Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

STASE KDP PROGRAM PROFESI NERS


PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN
KEBUTUHAN NUTRISI
(GASTRITIS)

Disusun Oleh:
ANGGRAENI TRI MAYA SARI
(20089142194)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN AKADEMIK
2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

A Latar Belakang
Nutrisi adalah bahan organik dan anorganik yang terdapat dalam
makanan dan dibutuhkan oleh tubuh agar dapat berfungsi dengan baik.Nutrisi
dibutuhkan oleh tubuh untuk memperoleh energi bagi aktivitas tubuh, serta
mengatur berbagai proses kimia di dalam tubuh.
Nutrisi merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh. Ada
6 kategori makanan, yaitu air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan
mineral. Beberapa hal penting yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi antara
lain ukuran tubuh, usia, jenis kelamin, pekerjaan, keadaan hamil dan
menyusui.Dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi ada sistem yang berperan di
dalamnya, yaitu sistem pencernaan yang terdiri atas saluran pencernaan dan
organ asesori.Saluran pencernaan dimulai dari mulut sampai usus halus
bagian distal, sedangkan organ asesoris terdiri dari hati, kantong empedu dan
pancreas.
Secara umum faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah
faktor fisiologis untuk kebutuhan metabolisme bassal, faktor patologis seperti
adanya penyakit tertentu yang mengganggu pencernaan atau meningkatkan
kebutuhan nutrisi, faktor sosio-ekonomi seperti adanya kemampuan individu
dalam memenuhi kebutuhan nutrisi. (Tarwoto & Wartonah, 2015.)
Ketidakseimbangan nutrisi bisa menyebabkan masalah pertumbuhan,
penyakit tertentu, bahkan kematian. Ketidakseimbangan berupa kekurangan
atau kelebihan nutrisi, menjadi penyebab berbagai masalah kesehatan di
seluruh dunia.Penyebab ketidakseimbangan nutrisi meliputi kekurangan gizi,
kekurangan atau kelebihan vitamin dan mineral, obesitas, dan
kelaparan.Kekurangan gizi dapat menyebabkan gangguan intelektual dan
fisik yang serius serta memepengaruhi kesehatan seseorang secara
keseluruhan.(Mardalena, 2017)
Salah satu penyakit yang mengalami gangguan kebutuhan nutrisi
adalah gastritis. Gastritis merupakan penyakit pada lambung yang terjadi
akibat peradangan dinding lambung. Pada dinding lambung atau lapisan
mukosa lambung ini terdapat kelenjar yang menghasilkan asam lambung dan
enzim pencernaan yang bernama pepsin. Untuk melindungi lapisan mukosa
lambung dari kerusakan yang diakibatkan asam lambung, dinding lambung
dilapisi oleh lendir (mukus) yang tebal. Apabila mukus tersebut rusak,
dinding lambung rentan mengalami peradangan. Dalam mengatasi penyakit
tersebut dapat dilakukan penatalaksanaan secara medis dan keperawatan,
penatalaksanaan keperawatan dapat dilakukan dengan melakukan asuhan
keperawatan mulai dari melakukan pengkajian, merumuskan diagnosa,
menyusun rencana asuhan keperawatan, melakukan tindakan keperawatan,
serta melakukan evaluasi tindakan keperawatan (Setiadi,2012)

B. Tujuan
1 Tujuan Umum
Melakukan asuhan keperawatan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
pada pasien Gastritis di ruang UGD Puskesmas 1 Mendoyo
2 Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan gangguan
kebutuhan nutrisi
b. Mampu menentukan diagnosa keperawatan pada pasien dengan
gangguan kebutuhan nutrisi
c. Mampu menyusun rencana tindakan keperawatan pada pasien dengan
gangguan kebutuhan nutrisi
d. Mampu melakukan tindakan keperawatan yang telah direncanakan pada
pasien dengan gangguan kebutuhan nutrisi
e. Mampu mengevaluasi asuhan keperawatan pada pasien dengan
gangguan kebutuhan nutrisi
BAB II
TINJAUAN TEORI (KASUS PENYAKIT)

A. Pengertian Nutrisi
Nutrisi adalah jumlah semua interaksi antara suatu organisme dan makanan
yang dikonsumsinya. Dengan kata lain, nutrisi adalah sesuatu yang dimakan
seseorang dan bagaimana tubuh menggunakannya. Zat gizi adalah zat organik dan
anorganik yang dijumpai dalam makanan dan dibutuhkan untuk fungsi tubuh.
Manusia memerlukan zat gizi esensial dalam makanan untuk pertumbuhan dan
untuk memelihara semua jaringan tubuh dan fungsi normal semua proses tubuh.
(Kozier, 2010)

B. Tanda Dan Gejala


1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Batasan Karakteristik
a. Kram abdomen
b. Nyeri abdomen
c. Menghindari makanan
d. Berat badan 20% atau lebih di bawah berat badan ideal
e. Kerapuhan kapiler
f. Diare
g. Kehilangan rambut berlebihan
h. Bising usus hiperaktif
i. Kurang makanan
j. Kurang informasi
k. Kurang minat pada makanan
l. Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat
m. Kesalahan konsepsi
n. Kesalahann informasi
o. Membran mukosa pucat
p. Ketidakmampuan memakan makanan
q. Tonus otot menurun
r. Mengeluh gangguan sensasi rasa
s. Mengeluh asupan makanan kurang dari RDA
t. Cepat kenyang setelah makan
u. Sariawan rongga mulut
v. Steatorea
w. Kelemahan otot pengunyah
x. Kelemahan otot
y. untuk menelan

