Anda di halaman 1dari 12

FORMAT LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT : DEFISIT NUTRISI PADA PASIEN DIARE

Disusun Oleh :
INDAH DWI KUSUMA WARDANI
P17211191008
2A

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN DASAR MANUSIA PROGRAM STUDI


SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES
KEMENKES MALANG TAHUN AKADEMIK 2020/2021
FORMAT LAPORAN PENDAHULUAN DEFISIT NUTRISI
OLEH : INDAH DWI KUSUMA WARDANI

I. KONSEP TEORI DEFISIT NUTRISI


A. DEFINISI
Defisit nutrisi adalah asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi

kebutuhan metabolisme. Defisit nutrisi adalah asupan nutrisi tidak cukup

untuk memenuhi kebutuhan metabolisme (Tim Pokja SDKI DPP PPNI,

2017). Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah keadaaan dimana individu

yang mengalami kekurangan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan

metabolic (Wilkinson & Lennox, 2005).

B. ETIOLOGI
Penyebab kondisi defisit nutrisi dapat ditimbulkan oleh

beberapa situasi seperti : ketidakmampuan menelan makanan,

ketidakmampuan mencerna makanan, ketidakmampuan

mengabsorpsi nutrient, peningkatan kebutuhan metabolisme,

faktor ekonomi (mis. Finansial tidakmencukupi), dan faktor

psikologis (mis. Stress)

C. MANIFESTASI KLINIS
Pasien yang mengalami defisit nutrisi biasanya menunjukkan tanda

mayor dan minor :

a) Gejala dan tanda mayor

1. Subjektif

 [tidak ada]

2. Objektif
 Berat badan menurun minimal 10% dibawahrentang ideal

b) Gejala dan tanda minor

1. Subjektif

 Cepat kenyang setelah makan

 Kram/nyeri abdomen

 Nafsu makan menurun

2. Objektif

 Bising usus hiperaktif

 Otot pengunyah lemah

 Otot menelan lemah

 Membran mukosa pucat

 Sariawan

 Serum albumin turun

 Rambut rontok berlebihan

 Diare

D. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DEFISIT NUTRISI


Penyebab dari defisit nutrisi yaitu ketidakmampuan mengabsorbsi

nutrien yang terjadi karena sel beta pada pankreas tidak dapat memproduksi

insulin yang dapat menyebabkan penurunan berat badan. Menurut Hidayat

(2009), faktor-faktor yang mempengaruhi defisit nutrisi adalah


sebagai berikut:

a. Pengetahuan

Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat

mempengaruhi pola konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh

kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami

kebutuhan nutrisi.

b. Prasangka

Prasangka buruk terhadap beberapa makanan yang bergizi tinggi dapat

mempengaruhi kebutuhan nutrisi seseorang.

c. Kebiasaan

Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu

juga dapat mempengaruhi kebutuhan nutrisi.

d. Kesukaan

Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan

kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat yang

dibutuhkan secara cukup.

e. Ekonomi

Status ekonomi dapat memengaruhi perubahan kebutuhan nutrisi karena

penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit.

Oleh karena itu, masyarakat dengan kondisi perekonomian yang tinggi

biasanya mampu mencukupi kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan dengan

masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah.

II. KONSEP DIARE


A. DEFINISI
Penyakit diare di Indonesia masih menjadi masalah kesehatan yang

sangat menarik untuk dikaji dan dilihat penyebab serta menemukan solusi
untuk penyembuhannya. Diare merupakan penyakit dimana ditandai

dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja dan dengan frekuensi

buang air besar berlebihan (lebih dari 3 kali dalam kurun waktu satu hari).

Penyakit diare merupakan penyumbang ketiga angka kesakitan dan

kematian anak di dunia. (Prawati, Debby Daviani. (2019)).

B. PATOFISIOLOGI
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah:

1. Gangguan osmotic

Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan

menyebabkan tekanan osmotik dalam lumen usus meningkat

sehingga terjadi pergeseran air dan elektroloit ke dalam lumen

usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk

mengeluarkannya sehingga timbul diare.

2. Gangguan sekresi

Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus

akan terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen

usus dan selanjutnya timbul diare kerena peningkatan isi lumen

usus.

3. Gangguan motilitas usus

Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan

usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya

bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh

berlebihan, selanjutnya dapat timbul diare pula.

PATHWAY

faktor infeksi Faktor malabsorbsi Faktor makanan Faktor Psikologi


KH,Lemak,Protein
Masuk Tek. Osmotik meningkat toksin cemas
& berkembang dlm usus

Hipersekresi air Pergeseran air dan hiperperistaltik


dan elektrolit elektrolit ke rongga
( isi rongga usus) usus Menurunya kesempatan
usus
menyerap makanan

Hipertermi DIARE

Frekuensi BAB meningkat Distensi abdomen

Kehilangan cairan & Gg. integritas kulit


Elektrolit berlebihan perianal

gg. kes. cairan & elektrolit Asidosis Metabolik Mual, muntah

Resiko hipovolemi syok sesak Nafsu makan menurun

Gagguan Oksigenasi Perubahan nutrisi

C. ETIOLOGI
1. Faktor infeksi

a.Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan yang merupakan

penyebab utama diare pada anak, meliputi infeksi bakteri

(Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia,

Aeromonas, dsb), infeksi virus (Enterovirus, Adenovirus,

Rotavirus, Astrovirus, dll), infeksi parasit (E. hystolytica,

G.lamblia, T. hominis) dan jamur (C. albicans).


b.Infeksi parenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan

yang dapat menimbulkan diare seperti: otitis media akut, tonsilitis,

bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.

2. Faktor Malabsorbsi

Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa,

maltosa dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa,

fruktosa dan galaktosa). Intoleransi laktosa merupakan

penyebab diare yang terpenting pada bayi dan anak. Di

samping itu bisa terjadi malabsorbsi lemak dan protein.

3. Faktor Makanan

Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan

basi, beracun dan alergi terhadap jenis makanan tertentu.

4. Faktor Psikologis

Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut

dan cemas), jarang terjadi tetapi dapat ditemukan pada anak

yang lebih besar.

D. GEJALA/TANDA
 Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.

 Pada anak cengeng, gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu

makan berkurang.

 Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur

empedu.

 Daerah sekitar anus kemerahan dan lecet karena seringnya difekasi

dan tinja menjadi lebih asam akibat banyaknya asam laktat.


 Ada tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek (elistitas kulit

menurun), ubun-ubun dan mata cekung membran mukosa kering

dan disertai penurunan berat badan.

 Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah

turun, denyut jantung cepat, pasien sangat lemas hingga

menyebabkan kesadaran menurun.

 Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).

III. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN DEFISIT NUTRISI PADA PASIEN DIARE


A. PENGKAJIAN
 Data biografi
Nama , umur, suku/bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat,
sumber biaya
 Keluhan penyakit
BAB 5 kali perhari, feses berlendi dan bau sangat khas
 Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan sebelumnya mengatakan rujakan hingga
akhirnya diare, mual muntah, dan merasa haus yang berlebihan.
 Riwayat nutrisi
Merasa sangat haus dan badan terasa sangat lemah
 Pemeriksaan tanda-tanda vital
1) Keadaan umum
a. Baik, sadar ( tanpa dehidrasi )
b. Gelisah, rewel ( dehidrasi ringan/sedang )
c. Lesu, lunglai, atau tidak sadar ( dehidrasi berat )
2) Berat badan. Penderita diare biasanya mengalami penurunan berat
badan
3) Kulit. Dilakukan dengan cara pemeriksaan turgor
4) Abdomen kemungkinan distensi, kram, bising usus meningkat
5) Anus, adakah iritasi pada kulitnya
A. DIAGNOSA KEPERAWATAN (SDKI,2016)
Defisit nutrisi b.d peningkatan kebutuhan metabolisme d.d

berat badan menurun, membran mukosa pucat, sariawan, diare, bising

usus hiperaktif, nafsu makan menurun, nyeri abdomen

B. INTERVENSI KEPERAWATAN (SIKI,2018)


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam :

- porsi makanan yang dihabiskan meningkat

- nyeri abdomen menurun

- sariawan menurun

- diare menurun

- frekuensi makan meningkat

-  nafsu makan membaik

- bising usus membaik

- membran mukosa membaik

Intervensi :

1. identifikasi status nutrisi

2. monitor asupan makanan setiap 5 jam

3.monitor berat badan setiap 24 jam

4.sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai

5.anjurkan posisi duduk jika mampu

6. kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan 

7. kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori

dan jenis nutrient yang dibutuhkan

D. IMPLEMENTASI
Implementasi keperawatan merupakan komponen dari proses

keperawatan yaitu katagori dari prilaku keperawatan dimana tindakan


yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan

dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaiakan. Dalam teori,

implementasi dari rencana asuhan keperawatan mengikuti komponen

perencanaan dari proses keperawatan. Implementasi keperawatan

dengan pasien defisit nutrisi menggunakan intervensi keperawatan

standart diagnosis keperawatan, dan strandart intervensi keperawatan

indonesia dilakukan untuk mengukur proses penyembuhan pasien

dengan gangguan kebutuhan cairan dan elektrolit : defisit nutrisi pada

pasien diare

E. EVALUASI

Evaluasi merupakan langkah proses keperawatan yang

memungkinkan perawat untuk menentukan apakah intervensi

keperawatan telah berhasil meningkatkan kondisi pasien (Potter & Perry,

2010). Evaluasi dibagi menjadi 2 macam :

1. Evaluasi proses (formatif)

adalah evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir pembahasan suatu

pokok bahasan / topik, dan dimaksudkan untuk mengetahui sejauh

manakah suatu proses pembelajaran telah berjalan sebagaimana yang

direncanakan.

2. Evaluasi hasil (sumatif)

adalah evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir satu satuan waktu

yang didalamnya tercakup lebih dari satu pokok bahasan, dan

dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana peserta didik telah dapat

berpindah dari suatu unit ke unit berikutnya.


DAFTAR PUSTAKA

PPNI (2019). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.

Ackley, B. J., Ladwig, G. B., Msn, R. N., Makic, M. B. F., Martinez-Kratz,


M., & Zanotti, M. (2019). Nursing Diagnosis Handbook E-Book: An
Evidence-Based Guide to Planning Care. Mosby.

Carpenito-Moyet, L. J. (2006). Handbook of nursing diagnosis.


Lippincott Williams & Wilkins.
Prawati, Debby Daviani. "Faktor yang mempengaruhi kejadian diare di Tambak
Sari Kota Surabaya." Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion
and Health Education 7.1 (2019): 34-45.
Bates. B, 1995. Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan. Ed 2. EGC. Jakarta
Carpenitto.LJ. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis. Ed
6. EGC. Jakarta.
Lab/ UPF IKA, 1994. Pedoman Diagnosa dan Terapi . RSUD Dr. Soetomo.
Surabaya.
Markum.AH. 1999. Ilmu Kesehatan Anak. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.
Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak sakit. EGC. Jakarta
Suryanah,2000. Keperawatan Anak. EGC. Jakarta
Doengoes,2000. Asuhan Keperawatan Maternal/ Bayi. EGC. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai