semua
kalori yang dibutuhkan. Karena larutan TPN bersifat hipertonik larutan
hanya dimasukkan ke vena sentral yang beraliran tinggi, tempat larutan
dilarutkan oleh darah klien. (Nurjanah, 2011)
G. Pengkajian
Pengkajian nutrisi penting khususnya bagi klien yang berisiko masalah
nutrisi yang berhubungan dengan stress, penyakit, hospitalisasi, kebiasaan
gaya hidup, dan faktor –faktor lain. Pusat pengkajian nutrisi sekitar empat
area pokok :
1. Pengukuran Fisik Dan Antropometri
Pengukuran fisik meliputi, tinggi badan dan berat berat badan.
Pengukuran antropometri sistem pengukuran ukran dan ssunan tubuh dan
bagian khusus tubuh. Pengukuran antropometri yang membantu dalam
mengidentifikasi masalah nutrisi termasuk perbandingan ketinggian untuk
lingkar pergelangan tangan, lingkar lengan bagian tengah atas.
2. Tes Laboratorium Dan Biokimia
Tes – tes dipengaruhi oleh banyak faktor seperti keseimbangan
cairan, fungsi hati, fungsi ginjal, dan adanya penyakit. Tes biasanya
diguakan untuk mempelajari status nutrisi termasuk ukuran protein
plasma seperti albumin, transferin, retinol yang mengikat protein, total
kapasitas ikatan zat besi, dan hemoglobin. Tes – tes lain digunakan untuk
menentukan status nutrisi termasuk ukuran imunitas, seperti penundaan
sensitivitas kutaneus, dan ukuran metabolism protein.
3. Riwayat Diet Dan Kesehatan
Riwayat diet berfokus pada kebiasaan asupan makanan dan cairan
klien, sebaik informasi tentang pilihan, alergi, masalah dan area yang
berhubungan lainnya, seperti kemampuan klien untuk memperoleh
makanan. Selama mengkaji riwayat keperawatan perawat juga
menggabungkan informasi tentang tingkat aktivitas klien untuk
menentukan kebutuhan energy dan membandingkannya dengan asupan
makanan.
Faktor yang mempengaruhi pola diet :
a. Status Kesehatan
b. Kultur Dan Agama
c. Status Sosioekonomi
d. Pilihan Pribadi
e. Faktor Psikologis
f. Alcohol Dan Obat
g. Kesalahan Informasi Dan Keyakinan Terhadap Makanan
4. Observasi Klinis
Seperti pada bentuk pengkajian keperawatan lain, perawat
mengobservasi klien tanda – tanda perubahan nutrisi. Karena nutrisi yang
tidak tepat mempengaruhi semua system tubuh, petunjuk malnutrisi dapat
diobservasi selama pengkajian fisik.
H. Diagnosa Keperawatan
i. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
a. Definisi
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
b. Faktor yang Berhubungan
1) Faktor biologis
2) Faktor ekonomi
3) Ketidakmampuan untuk mengabsorpsi nutrien
4) Ketidakmampuan untuk mencerna makanan
5) Ketidakmampuan menelan makanan
6) Faktor psikologis
c. Batasan Karakteristik
1) Kram abdomen
2) Nyeri abdomen
3) Menghindari makanan
4) Berat badan 20% atau lebih di bawah berat badan ideal
5) Kerapuhan kapiler
6) Diare
7) Kehilangan rambut berlebihan
8) Bising usus hiperaktif
9) Kurang makanan
10) Kurang informasi
11) Kurang minat pada makanan
12) Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat
13) Kesalahan konsepsi
14) Kesalahann informasi
15) Membran mukosa pucat
16) Ketidakmampuan memakan makanan
17) Tonus otot menurun
18) Mengeluh gangguan sensasi rasa
19) Mengeluh asupan makanan kurang dari RDA
20) Cepat kenyang setelah makan
21) Sariawan rongga mulut
22) Steatorea
23) Kelemahan otot pengunyah
24) Kelemahan otot untuk menelan
I. Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
1 Ketidakseimban NOC NIC
gan Nutrisi Setelah dilakukan asuhan Nutrition Management
Kurang dari keperawatan … x 24 jam a. Kaji adanya alergi makanan
Kebutuhan diharapkan masalah b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
Tubuh keperawatan menentukan jumlah kalori dan
ketidakseimbangan nutrisi nutrisi yang dibutuhkan pasien
kurang dari kebutuhan tubuh c. Anjurkan pasien untuk
dapat teratasi dengan : meningkatkan intake Fe
d. Anjurkan pasien untuk
Kriteria Hasil meningkatkan protein dan
a. Adanya peningkatan vitamin C
berat badan sesuai
e. Berikan substansi gula
dengan tujuan
b. Berat badan ideal sesuai
f. Yakinkan diet yang dimakan
mengandung tinggi serat untuk
dengan tinggi badan
mencegah konstipasi
c. Mampu
mengidentifikasi g. Berikan makanan yang terpilih
kebutuhan nutrisi (sudah dikonsultasikan dengan
d. Tidak ada tanda-tanda ahli gizi)
malnutrisi h. Ajarkan pasien bagaimana
e. Menunjukkan membuat catatan makanan harian
peningkatan fungsi i. Monitor jumlah nutrisi dan
pengecapan dari kandungan kalori
menelan j. Berikan informasi tentang
f. Tidak terjadi penurunan kebutuhan nutrisi
berat badan yang berarti k. Kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan
Nutrition Monitoring
a. BB pasien dalam batas normal
b. Monitor adanya penurunan berat
badan
c. Monitor tipe dan jumlah aktivitas
yang biasa dilakukan
d. Monitor interaksi anak atau orang
tua selama makan
e. Monitor lingkungan selama
makan
f. Jadwalkan pengobatan dan
tindakan tidak selama jam makan
g. Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
h. Monitor turgor kulit
i. Monitor kekeringan, rambut
kusam, dan mudah patah
j. Monitor mual dan muntah
k. Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadar Ht
l. Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
m. Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva
n. Monitor kalori dan intake kalori
o. Catat adanya edema, hiperemik,
hipertonik papilla lidah dan
cavitas oral
p. Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet
2 Gangguan NOC NIC
Menelan Setelah dilakukan asuhan Apriration Precautios
keperawatan … x 24 jam a. Memantau tingkat kesadaran,
diharapkan masalah reflex batuk, reflex muntah, dan
keperawatan gangguan kemampuan menelan
menelan pada pasien dapat b. Memonitor status paru
teratasi dengan menjaga/mempertahankan jalan
Kriteria Hasil : nafas
a. Dapat mempertahankan c. Posisi tegak 90 derajat atau
makanan dalam mulut sejauh mungkin
b. Kemampuan menelan d. Jauhkan manset trakea