2. Gangguan Menelan
Batasan Karakteristik
a. Gangguan Fase esofagus
1) Abnormalitas pada fase esofagus pada pemeriksaan menelan
2) Pernapasan bau asam
3) Bruksisme
4) Nyeri epigastrik
5) Menolak makan
6) Nyeri uluhati
7) Hematemesis
8) Hiperekstensi kepala
9) Bangun malam karena mimpi buruk
10) Batuk malam hari
11) Terlihat bukti kesulitan menelan
12) Odinofagia
13) Regurgitasi isi lambung
14) Menelan berulang
15) Keluhan “ada yang menyangkut”
16) Kegelisahan yang tidak jelas seputar waktu makan
17) Pembatasan volume
18) Muntah
19) Muntahan di bantal

b. Gangguan fase oral


1) Abnormalitas pada fase oral pada pemeriksaan menelan
2) Tersedak sebelum menelan
3) Batuk sebelum menelan
4) Ngiler
5) Makanan jatuh dari mulut
6) Makanan terdorong keluar dari mulut
7) Muntah sebelum menelan
8) Ketidakmampuan membersihkan rongga mulut
9) Masuknya bolus terlalu dini
10) Bibir tidak menutup rapat
11) Kurang mengunyah
12) Kurang kerja lidah untuk membentuk bolus
13) Makan lama dengan konsumsi sedikit
14) Refluks nasal
15) Piecemeal deglutition
16) Makanan terkumpul di sulkus lateral
17) Sialorea
18) Pembentukan bolus terlalu lambat

c. Gangguan fase faring


1) Abnormalitas pada fase faring pada pemeriksaan menelan
2) Gangguan posisi kepala
3) Tersedak
4) Batuk
5) Keterlambatan menelan
6) Menolak makan
7) Muntah
8) Suara seperti kumur
9) Ketidakadekuatan elevasi
10) Menelan berkali-kali
11) Refluks nasal
12) Infeksi paru berulang
13) Demam yang tidak jelas penyebabnya
3. Kesiapan Meningkatkan Nutrisi
Batasan Karakteristik
a. Sikap terhadap minum sama dengan tujuan kesehatan
b. Sikap terhadap makan sama dengan tujuan kesehatan
c. Mengonsumsi cairan adekuat
d. Mengonsumsi makanan adekuat
e. Makan secara teratur
f. Menunjukkan pengetahuan tentang pilihan minuman yang sehat
g. Menunjukkan pengetahuan tentang pilihan makanan yang sehat
h. Menyatakan keinginan untuk meningkatkan nutrisi
i. Mengikuti standar yang tepat untuk asupan
j. Pembuatan cairan yang aman
k. Pembuatan makanan yang aman
l. Penyimpana cairan yang aman
m.Penyimpanan cairan yang aman

4. Ketidakseimbangan nutrisi: Lebih dari Kebutuhan Tubuh


Batasan Karakteristik
a. Mengosentrasikan asupan makanan pada akhir hari
b. Disfungsi pola makan (mis; membarengi makan dengan aktivitas
lain)
c. Makan sebagai respons terhadap petunjuk eksternal(mis; siang hari,
situasi sosial)
d. Makan sebagai respons terhadap petunjuk internal bukan rasa lapar
(mis: ansietas)
e. Aktivitas monoton
f. Lipatan otot trisep > 15mm pada pria
g. Lipatan otot trisep > 25mm pada wanita
h. Berat badan 20% di atas tinggi dan kerangka tubuh ideal
C. Patofisiologi

Gastrointestinal Malnutrisi
obesitas

Disfagia Gastritis Ggn. Usus halus Makanan yang tidak adekuat


Intake dan output yang tidak seimbang menyebabkan non balance intake dan outpu

Esofagus masuknya basa kuat/mucosa


Respon asam kuat Nekrosis
Malabsorpsi
lambung kolkuatifa
Terganggunya
terhadap iritasi
absorpsisatu
pdberlebihan
lambung/banyak zat kurang
gizi dlmmenyebabakan
mukosa usus Non balance intake dan output
Intake & output

Kekurangan nutrisi dalam tubuh


Ketidakma-mpuan menelan makanan Risikokelebihannutrisi
Ketidakmampuan untuk mengabsorpsi nutrient
Ketidakmampuanuntuk mencerna makanan

Akumulasi lemak pd seluruh jaringan dan adiposa


Kesiapan meningkatkan nutrisi
Ggn. Menelan

Kelebihan nutrisi
Ketidakseimba-ngan nutrisi: kurang dari kebutuhan
D. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk mengetahui adanya
perubahan nutrisi adalah sebagai berikut :
1. Kadar total limfosit
2. Albumin serum
3. Zat Besi
4. Transferin serum
5. Kreatinin
6. Hemoglobin
7. Hematokirit
8. Keseimbangan nitrogen
9. Tes antigen kulit
Hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan risiko status
nutrisi buruk meliputi penurunan hemoglobin dan hematokrit, peneurunan
nilai limfosit, penurunan albumin serum < 3,5 gr/dl, dan
peningkatan/penurunan kadar kolesterol (Mubarak, 2008).
a. Pemeriksaan Laboratorium dan Biokimia
Pemeriksaan laboratorium umum digunakan untuk
mempelajari status nutrisi meliputi mengukur protein plasma seperti
albumin, transferin, prealbumin, protein pengikat retinol, kapasitas
pengikat zat besi total, dan haemoglobin. Setelah makan, waktu respon
untuk perubahan pada rentang protein dari jam ke minggu. Masa hidup
metabolisme albumin adalah 21 hari, transferin 8 hari, prealbumin 2 hari,
dan protein pengikat retinol adalah 12 hari. Faktor yang mempengaruhi
kadar albumin serum meliputi hidrasi, perdarahan, penyakit ginjal dan
hepatik, jumlah drainase yang besar untuk luka, drain luka bakar, atau
traktus gastrointestinal, pemberian steroid, infus albumin eksogenus,
umur, trauma, luka bakar, stres, atau pembedahan. Kadar albumin adalah
indikator penyakit kronis yang lebih baik, sedangkan kadar prealbumin
dianggap sebagai keadaan akut.
Keseimbangan nitrogen penting untuk menyatakan status
protein serum. Hitung keseimbangan nitrogen dengan membagi 6,25 ke
dalam gram total protein yang dimakan dalam satu hari (24 jam). Ukur
keluaran nitrogen melalui analisis laboratorium 24 jam urea nitrogen
urinari (UUN). Untuk klien dengan diare dan drainase fistula, perkirakan
tambahan 2-4 gram keluaan nitrogen yang lebih lanjut. Keseimbangan
nitrogen didapatkan dengan membagi keluaran nitrogen yang dibutuhan
untuk anabolisme. Sebaliknya, keseimbangan nitrogen negatif terjadi saat
katabolisme terjadi. (Potter & Perry, 2010).

