Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

DISPEPSIA
DI RUANG WIJAYAKUSAMA ATAS
RSUD KARDINAH TEGAL

DI SUSUN OLEH :

1. DWI YULIANTI ( 200104019 )


2. EVANA PUTRI STEFANY ( 200104023 )
3. FITRIA FEBRI LESTARI ( 200104025 )

STASE KEPERAWATAN ANAK


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
2021
A. DEFINISI
Dispepsia berasal dari bahasa Yunani (Dys) berarti sulit dan Pepse berarti
pencernaan. Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa
tidak enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan keluhan
refluks gastroesofagus klasik berupa rasa panas di dada (heartburn) dan regurgitasi asam
lambung kini tidak lagi termasuk dispepsia (Mansjoer A, 2018).
Dyspepsia merupakan kumpulan/gejala klini yang terdiri dari rasa tidak enak /
sakit di perut bagian atas yang menetap / mengalami kekambuhan (arif, 2018). Dispepsia
merupakan kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari nyeri uluhati, mual, muntah,
kembung, rasa penuh, atau cepat kenyang dan sendawa (Dahrmika, 2017).
Dyspepsia merupakan kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari nyeri ulu
hati, mual, kembung, muntah, rasa penuh, atau cepat kenyang, sendawa (Dharmika,
2017). Sedangkan menurut Aziz (2017), sindrom dyspepsia merupakan kumpulan gejala
yang sudah dikenal sejak lama, terdiri dari rasa nyeri epigastrium, kembung, rasa penuh,
serta mual-mual.Batasan dispepsia terbagi atas dua yaitu:
Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik sebagai penyebabnya. Sindroma
dyspepsia organik terdapat keluhan yang nyata terhadap organ tubuh misalnya tukak (luka) lambung,
usus dua belas jari, radang pancreas, radang empedu, dan lain – lain.
Dispepsia non organik, atau dispepsia fungsional, atau dispepsia non ulkus (DNU), bila tidak jelas
penyebabnya. . Dyspepsia fungsional tanpa disertai kelainan atau gangguan struktur organ berdasarkan
pemeriksaan klinis, laboratorium, radiologi, endoskopi ( teropong saluran pencernaan).

B. ETIOLOGI

Seringnya, dispepsia disebabkan oleh ulkus lambung atau penyakit acid reflux, asam
lambung terdorong ke atas menuju esofagus (saluran muskulo membranosa yang
membentang dari faring ke dalam lambung). Hal ini menyebabkan nyeri di dada.
Beberapa obat-obatan, seperti obat anti-inflammatory, dapat menyebabkan dispepsia.
Terkadang penyebab dispepsia belum dapat ditemukan. Penyebab dispepsia antara lain:
1. Perubahan pola makan
2. Pengaruh obat-obatan yang dimakan secara berlebihan dan dalam waktu yang
lama
3. Alkohol dan nikotin rokok
4. Stres,kecemasan dan depresi
5. Tumor atau kanker saluran pencernaan
6. Iritasi lambung

C. PATOFISIOLOGI

Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak jelas, zat-zat
seperti nikotin dan alkohol serta adanya kondisi kejiwaan stres, pemasukan makanan
menjadi kurang sehingga lambung akan kosong, kekosongan lambung dapat
mengakibatkan erosi pada lambung akibat gesekan antara dinding-dinding lambung,
kondisi demikian dapat mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang akan
merangsang terjadinya kondisi asam pada lambung, sehingga rangsangan di medulla
oblongata membawa impuls muntah sehingga intake tidak adekuat baik makanan maupun
cairan.

