Anda di halaman 1dari 25

KEBIJAKAN KESEHATAN NASIONAL TERHADAP GERAKAN

MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS) DAN PERILAKU HIDUP


BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah Kebijakan Kesehatan Nasional
yang dibina oleh Ibu Lenni Saragih, S. K.M., M. Kes.

Oleh
Nurul Azizah (P17211191011)
Rangga Tri Satya I. (P17211191016)
Putri naila F. H. (P17211191022)
Laxmi Ade Ayu M. (P17211193034)
Oktaviani Dwi R. (P17211193060)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
OKTOBER 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan segala rahmat
dan hidayah-Nya telah membantu kami dalam penyusunan makalah yang berjudul
“Kebijakan Kesehatan Nasional Terhadap Gerakan Masyarakat Hidup Sehat dan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat” ini dengan baik. Kami juga berterimakasih atas
bimbingan dan dukungan Ibu dosen yang telah memberikan kepercayaan kepada
kami untuk menyelesaikan tugas ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka
menambah pengetahuan dan wawasan mengenai kebijakan kesehatan nasional
terhadap gerakan masyarakat hidup sehat dan perilaku hidup bersih dan sehat.
Kami pun menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan
adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah yang akan kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Mudah-mudahan sederhana ini dapat dipahami oleh semua orang
khususnya bagi para pembaca. Kami mohon maaf sebesar-besarnya jika terdapat
kata-kata yang kurang sempurna. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

Malang, 17 Oktober 2021

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................5
1.3 Tujuan ......................................................................................................5
1.4 Manfaat ....................................................................................................5

BAB II KAJIAN PUSTAKA


2.1 Pengertian GERMAS................................................................................6
2.2 Tujuan GERMAS.....................................................................................6
2.3 Pelaku GERMAS......................................................................................7
2.4 Makna Logo GERMAS............................................................................7
2.5 Landasan Kebijakan GERMAS................................................................7
2.6 Bentuk GERMAS.....................................................................................9
2.7 Pengetian PHBS .....................................................................................11
2.8 Tujuan PHBS..........................................................................................12
2.9 Manfaat PHBS........................................................................................12
2.10 Tatanan PHBS......................................................................................13
2.11 Strategi Pelaksanaan PHBS .................................................................15
2.12 Keterkaitan antara GERMAS dan PHBS.............................................18

BAB III TINJAUAN KASUS


3.1 Kasus.......................................................................................................19
3.2 Pembahasan Kasus..................................................................................19

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan.............................................................................................23
4.2 Saran.......................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................24

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) merupakan suatu tindakan
sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama – sama oleh seluruh
komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat
untuk meningkatkan kualitas hidup. Pelaksanaan GERMAS harus dimulai dari
keluarga, karena keluarga adalah bagian terkecil dari masyarakat yang
membentuk kepribadian (Kemenkes RI, 2016).
Dalam GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) yang bertujuan
untuk memasyarakatkan budaya hidup sehat serta meninggalkan kebiasaan dan
perilaku masyarakat yang kurang sehat. Ini tidak jauh berbeda dan berkaitan
dengan PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat). PHBS adalah upaya untuk
memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan,
keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi,
memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan,
sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (advokasi), bina suasana (social
support) dan pemberdayaan masyarakat (empowerment) sehingga dapat
menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara dan
meningkatkan kesehatan masyarakat (Depkes, 2010)
GERMAS dan PHBS sekarang saat dibutuhkan oleh indonesia karena Dari
data riset Kementerian Kesehatan diketahui hanya 20 persen dari total masyarakat
Indonesia peduli terhadap kebersihan dan kesehatan. Serta Menurut laporan
Riskesdas, hanya 59,8 rumah tangga yang memiliki akses terhadap fasilitas
sanitasi yang sesuai standard. Hal ini menimbulakan peningkatan kasusu diare dan
ISPA. Oleh karena itu GERMAS dan PHBS sangat berperan untuk menuntaskan
masalah kesehatan serta meningkatkan kesehatan di Indonesia dalam hal ini
terutamanya tentang kebersihan.
Adanya GERMAS dan PHBS sebagai progam untuk meningkatkan
kesehatan bangsa tentunya dua progam ini sangat saling berkaiatan dan memiliki
tujuan yang sama. Namun, dua progam ini memilik konsep tersendisi apalagi
dalam proses tindakan dan strategi pelaksanaanya.

iv
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana keterkaitan GERMAS dan PHBS dalam tindakan dan strategi
pelaksanaannya.

1.3 Tujuan
A. Tujuan Umum
Tujuan dari pembentukan makalah ini adalah untuk mengetahui
keterkaitan GERMAS dan PHBS dalam tindakan dan strategi pelaksanaan
dalam meningkatkan masalah kesehatan yang ada di Indonesia.
B. Tujuan Khusus
1. Mengetahui pengertian GERMAS dan PHBS
2. Mengetahui tujuan dan manfaat GERMAS dan PHBS
3. Mengetahui bagaimana strategi pelaksanaan GERMAS dan PHBS
4. Mengetahui bagaimana keterkaitan GERMAS dan PHBS

1.4 Manfaat
Dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan serta tambahan ilmu
pengetahuan tentang Bagaimana perbedaan GERMAS dan PHBS dalam tindakan
dan pelaksaannya.

v
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian GERMAS
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) merupakan suatu tindakan
yang sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh
komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan, dan kemampuan berperilaku sehat
untuk meningkatkan kualitas hidup.
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) merupakan gerakan
nasional yang diprakarsai oleh Presiden RI yang mengedepankan upaya promotif
dan preventif, tanpa mengesampingkan upaya kuratif-rehabilitatif dengan
melibatkan seluruh komponen bangsa dalam memasyarakatkan paradigma sehat.
Untuk menyukseskan GERMAS, tidak bisa hanya mengandalkan peran sektor
kesehatan saja. Peran Kementerian dan Lembaga di sektor lainnya juga turut
menentukan, dan ditunjang peran serta seluruh lapisan masyarakat. Mulai dari
individu, keluarga, dan masyarakat dalam mempraktekkan pola hidup sehat,
akademisi, dunia usaha, organisasi kemasyarakatan, dan organisasi profesi dalam
menggerakkan anggotanya untuk berperilaku sehat; serta Pemerintah baik di
tingkat pusat maupun daerah dalam menyiapkan sarana dan prasarana pendukung,
memantau dan mengevaluasi pelaksanaannya.

2.2 Tujuan GERMAS


A. Tujuan Umum
Tujuan umum GERMAS adalah menurunkan beban penyakit, menurunkan
beban biaya pelayanan kesehatan, meningkatkan produktivitas penduduk
dan menekan peningkatan beban finansial masyarakat untuk pengeluaran
kesehatan.
B. Tujuan Khusus
Tujuan khusus GERMAS adalah untuk menurunkan resiko utama penyakit
menular dan tidak menular terutama melalui:
1. Intervensi gizi 1000 hari pertama kehidupan
2. Memperbaiki pola konsumsi gizi seimbang seluruh keluarga
3. Meningkatkan aktifitas fisik teratur dan terukur

vi
4. Meningkatkan pola hidup sehat
5. Meningkatkan lingkungan sehat
6. Mengurangi konsumsi rokok dan alcohol

2.3 Pelaku GERMAS


Seluruh lapisan masyarakat harus terlibat dalam kegiatan Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat, meliputi:
A. Pemerintah Pusat dan Daerah membuat kebijakan yang berwawasan
kesehatan, mensosialisasikan ke jajarannya sekaligus melaksanakannya.
B. Di lingkup Akademisis, Dunia Usaha dan Organisasi Masyarakat harus
dilibatkan untuk mensosialisasikan di lingkungannya dan jaringannya
masing-masing serta melaksanakannya.
C. Individu, Keluarga dan Masyarakat, menerapkan Germas dengan
berperilaku hidup sehat.

2.4 Makna Logo GERMAS


A. Bentuk logo menggambarkan masyarakat indonesia yang memiliki hidup
sehat melalui aktivitas fisik serta deteksi dini penyakit.
B. Logo menggunakan konsep pita yang bersambung dengan 4 warna yang
berbeda, menggambarkan kerjasama serta komitmen
kementerian/lembaga, dunia usaha, organisasi Masyarakat dan akademisi
dalam menciptakan masyarakat sehat.
C. Warna-warna yang dipergunakan pada logo mencerminkan warna-warna
dari beberapa makanan sehat seperti buah-buahan dan sayuran yang dapat
dikonsumsi sebagai salah satu cara untuk wujudkan hidup sehat.

2.5 Landasan Kebijakan GERMAS


Landasan kebijakan GERMAS adalah Instruksi Presiden (Inpres) No.1
Tahun 2017 Tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)
mengamanatkan setiap pihak terkait untuk menetapkan kebijakan dan mengambil
langkah-langkah sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing untuk
mewujudkan GERMAS, melalui peningkatan aktivitas fisik, peningkatan perilaku

vii
hidup sehat, penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi, peningkatan
pencegahan dan deteksi dini penyakit, peningkatan kualitas lingkungan, dan
peningkatan edukasi hidup sehat. Beberapa poin penting dalam Inpres No.1 Tahun
2017 :
A. Fokus upaya Germas adalah PROMOTIF dan PREVENTIF. Didalam
tindakan kesehatan ada 4 istilah umum : 1. Promotif, 2. Preventif, 3.
Kuratif dan 4. Rehabilitatif.
B. Inpres ditujukan (kepada) ; 1. Para Menteri Kabinet Kerja, 2. Kepala
Lembaga Pemerintah Non Kementerian, 3. Dirut BPJS dan 4. Para
Gubernur dan Bupati/Walikota. Berarti Inpres tidak hanya ditujukan ke
Kementerian Kesehatan saja, akan tetapi multi sektoral.
C. Khusus untuk Kementerian Ketenagakerjaan, mendorong dan
memfasilitasi perusahaan untuk melaksanakan pemeriksaan
kesehatan/deteksi dini penyakit pada pekerja.
D. Pembiayaan pelaksanaan Inpres ini dibebankan kepada APBN masing
masing kementerian/lembaga dan APBD untuk provinsi/kabupaten/kota,
serta sumber lain yang tidak mengikat sesuai ketentuan peraturan
perundang undangan.
E. Dalam pelaksanaan Inpres ini dapat melibatkan peran
masyarakat dan dunia usaha sesuai ketentuan perundang undangan.
Pedoman Pelaksanaan Inpres No.1 Tahun 2017 Sebagai pedoman
pelaksanaan Inpres No.1 Tahun 2017 diterbitkan peraturan menteri
yaitu Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional RI No.11 Tahun 2017 Tentang pedoman
umum pelaksanaan gerakan masyarakat hidup sehat. Beberapa poin penting dalam
Permen PPN/Kepala BPPN No.11 Tahun 2017, yaitu :
A. Tujuan pedoman ini sebagai panduan bagi seluruh kementerian/lembaga,
BPJS, dan pemerintah daerah, serta pemangku kepentingan terkait dalam
melaksanakan Inpres No.1 Tahun 2017.
B. Rencana kegiatan Germas difokuskan untuk mencapai 6 Tujuan Khusus
Germas : a. Peningkatan aktifitas fisik, b. Peningkatan perilaku hidup
sehat, c. Penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi, d.

viii
Peningkatan pencegahan dan deteksi dini penyakit, e. Peningkatan
Kualitas lingkungan, dan f. Peningkatan edukasi hidup sehat.
C. Dalam pelaksanaan Germas melibatkan pemangku
kepentingan. Pemangku kepentingan yang dimaksud meliputi kelompok
masyarakat madani, dunia usaha, organisasi profesi, organisasi
keagamaan, dan institusi pendidikan.
D. Tujuan Umum Germas ; a. Menurunkan beban penyakit menular dan
penyakit tiak menular, baik kematian maupun kecacatan, b. Menurunkan
beban pembiayaan pelayanan kesehatan karena meningkatnya penyakit, c.
Menghindarkan terjadinya penurunan produktivitas penduduk dan, d.
Menghindarkan peningkatan beban finansial penduduk untuk pengeluaran
kesehatan.
E. Germas dilaksanakan dengan pendekatan multisektor, setiap pemangku
kepentingan ditingkat pusat dan daerah sesuai tugas pokok dan fungsinya,
berkontribusi baik secra langsung maupun tidak langsung (mendukung)
upaya peningkatan kesadaran hidup sehat masyarakat.
F. Sosialisasi Germas dilakukan melalui media cetak, media elektronik, dan
kegiatan lainnya seperti workshop/seminar, pertemuan koordinasi serta
cara lainnya. Materi sosialisasi sekurang kurangnya mencakup ; a. Latar
belakang pentingnya Germas, b. Konsep dan tujuan Germas dan c.
Kegiatan Germas lintas sektor.

2.6 Bentuk GERMAS


Setidaknya terdapat 7 bentuk langkah penting dalam rangka menjalankan
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. Ketujuh langkah tersebut merupakan bagian
penting dari pembiasaan pola hidup sehat dalam masyarakat guna mencegah
berbagai masalah kesehatan yang beresiko dialami oleh masyarakat Indonesia.
Berikut ini 7 langkah GERMAS yang dapat menjadi panduan menjalani pola
hidup yang lebih sehat.
A. Melakukan Aktivitas Fisik
Perilaku kehidupan modern seringkali membuat banyak orang minim
melakukan aktivitas fisik; baik itu aktivitas fisik karena bekerja maupun

ix
berolah raga. Kemudahan-kemudahan dalam kehidupan sehari – hari
karena bantuan teknologi dan minimnya waktu karena banyaknya
kesibukan telah menjadikan banyak orang menjalani gaya hidup yang
kurang sehat. Bagian germas aktivitas fisik merupakan salah satu gerakan
yang diutamakan untuk meningkatkan kualitas kesehatan seseorang.
B. Makan Buah dan Sayur
Keinginan untuk makan makanan praktis dan enak seringkali menjadikan
berkurangnya waktu untuk makan buah dan sayur yang sebenarnya jauh
lebih sehat dan bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Beberapa jenis makanan
dan minuman seperti junk food dan minuman bersoda sebaiknya dikurangi
atau dihentikan konsumsinya. Menambah jumlah konsumsi makanan dari
buah dan sayur merupakan contoh GERMAS yang dapat dilakukan oleh
siapapun.
C. Tidak Merokok
Merokok merupakan kebiasaan yang banyak memberi dampak buruk bagi
kesehatan. Berhenti merokok menjadi bagian penting dari gerakan hidup
sehat dan akan berdampak tidak pada diri perokok; tetapi juga bagi orang
– orang di sekitarnya. Meminta bantuan ahli melalui hipnosis atau metode
bantuan berhenti merokok yang lain dapat menjadi alternatif untuk
menghentikan kebiasaan buruk tersebut.
D. Tidak Mengkonsumsi Minuman Beralkohol
Minuman beralkohol memiliki efek buruk yang serupa dengan merokok;
baik itu efek buruk bagi kesehatan hingga efek sosial pada orang – orang
di sekitarnya.
E. Melakukan Pemeriksaan Kesehatan Secara Berkala
Salah satu bagian dari arti germas sebagai gerakan masyarakat hidup sehat
adalah dengan lebih baik dalam mengelola kesehatan. Salah satunya
adalah dengan melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin dan tidak
hanya datang ke rumah sakit atau puskesmas ketika sakit saja. Langkah ini
dapat memudahkan mendeteksi penyakit atau masalah kesehatan lebih
dini.

x
F. Menjaga Kebersihan Lingkungan
Bagian penting dari germas hidup sehat juga berkaitan dengan
meningkatkan kualitas lingkungan; salah satunya dengan lebih serius
menjaga kebersihan lingkungan. Menjaga kebersihan lingkungan dalam
skala kecil seperti tingkat rumah tangga dapat dilakukan dengan
pengelolaan sampah. Langkah lain yang dapat dilakukan adalah menjaga
kebersihan guna mengurangi resiko kesehatan seperti mencegah
perkembangan vektor penyakit yang ada di lingkungan sekitar.
G. Menggunakan Jamban
Aspek sanitasi menjadi bagian penting dari gerakan masyarakat hidup
sehat; salah satunya dengan menggunakan jamban sebagai sarana
pembuangan kotoran. Aktivitas buang kotoran di luar jamban dapat
meningkatkan resiko penularan berbagai jenis penyakit sekaligus
menurunkan kualitas lingkungan.

2.7 Pengertian PHBS


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan
yang dilakukan karena kesadaran pribadi sehingga keluarga dan seluruh
anggotanya mampu menolong diri sendiri pada bidang kesehatan serta memiliki
peran aktif dalam aktivitas masyarakat.
PHBS adalah sebuah rekayasa sosial yang bertujuan menjadikan sebanyak
mungkin anggota masyarakat sebagai agen perubahan agar mampu meningkatkan
kualitas perilaku sehari – hari dengan tujuan hidup bersih dan sehat.
PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran
sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau
masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan
berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. Dengan demikian,
PHBS mencakup beratus-ratus bahkan mungkin beribu-ribu perilaku yang harus
dipraktikkan dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya.
Jadi PHBS merupakan pengetahuan atau sikap dan tindakan proaktif untuk
memelihara dan mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari

xi
ancaman penyakit yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri
sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan derajat
kesehatan masyarakanya.

2.8 Tujuan PHBS


Tujuan PHBS adalah untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran,
kemauan dan kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat, serta
meningkatkan peran serta aktif masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha,
dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

2.9 Manfaat PHBS


Manfaat PHBS secara umum adalah meningkatkan kesadaran masyarakat
untuk mau menjalankan hidup bersih dan sehat. Hal tersebut agar masyarakat bisa
mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan. Selain itu, dengan menerapkan
PHBS masyarakat mampu menciptakan lingkungan yang sehat dan meningkatkan
kualitas hidup.
A. Manfaat PHBS di Sekolah
PHBS di sekolah merupakan kegiatan memberdayakan siswa, guru dan
masyarakat lingkungan sekolah untuk mau melakukan pola hidup sehat
untuk menciptakan sekolah sehat. Manfaat PHBS di Sekolah mampu
menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, meningkatkan proses
belajar mengajar dan para siswa, guru hingga masyarakat lingkungan
sekolah menjadi sehat.
B. Manfaat PHBS di Rumah Tangga
Menerapkan PHBS di rumah tangga tentu akan menciptakan keluarga
sehat dan mampu meminimalisir masalah kesehatan. Manfaat PHBS di
rumah tangga antara lain, setiap anggota keluarga mampu meningkatkan
kesejahteraan dan tidak mudah terkena penyakit, rumah tangga sehat
mampu meningkatkan produktivitas anggota rumah tangga dan manfaat
PHBS rumah tangga selanjutnya adalah anggota keluarga terbiasa untuk

xii
menerapkan pola hidup sehat dan anak dapat tumbuh sehat dan tercukupi
gizi.
C. Manfaat PHBS di Tempat Kerja
PHBS di Tempat kerja adalah kegiatan untuk memberdayakan para
pekerja agar tahu dan mau untuk melakukan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat dan berperan dalam menciptakan tempat kerja yang sehat. manfaat
PHBS di tempat kerja yaitu para pekerja mampu meningkatkan
kesehatannya dan tidak mudah sakit, meningkatkan produktivitas kerja
dan meningkatkan citra tempat kerja yang positif.
D. Manfaat PHBS di Masyarakat
Manfaat PHBS di masyarakat adalah masyarakat mampu menciptakan
lingkungan yang sehat, mencegah penyebaran penyakit, masyarakat
memanfaatkan pelayanan fasilitas kesehatan dan mampu mengembangkan
kesehatan yang bersumber dari masyarakat.

2.10 Tatanan PHBS


Tatanan PHBS melibatkan beberapa elemen yang merupakan bagian dari
tempat beraktivitas dalam kehidupan sehari – hari. Berikut ini 5 tatanan PBHS
yang dapat menjadi simpul – simpul untuk memulai proses penyadartahuan
tentang perilaku hidup bersih sehat :
A. PHBS di Rumah Tangga
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan,
2. Memberi asi eksklusif pada bayi,
3. Menggunakan air bersih,
4. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun,
5. Menggunakan jamban sehat,
6. Makan buah dan sayur setiap hari,
7. Membuang sampah di tempat sampah,
8. Memberantas jentik nyamuk,
9. Pengelolaan limbah cair di rumah tangga, dll.
B. PHBS di Sekolah
1. Mencuci tangan menggunakan sabun,

xiii
2. Mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat,
3. Menggunakan jamban sehat,
4. Membuang sampah pada tempat sampah,
5. Tidak merokok,
6. Tidak mengkonsumsi narkoba, alkohol, psikotropika, dan NAPZA,
7. Tidak meludah di sembarang tempat,
8. Memberantas jentik-jentik nyamuk, dll.
C. PHBS di Tempat Kerja
1. Mencuci tangan menggunakan air bersih dan sabun
2. Mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat
3. Menggunakan jamban sehat
4. Membuang sampah pada tempatnya
5. Tidak merokok
6. Tidak mengkonsumsi NAPZA
7. Tidak meludah sembarangan
8. Memberantas jentik-jentik nyamuk, dll.
D. PHBS di Sarana Kesehatan
1. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
2. Menggunakan jamban sehat
3. Membuang sampah pada tempat sampah
4. Tidak merokok
5. Tidak mengkonsumsi NAPZA
6. Tidak meludah di sembarang tempat
7. Memberantas jentik-jentik nyamuk, dll.
E. PHBS di Tempat Umum
1. Mencuci tangan menggunakan air bersih dan sabun
2. Mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat
3. Menggunakan jamban sehat
4. Membuang sampah pada tempatnya
5. Tidak merokok
6. Tidak mengkonsumsi NAPZA
7. Tidak meludah sembarangan

xiv
8. Memberantas jentik-jentik nyamuk, dll.

2.11 Strategi Pelaksanaan PHBS


A. Strategi Gerakan Pemberdayaan
Pemberdayaan merupakan proses memposisikan masyarakat agar memiliki
peran yang besar (kedaulatan) dalam pengambilan keputusan dan
penetapan tindakan yang berkaitan dengan kesehatannya. Pemberdayaan
merupakan proses pemberian informasi kepada individu, keluarga atau
kelompok (sasaran) secara terus menerus dan berkesinambungan
mengikuti perkembangan sasaran, agar sasaran tersebut berubah dari tidak
tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge), dari tahu menjadi mau
(aspek attitude), dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku
yang diperkenalkan (aspek practice). Oleh karena itu sasaran dalam
pemberdayaan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu pemberdayaan
individu, pemberdayaan keluarga, dan pemberdayaan kelompok /
masyarakat.
B. Strategi Bina Suasana
Bina suasana adalah upaya menciptakan lingkungan sosial yang
mendorong individu anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku
yang diperkenalkan. Seseorang akan terdorong untuk melakukan sesuatu
apabila lingkungan sosial dimanapun ia berada menyetujui atau
mendukung perilaku hidup sehat. Oleh karena itu, untuk memperkuat
proses pemberdayaan, khususnya dalam upaya meningkatkan para
individu dari fase tahu ke fase mau perlu dilakukan bina suasana.
Kemudian terdapat tiga kategori bina suasana, yaitu :
1. Bina suasana indvidu : Bina suasana individu dilakukan oleh individu
seperti tokoh masyarakat. Dalam kategori ini tokoh masyarakat
menjadi individu panutan dalam hal perilaku yang sedang
diperkenalkan, dengan mempraktikkan perilaku yang sedang
diperkenalkan tersebut, kemudian mereka menjadi kader dan turut
menyebarluaskan informasi guna menciptakan suasana yang kondusif
bagi perubahan perilaku individu lainnya.

xv
2. Bina suasana kelompok : Bina suasana kelompok dilakukan oleh
kelompok-kelompok dalam masyarakat, seperti pengurus RT,
pengurus RW, majelis pengajian, perkumpulan sesi, organisasi profesi,
dll. Bina suasana ini dapat dilakukan bersama pemuka atau tokoh
masyarakat yang telah peduli. Dalam kategori ini kelompok tersebut
merupakan kelompok yang peduli terhadap perilaku yang sedang
diperkenalkan dan menyetujui atau mendukungnya. Bentuk dukungan
dapat berupa kelompok tersebut bersedia mempraktikkan perilaku
yang sedang diperkenalkan, mengadvokasi pihak-pihak terkait dan
melakukan kontrol sosial terhadap individu-individu anggotanya.
3. Bina suasana publik : Bina suasana publik dilakukan oleh masyarakat
umum melalui pengembangan kemitraan dan pemanfaatan media
komunikasi massa, sehingga dapat tercipta pendapat umum. Dalam
kategori ini media massa tersebut peduli dan mendukung perilaku yang
sedang diperkenalkan. Dengan demikian, media massa akan menjadi
mitra dalam rangka menyebarluaskan informasi tentang perilaku yang
sedang diperkenalkan dan menciptakan pendapat umum atau opini
publik yang posistif terhadap perilaku tersebut.
C. Strategi Advokasi

Advokasi merupakan upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk
mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak yang terkait
(stakeholders). Pihak yang terkait ini dapat berupa tokoh masyarakat
formal / informal yang dapat berperan sebagai narasumber (opinio leader)
atau penentu kebijakan atau penyandang dana dan juga bisa berupa
kelompok dalam masyarakat dan media massa. Komitmen dan dukungan
yang diupayakan melalui advokasi jarang diperoleh dalam waktu singkat,
sehingga memerlukan beberapa tahapan, berikut adalah tahap-tahap
advokasi :
1. Mengetahui atau menyadari adanya masalah,
2. Tertarik untuk ikut mengatasi masalah,

xvi
3. Peduli terhadap pemecahan masalah dengan pertimbangan berbagai
alternatif pemecahan masalah,
4. Sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satu
alternatif pemecahan masalah,
5. Memutuskan tindak lanjut kesepakatan.
Kemudian terdapat juga bahan-bahan advokasi yang harus disiapkan
dengan matang, yaitu :
1. Sesuai minat dan perhatian sasaran advokasi
2. Memuat rumusan masalah dan alternatif pemecahan masalah
3. Memuat peran isi sasaran dalam pemecahan masalah
4. Berdasarkan kepada fakta
5. Dikemas secara menarik dan jelas
6. Sesuai dengan waktu yang tersedia
D. Strategi Kemitraan
Kemitraan harus digalang dengan baik dalam rangka pemberdayaan
maupun bina suasana dan advokasi guna membangun kerjasama dan
mendapatkan dukungan. Dengan demikian kemitraan perlu digalang antar
individu, keluarga, pejabat atau instansi pemerintah yang terkait dengan
urusan kesehatan, pemuka atau tokoh masyarakat, media massa, dan lain-
lain. Kemitraan yang digalang harus berlandaskan pada tiga prinsip dasar
yaitu :
1. Kesetaraan : Kesetaraan berarti tidak diciptakan hubungan yang
bersifat hirarkis. Semua harus diawali dengan kesediaan menerima
bahwa masing-masing berada dalam kedudukan yang sama (berdiri
sama tinggi, duduk sama rendah). Keadaan ini dapat dicapai apabila
semua pihak bersedia mengembangkan hubungan kekeluargaan, yaitu
hubungan yang dilandasi kebersamaan atau kepentingan bersama.
2. Keterbukaan : Di setiap langkah atau tahap diperlukan adanya
kejujuran dari masing-masing pihak. Setiap usul / saran / komentar
harus disertai dengan alasan yang jujur, sesuai fakta, dan tidak
menutup-tutupi sesuatu. Pada awalnya hal ini mungkin akan
menimbulkan diskusi, kemudian akan timbul kesadaran akan

xvii
kekeluargaan dan kebersamaan yang akan mendorong timbulnya solusi
yang adil dari hal tersebut.
3. Saling menguntungkan : Solusi yang adil ini akan dikaitkan dengan
adanya keuntungan yang didapat oleh semua pihak terlibat, dengan
demikian PHBS dan kegiatan kesehatan harus dapat dirumuskan
keuntungan-keuntungannya (baik langsung maupun tidak langsung)
bagi semua pihak yang terkait, misalnya keuntungan ekonomis,
keuntungan kesehatan jangka panjang, dan lain-lain.

2.12 Keterkaitan Antara GERMAS dan PHBS


Di atas disebutkan bahwa PHBS mencakup semua perilaku yang harus
dipraktikan di bidang pencegahan dan penanggulangan penyakit, penyehatan
lingkungan, kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, gizi, farmasi dan
pemeliharaan kesehatan. Perilaku-perilaku tersebut harus dipraktikan dimanapun
seseorang berada di rumah tangga, institusi pendidikan, di tempat kerja, di tempat
umum dan fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan situasi dan kondisi yang
dijumpai. Sedangkan pada GERMAS Setidaknya terdapat 7 langkah penting
dalam rangka menjalankan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. Ketujuh langkah
tersebut merupakan bagian penting dari pembiasaan pola hidup sehat dalam
masyarakat guna mencegah berbagai masalah kesehatan yang beresiko dialami
oleh masyarakat Indonesia.
Jadi, GERMAS merupakan sebuah gerakan yang bertujuan untuk
memasyarakatkan budaya hidup sehat serta meninggalkan kebiasaan dan perilaku
masyarakat yang kurang sehat. Aksi GERMAS ini juga diikuti dengan
memasyarakatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta dukungan untuk
program infrastruktur dengan basis masyarakat. Program ini memiliki beberapa
fokus seperti membangun akses untuk memenuhi kebutuhan air minum, instalasi
kesehatan masyarakat serta pembangunan pemukiman yang layak huni. Ketiganya
merupakan infrastruktur dasar yang menjadi pondasi dari gerakan masyarakat
hidup sehat.

xviii
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Kasus
Mayoritas masyarakat Indonesia tidak peduli akan kebersihan yang
berdampak pada lingkungan sekitar dan juga kesehatan. Dari data riset
Kementerian Kesehatan diketahui hanya 20 persen dari total masyarakat Indonesia
peduli terhadap kebersihan dan kesehatan. Ini berarti, dari 262 juta jiwa di
Indonesia, hanya sekitar 52 juta orang yang memiliki kepedulian terhadap
kebersihan lingkungan sekitar dan dampaknya terhadap kesehatan. Menurut
laporan Riskesdas, hanya 59,8 rumah tangga yang memiliki akses terhadap
fasilitas sanitasi yang sesuai standard. Selain itu, pola atau kebiasaan higienitas
yang baik seperti sikat gigi dan cuci tangan juga masih belum dilakukan oleh
seluruh masyarakat Indonesia.
Pola atau kebiasaan higienitas yang baik seperti sikat gigi dan cuci tangan
juga masih belum dilakukan oleh masyarakat di Kelurahan Tanah Kalikedinding.
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa Kelurahan Tanah Kalikedinding RW II
(RT 07 dan 11) Kecamatan Kenjeran Kota Surabaya memiliki masalah kesehatan
dengan angka penderita diare dan ISPA yang cukup tinggi yakni 2.467 kasus diare
dan sebanyak 15.207 kasus untuk penderita ISPA. Kemudian dilakukan sebuah
germas dengan cara Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) pada masyarakat,
didaptakan hasil mayoritas responden tidak berperilaku baik dalam CTPS
sebanyak 54 orang (77,1%) dan responden dengan perilaku yang baik sebanyak
16 orang (22,9%).

3.2 Pembahasan Kasus


Kesadaran masyarakat Indonesia yang masih rendah terhadap kebersihan
berpengaruh besar terhadap kesehatan. Penyakit infeksi saluran pernapasan akut
(ISPA) dan diare adalah dua penyakit utama yang disebabkan oleh lingkungan
hidup yang kurang bersih. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai

xix
pentingnya kebersihan, menurut Purnawan, perlu diperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi higienitas masyarakat.
Faktor yang pertama adalah akses sanitasi yang memadai. Akses sanitasi
ini tidak hanya meliputi jamban dan fasilitas sanitasi lain yang sesuai dengan
standard kesehatan, namun juga tersedianya air bersih. Menurut Badan
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Jakarta, 41 persen sumur yang ada di
lingkungan rumah tangga di Jakarta hanya berjarak 10 meter dari septic tank. Hal
ini menunjukkan bahwa air yang digunakan masyarakat masih belum sesuai
dengan standard kesehatan.
Yang kedua adalah perilaku dan kebiasaan masyarakat itu sendiri
mengenai kebersihan. Hal ini dapat berupa kebiasaan-kebiasaan kecil, dari
membuang sampah di tempatnya hingga rajin mencuci tangan. Perilaku dan
kebiasaan adalah sesuatu yang diajarkan sejak kecil, terutama lewat keluarga dan
lingkungan sekolah. Oleh karenanya, penting bagi orangtua dan pihak sekolah
untuk menanamkan kebiasaan positif pada anak-anak.
Faktor yang terakhir adalah budaya di masyarakat sekitar. Budaya yang
diadopsi suatu masyarakat di wilayah tertentu pastinya berpengaruh terhadap
kebiasaan dan perilaku yang diajarkan ke tiap individu. Oleh karenanya, kata
Junaidi, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai kebersihan dan
kesehatan, perlu kerjasama dari berbagai macam sektor, dari pemangku kebijakan
yang memegang regulasi, akademisi, pelaksana, hingga masyarakat itu sendiri.
Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun merupakah salah satu
indikator PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dimana perilaku tersebut
dilakukan karena kesadaran dari hasil pembelajaran, yang membuat individu atau
keluarga dapat menjaga dan memelihara kesehataan serta berperan seacara aktif
sehingga dapat mewujudkan masyarakat sehat.
Berdasarkan data dari WHO, perilaku mencuci tangan dengan sabun dapat
menurunkan terjadinya kasus diare dan ISPA. Terdapat berbagai hal yang
mempengaruhi rendahnya perilaku CTPS karena masih rendahnya pengetahuan
dan kesadaran untuk melakukan perilaku CTPS yang benar.
Cara CTPS yang benar adalah menggosok telapak tangan secara
bersamaan, menggosok punggung kedua tangan, jalinkan kedua telapak tangan

xx
lalu digosok-gosokkan, tautkan jari-jari antara kedua telapak tangan secara
berlawanan, gosok ibu jari secara memutar dilanjutkan dengan daerah antara jari
telunjuk dan ibu jari secara bergantian, gosok kedua pergelangan tangan dengan
arah memutar, bilas dengan air dan keringkan. Hal terpenting dalam CTPS bukan
berapa lama waktu mencuci tangan, tetapi cara mencuci tangannya (Kemenkes RI,
2014).
Tangan merupakan media penyalur penyakit maka dengan cuci tangan
yang merupakan hal mudah dan murah dapat mengendalikan risiko penyakit
(promotif dan preventif). Dari hasil survei Health Service Program terdapat 98
dari 100 orang Indonesia yang tidak mencuci tangan pakai sabun setelah buang air
besar. Sehingga tidak mengherankan bila banyak warga Indonesia yang masih
mengalami diare dikarenakan gaya hidup yang tidak bersih maka meningkatkan
pengetahuan tentang PHBS sangat dibutuhkan dalam hal ini. Pengetahuan
seseorang dapat diperoleh melalui pendidikan, pengalaman, hubungan sosial
(lingkungan sosial budaya), paparan media masa (akses informasi) dan ekonomi
(pendapatan). Sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik
mengenai perihal manfaat dan resiko perilaku CTPS yang diperoleh dari
penyuluhan kesehatan dimana di selenggarakan oleh pelayanan kesehatan
puskesmas setempat.
Peran puskesmas terhadap perilaku hidup bersih dan sehat pada setiap
lingkungan berbeda-beda. Petugas kesehatan di puskesmas memiliki peran untuk
melakukan pendekatan kepada kepala desa/lurah untuk memperoleh dukungan
dalam pengupayaan kegiatan penyuluhan secara terprogram dan berkelanjutan
dalam mewujudkan perilaku CTPS secara merata. Selain itu, mengupayakan
evaluasi dan monitoring secara berkala pada setiap program kegiatan CTPS di
masyarakat dengan keterlibatkan lintas sektor dalam setiap program kegiatan
CTPS di masyarakat dan keberhasilan pemberdayaan anggota keluarga agar tahu,
mau, dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan
aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
Kegiatan germas yang dilakukan oleh puskesmas biasanya terdiri dari
melakukan aktivitas fisik seperti senam, sosialisasi pentingnya untuk
mengkonsumsi buah dan sayur, sosialisasi untuk tidak merokok, anjuran untuk

xxi
tidak meminum alcohol, melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala,
menjaga kebersihan lingkungan dan menggunakan jamban. Focus utama pada
kasus ini adalah puskesmas memiliki kegiatan germas berupa focus kepada
higienitas masyarakat berupa mencuci tangan dan menggosok gigi. Peran petugas
puskesmas yakni mengajarkan kepada masyarakat mengenai tahapan cuci tangan
yang baik dan benar, kemudian juga menjelaskan kapan kita harus mencuci
tangan. Petugas puskesmas juga memiliki peran untuk mengajarkan teknik gosok
gigi yang baik.
Dalam kegiatan germas pada posyandu lansia ditujukan agar lansia bisa
sehat, mandiri, aktivif dan produktif. Kegiatan germas yang dilakukan kepada
lansia biasanya dalam bentuk kegiatan promotif dan preventif untuk
meningkatkan kesehatan dan pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan
pendekatan keluarga.
Germas pada posyandu balita dilakukan pada anak dan balita usia
pertumbuhan sebelum memasuki usia 5 tahun harus diperhatikan dan dipantau
melalui tindakan germas dengan melakukan pemeriksaan secara rutin.
Pemeriksaan anak dan balita sangat dianjurkan untuk dilakukan secara rutin sekali
dalam sebulan ke Posyandu terdekat. Pemeriksaan rutin kepada anak dan balita di
bawah usia 5 tahun penting dilakukan karena untuk memantau kesehatan ibu dan
anak, mengetahui apakah balita tumbuh sehat, mencegah gangguan pertumbuhan
balita dan ibu akan memperoleh penyuluhan gizi pertumbuhan balita. Selain itu,
pihak Posyandu juga dapat segera merujuk anak ke Puskesmas jika mengalami
sakit demam, batuk, pilek dan diare, atau saat berat badan anak tidak naik dan
berada di bawah garis merah.

xxii
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau bisa disebut dengan PHBS
mencakup semua perilaku yang harus dipraktikan di bidang pencegahan dan
penanggulangan penyakit, penyehatan lingkungan, kesehatan ibu dan
anak, keluarga berencana, gizi, farmasi dan pemeliharaan kesehatan. Perilaku-
perilaku tersebut harus dipraktikan dimanapun seseorang berada di rumah
tangga, institusi pendidikan, di tempat kerja, di tempat umum dan fasilitas
pelayanan kesehatan sesuai dengan situasi dan kondisi yang dijumpai. Ketujuh
langkah tersebut merupakan bagian penting dari pembiasaan pola hidup sehat
dalam masyarakat guna mencegah berbagai masalah kesehatan yang beresiko
dialami oleh masyarakat Indonesia. Jadi, GERMAS merupakan sebuah gerakan
yang bertujuan untuk memasyarakatkan budaya hidup sehat serta meninggalkan
kebiasaan dan perilaku masyarakat yang kurang sehat.

4.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan adalah :
1. Berkaitan dengan sanitasi yang memadai, pemerintah daerah diharap dapat
mengupayakan pembangunan fasilitas sanitasi dan sumber air bersih yang
memadai.
2. Perlu diadakan penyuluhan mengenai Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat untuk membekali masyarakat dalam
melakukan kegiatan sehari-hari. Penyuluhan ini dapat dilakukan oleh
bidan desa agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan mudah dan
efisien.
3. Puskesmas harus senantiasa mengontrol dan memantau perkembangan
GERMAS dan PHBS masyarakat desa tersebut demi meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.

xxiii
4. Kader Posyandu diharap dapat mendukung dan mengajak masyarakat
untuk lebih aktif menggalakkan pemeriksaan rutin terhadap bayi dan balita
serta kebiasaan hidup sehat lainnya.

xxiv
DAFTAR PUSTAKA
Apa Itu Germas? (2019, Januari 15). Retrieved from Dinas Kesehatan Provinsi
Gorontalo: https://dinkes.gorontaloprov.go.id/apa-itu-germas/
Apa Itu Germas? (2019, November 14). Retrieved from Dinas Kesehatan Provinsi
Gorontalo: https://dinkes.gorontaloprov.go.id/apa-itu-germas/
GERMAS - Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. (2017, Desember 1). Retrieved
from Kementerian Kesehatan Direktorat Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat: https://promkes.kemkes.go.id/germas#menu1
GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat). (2017, Desember 31). Retrieved
from Pemerintah Aceh Dinas Kesehatan: https://dinkes.acehprov.go.id/
Nasional, S. (2020, Februari 24). PENGERTIAN GERMAS. Retrieved from
Germas Sejahtera: https://www.germassejahtera.com/2020/02/germas-
gerakan-masyarakat-hidup-sehat.html
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
2269/MENKES/PER/XI/2011 Tentang Pedoman Pembinaan Perilaku
Hidup Bersih Sehat (PHBS). (2021). Retrieved from Perpustakaan Loka
Litbangkes Pangandaran:
https://litbangkespangandaran.litbang.kemkes.go.id/perpustakaan/index.ph
p?p=show_detail&id=3635
PHBS. (2016, Januari 1). Retrieved from Kementerian Kesehatan Direktorat
Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat:
https://promkes.kemkes.go.id/phbs

xxv

Anda mungkin juga menyukai