E. Penatalaksanaan Medis
a. Nutrisi enteral
Metode pemberian makanan alternative untuk memastikan
kecukupan nutrisi meliputi metode enteral (melalui sistem pencernaan).
Nutrisi enteral juga disebut sebagai nutrisi enteral total (TEN) diberikan
apabila klien tidak mampu menelan makanan atau mengalami gangguan
pada saluran pencernaan atas dan transport makanan ke usus halus
terganggu. Pemberian makanan lewat enteral diberikan melalui slang
nasogastrik dan slang pemberian makan berukuran kecil atau melalui
slang gastrostomi atau yeyunostomi.
b. Nutrisi parenteral
Nutrisi parenteral (PN) juga disebut sebagai nutrisi parenteral
total (TPN) atau hiperalimentasi intravena (IV H), diberikan jika saluran
gastrointestinal tidak berfungsi karena terdapat gangguan dalam
kontinuitas fungsinya atau karena kemampuan penyerapannya terganggu.
Nutrisi parenteral diberikan secara intravena seperti melalui kateter vena
sentral ke vena kava superior.
Makanan parenteral adalah larutan dekstrosa, air, lemak, protein,
elektrolit, vitamin dan unsur renik, semuanya ini memberikan semua
kalori yang dibutuhkan. Karena larutan TPN bersifat hipertonik larutan
hanya dimasukkan ke vena sentral yang beraliran tinggi, tempat larutan
dilarutkan oleh darah klien. (Nurjanah, 2011)

F. Basic Promoting Physiology Of Health


1. Pengertian Nutrisi
Nutrisi adalah jumlah semua interaksi antara suatu organisme dan
makanan yang dikonsumsinya. Dengan kata lain, nutrisi adalah sesuatu yang
dimakan seseorang dan bagaimana tubuh menggunakannya. Zat gizi adalah
zat organik dan anorganik yang dijumpai dalam makanan dan dibutuhkan
untuk fungsi tubuh. Manusia memerlukan zat gizi esensial dalam makanan
untuk pertumbuhan dan untuk memelihara semua jaringan tubuh dan fungsi
normal semua proses tubuh. (Kozier, 2010)
2. Fisiologi manusia/fungsi/mekanisme kerja /pengaturan
Kebutuhan nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar manusia
yang sangat penting. Dilihat dari kegunaannya nutrisi merupakan sumber
energi untuk segala aktivitas dalam sistem tubuh. Sumber nutrisi dalam tubuh
berasal dari dalam tubuh sendiri seperti glikogen yang terdapat dalam otot dan
hati ataupun protein dan lemak dalam jaringan dan sumber lain yang berasal
dari luar tubuh seperti yang sehari – hari dimakan oleh manusia ( Hidayat,
2006). Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh
tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas
tubuh (Hidayat, 2006). Tubuh memerlukan energi untuk fungsi-fungsi organ
tubuh, pergerakan tubuh, mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan
dan pergantian sel yang rusak Pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak akan
sangat berguna dalam membantu proses pertumbuhan dan perkembangan.
3. Nilai-nilai normal dan cara perhitungan nutrisi
a. Pengukuran Fisik Dan Antropometri
Pengukuran fisik meliputi, tinggi badan dan berat berat badan. Pengukuran
antropometri sistem pengukuran ukran dan ssunan tubuh dan bagian khusus
tubuh. Pengukuran antropometri yang membantu dalam mengidentifikasi
masalah nutrisi termasuk perbandingan ketinggian untuk lingkar
pergelangan tangan, lingkar lengan bagian tengah atas.

b. Penggolongan keadaan nutrisi menurut indeks antropometri

Status nutrisi Ambang batas baku untuk keadaan nutrisiberdasarkan indeks


BB/U TB/U BB/TB LLA/U LLA/TB
Nutrisi baik >80% >80% >90% >85% >85%
Nutrisi 61-80% 71-85% 81-90% 71-85% 76-85%
kurang
Nutrisi ≤60% ≤70% ≤80% ≤70% 75%

4. Faktor- faktor yang mempengaruhi nutrisi


Masalah nutrisi erat kaitanya dengan intake makanan dan metabolisme
tubuh serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara umum faktor yang
mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah faktor fisiologis untuk kebutuhan
metabolisme basal, faktor patofisiologi seperti adanya penyakit tertentu yang
mengganggu pencernaan atau meningkatkan kebutuhan nutrisi, faktor
sosioekonomi seperti adanya kemampuan individu. Status gizi seseorang
muncul dari gabungan beberapa faktor yakni faktor lingkungan, genetik dan
juga perilaku individu. Perilaku merupakan faktor terbesar kedua yang
mempengaruhi status kesehatan seseorang. Untuk mengatasi gizi kurang
diperlukan perubahan sosial baik gaya hidup, aktivitas fisik, perilaku makan
dan disertai penyiapan lingkungan yang kondusif (Notoatmodjo, 2003).
5. Jenis gangguan Nutrisi
a. Kwashiorkor
b. Marasmus
c. Anemia
d. Gondok
e. Hiponatremia
f. Hipokalemia
g. Defisiensi Vitamin