D. MANIFESTASI KLINIK
a. Nyeri perut (abdominal discomfort)
b. Rasa perih di ulu hati
c. Mual, kadang-kadang sampai muntah
d. Nafsu makan berkurang
e. Rasa lekas kenyang
f. Nyeri saat lapar
g. Perut kembung
h. Rasa panas di dada dan perut
i. Regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba)
E. TEST DIAGNOSTIK
Berbagai macam penyakit dapat menimbulkan keluhan yang sama, seperti
halnya pada sindrom dispepsia, oleh karena dispepsia hanya merupakan kumpulan gejala
dan penyakit disaluran pencernaan, maka perlu dipastikan penyakitnya. Untuk
memastikan penyakitnya, maka perlu dilakukan beberapa pemeriksaan, selain
pengamatan jasmani, juga perlu diperiksa : laboratorium, radiologis, endoskopi, USG,
dan lain-lain.
Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan lebih banyak ditekankan untuk
menyingkirkan penyebab organik lainnya seperti: pankreatitis kronik, diabets
mellitus, dan lainnya. Pada dispepsia fungsional biasanya hasil laboratorium dalam
batas normal.
Radiologis
Pemeriksaan radiologis banyak menunjang dignosis suatu penyakit di saluran makan.
Setidak-tidaknya perlu dilakukan pemeriksaan radiologis terhadap saluran makan
bagian atas, dan sebaiknya menggunakan kontras ganda.
Endoskopi (Esofago-Gastro-Duodenoskopi)
Sesuai dengan definisi bahwa pada dispepsia fungsional, gambaran endoskopinya
normal atau sangat tidak spesifik.
USG (ultrasonografi)
Merupakan diagnostik yang tidak invasif, akhir-akhir ini makin banyak dimanfaatkan
untuk membantu menentukan diagnostik dari suatu penyakit, apalagi alat ini tidak
menimbulkan efek samping, dapat digunakan setiap saat dan pada kondisi klien yang
beratpun dapat dimanfaatkan
Waktu Pengosongan Lambung
Dapat dilakukan dengan scintigafi atau dengan pellet radioopak. Pada dispepsia
fungsional terdapat pengosongan lambung pada 30 – 40 % kasus.

F. PENATALAKSANAAN MEDIK
Penatalaksanaan non farmakologis

1. Menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung


2. Menghindari faktor resiko seperti alkohol, makanan yang peda, obat-obatan yang
berlebihan, nikotin rokok, dan stres
3. Atur pola makan
Penatalaksanaan farmakologis yaitu:
Sampai saat ini belum ada regimen pengobatan yang memuaskan terutama dalam
mengantisipasi kekambuhan. Hal ini dapat dimengerti karena pross patofisiologinya
pun masih belum jelas. Dilaporkan bahwa sampai 70 % kasus DF reponsif terhadap
placebo.Obat-obatan yang diberikan meliputi antacid (menetralkan asam lambung),
golongan antikolinergik (menghambat pengeluaran asam lambung) dan prokinetik
(mencegah terjadinya muntah).

G. KOMPLIKASI
Penderita syndrome dyspepsia selama bertahun- tahun dapat memicu adanya komplikasi
yang tidak ringan. Adapun komplikasi dari dyspepsia adalah sebagai berikut:
a. Pendarahan
b. Kanker lambung
c. Muntah darah
d. Ulkus peptikum

H.PENCEGAHAN
Pola makan yang normal dan teratur, pilih makanan yang seimbang dengan
kebutuhan dan jadwal makan yang teratur, sebaiknya tidak mengkomsumsi makanan yang
berkadar asam tinggi, cabai, alkohol, dan pantang rokok, bila harus makan obat karena
sesuatu penyakit, misalnya sakit kepala, gunakan obat secara wajar dan tidak mengganggu
fungsi lambung.
I. Konsep Dasar Keperawatan
Pengkajian
Menurut Tucker (1998), pengkajian pada klien dengan dispepsia adalah sebagai berikut:
Biodata
Identitas Pasien : nama, umur, jenis kelamin, suku / bangsa, agama, pekerjaan, pendidikan, alamat.
Identitas penanggung jawab : nama, umur, jenis kelamin, agama, pekerjaan, hubungan dengan.
Keluhan Utama
Nyeri perut
Epigastrium, tidak nafsu makan, kembung, rasa kenyang
pencernaan
Pola aktivitas
Pola makan yaitu kebiasaan maknya yang tidak teratur, makan makanan yang
merangsang selaput mukosa lambung, berat badan sebelum dan sesudah sakit.
Aspek Psikososial
Keadaan emosional, hubungan dengan keluarga, teman, adanya masalah interpersonal
yang bisa menyebabkan stress
Aspek Ekonomi
Jenis pekerjaan dan jadwal kerja, jarak tempat kerja dan tempat tinggal, hal-hal dalam
pekerjaan yang mempengaruhi stress psikologis dan pola makan.

Pengkajian fisik
Keadaan umum: sakit/nyeri, status gizi, sikap, personal hygiene dan lain-
lain.
Data sistemik
1) Sistem persepsi sensori: pendengaran, penglihatan, pengecap/penghidu,
peraba, dan lain-lain
2) Sistem penglihatan: nyeri tekan, lapang pandang, kesimetrisan mata, alis,
kelopak mata, konjungtiva, sklera, kornea, reflek, pupil, respon cahaya, dan
lain-lain.
3) Sistem pernapasan: frekuensi, batuk, bunyi napas, sumbatan jalan napas, dan
lain-lain.
4) Sistem kardiovaskular: tekanan darah, denyut nadi, bunyi jantung, kekuatan,
pengisian kapiler, edema, dan lain-lain.
5) Sistem saraf pusat: kesadaran, bicara, pupil, orientasi waktu, orientasi
tempat, orientasi orang, dan lain-lain.
6) Sistem gastrointestinal: nafsu makan, diet, porsi makan, keluhan, bibir, mual
dan tenggorokan, kemampuan mengunyah, kemampuan menelan, perut,
kolon dan rektum, rectal toucher, dan lain-lain.
7) Sistem muskuloskeletal: rentang gerak, keseimbangan dan cara jalan,
kemampuan memenuhi aktifitas sehari-hari, genggaman tangan, otot kaki,
akral, fraktur, dan lain-lain.
8) Sistem integumen: warna kulit, turgor, luka, memar, kemerahan, dan lain-
lain.
9) Sistem reproduksi: infertil, masalah menstruasi, skrotum, testis, prostat,
payudara, dan lain-lain.
10) Sistem perkemihan: urin (warna, jumlah, dan pancaran), BAK, vesika
urinaria.

1. Diagnosa keperawatan
1) Nyeri epigastrium berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung.
2) Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan rasa tidak enak setelah
makan, anoreksia.
3) Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan adanya mual,
muntah
4) Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatannya
5) Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan diet dan proses penyakit.

2. Intervensi Keperawatan
N DIAGNOSA SDKI SLKI
O
1 Nyeri akut(00132) Setelah dilakukan tindakan 1. Lakukan pemenentukan
Definisi: Pengalman sensori dan keperawatan 3x24 jam
internngkajian nyeri secara
dengan kriteria hasil.
emosional yang tidak
komprehensif termasuk
menyenangkan yang muncul
Kriteria hasil: lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi
akibat kerusakan jaringan yang
actual atau potensial atau 1. Mampu mengotrol ,kualitas dan faktor presipitasi.
2. Observasi reaksi nonverbal dari
digambarkan dalam hal nyeri( tahu penyebab
ketidaknyamanan
kerusakan sedemikian rupa. nyeri, mampu
3. Evaluasi pengalaman nyeri masa
menggunakan teknik
Batasan karakteristik: lampau
1. Perubahan selera makan nonfarmakologi unutk 4. Kontrol lingkungan yang dapat
2. Perubahan tekanan darah
mengurangi nyeri, mempengaruhi nyeri
3. Perubahan frekuensi jantung
5. Ajarkan pasien tekhink non
4. Perubahan frekuensi mencari bantuan)
2. Melaporkan bahwa farmakologi
pernapasan
6. Kolaborasi pemberian berikan
5. Laporan isyarat nyeri berkurang
6. Diaforesis analgetik untuk mengurangi nyeri
dengan menggunakan
7. Perilaku distraksi( mis.
manajemen nyeri
Berjalan mondar mandir
3. Mampu mengenali
mencari orang lain)
nyeri( skala,
8. Mengekspresikan
intensitas, frekuensi
perilaku(mis.gelisah,merang
dan tanda nyeri)
kak, menangis)
4. Menyatakan rasa
9. Sikap melindungi area
nyaman setelah nyeri
nyeri
10. Masker wajah( mis. Mata berkurang
kurang bercahaya, tmabak
kacau, meringis)
11. Dilatasi pupil
12. Melaporkan nyeri secara
verbal
13. Gangguan tidur

Faktor yang berhubungan:


1. Agen cedera(mis. Biologis,
zata kimia, fisik, psikologis
2 Ketidakseimbangan nutrisi SDKI: Nutrition management:
1. Kaji adanya alergi makanan
kurang dari kebutuhan
1. Nutritional status 2. Monitor turgor kulit, kekeringan,
tubuh(00002) 2. Nutriotional
rambut kusam dan mudah patah
Definisi:Asupan nutrisi
status:food and fluid 3. Monitor mual dan muntah
tidak cukup untk memnuhi
4. Anjurkn paien untuk meningkatkan
intake
kebutuhan metabolic.
3. Nutritional status: intake Fe
5. Anjurkan pasie untuk meningkatkan
nutrient intake
4. Weight control
Batasan karakteristik: Kriteria hasil: protein dan vitamin C
6. Anjurkan pasien untuk makan
1) Berat badan 20% atau lebih 1. Adanya peningkatan
dengan porsi sedkit tapi sering
di bawah berat badan ideal. berat badan sesuai
7. Kolaborasi dengan ahl gizi untuk
2) Diare.
dengan tujuan
3) Kehilangan rambut mentukan jumlah kalori dan nutrisi
2. Tidak ada tanda-
berlebihan. yang di butuhkan pasien
tanda mal nutrisi
4) Penurunanberatba 8. Berikan informasi tentang
3. Meningktakan fungsi
dandengan asupan makanan kebutuhan nutrisi
pngecapan dari
adekuat.
menelan
5) Membrane mukosa pucat.
4. Tidak terjadi
6) Tonus otot menurun.
penurunan berat
Faktor yang berhubungan: badan yang berarti
1. Factor biologis
2. Faktor ekonomi
3. Ketidakmampuan untuk
mengabsorpsi nutrien
3 Kekurangan volume SDKI : Fluid management
1) Fluid balance
cairan(00027) 1) Perttahankan catatan intake dan
2) Hydration
Definisi: Penurunan cairan
3) Nutritional status: food output yang akurat
intravaskuler, interstisial, dan 2) Monitor status hidrasi(kelembapan
and fluid intake
atau intravaskuler. Hal ini membrane mukosa, nadi adekuat,
Kriteria hasil
mengacu pada dehidrasi, tekanan darah ortostatik)
1) Mempertahankan urine
3) Monitor vital sign
kehilangan cairan tanpa
output sesuai dengan 4) Monitor masukan makanan/ cairan
perubahan pada natrium
usia dan BB dan hitung intake kalori harian
2) Tekanan darah, nadi, 5) Kolaborasikan pemberian cairan IV
Batasan karakteristik:
6) Monitor status nutrisi
1) Perubahan status mental suhu tubuh dalam batas
2) Perubahan tekanan darah
normal
3) Perubahan tekanan nadi
3) Tidak ada tanda- tanda
4) Perubahan volume nadi
5) Perubahan turgor kulit dehidrasi, elastisitas
6) Perubahan turgor lidah
turgor kulit baik,
7) Perubahan haluaran urin
8) Perubahan pengisisan vena membaran mukosa
9) Perubahanmembran mukosa
lembab, tidak ada rasa
kering
haus yang berlebihan.
10) Kulit kering
11) Peningkatan hematokrit
12) Peningkatan suhu tubuh
13) Peningkatan frekuensi nadi
14) Peningkatan urin
15) Penurunan berat badan
16) Haus
17) Kelemahan

Faktor yang berhubungan:


1) Kehilangan cairan aktif
2) Kegagalan mekanisme
regulasi
5 Ansietas(00146) SDKI : Anxiety Reduction( penurunan
Definisi: Peasaan tidak nyaman 1. Anxiety control
kecemasan)
2. Anxiety level
atau kekwatiran yang samar 1. Temani pasien untuk memberikan
3. Coping
disertai PerubahanFrekuensi/ keamanan dan mengurangi takut
2. Identifikasi tingkat kecemasan
IramaJantung
kriteria hasil: 3. Bantu pasien untuk mengenali
Batasan karateristik:
1. Perilaku 1. Klien mampu situasi yang menimbulkan
a. Gelisah mengidentifikasi dan kecemasan
b. Insomnia
mengungkapkan 4. Dorong pasien untuk
2. Affektif
a. Gelisah, Distres gejala cemas mengungkapkan perasaan,
b. Ketakutan 2. Mengidentifikasi, ketakutan, persepsi
c. Perasaantidakadekuat
mengungkapkan dan 5. Instrukikan pasien untuk
d. Rasa nyeri meningkat
menunjukan teknik menggunkan tekhnik relaksasi
ketidakberdayaan
6. Berikan obat untuk mengurangi
e. Khawatir untuk mengontrl
3. Fisiologi kecemasan
a. Wajahtegang, Tremor cemas
3. Vital sign dalam batas
tangan
b. Gemetar, Tremor normal
4. Simpatik 4. Postur tubuh, ekspresi
a. Peningkatan denyut nadi ajah, bahaa tubuh dan
b. Parasimpatik
c. Letih, Gangguan tidur tingkat aktivitas
5. Kognitif menunjukan
6. Pengkatan suhu tubuh di atas
berkurangnya
kisaran normal.
7. Takikardi kecemasan
8. Kulit terasa hangat.

Faktor yang berhubungan:


1. Pemajanan toksin
2. Infeksi/ kontamnan
interpersonal
3. Stres, ancaman kematian

5. Kurang pengetahuan(00126) SDKI : Teaching: disease process

Definisi:Defisiensi informasi 1) Knowledge: disease 1) Berikan penilaian tentang tingkat


kognitif yang berkaitan dengan process pengetahuan pasien tentang process
topic tertentu. penyakit yang spesifik
2) Knowledge: health
Batasan karakteristik: behavior 2) Jelaskan patofisiologi dari penyakit
dan bagaimana hal ini berhubungan
1) Perilaku hiperbola
dengan anatomi dan fisiologi dengan
cara yang tepat
2) Ketidakakuratan emngkuti Kriteria hasil:
perintah
3) Sediakan informasi pada pasien
1) Pasien dan keluarga
tentang kondisi, dengan cara yang
3) Ketidakakuratan melakukan mengatakan
tepat
tes pemahaman tentang
penyakit, kondisi,
4) Instruksikan pasien mengenai tada
4) Perilaku tidak tepat(apatis)
prognosis dan
dan gejala unutk melaporkan pada
program pengobatan
5) Pengungkapan masalah pemberi perawatan kesehatan
dengan cara yang tepat.
2) Pasien dan keluarga
mampu melaksanakan
Factor yang berhubungan: prosedur yang
dijelaskan secara
1) Keterbatasan kognitif
benar

2) Kurang minat dalam belajar

3) Kurang dapat mengingat


PATWAY

Perubahan pola makan, pengaruh obat-obatan, nikotin, rokok, tumor/kanker saluran


pencernaan, stres

Intake makanan
Lambung kosong

Peningkatan HCL
Anoreksia, mual
Pelepasan mediator kimia
(bradikinin, histamin,
prostaglandin) Mengikis dinding lambung

muntah Intake kurang


Merangsang system saraf Dispepsia
simpatis
Dx. Dx.
Kekurangan
Medula oblongata Ketidakseimbangan
volume cairan
Nutrisi Kurang
Nyeri akut dari
Perubahan status
kesehatan
Dx. Nyeri akut
Kurang informasi
tentang penyakit

Stressor

Cemas

Dx. Kurang
pengetahuan
DAFTAR PUSTAKA

Andy warman.http:// lp dyspepsia (diakses pada 15 Juni 2016)

Anita simanungkalit.http:// askep dyspepsia (diakses pada 15 Juni 2017)

Dha.http:// laporan pendahuluan dyspepsia(diakses pada 15 Juni 2016)

Dr.Kumar.2018.Dasar- dasar patofisiologi penyakit.jakarta.Binarupa Aksara

Dwi novita.http:// asuhan keperwatan pada pasien despepsia(diakses pada 15 Juni 2016)

Guyton.2017. Fisiologi manusia dan mekanisme penyakit edisi revisi III. Jakarta.EGC

Hendro Bintoko.http:// laporan pendahuluan dyspepsia(diakses pada 15 Juni 2017)

Iwan.http://asuhan keperawatan klien dengan dyspepsia(diakses pada 15 Juni 2016)

Marya R. K. 2018 . Buku Ajar Patofisiologi Mekanisme Terjadinya Penyakit. Tanggerang

Selatan : Binapura Aksara Publiser

Nurarif, Amin Huda. 2018. Aplikasi Asuhan keperawatan berdasarka diagnosa medis &

Nanda Nic Noc .Edisi revisi jilid 1 & 2. Yogyakarta : MediAction

Price, S. A dan Wilson, L. M, 2017, Patofisiologi, EGC, Jakarta

Wilkinson, Judith. M, Ahern Nancy R. 2018. Buku saku Diagnosis Keperawatan : Diagnosis,

NANDA Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Jakarta :EGC

Anda mungkin juga menyukai