adekuat meningkat
c. Pengiriman bolus ke
e. Jauhkan pengaturan hisap yang
hipofaring selaras
tersedia
dengan reflex menelan
d. Kemampuan untuk f. Menyuapkan makanan dalam
mengosongkan rongga jumlah kecil
mulut g. Periksa penempatan tabung NG
e. Mampu mengontrol atau gastrostomy sebelum
mual dan muntah menyusui
f. Imobilitas konsekuensi : h. Periksa penempatan tabung NG
fisiologis atau gastrostomy sisa sebelum
g. Pengetahuan tentang makan
prosedur pengobatan i. Hindari makan, jika residu
h. Tidak ada kerusakan tinggi tempat "pewarna" dalam
otot tenggorong atau tabung pengisi NG
otot wajah, menelan,
j. Hindari cairan atau
menggerakkan lidah
menggunakan zat pengental
atau reflex muntah
k. Penawaran makanan atau cairan
i. Pemulihan pasca
yang dapat dibentuk menjadi
prosedur pengobatan
bolus sebelum menelan
j. Kondisi pernapasan,
ventilasi adekuat l. Potong makanan menjadi
k. Mampu melakukan potongan-potongan kecil
perawatan terhadap non m. Permintaan obat dalam bentuk
pengobatan parenteral obat mujarab
l. Mengidentifikasi faktor n. Istirahat atau menghancurkan pil
emosi atau psikologis sebelum pemberian
yang menghambat o. Jauhkan kepala tempat tidur
menelan ditinggikan 30 sampai 45 menit
m. Dapat mentoleransi setelah makan
ingesti makanan tanpa p. Sarankan pidato/berbicara
tersedak patologi berkonsultasi
n. Menyusui adekuat q. Sarankan barium menelan kue
o. Kondisi menelan bayi atau video fluoroskopi
p. Memelihara kondisi gizi
: makanan dan asupan
cairan ibu dan bayi
q. Hidrasi tidak ditemukan
r. Pengetahuan mengenai
cara menyusui
s. Kondisi pernafasan
adekuat
t. Tidak terjadi gangguan
neurologis
Disusun Oleh:
ANGGRAENI TRI MAYA SARI
(20089142194)
A. PENGKAJIAN
Nama : Tn. A
Umur : 38 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Tanggal MRS :-
Nama : Tn. B
Umur : 58 tahun
3) Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Muntah-muntah
Pasien mengeluh lemas, mual, muntah 3x pagi ini, setiap minum air 1 gelas
langsung muntah, mengeluh nyri pada ulu hati sejak tadi pagi ,kurang napsu
makan, nyeri seperti di tusuk tusuk berlangsung 5-10 menit hilang timbul muncul
Pasien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang sakit seperti nya
Genogram
45
Keterangan
:laki laki
: Tn. A
:perempuan
: garis keturunan
: garis perkawinan
Suhu :36,5
Nadi 80
Pernapasan :20x/menit
Spo2 :98%
4) Pengkajian Primer
a. Airwaiys:
broncospasme ( -) Darah (- )
sputum (- ) lendir ( -)
b. Breating
Sesak napas
Frekuensi Irama
Kedalaman
46
Refleks batuk
Ada (√ ) tidak ( )
Barukproduktif ( -) nonproduktif ( -)
Bunyi napas
Ronchi (- ) krekles (- )
BGA.......
c. Circulation Sirkulasi
>3deti ( )
()
1. Cairan
2. Mukosa mulut :
47
3. Kebutuhan nutrisi :
4. Eliminasi :
BAK :
e. Intoksitasi
Tingkat kesadaran :
jumlah 15
5) Pengkajian sekunder
a. Musculosskeletal/neurologis
Spasme otot (- ) Vulnus (- ) Krepitasi (- )
Dislokasi (- ) Kekuatan otot(-) 5 5
5 5
bakar ( -)
c. Psikologis
Pemeriksaan penunjang
pemeriksaan
Ketorolac 1 Amp Im
Ondasetron 1 Amp Im
B. ANALISA DATA
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
No Diagnosa
badan intake Fe
Selasa 21.00 1. Melakukan TTV S: Pasien mengatakan sudah tidak lemas,mual dan
21.15 muntah lagi
2. Mengkaji status gizi pasien dan
11-05-2021
alergi makanan O : - pasien sudah tidak lemas lagi
A. Kesimpulan
teori adalah :
2015)
B. Saran
1. Bagi masyarakat
gastritis .
DAFTAR PUSTAKA
Sjamsuhidajat, (2013). Buku Ajar Ilmu Bedah : Penerbit buku kedokteran: EGC
Amelia, K, ( 2018). Keperawatan Gawat darurat dan Bencana Sheehy. Jakarta:
Elsaiver
Sylvia, (2012). Buku Patologias : Penerbit buku kedokteran : EGC