G. Pengkajian
Pengkajian nutrisi penting khususnya bagi klien yang berisiko masalah
nutrisi yang berhubungan dengan stress, penyakit, hospitalisasi, kebiasaan
gaya hidup, dan faktor –faktor lain. Pusat pengkajian nutrisi sekitar empat
area pokok :
1. Pengukuran Fisik Dan Antropometri
Pengukuran fisik meliputi, tinggi badan dan berat berat badan.
Pengukuran antropometri sistem pengukuran ukran dan ssunan tubuh dan
bagian khusus tubuh. Pengukuran antropometri yang membantu dalam
mengidentifikasi masalah nutrisi termasuk perbandingan ketinggian untuk
lingkar pergelangan tangan, lingkar lengan bagian tengah atas.
2. Tes Laboratorium Dan Biokimia
Tes – tes dipengaruhi oleh banyak faktor seperti keseimbangan
cairan, fungsi hati, fungsi ginjal, dan adanya penyakit. Tes biasanya
diguakan untuk mempelajari status nutrisi termasuk ukuran protein
plasma seperti albumin, transferin, retinol yang mengikat protein, total
kapasitas ikatan zat besi, dan hemoglobin. Tes – tes lain digunakan untuk
menentukan status nutrisi termasuk ukuran imunitas, seperti penundaan
sensitivitas kutaneus, dan ukuran metabolism protein.
3. Riwayat Diet Dan Kesehatan
Riwayat diet berfokus pada kebiasaan asupan makanan dan cairan
klien, sebaik informasi tentang pilihan, alergi, masalah dan area yang
berhubungan lainnya, seperti kemampuan klien untuk memperoleh
makanan. Selama mengkaji riwayat keperawatan perawat juga
menggabungkan informasi tentang tingkat aktivitas klien untuk
menentukan kebutuhan energy dan membandingkannya dengan asupan
makanan.
Faktor yang mempengaruhi pola diet :
a. Status Kesehatan
b. Kultur Dan Agama
c. Status Sosioekonomi
d. Pilihan Pribadi
e. Faktor Psikologis
f. Alcohol Dan Obat
g. Kesalahan Informasi Dan Keyakinan Terhadap Makanan
4. Observasi Klinis
Seperti pada bentuk pengkajian keperawatan lain, perawat
mengobservasi klien tanda – tanda perubahan nutrisi. Karena nutrisi yang
tidak tepat mempengaruhi semua system tubuh, petunjuk malnutrisi dapat
diobservasi selama pengkajian fisik.

H. Diagnosa Keperawatan
i. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
a. Definisi
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
b. Faktor yang Berhubungan
1) Faktor biologis
2) Faktor ekonomi
3) Ketidakmampuan untuk mengabsorpsi nutrien
4) Ketidakmampuan untuk mencerna makanan
5) Ketidakmampuan menelan makanan
6) Faktor psikologis
c. Batasan Karakteristik
1) Kram abdomen
2) Nyeri abdomen
3) Menghindari makanan
4) Berat badan 20% atau lebih di bawah berat badan ideal
5) Kerapuhan kapiler
6) Diare
7) Kehilangan rambut berlebihan
8) Bising usus hiperaktif
9) Kurang makanan
10) Kurang informasi
11) Kurang minat pada makanan
12) Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat
13) Kesalahan konsepsi
14) Kesalahann informasi
15) Membran mukosa pucat
16) Ketidakmampuan memakan makanan
17) Tonus otot menurun
18) Mengeluh gangguan sensasi rasa
19) Mengeluh asupan makanan kurang dari RDA
20) Cepat kenyang setelah makan
21) Sariawan rongga mulut
22) Steatorea
23) Kelemahan otot pengunyah
24) Kelemahan otot untuk menelan

ii. Gangguan Menelan


a. Definisi
Abnormal fungsi mekanisme menelan yang dikaitkan dengan struktur
atau fungsi oral, faring, atau esofagus
b. Faktor yang Berhubungan
1) Defisit Kongenital
2) Masalah perilaku makan
3) Gangguan dengan hipotonia signifikan
4) Penyakit jantung kongenital
5) Gagal bertumbuh
6) Riwayat makan dengan slang
7) Obstruksi mekanis
8) Gangguan neuromuskular
9) Malnutrisi energi-protein
10) Gangguan pernapasan
11) Anomali saluran napas atas
12) Masalah Neurologis
13) Akalasia
14) Defek anatomik didapat
15) Paralisis serebral
16) Gangguan saraf kranial
17) Keterlambatan perkembangan
18) Defek esofagus
19) Abnormalitas orofaring
20) Prematuritas
21) Penyakit refluks gastroesofagus
22) Abnormalitas laring
23) Defek laring
24) Defek nasal
25) Defek rongga nasofaring
26) Defek trakea
27) Trauma
28) Cedera kepala traumatik
29) Anomali jalan napas atas
c. Batasan Karakteristik
Gangguan Fase esofagus
1. Abnormalitas pada fase esofagus pada pemeriksaan menelan
2. Pernapasan bau asam
3. Bruksisme
4. Nyeri epigastrik
5. Menolak makan
6. Nyeri uluhati
7. Hematemesis
8. Hiperekstensi kepala
9. Bangun malam karena mimpi buruk
10. Batuk malam hari
11. Terlihat bukti kesulitan menelan
12. Odinofagia
13. Regurgitasi isi lambung
14. Menelan berulang
15. Keluhan “ada yang menyangkut”
16. Kegelisahan yang tidak jelas seputar waktu makan
17. Pembatasan volume
18. Muntah
19. Muntahan di bantal
Gangguan fase oral
1. Abnormalitas pada fase oral pada pemeriksaan menelan
2. Tersedak sebelum menelan
3. Batuk sebelum menelan
4. Ngiler
5. Makanan jatuh dari mulut
6. Makanan terdorong keluar dari mulut
7. Muntah sebelum menelan
8. Ketidakmampuan membersihkan rongga mulut
9. Masuknya bolus terlalu dini
10. Bibir tidak menutup rapat
11. Kurang mengunyah
12. Kurang kerja lidah untuk membentuk bolus
13. Makan lama dengan konsumsi sedikit
14. Refluks nasal
15. Piecemeal deglutition
16. Makanan terkumpul di sulkus lateral
17. Sialorea
18. Pembentukan bolus terlalu lambat
Gangguan fase faring
1. Abnormalitas pada fase faring pada pemeriksaan menelan
2. Gangguan posisi kepala
3. Tersedak
4. Batuk
5. Keterlambatan menelan
6. Menolak makan
7. Muntah
8. Suara seperti kumur
9. Ketidakadekuatan elevasi
10. Menelan berkali-kali
11. Refluks nasal
12. Infeksi paru berulang
13. Demam yang tidak jelas penyebabnya
iii. Kesiapan Meningkatkan Nutrisi
a. Definisi
Suatu pola asupan nutrisi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolik dan dapat ditingkatkan
b. Batasan Karakteristik
1. Sikap terhadap minum sama dengan tujuan kesehatan
2. Sikap terhadap makan sama dengan tujuan kesehatan
3. Mengonsumsi cairan adekuat
4. Mengonsumsi makanan adekuat
5. Makan secara teratur
6. Menunjukkan pengetahuan tentang pilihan minuman yang sehat
7. Menunjukkan pengetahuan tentang pilihan makanan yang sehat
8. Menyatakan keinginan untuk meningkatkan nutrisi
9. Mengikuti standar yang tepat untuk asupan
10. Pembuatan cairan yang aman
11. Pembuatan makanan yang aman
12. Penyimpana cairan yang aman
13. Penyimpanan cairan yang aman

iv. Ketidakseimbangan nutrisi: Lebih dari Kebutuhan Tubuh


a. Definisi
Asupan nutrien yang melebihi kebutuhan tubuh
b. Faktor yang Berhubungan
1) Asupan berlebih dalam kaitannya dengan kebutuhan metabolik
2) Asupan berlebih dalam kaitannya dengan aktivitas fisik(konsumsi
kalori).
c. Batasan Karakteristik
1. Mengosentrasikan asupan makanan pada akhir hari
2. Disfungsi pola makan (mis; membarengi makan dengan aktivitas
lain)
3. Makan sebagai respons terhadap petunjuk eksternal(mis; siang
hari, situasi sosial)
4. Makan sebagai respons terhadap petunjuk internal bukan rasa lapar
(mis: ansietas)
5. Aktivitas monoton
6. Lipatan otot trisep > 15mm pada pria
7. Lipatan otot trisep > 25mm pada wanita
8. Berat badan 20% di atas tinggi dan kerangka tubuh ideal

v. Risiko ketidakseimbangan nutrisi: Lebih dari Kebutuhan Tubuh


a. Definisi
Berisiko pada asupan nutrien melebihi kebutuhan metabolik
b. Faktor Risiko
1) Mengonsentrasikan asupan makanan pada malam hari.
2) Disfungsi pola makan
3) Makan sebagai respons terhadap petunjuk eksternal (mis; siang hari,
situasi sosial)
4) Makan sebagai respons pada petunjuk internal bukan rasa lapar (mis;
ansietas)
5) Berat badan lebih tinggi dari nilai dasar pada awal setiap kehamilan
6) Terlihat penggunaan makan sebagai tindakan menyenangkan
7) Terlihat menggunakan makanan sebagai penghargaan
8) Membarengi makan dengan aktivitas lain
9) Obesitas parental
10) Transisi cepat melewati persentil pertumbuhan pada anak
11) Melaporkan penggunaan makanan padat sebagai sumber makanan
utama sebelum usia 5 bulan
12) Gaya hidup monoton.

I. Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
1 Ketidakseimban NOC NIC
gan Nutrisi Setelah dilakukan asuhan Nutrition Management
Kurang dari keperawatan … x 24 jam a. Kaji adanya alergi makanan
Kebutuhan diharapkan masalah b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
Tubuh keperawatan menentukan jumlah kalori dan
ketidakseimbangan nutrisi nutrisi yang dibutuhkan pasien
kurang dari kebutuhan tubuh c. Anjurkan pasien untuk
dapat teratasi dengan : meningkatkan intake Fe
d. Anjurkan pasien untuk
Kriteria Hasil meningkatkan protein dan
a. Adanya peningkatan vitamin C
berat badan sesuai
e. Berikan substansi gula
dengan tujuan
b. Berat badan ideal sesuai
f. Yakinkan diet yang dimakan
mengandung tinggi serat untuk
dengan tinggi badan
mencegah konstipasi
c. Mampu
mengidentifikasi g. Berikan makanan yang terpilih
kebutuhan nutrisi (sudah dikonsultasikan dengan
d. Tidak ada tanda-tanda ahli gizi)
malnutrisi h. Ajarkan pasien bagaimana
e. Menunjukkan membuat catatan makanan harian
peningkatan fungsi i. Monitor jumlah nutrisi dan
pengecapan dari kandungan kalori
menelan j. Berikan informasi tentang
f. Tidak terjadi penurunan kebutuhan nutrisi
berat badan yang berarti k. Kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan
Nutrition Monitoring
a. BB pasien dalam batas normal
b. Monitor adanya penurunan berat
badan
c. Monitor tipe dan jumlah aktivitas
yang biasa dilakukan
d. Monitor interaksi anak atau orang
tua selama makan
e. Monitor lingkungan selama
makan
f. Jadwalkan pengobatan dan
tindakan tidak selama jam makan
g. Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
h. Monitor turgor kulit
i. Monitor kekeringan, rambut
kusam, dan mudah patah
j. Monitor mual dan muntah
k. Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadar Ht
l. Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
m. Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva
n. Monitor kalori dan intake kalori
o. Catat adanya edema, hiperemik,
hipertonik papilla lidah dan
cavitas oral
p. Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet
2 Gangguan NOC NIC
Menelan Setelah dilakukan asuhan Apriration Precautios
keperawatan … x 24 jam a. Memantau tingkat kesadaran,
diharapkan masalah reflex batuk, reflex muntah, dan
keperawatan gangguan kemampuan menelan
menelan pada pasien dapat b. Memonitor status paru
teratasi dengan menjaga/mempertahankan jalan
Kriteria Hasil : nafas
a. Dapat mempertahankan c. Posisi tegak 90 derajat atau
makanan dalam mulut sejauh mungkin
b. Kemampuan menelan d. Jauhkan manset trakea
adekuat meningkat
c. Pengiriman bolus ke
e. Jauhkan pengaturan hisap yang
hipofaring selaras
tersedia
dengan reflex menelan
d. Kemampuan untuk f. Menyuapkan makanan dalam
mengosongkan rongga jumlah kecil
mulut g. Periksa penempatan tabung NG
e. Mampu mengontrol atau gastrostomy sebelum
mual dan muntah menyusui
f. Imobilitas konsekuensi : h. Periksa penempatan tabung NG
fisiologis atau gastrostomy sisa sebelum
g. Pengetahuan tentang makan
prosedur pengobatan i. Hindari makan, jika residu
h. Tidak ada kerusakan tinggi tempat "pewarna" dalam
otot tenggorong atau tabung pengisi NG
otot wajah, menelan,
j. Hindari cairan atau
menggerakkan lidah
menggunakan zat pengental
atau reflex muntah
k. Penawaran makanan atau cairan
i. Pemulihan pasca
yang dapat dibentuk menjadi
prosedur pengobatan
bolus sebelum menelan
j. Kondisi pernapasan,
ventilasi adekuat l. Potong makanan menjadi
k. Mampu melakukan potongan-potongan kecil
perawatan terhadap non m. Permintaan obat dalam bentuk
pengobatan parenteral obat mujarab
l. Mengidentifikasi faktor n. Istirahat atau menghancurkan pil
emosi atau psikologis sebelum pemberian
yang menghambat o. Jauhkan kepala tempat tidur
menelan ditinggikan 30 sampai 45 menit
m. Dapat mentoleransi setelah makan
ingesti makanan tanpa p. Sarankan pidato/berbicara
tersedak patologi berkonsultasi
n. Menyusui adekuat q. Sarankan barium menelan kue
o. Kondisi menelan bayi atau video fluoroskopi
p. Memelihara kondisi gizi
: makanan dan asupan
cairan ibu dan bayi
q. Hidrasi tidak ditemukan
r. Pengetahuan mengenai
cara menyusui
s. Kondisi pernafasan
adekuat
t. Tidak terjadi gangguan
neurologis

3 Kesiapan untuk NOC NIC


meningkatkan Setelah dilakukan asuhan a. Managemen nutrisi: membantu
nutrisi keperawatan … x 24 jam atau menyediakan asupan
diharapkan kesiapan untuk makanan dan cairan dengan diet
meningkatkan nutrisi dapat seimbang
tercapai dengan : b. Konseling nutrisi : member
bantuan dengan proses interaktif
Kriteria Hasil yang berfokus pada kebutuhan
a. Mampu terhadap modifikasi diet
mempertahankan berat c. Penyuluhan individu : membuat
badan yang ideal perencanaan., implementasi, dan
b. Mengonsumsi diet yang evaluasi program penyuluhan
seimbang yang dirancang untuk memenuhi
c. Melaporkan peningkatan kebutuhan khusus pasien
nilai gizi makanan yang d. Penyuluhan : Program Diet :
dikonsumsi (mis; lebih mempersiapkan pasien untuk
banyak mengonsumsi benar-benar mematuhi pola diet
makanan non olahan, yang diprogramkan
dengan sedikit
kandungan lemak jenuh)
4 Ketidakseimban NOC NIC
gan Nutrisi: Setelah dilakukan asuhan Managemen Nutrisi
Lebih dari keperawatan … x 24 jam a. Berikan informasi yang sesuai
Kebutuhan diharapkan masalah tentang kebutuhan nutrisi dan
Tubuh keperawatan cara memenuhi kebutuhan
ketidakseimbangan nutrisi tersebut
lebih dari kebutuhan tubuh b. Lakukan kolaborasi dengan ahli
dapat teratasi dengan : diet untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis zat gizi yang
Kriteria Hasil dibutuhkan untuk memenuhi
a. Pasien menyadari kebutuhan nutrisi
masalah berat badan Bantuan menurunkan berat badan
b. Pasien mengungkapkan a. Bantu pasien untuk
secara verbal keinginan mengidentifikasi motivasi untuk
untuk menurunkan berat makan dan isyarat internal dan
badan eksternal yang dikaitkan dengan
c. Berpartisipasi dalam makan
program penurunan b. Tentukan bersama pasien
berat badan tentang jumlah penurunan berat
d. Berpartisipasi dalam badan yang diinginkan
program latihan yang c. Bantu pasien menyesuaikan diet
teratur dengan gaya hidup dan tingkat
e. Menahan diri untuk aktivitas
tidak makan banyak d. Susun rencana yang realistis
dalam satu waktu dengan pasien untuk
tertentu mengurangi asupan makanan
f. Mengalami asupan dan meningkatkan penggunaan
kalori, lemak, energy
karbohidrat, vitamin, e. Anjurkan untuk mengganti
mineral, zat besi dan kebiasaan yang tidak diinginkan
kalsium yang adekuat, dengan aktivitas yang disukai
tetapi tidak berlebihan f. Rencanakan program latihan
fisik, pertimbangkan
keterbatasan pasien
g. Anjurkan pasien untuk hadir
dalam kelompok pendukung
penurunan berat badan
5 Resiko NOC NIC
Ketidakseimban Setelah dilakukan asuhan Managemen Nutrisi
gan Nutrisi : keperawatan … x 24 jam a. Membantu atau menyediakan
Lebih dari diharapkan masalah asupan makanan dan cairan
Kebutuhan keperawatan resiko dengan diet seimbang
Tubuh ketidakseimbangan nutrisi b. Timbang berat badan pasien
lebih dari kebutuhan tubuh dalam interval yang sesuai
dapat teratasi dengan : Managemen Berat Badan
a. Memfasilitasi pemeliharaan
Kriteria Hasil berat badan yang optimal dan
a. Mengetahui adanya lemak tubuh yang ada
faktor resiko b. Diskusikan bersama pasien
b. Turut serta dalam mengenai hubungan antara
program latihan fisik asupan makanan, latihan fisik,
yang teratur kenaikan berat badan, dan
c. Mampu penurunan berat badan
mempertahankan berat c. Menetukan berat badan dan
badan ideal presentase lemak tubuh ideal
d. Mampu mengonsumsi pasien
diet yang ideal d. Diskusikan bersama individu
mengenai kebiasaan, adat
istiadat, budaya, dan faktor
keturunan yang dapat
mempengaruhi berat badan
e. Bantu pasien dalam
mengembangkan rencana makan
yang konsisten sesuai dengan
tingkat penggunaan energi
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN An. A DENGAN GASTRITIS


DI UGD PUSKESMAS 1 MENDOYO

Disusun Oleh:
ANGGRAENI TRI MAYA SARI
(20089142194)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN AKADEMIK
2020/2021
LAPORAN KASUS

A. PENGKAJIAN

1) Identitas klien IdentitasKlien

Nama : Tn. A

Umur : 38 tahun

Agama : Islam

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Sangka Agung

Nomgor register : LW 8007

Diagnosa medik : Gastritis

Tanggal Pengkajian : 11 mei 2021

Tanggal MRS :-

2) Identiras penanggung jawab

Nama : Tn. B

Umur : 58 tahun

Alamat : Tegal cangkring

Hubungan dengan klien : Ayah pasien

3) Riwayat kesehatan

a. Keluhan utama

Muntah-muntah

b. Riwayat penyakit sekarang

Pasien mengeluh lemas, mual, muntah 3x pagi ini, setiap minum air 1 gelas

langsung muntah, mengeluh nyri pada ulu hati sejak tadi pagi ,kurang napsu

makan, nyeri seperti di tusuk tusuk berlangsung 5-10 menit hilang timbul muncul

saat pasien beraktifitas ataupun beristirahat


c. Riwayat penyakit dahulu

Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya

d. Riwayat penyakit keluarga

Pasien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang sakit seperti nya

Genogram
45

Keterangan

:laki laki

: Tn. A

:perempuan

: garis keturunan

: garis perkawinan

Tanda – tanda vital

Tekanan darah : 115/70 mmhg

Suhu :36,5

Nadi 80

Pernapasan :20x/menit

Spo2 :98%

4) Pengkajian Primer

a. Airwaiys:

Sumbatan Benda asing(- )

broncospasme ( -) Darah (- )

sputum (- ) lendir ( -)

b. Breating

Sesak napas

Aktifitas (- ) tanpa aktifitas ( -) lain-lain...........................

Frekuensi Irama

Teratur ( √) tidak teratur ( )

Kedalaman
46

Dalam ( -) dangkal (-)

Refleks batuk

Ada (√ ) tidak ( )

Barukproduktif ( -) nonproduktif ( -)

Sputum ada ( -) tidak (- ) warna .... konsistensi.......

Bunyi napas

Ronchi (- ) krekles (- )

BGA.......

c. Circulation Sirkulasi

perifer Nadi 80x/m

Irama . teratur (√) tidak teratur ( ) Denyut lemah ( ) kuat

(√) tidak kuat ( ) Tekanan darah : 110/70 mmhg

Ektremitas . hangat (√) dingin ( )

Warna kulit : cyanosis ( ) pucat ( ) kemerahan (√)

Nyeri dada: ada ( ) tidak ( √)

Karateristik nyeri dada :

Menetap ( ) menyebar ( ) sperti ditusuk tusuk (√ )

seperti tertimpa benda berat ()

capillary refil time <3 detik (√)

>3deti ( )

Edema : ya ( ) tidak (√) lokasi edema mukosa ( ) tangan ( ) tungkai ( ) anasakra

()

d. Cairan dan elektrolit

1. Cairan

Turgor kulit : < 3 detik ( √) >3 detik ( )

2. Mukosa mulut :
47

lembab (√) kering ( )

3. Kebutuhan nutrisi :

baik Oral : 7-8 glas /h

4. Eliminasi :

BAK :

4x/hari Jumlah banyak (√ ) sedikit ( )

Warna kuning jerni (√) kuning kental ( ) merah ( ) puti ( )

Rasa sakit saat BAK Ya ( ) tidak (√) BAB 3x/hari

Diare : ya ( ) tidak (√) bising usus 36x/m

e. Intoksitasi

( -) gigitan hewan (-) alkohol (-) zat kimia (-)

Makanan Obat- obatan ( ) lain –lain.....


f. Disability

Tingkat kesadaran :

CM (√) apatis ( ) somnolen ( ) sopor ( ) soporcoma ( ) coma ( )

Pupil : isokor (√) miosis ( ) anisokor ( ) midriasis ( ) pin poin ( )

Reaksi terhadap cahaya :

Kanan ( ) positif negatif (√) kiri positif ( ) negatif (√) GCS : E 4 M5 V 6

jumlah 15

5) Pengkajian sekunder
a. Musculosskeletal/neurologis
Spasme otot (- ) Vulnus (- ) Krepitasi (- )
Dislokasi (- ) Kekuatan otot(-) 5 5

5 5

b. Integumen Vulnus ( ) Luka

bakar ( -)

c. Psikologis

Ketegangan meningkat (- ) Fokus pada diri sendiri (- ) Kurang pengetahuan


48

Pemeriksaan penunjang

Tanggal Jenis pemeriksaan Nilai normal Hasil

pemeriksaan

11-05-2021 Gula darah sewaktu < 200 g/dl 140 g/dl


49

Terapi / tindakan kolaborasi

Nama terapi Dosis Rute pemberian

Ketorolac 1 Amp Im

Ondasetron 1 Amp Im

Antasida syr 3 x 2 Cth Oral

Ranitidin 2X1 Oral


50

B. ANALISA DATA

No Data Masalah Penyebab


1. DS : Ketidakseimbanagan Menurunnya
Pasien mengatakan nutrisi kurang dari nafsu makan
lemas, mual, muntah kebutuhan tubuh mual, muntah
3x
DO :
Pasien terlihat lemas
Cek GDS 140 g/dl
Pasien minum 7-8
gelas /hr

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

No Diagnosa

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan menurunnya nafsu makan mual, muntah
di tandai dengan
DS :
- Pasien mengatakan lemas, mual, muntah
DO :
- Pasien terlihat lemas
- Pasien hanya minum air 1 gelas
- Cek GDS 140 g/dl
D . INTERVENSI KEPERAWATAN

N Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


o.
1 Ketidakseimbangan NOC NIC
Setelah dilakukan asuhan keperawatan
nutrisi kurang dari Nutrition Management
selama 2 jam diharapkan masalah
kebutuhan tubuh a. Kaji adanya alergi makananb.
keperawatan ketidakseimbangan nutrisi
berhubungan dengan b. Kaji status gizi pasien berdasarkab
kurang dari kebutuhan tubuh dapat teratasi
menurunnya nafsu berat badan, tinggi badan, indeks
dengan :
makan mual, muntah masa tubuh dan berat badan ideal.
c. hidangkan makan pagi yang hangat
Kriteria Hasil
a. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi di piring yang bersih dengan rapi.
b. Berat badan ideal sesuai dengan tinggi d. Anjurkan pasien untuk meningkatkan

badan intake Fe

c. Mampu mengidentifikasi kebutuhan e. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk

nutrisi menentukan jumlah kalori dan nutrisi

d. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi yang dibutuhkan pasien

e. Menunjukkan peningkatan fungsi f. Anjurkan pasien untuk meningkatkan

pengecapan dari menelan intake Fe

f. Tidak terjadi penurunan berat badan g. Anjurkan pasien untuk meningkatkan

yang berarti protein dan vitamin C


h. Berikan substansi gula
i. Yakinkan diet yang dimakan
mengandung tinggi serat untuk mencegah
konstipasi
j. Berikan informasi tentang kebutuhan
nutrisi
k. Kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring
a. BB pasien dalam batas normal
b. Monitor adanya penurunan berat
badan
c. Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang
biasa dilakukan
d. Monitor lingkungan selama makan
e. Monitor kulit kering dan perubahan
pigmentasi
f. Monitor turgor kulit
g. Monitor mual dan muntah
h. Monitor pertumbuhan dan perkembangan
i. Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Hari dan Tanggal Jam Tindakan Evaluasi

Selasa 21.00 1. Melakukan TTV S: Pasien mengatakan sudah tidak lemas,mual dan
21.15 muntah lagi
2. Mengkaji status gizi pasien dan
11-05-2021
alergi makanan O : - pasien sudah tidak lemas lagi

21.30 3. Menganjurkan pasien untuk


- Pada saat pasien mencoba makan dan
makan dan minum
minum sudah tidak ada tanda-tanda muntah
21.35 4. Melakukan kolaborasi dgn dokter
dalam pemberian terapi: - TTV: Tekanan darah : 120/70, Suhu 36,5
- Injeksi ondasetron 1 Amp
ͦC, Nadi :88 x/menit, RR: 20 x/menit, SpO2
- Injeksi ketorolac 1 Amp
98%
- Antasida syr 3x 2 Cth
- Ranitidin tablet 2 x1 A: masalah ketidakseimbangan nutrisi teratasi

P: intervensi di hentikan (pasien pulang)


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah melaksanakan Asuhan Keperawatan pada dengan pasien gastritis

selama 2 jam dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang

terdiri dari: Pengkajian, diagnosa, perencanaan keperawatan, catatan

perkembangan (pelaksanaan dan evaluasi) dan dokumentasi, maka penulis

menarik kesimpulan bahwa kasus gastritis dalam memberikan asuhan

keperawatan perlu adanya intervensi. Adapun diagnosa yang muncul pada

teori adalah :

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan menurunnya nafsu makan mual, muntah. (Nanda Nic Noc,

2015)

B. Saran

1. Bagi masyarakat

Perawat berharap agar masyarakat atau pasien dapat memahami

penyakit dan melakukan hidup sehat disekitar lingkungannya

2. Pengembang Ilmu Kperawatan

Hasil studi kasus ini diharapkan dapat menambah keluasan ilmu

terapan bidang keperawatan dalam memberi dan menjelaskan penyakit

gastritis .
DAFTAR PUSTAKA

Arifin. 2016. Gangguan Gastrointestinal Aplikasi Asuhan Keperawatan


Medikal Bedah. Nuha Medika: Yogyakart

Ida, M. (2016). Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem


pencernaan. Jakarta: Pustaka Baru Press.

Pamela, K. (2011). Pedoman Keperawatan Emergensi. Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran: EGC.

Hadi .H (2017).Studi Komparasi Kejadian Gastritis PadaMahasiswa


Keperawatan Universitas Aisyiyah.Yogyakarta

Sjamsuhidajat, (2013). Buku Ajar Ilmu Bedah : Penerbit buku kedokteran: EGC
Amelia, K, ( 2018). Keperawatan Gawat darurat dan Bencana Sheehy. Jakarta:

Elsaiver
Sylvia, (2012). Buku Patologias : Penerbit buku kedokteran : EGC

Gloria B, Howard B, Joanne D dan Cherly W. (2016): Nursing Intervention


Classification (NIC). Elseiver Moco Media

Gloria B, Howard B, Joanne D dan Cherly W. (2016): Nursing Outcome


Classification (NOC).(2016): Elseiver Moco Media

NANDA, (2015). Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015-2017


Edisi 10.Jakrta: EGC

Sukarmin, (2010). Keperawatan Pada Sistem Pencernaan. Pustaka Pelajar :


Yogyakarta

Hutahaen, (2010). Konsep dan Dokumentasi Proses Keperawatan. Buku


Kesehatan : Jakarta

Pitang , (2016). Fungsi Keperawatan Gawat Darurat. Pustaka Peslajar : Jakarta

World Health Organization, (2018). Data Kesehatan Dunia.

Kementrian Kesehatan, (2017 ). Data Jumlah Kasus Gastritis di Indonesia.


44
72
DAFTAR PUSTAKA

Alimul H, A. Aziz. 2012. Buku Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Edisi


2. Jakarta : Salemba Medika
Asmadi. 2008. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta:
Salemba Medika
Barbara, Kozier. 2011. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses
& Praktik Edisi 7 Volume 2. Jakarta : EGC
Carpenito-Moyet,Lynda Juall.2012.Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi
13. Jakarta:EGC
NANDA International. 2012.Diagnosis Keperawatan: Definisi dan
Klasifikasi 2012-2014.Jakarta: EGC
Nurarif, A.H, Kusuma, Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosis Medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta:
Media Action Publishing
Mubarak, Wahit Iqbal.2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia : teori
dan
aplikasi dalam praktik. Jakarta: EGC
Potter, Patricia A., Perry, Anne G.2010.Fundamental Keperawatan, Edisi 7
Buku 3.Jakarta: Salemba Medika
Potter, Perry.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan: konsep, Proses,
dan Praktik, Edisi 4.Jakarta: EGC
Tarwoto, Wartonah.2006.Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba
Medika.
Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9.
Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai