Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

NUSANTARA SEHAT
Untuk memenuhi tugas mata kuliah
Kebijakan Kesehatan Nasional
Yang dibina oleh ibu Lenny Saragih, S.K.M., M.Kes
Oleh :

Reny Try Kumalasari (P17211191001)


Maharani Ersa Fadhilah (P17211191007)
Alfina Nur Alifah (P17211191009)
Rachmad Satria Illahi (P17211193038)
Bayu Aji Pranoto (P17211193043)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
MALANG
Oktober 2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan merupakan investasi dalam mendukung pembangunan
nasional. Amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 Pasal 28H menyatakan bahwa setiap orang
berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan.
Pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan yang baik merupakan
kebutuhan pokok manusia dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan
kualitas hidup masyarakat, terutama masyarakat daerah terpencil dan
perbatasan. Dalam upaya memberikan pelayanan kesehatan yang dapat
diakses oleh seluruh masyarakat Indonesia, khususnya di daerah terpencil dan
perbatasan, Pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia melaksanakan sebuah program kegiatan dengan nama
Nusantara Sehat. Dengan tujuan memenuhi kebutuhan dan meningkatkan
akses pelayanan kesehatan di daerah tertinggal, perbatasan, dan kepulauan
(DTPK) dan daerah bermasalah kesehatan (DBK). Program ini telah berjalan
seiring diterbitkannya Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2015.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan selama berjalannya
program ini, Program Nusantara Sehat (PNS) saat ini hanya dipandang
sebagai upaya pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan bagi daerah
tertinggal, perbatasan dan kepulauan (DTPK) serta daerah bermasalah
kesehatan (DBK). Program Nusantara Sehat belum dipandang sebagai salah
satu wujud keikutsertaan tenaga kesehatan dalam pertahanan negara, dan juga
merupakan pendekatan kesejahteraan. Oleh karena itu penelitian evaluatif
perlu dilakukan untuk mengetahui apakah Program Nusantara Sehat yang
merupakan bagian dari pendekatan kesejahteraan dalam mencapai derajat
kesehatan.
Dalam mengevaluasi Program Nusantara Sehat ini, dapat dilakukan model CIPP
yang merupakan singkatan dari Contex, Input, Process, Product yang mana akan
mengevaluasi konteks atau latar belakang program tersebut, masukan, proses,
maupun hasil. Mengingat Program Nusantara Sehat merupakan kegiatan
pelayanan sehingga dengan melihat keterkaitan antara permasalahan yang mana
dalam hal ini penguatan yankes primer yang mencakup tiga hal : fisik
(pembenahan infrastruktur), sarana (pembenahan fasilitas), dan Sumber Daya
Manusia (penguatan tenaga kesehatan) hingga hasil yang diperoleh untuk
melihat tingkat keberhasilan program.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Nusantara Sehat ?
2. Apa kebijakan Nusantara Sehat ?
3. Apa manfaat Nusantara Sehat ?
4. Siapa sasaran Nusantara Sehat ?
5. Bagaimana strategi Nusantara Sehat dan distribusi sumber daya yang
digunakan ?
6. Bagaimana mekanisme pelaksanaan Nusantara Sehat ?
7. Bagaimana tingkat keberhasilan program Nusantara Sehat dalam mencapai
tujuannya?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui tingkat keberhasilan program Nusantara Sehat melalui
evaluasi program yang dilihat dari 3 aspek penguatan layanan
kesehatan primer yakni fisik (pembenahan infrastruktur), sarana
(pembenahan fasilitas), dan Sumber Daya Manusia (penguatan tenaga
kesehatan).
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui pengertian Nusantara Sehat
2. Mengetahui kebijakan Nusantara Sehat yang dapat dilihat dari
perundang-undangan di Indonesia
3. Mengetahui manfaat Nusantara Sehat
4. Mengetahui sasaran Nusantara Sehat
5. Memahami strategi Nusantara Sehat dan distribusi sumber daya
yang digunakan
6. Memahami mekanisme pelaksanaan Nusantara Sehat
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Latar Belakang Nusantara Sehat


Kesehatan merupakan investasi dalam mendukung pembangunan nasional.
Amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Pasal 28H menyatakan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan
batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik
dan sehat, serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Indonesia yang
mempunyai geografi berupa daratan, lautan, pegunungan serta banyaknya
pulau-pulau yang tersebar menyebabkan akses pelayanan kesehatan untuk
daerah tertentu sangat sulit dijangkau. Fasilitas pelayanan kesehatan yang
disediakan Pemerintah masih banyak yang belum tersedia tenaga
kesehatannya.
Fokus kebijakan Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) untuk periode
2015 – 2019 adalah penguatan Pelayanan Kesehatan (Yankes) primer.
Prioritas ini didasari oleh permasalahan kesehatan yang mendesak seperti
angka kematian ibu dan bayi yang masih tinggi, angka gizi buruk, serta angka
harapan hidup yang sangat ditentukan oleh kualitas pelayanan primer.
Penguatan yankes primer mencakup tiga hal : Fisik (pembenahan
infrastruktur), Sarana (pembenahan fasilitas), dan Sumber Daya Manusia
(penguatan tenaga kesehatan).
Penguatan pelayanan kesehatan primer adalah garda terdepan dalam
pelayanan kesehatan masyarakat yang berfungsi memberikan pelayanan
kesehatan dan melakukan upaya preventif melalui pendidikan kesehatan,
konseling serta skrining (penapisan). Program Nusantara Sehat (NS) adalah
program penguatan pelayanan kesehatan primer yang fokus pada upaya
promotif, preventif, dengan berbasis pada tim. Pemerintah melalui Kementrian
Kesehatan membuat program Nusantara Sehat melakukan upaya kesehatan
dengan penugasan khusus tenaga kesehatan untuk meningkatkan akses dan
mutu pelayanan kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan di daerah
Tertinggal, Perbatasan, dan Kepulauan (DTKP) serta daerah Bermasalah
Kesehatan (DBK). Intervensi berbasis tim pada fasilitas layanan kesehatan ini
merupakan suatu terobosan, karena tim-tim ditempatkan langsung di wilayah-
wilayah terpencil di mana suatu sistem kegiatan bisnis akan dikembangkan di
Puskesmas terpenci. Program ini bertujuan untuk menguatkan layanan
kesehatan primer melalui peningkatan jumlah, sebaran, komposisi dan mutu
tenaga kesehatan dengan berbasis pada tim dan melibatkan dokter, perawat,
dan tenaga kesehatan lainnya. Program ini merupakan program lintas
Kemenkes yang fokus tidak hanya pada kegiatan kuratif tetapi juga promotif
dan preventif untuk mengamankan kesehatan masyarakat (public health) dari
daerah yang paling membutuhkan sesuai dengan Nawa Cita, “membangun
dari pinggiran”.
Salah satu tantangan kedepan dalam pembangunan kesehatan adalah
belum memadainya jumlah, jenis, penyebaran, dan mutu tenaga kesehatan.
Dalam rencana pengembangan tenaga kesehatan tahun 2011-2025
pembangunan kesehatan diselenggarakan berdasarkan prinsip adil dan merata,
akan tetapi pada kenyataannya pemerataan jumlah, jenis, penyebaran dan
mutu tenaga kesehatan masih belum memadai. Tenaga kesehatan masih
cenderung berkumpul pada daerah yang memiliki kapasitas ekonomi yang
kuat dan padat penduduk dibandingkan dengan daerah kapasitas ekonomi
rendah dan memiliki sedikit penduduk (Nurcahyono, Hendro.,dkk, 2016).
Sehingga berdasarkan keterangan Menteri Kesehatan RI, intervensi program
Nusantara Sehat dilakukan dengan berbasis tim pada fasilitas layanan
kesehatan ini merupakan suatu terobosan, karena tim-tim ditempatkan
langsung di wilayah-wilayah terpencil dimana suatu sistem kegiatan bisnis
akan dikembangkan di Puskesmas terpencil tersebut (Moeloek, BPPSDMK.
2015 dalam Simanjuntak,.et all, 2018).
2.2 Kebijakan dan UU yang Mengatur tentang Nusantara Sehat
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) dan
telah dijabarkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
bidang Kesehatan (RPJPK) 2005-2025 salah satu arah RPJPK adalah SDM
Kesehatan. UU No.36 Tahun 2009 tentang kesehatan pada pasal 16 yang
menyatakan “Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan sumber daya di
bidang kesehatan yang adil dan merata bagi seluruh masyarakat untuk
memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.” Sumber daya yang
dimaksud salah satunya adalah tenaga kesehatan berdasarkan UU No.36
Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan.
Maka, dalam menanggapi permasalahan mengenai tenaga kesehatan yang
belum tersedia di daerah tertentu yang sulit dijangka, pemerintah membuat
beberapa kebijakan yaitu Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 7 Tahun 2013 tentang Pedoman Pengangkatan dan Penempatan Dokter
dan Bidan sebagai Pegawai Tidak Tetap (PTT) dan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2013 Tentang Penugasan
Khusus Tenaga Kesehatan. Pada masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo
terdapat sebuah kebijakan yang serupa dengan masa kepemimpinan Susilo
Bambang Yudhoyono yang dinamakan Pencerah Nusantara. Kebijakan
tersebut adalah Nusantara Sehat sebagai bentuk upaya meningkatkan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang didasari Peraturan Menteri
Kesehatan Repubik Indonesia Nomor 23 Tahun 2015 tentang penugasan
khusus tenaga kesehatan berbasis tim (Team Based) dalam mendukung
program Nusantara Sehat. Kementerian Kesehatan melakukan penempatan
tenaga kesehatan berbasis tim (Tim Nusantara Sehat) melalui penugasan
khusus, yang diharapkan mampu melaksanakan program secara terintegrasi
dan memberikan pelayanan kesehatan secara optimal di tingkat pelayanan
dasar terutama di puskesmas sangat terpencil  di DTPK dan DBK, dengan
masa tugas selama 2 (dua) tahun.  Penugasan khusus tenaga kesehatan tersebut
dilaksanakan sesuai dengan amanat Undang – Undang No. 36 tahun 2014
pasal  23 ayat (2) yaitu Penempatan Tenaga Kesehatan oleh Pemerintah atau
Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang berbunyi
“Dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan dan pemenuhan kebutuhan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat, Pemerintah dan Pemerintah Daerah
wajib melakukan penempatan Tenaga Kesehatan setelah melalui proses
seleksi” dilaksanakan dengan cara :
a. Pengangkatan sebagai pegawai negeri sipil;
b. Pengangkatan sebagai pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja;
atau
c. Penugasan khusus.
Adapun kebijakan penugasan khusus tenaga kesehatan berbasis tim dalam
mendukung program Nusantara Sehat berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan Repubik Indonesia Nomor 23 Tahun 2015 yakni:
1. Penugasan khusus tenaga kesehatan dalam mendukung program nusantara
sehat dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan jenis, jumlah, dan
kualifikasi tenaga kesehatan yang bersifat jangka pendek dan merupakan
bagian dari kebijakan pemenuhan tenaga kesehatan jangka panjang dalam
rangka peningkatan pemerataan akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan yang berkualitas.
2. Penugasan khusus tenaga kesehatan dalam mendukung program nusantara
sehat dilakukan dengan menempatkan tenaga kesehatan pada pusat
kesehatan masyarakat dengan kriteria pusat kesehatan masyarakat kawasan
perkotaan, perdesaan, terpencil, dan sangat terpencil serta rumah sakit di
daerah tertinggal, perbatasan, dan kepulauan, daerah bermasalah kesehatan,
dan daerah lain untuk memenuhi pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
3. Peserta penugasan khusus tenaga kesehatan dalam mendukung program
nusantara sehat ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
4. Peserta penugasan khusus tenaga kesehatan dalam mendukung program
nusantara sehat diberikan biaya perjalanan dan penghasilan dari
Kementerian Kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan serta fasilitas lainnya dari pemerintah daerah setempat sesuai
kemampuan daerah masing-masing.
5. Peserta penugasan khusus dalam mendukung program nusantara sehat
dimanfaatkan dalam rangka meningkatkan akses masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan, termasuk dalam rangka penanganan bencana,
kejadian luar biasa, dan/atau penanggulangan masalah kesehatan tertentu.
2.3 Manfaat Nusantara Sehat
Nusantara Sehat bertujuan meningkatkan akses dan kualitas pelayanan
kesehatan dasar di DTPK dan DBK disamping menjaga keberlangsungan
pelayanan kesehatan, menggerakan pemberdayaan masyarakat serta dapat
memberikan pelayanan kesehatan yang terintegrasi serta meningkatkan retensi
tenaga kesehatan yang bertugas di DTPK. Program ini merupakan program
lintas unit utama di Kementrian Kesehatan yang fokusnya tidak hanya pada
kegiatan kuratif tetapi juga promotif dan preventif. Program ini melibatkan 9
jenis tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter, dokter gigi, perawat, bidan,
tenaga kesehatan lingkungan, laboratorium medik, tenaga gizi, dan tenaga
kefarmasian yang akan dibentuk secara tim.
Menurut Kementrian Kesehatan, tujuan umum dari penugasan khusus
tenaga kesehatan melalui team based dalam Nusantara Sehat adalah
meningkatnya penyelenggaraan tugas dan fungsi Puskesmas dalam  rangka
upaya kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan  masyarakat di Daerah
tertinggal, Perbatasan, Kepulauan dan  Daerah Bermasalah Kesehatan denga
tujuan khusus meliputi:
1. Meningkatnya capaian target program puskesmas
2. Meningkatnya akses pelayanan kesehatan puskesmas
3. Meningkatnya penanganan permasalahan kesehatan lokal daerah
4. Tercapainya pemenuhan tenaga kesehatan sesuai dengan standar
5. Meningkatnya retensi tenaga kesehatan yang bertugas di puskesmas
6. Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang terintegrasi
Sehingga dilihat berdasarkan tujuan di atas maka dapat diketahui bahwa
manfaat dari Nusantara Sehat pada dasarnya adalah dapat memenuhi capaian
target dari puskesmas yang menjadi akses pelayanan kesehatan lokal daerah.
Disamping itu, Nusantara Sehat juga dapat meningkatkan kemampuan tenaga
kesehatan karena mengingat Nusantara Sehat yang berbasis tim beased
sehingga pelayanan kesehatan dapat merata khususnya di daerah yang minim
layanan kesehatan.
2.4 Sasaran Nusantara Sehat
Sasaran akhir penugasan khusus tenaga kesehatan dalam mendukung
program nusantara sehat yaitu:
1. Terpenuhinya jumlah dan jenis tenaga kesehatan sesuai dengan standar di
pusat kesehatan masyarakat dan rumah sakit.
2. Terwujudnya penguatan dan pemenuhan kebutuhan pelayanan di pusat
kesehatan masyarakat dalam mendukung Program Indonesia Sehat dengan
pendekatan keluarga.
2.5 Strategi Nusantara Sehat
Dalam mewujudkan keberhasilan penyelenggaraan penugasan khusus
tenaga kesehatan dalam mendukung program nusantara sehat, maka
diperlukan strategi sebagai berikut:
1. Penguatan regulasi pengembangan dan pemberdayaan tenaga kesehatan.
Penguatan regulasi untuk mendukung pengembangan dan
pemberdayaan tenaga kesehatan melalui percepatan pelaksanaannya,
peningkatan kerja sama lintas sektor, dan peningkatan pengelolaannya
secara berjenjang di pusat dan daerah.
2. Peningkatan perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan.
Kebutuhan tenaga kesehatan guna mendukung pembangunan
kesehatan harus disusun secara menyeluruh, baik untuk fasilitas kesehatan
milik Pemerintah maupun pemerintah daerah.
3. Peningkatan pendayagunaan tenaga kesehatan.
Pendayagunaan tenaga kesehatan meliputi penyebaran tenaga
kesehatan yang merata dan berkeadilan, pemanfaatan tenaga kesehatan,
dan pengembangan tenaga kesehatan termasuk peningkatan kariernya.
Peningkatan pendayagunaan tenaga kesehatan diupayakan untuk
memenuhi kebutuhan pembangunan kesehatan di semua lini dari daerah
sampai pusat secara lintas sektor. Pendayagunaan tenaga kesehatan perlu
memperoleh perhatian khusus.
4. Pembinaan dan pengawasan mutu tenaga kesehatan.
Pembinaan dan pengawasan mutu tenaga kesehatan dilakukan
melalui peningkatan komitmen dan koordinasi semua pemangku
kepentingan dalam pengembangan tenaga kesehatan serta legalisasi yang
meliputi antara lain sertifikasi melalui uji kompetensi, registrasi, perizinan,
dan hak-hak tenaga kesehatan.
2.6 Distribusi SDM
2.6.1 SDM Kesehatan yang Terlibat dalam Program Nusantara Sehat
1) Penugasan khusus tenaga kesehatan berbasis tim
a. Peserta penugasan khusus tenaga kesehatan berbasis tim paling
sedikit terdiri atas 5 (lima) jenis tenaga kesehatan.
b. Lima jenis tenaga kesehatan tersebut dipilih dari dokter, dokter
gigi, perawat, bidan, ahli teknologi laboratorium medik, terapis
gigi dan mulut, dan jenis tenaga kesehatan yang masuk dalam
kelompok tenaga gizi, tenaga kesehatan lingkungan, tenaga
kefarmasian, dan tenaga kesehatan masyarakat.
2) Penugasan khusus tenaga kesehatan individual
a. Penugasan khusus tenaga kesehatan individual dilakukan
secara perorangan yang terdiri atas dokter, dokter gigi, perawat,
bidan, ahli teknologi laboratorium medik, terapis gigi dan
mulut, dan jenis tenaga kesehatan yang masuk dalam kelompok
tenaga gizi, tenaga kesehatan lingkungan, tenaga kefarmasian,
dan tenaga kesehatan masyarakat.
b. Menteri Kesehatan dapat menetapkan jenis tenaga kesehatan
lain untuk diangkat dalam penugasan khusus tenaga kesehatan
individual atas usulan pemerintah daerah dengan
mempertimbangkan kebutuhan pelayanan kesehatan di
wilayahnya.
2.6.2 Lokasi Penugasan Tenaga Kesehatan Melalui Program Nusantara
Sehat
1) Lokasi penugasan khusus tenaga kesehatan dalam mendukung
program nusantara sehat pada pusat kesehatan masyarakat dengan
kriteria pusat kesehatan masyarakat kawasan perkotaan, perdesaan,
terpencil, dan sangat terpencil serta rumah sakit di daerah tertinggal,
perbatasan, dan kepulauan, daerah bermasalah kesehatan, dan
daerah lain untuk memenuhi pelayanan kesehatan kepada
masyarakat.
2) Pusat kesehatan masyarakat dengan kriteria pusat kesehatan
masyarakat kawasan perkotaan, perdesaan, terpencil, dan sangat
terpencil di daerah tertinggal, perbatasan, dan kepulauan, daerah
bermasalah kesehatan, dan daerah lain untuk memenuhi pelayanan
kesehatan kepada masyarakat di daerah kabupaten/kota ditetapkan
oleh bupati/walikota sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
3) Penetapan pusat kesehatan masyarakat dan rumah sakit sebagai
lokasi penempatan dilakukan oleh direktur jenderal yang
membidangi pelayanan kesehatan.
4) Dalam hal terjadi pemekaran wilayah lokasi penugasan, Menteri
Kesehatan melalui kepala badan yang membidangi pengembangan
dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan dapat
melakukan perubahan lokasi penugasan khusus tenaga kesehatan
dalam mendukung program nusantara sehat.
5) Jika terjadi perubahan kriteria daerah maka lokasi penugasan akan
ditinjau kembali bersama antara Kementerian Kesehatan dan
pemerintah daerah.
2.6.3 Pola Penempatan
1) Penugasan khusus tenaga kesehatan berbasis tim
a. Penempatan peserta penugasan khusus tenaga kesehatan
berbasis tim di pusat kesehatan masyarakat harus merupakan
satu tim yang paling sedikit terdiri atas 5 (lima) jenis tenaga
kesehatan yang disesuaikan dengan pemetaan ketenagaan yang
ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan dalam formasi
penugasan khusus tenaga kesehatan dalam mendukung program
nusantara sehat berbasis tim.
b. Masa penempatan peserta penugasan khusus tenaga kesehatan
dalam mendukung program nusantara sehat berbasis tim selama
2 (dua) tahun.
2) Penugasan khusus tenaga kesehatan individual
a. Penempatan peserta penugasan khusus tenaga kesehatan
individual di pusat kesehatan masyarakat dan rumah sakit
disesuaikan dengan pemetaan ketenagaan yang ditetapkan oleh
Kementerian Kesehatan dalam formasi penugasan khusus tenaga
kesehatan dalam mendukung program nusantara sehat
individual.
b. Masa penempatan peserta penugasan khusus tenaga kesehatan
individual dalam mendukung program nusantara sehat selama 2
(dua) tahun.
c. Dalam hal adanya kebutuhan penanganan masalah kesehatan
tertentu, dapat dilakukan penugasan khusus tenaga kesehatan
individual dalam mendukung program nusantara sehat paling
lama 1 (satu) tahun.
d. Peserta penugasan khusus tenaga kesehatan individual yang
sudah menyelesaikan masa baktinya dapat mendaftar kembali
menjadi peserta penugasan khusus tenaga kesehatan individual.
e. Peserta penugasan khusus tenaga kesehatan berbasis tim yang
telah menyelesaikan masa baktinya dapat mendaftar menjadi
peserta penugasan khusus tenaga kesehatan dalam mendukung
program nusantara sehat individual dengan status diprioritaskan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3) Pemerintah daerah dapat memberdayakan tenaga kesehatan pasca
penugasan khusus dalam mendukung program nusantara sehat
berdasarkan kompetensi, standar ketenagaan, dan kebutuhan daerah
sehingga tercapai kemandirian pemenuhan tenaga kesehatan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
4) Penugasan khusus tenaga kesehatan dalam mendukung program
nusantara sehat dapat dilaksanakan oleh pemerintah daerah sesuai
dengan kebutuhan masing-masing dan mempertimbangkan kearifan
lokal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
5) Dalam keadaan tertentu pemerintah daerah dapat melakukan
pendayagunaan tenaga kesehatan melalui penugasan khusus tenaga
kesehatan dalam mendukung program nusantara sehat di fasilitas
pelayanan kesehatan milik pemerintah daerah tersebut.
6) Pendayagunaan tenaga kesehatan oleh pemerintah daerah melalui
penugasan khusus tenaga kesehatan dalam mendukung program
nusantara sehat oleh pemerintah daerah harus mendapat persetujuan
Menteri Kesehatan.
2.6.4 Distribusi SDM Kesehatan
Berdasarkan PERPRES 131/2015 dan Surat Direktorat Kawasan
Khusus dan Daerah Tertinggal, Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional/BAPPENAS No 2421/Dt.7.2/04/2015 berikut
merupakan rekapitulasi SDM Kesehatan yang didayagunakan di daerah
3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar
No Nama Provinsi Jumlah Jumlah Jumlah SDM
Kab/Kota Unit Kesehatan
1. Aceh 3 62 4069
2. Sumatera Utara 5 107 5757
3. Sumatera Barat 3 88 3415
4. Riau 6 233 13194
5. Sumatera 2 34 3153
Selatan
6. Bengkulu 1 26 1190
7. Lampung 2 32 2163
8. Kepulauan Riau 5 115 9072
9. Jawa Timur 4 492 11106
10. Banten 2 99 4603
11. NTB 8 226 18416
12. NTT 19 421 22440
13. Kalimantan 9 216 13451
Barat
14. Kalimantan 1 17 1130
Tengah
15. Kalimantan 2 19 1299
Selatan
16. Kalimantan 3 38 2381
Timur
17. Kalimantan 3 42 2710
Utara
18. Sulawesi Utara 2 47 1927
19. Sulawesi 9 170 12206
Tengah
20. Sulawesi 1 23 859
Selatan
21. Sulawesi 3 67 2278
Tenggara
22. Gorontalo 3 55 2987
23. Sulawesi Barat 2 64 2103
24. Maluku 8 192 6256
25. Maluku Utara 6 108 3778
26. Papua Barat 7 131 3163
27. Papua 27 542 15493

Berikut merupakan daftar daerah tertinggal pada tahun 2020-2024


berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 63 Tahun 2020
tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2020-2024
No Nama Provinsi Nama Kabupaten
1. Sumatera Utara Nias
Nias Selatan
Nias Utara
Nias Barat
2. Sumatera Barat Kepulauan Mentawai
3. Sumatera Selatan Musi Rawas Utara
4. Lampung Pesisir Barat
5. Nusa Tenggara Barat Lombok Utara
6. Nusa Tenggara Timur Sumba Barat
Sumba Timur
Kupang
Timor Tengah Selatan
Belu
Alor
Lembata
Rote Ndao
Sumba Tengah
Sumba Barat Daya
Manggarai Timur
Sabu Raijua
Malaka
7. Sulawesi Tengah Donggala
Tojo Una-Una
Sigi
8. Maluku Maluku Tenggara Barat
Kepulauan Aru
Seram Bagian Barat
Seram Bagian Timur
Maluku Barat Daya
Buru Selatan
9. Maluku Utara Kepulauan Sula
Pulau Taliabu
10 Papua Barat Teluk Wondama
. Teluk Bintuni
Sorong Selatan
Sorong
Tambrauw
Maybrat
Manokwari Selatan
Pegunungan Arfak
11 Papua Jayawijaya
. Nabire
Paniai
Puncak Jaya
Boven Digoel
Mappi
Asmat
Yakuhimo
Pegunungan Bintang
Tolikara
Keerom
Waropen
Supiori
Mamberamo Raya
Nduga
Lanny Jaya
Mamberamo Tengah
Yalimo
Puncak
Dogiyai
Intan Jaya
Deiyai
2.7 Mekanisme Pelaksanaan Nusantara Sehat
1. Perencanaan dan Penetapan
a. Perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan
Menteri Kesehatan, gubernur, dan bupati/walikota dalam rangka
penyelenggaraan penugasan khusus tenaga kesehatan dalam
mendukung program nusantara sehat menyusun perencanaan
kebutuhan tenaga kesehatan sesuai tugas dan kewenangannya masing-
masing secara berjenjang, berdasarkan pemetaan sesuai prioritas
kebutuhan suatu wilayah. Menteri Kesehatan menetapkan perencanaan
kebutuhan tenaga kesehatan secara nasional sesuai jenis tenaga,
jumlah, kriteria, dan lokasi penempatan.
b. Penetapan alokasi formasi
1) Bupati/walikota mengajukan usulan kebutuhan tenaga kesehatan,
pusat kesehatan masyarakat dengan kriteria pusat kesehatan
masyarakat kawasan perkotaan, perdesaan, terpencil, dan sangat
terpencil dan rumah sakit sebagai lokus penempatan kepada
gubernur melalui dinas kesehatan daerah provinsi. Usulan
kebutuhan tersebut digunakan oleh gubernur sebagai dasar usulan
kebutuhan tingkat provinsi kepada Menteri Kesehatan melalui
kepala badan yang membidangi pengembangan dan pemberdayaan
sumber daya manusia kesehatan.
2) Menteri Kesehatan melalui kepala badan yang membidangi
pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan
melakukan verifikasi terhadap usulan kebutuhan tenaga kesehatan
yang disampaikan oleh gubernur.
3) Menteri Kesehatan melalui direktur jenderal yang membidangi
pelayanan kesehatan melakukan verifikasi terhadap data usulan
pusat kesehatan masyarakat dan rumah sakit lokasi penempatan.
4) Menteri Kesehatan melalui kepala badan yang membidangi
penelitian dan pengembangan kesehatan melakukan validasi
terhadap data usulan pusat kesehatan masyarakat dan rumah sakit
lokasi penempatan.
5) Berdasarkan hasil verifikasi di atas, Menteri Kesehatan
menetapkan kebutuhan tenaga kesehatan sesuai jenis tenaga,
jumlah, dan kriteria serta pusat kesehatan masyarakat dan rumah
sakit lokasi penempatan secara nasional.
6) Bupati/walikota menyiapkan ketersediaan fasilitas pelayanan
kesehatan dan fasilitas lain bagi peserta penugasan khusus tenaga
kesehatan dalam mendukung program nusantara sehat yang akan
ditugaskan.
2. Pendaftaran dan seleksi
a. Tahap Pendaftaran
Kementerian Kesehatan mengumumkan penerimaan peserta
penugasan khusus tenaga kesehatan dalam mendukung program
nusantara sehat secara terbuka sesuai alokasi formasi yang dibutuhkan
melalui media massa atau situs web Kementerian Kesehatan.
Pendaftaran dilakukan secara daring melalui situs web Kementerian
Kesehatan dengan memenuhi persyaratan administrasi sebagai berikut:
1) Warga Negara Indonesia;
2) Usia maksimal 35 (tiga puluh lima) tahun untuk dokter umum dan
dokter gigi, dan untuk tenaga kesehatan lainnya usia maksimal 30
(tiga puluh) tahun untuk peserta Penugasan Khusus Tenaga
Kesehatan Berbasis Tim;
3) Usia maksimal 48 (empat puluh delapan) tahun untuk peserta
Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual;
4) Status belum menikah dan bersedia tidak menikah selama 6 (enam)
bulan sejak mulai masa penugasan untuk peserta penugasan khusus
tenaga kesehatan berbasis tim;
5) Sehat jasmani dan rohani;
6) Bebas narkoba;
7) Berkelakuan baik;
8) Mempunyai Surat Tanda Registrasi (STR) yang masih berlaku;
9) Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Republik Indonesia
sesuai kebutuhan Kementerian Kesehatan; dan
10) Berkomitmen penuh terhadap semua program kesehatan.
b. Tahap seleksi
Seleksi penerimaan peserta penugasan khusus tenaga kesehatan
dalam mendukung program nusantara sehat dilaksanakan oleh
Kementerian Kesehatan sesuai dengan alokasi kebutuhan yang telah
ditetapkan dengan 2 (dua) tahapan yaitu:
1) Seleksi tahap I:
Seleksi administrasi adalah proses memverifikasi dan memvalidasi
kelengkapan berkas calon peserta Penugasan Khusus Tenaga
Kesehatan. Pendaftaran dilakukan secara daring. Kelengkapan
administrasi:
a) Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP);
b) Surat keterangan sehat dari dokter di fasilitas pelayanan
kesehatan pemerintah;
c) Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK);
d) Surat keterangan bebas narkoba dari instansi yang berwenang.
Dalam hal surat keterangan bebas narkoba diserahkan ke
Kepolisian untuk mendapat SKCK maka surat keterangan
bebas narkoba difotokopi dan dilegalisir oleh pejabat yang
berwenang;
e) Fotokopi ijazah pendidikan tenaga kesehatan yang telah
dilegalisir oleh pejabat yang berwenang;
f) Fotokopi STR yang masih berlaku;
g) Pas foto terbaru ukuran 4x6 sebanyak 3 (tiga) lembar; dan
h) Surat pernyataan perjanjian kerja yang ditandatangani di atas
meterai sebagaimana tercantum dalam formulir yang
menyatakan bahwa:
i. Tidak terikat kontrak kerja dengan instansi pemerintah
maupun swasta dan pernyataan bersedia meninggalkan
pekerjaan tersebut apabila masih terikat kontrak dengan
pemerintah maupun swasta;
ii. Bersedia ditempatkan di lokasi penugasan sesuai
kriteria dan lama tugas sebagaimana yang ditetapkan
Kementerian Kesehatan;
iii. Dalam keadaan sehat, dan khusus untuk peserta
Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Berbasis Tim
tidak sedang hamil; dan
iv. Belum menikah dan bersedia tidak menikah selama 6
(enam) bulan sejak mulai masa penugasan untuk peserta
Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Berbasis Tim.
2) Seleksi tahap II:
Dilakukan setelah pengumuman kelulusan seleksi tahap I. Seleksi
tahap II terdiri atas:
a) Wawancara;
b) Pengujian kesehatan; dan
c) Psikotes.
3) Pengumuman hasil seleksi penerimaan peserta Penugasan Khusus
Tenaga Kesehatan dalam Mendukung Program Nusantara Sehat
dilakukan oleh Kementerian Kesehatan secara daring.
3. Tahap Pembekalan.
a. Pusat yang melakukan pelatihan sumber daya manusia kesehatan
melaksanakan pembekalan bagi peserta penugasan khusus tenaga
kesehatan dalam mendukung program nusantara sehat. Pembekalan ini
bertujuan untuk meningkatkan kompetensi kepada para tenaga
kesehatan yang akan bertugas.
b. Pelaksanaan pembekalan
1) Pembekalan dilaksanakan setelah lulus seleksi tahap II dari
Kementerian Kesehatan.
2) Materi pembekalan yang digunakan adalah materi yang telah
disusun oleh Kementerian Kesehatan.
3) Narasumber dan fasilitator pembekalan berasal dari berbagai
instansi sesuai kebutuhan pembekalan.
4) Jangka waktu pembekalan bagi peserta penugasan khusus tenaga
kesehatan dalam mendukung program nusantara sehat
dilaksanakan sesuai kebutuhan.
5) Pembekalan bagi peserta penugasan khusus tenaga kesehatan
dalam mendukung program nusantara sehat dilaksanakan di lokasi
pembekalan yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan.
4. Tahap Penempatan
a. Pemberangkatan
1) Pemberangkatan peserta penugasan khusus tenaga kesehatan dalam
mendukung program nusantara sehat dilakukan setelah ditetapkan
melalui Keputusan Menteri Kesehatan.
2) Pelaksanaan pemberangkatan peserta penugasan khusus berbasis
tim dari lokasi pembekalan ke provinsi tujuan selanjutnya ke
kabupaten/kota didampingi oleh petugas dari Kementerian
Kesehatan.
3) Pelaksanaan pemberangkatan peserta penugasan khusus individual
dari lokasi pembekalan ke provinsi tujuan selanjutnya ke
kabupaten/kota didampingi oleh petugas dari dinas kesehatan
daerah provinsi dan kabupaten/kota.
b. Penyerahan ke daerah
1) Peserta penugasan khusus tenaga kesehatan dalam mendukung
program nusantara sehat diserahkan kepada dinas kesehatan daerah
kabupaten/kota tempat penugasan melalui dinas kesehatan daerah
provinsi.
2) Peserta penugasan khusus tenaga kesehatan dalam mendukung
program nusantara sehat mengikuti orientasi wilayah dalam rangka
persiapan penugasan dan untuk memperoleh informasi umum
tentang daerah penugasan.
3) Dinas kesehatan daerah kabupaten/kota memfasilitasi penerbitan
surat izin praktik untuk peserta penugasan khusus tenaga kesehatan
dalam mendukung program nusantara sehat.
c. Pemindahan dalam keadaan tertentu, Menteri Kesehatan melalui
kepala badan yang membidangi pengembangan dan pemberdayaan
sumber daya manusia kesehatan dapat melakukan pemindahan peserta
ke lokasi penempatan lain.
5. Pemberhentian
Masa penugasan tenaga kesehatan berakhir apabila:
1) Selesai melaksanakan tugas;
2) Diberhentikan atau pemutusan secara sepihak;
3) Tidak dapat melaksanakan tugas profesinya;
4) Tewas atau wafat.
BAB III
MASALAH DAN PEMBAHASAN

3.1 Pelaksanaan Program Nusantara Sehat


Pelaksanaan program pemerintah yaitu nusantara sehat pada tahun 2015-
2019 yang berfokus pada penguatan pelayanan kesehatan primer dinilai
berjalan dengan sangat baik. Hal ini selaras dengan penelitian yang dilakukan
oleh Sri Sadono Mulyanto dalam jurnal Strategi Perang Semesta yang
berjudul “Evaluasi Program Nusantara Sehat Sebagai Bagian dari Prosperity
Approach dalam Menjaga Stabilitas Keamanan Daerah Tertinggal, Perbatasan
dan Kepulauan”. Dari penelitian tersebut, didapatkan hasil bahwa secara
keseluruhan aspek-aspek yang menjadi input Program Nusantara Sehat sudah
berjalan dan terlaksanan dengan baik (90,97%). Program ini telah terlaksana
dengan telah ditugaskannya tenaga kesehatan Nusantara Sehat ke DTPK
sesuai kebutuhan. Tenaga yang ditugaskan telah sesuai dengan kompetensi
yang dibutuhkan, dengan melalui seleksi dan pembekalan. Dari segi jumlah
SDM Kesehatan yang mendukung Program Nusantara Sehat sudah
mencukupi, namun dari profesi, khususnya dokter masih sangat minim.
Namun, secara keseluruhan proses atau pelaksanaan Program Nusantara
Sehat sudah berjalan baik (94,1%). Selain itu, dengan penguatan dan
pemerataan akses pelayanan kesehatan primer di DTPK, diharapkan mampu
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan mencegah kondisi kesakitan.
3.2 Pembahasan
Dari hasil penelitian di atas, dapat diketahui bahwa terdapat beberapa
faktor yang membuat program nusantara sehat ini dapat berjalan dengan baik
diantaranya yaitu :
a. Tersedianya banyak SDM kesehatan yang kompeten dengan melalui
seleksi dan pembekalan sebelumnya serta bersedia untuk mengabdikan
dirinya di daerah DTPK yang mana hal ini dilihat dari tingginya jumlah
pendaftar program ini. Jika dilihat dari data kesiapan SDM dengan
indikator jumlah kebutuhan secara keseluruhan, jumlah kebutuhan secara
profesi, kesesuaian kompetensi, pola penempatan, pendaftaran hingga
pembekalan, serta penggajian dan intensif diperoleh hasil ketercapaian
83% yang mana sudah dapat dikatakan baik dalam memenuhi kriteria
evaluasi.
b. Adanya peran serta pemerintah yang sudah menyediakan anggaran untuk
perbaikan infrastruktur tempat pelayanan kesehatan yang ada di daerah
melalui sumber pendanaan dan kegiatan tersendiri, yaitu Program
Bantuan Operasional Kesehatan di setiap Puskesmas dan dukungan
pembiayaan juga melalui Program BPJS Kesehatan. Jika dilihat dari data
pelaksanaan dukungan anggaran dengan indikator APBN untuk
penyiapan tenaga hingga penggajian, APBD untuk sarana prasarana
penunjang, APBD bantuan intensif, BOK, dan BPJS diperoleh 93,2%
kriteria terpenuhi. Artinya, pemerintah secara serius mendukung program
ini dengan turut membantu dalam pembiayaan infrastruktur, sarana dan
prasarana, hingga gaji dan intensif para tenaga kesehatan. Tentu hal ini
menjadi daya Tarik tersendiri bagi tenaga kesehatan untuk ikut serta
dalam menyukseskan program ini yang dalam hal ini sejalan dengan
minat pendaftar yang semakin tinggi dalam program Nusantata Sehat
c. Adanya MOU antara Kementerian Kesehatan Dengan Kepala Daerah
tempat dilaksanakannya Program ini, yaitu adanya kewajiban
Pemenrintah Daerah dalam menyiapkan sarana prasarana dan fasilitas
penunjang penugasan, maka sarana prasarana dan fasilitas tidak menjadi
kendala dalam program ini. Adapun pelaksanaan sarana dan prasarana
serta fasilitas yang terdiri dari gedung/tempat pelayanan, alat kesehatan,
obat-obatan, ambulance, alat dan bahan pendukung kegiatan promotif
preventif, serta fasilitas tempat tinggal yang sudah mencapai 94,3%
terpenuhi. Sebenarnya pemenuhan sarana prasarana sudah dapat
dikatakan terpenuhi, namun alangkah baiknya jika alat dan bahan
pendukung kegiatan promotif preventif ditambah seperti dari segi media
edukasi sehingga indikator sarana prasarana dapat mencapai 100% yang
artinya dapat membantu keberlangsungan atau pelaksanaan program
Nusantara Sehat ini yang diharapkan tujuan dari Nusantara Sehat dalam
meningkatkan derajat kesehatan dapat tercapai tidak hanya dari segi
kuratif, namun juga dari promotif dan preventif.
d. Peran serta berbagai sektor dalam mensosialisasikan program nusantara
sehat kepada masyarakatnya, dan kemauan dari masyarakat itu sendiri
untuk memberikan perhatian lebih terhadap kesehatan.
Selain itu, terdapat kesinambungan dan kesesuaian antara tujuan program
Nusantara Sehat dengan realisasi yang ada di lapangan. Hal ini dapat
dibuktikan dengan terjadinya peningkatan pada kesehatan masyarakat di
masing-masing daerah. Contohnya yaitu kasus diare di Puskesmas
Empanang, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat yang turun hingga 80 persen.
Sementara di Puskesmas Morotai, Maluku Utara, hasil laporan menunjukkan
terjadinya peningkatan kepatuhan meminum obat pada penderita kusta
hingga 89,47 persen. Dengan adanya data tersebut menunjukkan bahwa
beberapa tujuan dari dibentuknya program Nusantara Sehat ini tercapai.
Namun, tidak semua tujuan dapat tercapai pada program nusantara sehat
tahun 2015-2019 tersebut, diantaranya yaitu masih belum meratanya
perbaikan infrastruktur dan kelengkapan peralatan di Rumah
Sakit/Puskesmas serta sikap beberapa tenaga kesehatan yang masih kurang
tanggap dan masih setengah hati dalam memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat.
Terlepas dari belum terwujudnya semua tujuan Program Nusantara Sehat
pada tahun 2015-2019, besarnya manfaat dan dampak yang diberikan oleh
Program Nusantara Sehat terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat
Indonesia, khususnya masyarakat pada daerah DTPK membuat program ini
tetap ada dan berjalan hingga saat ini agar semua tujuan dari program
tersebut dapat terwujud. Dengan adanya perhatian dan pengabdian tenaga
kesehatan Program Nusantara Sehat, yang secara tidak langsung mewakili
pemerintah, membuat msayarakat di DTPK lebih merasakan manfaat
pembangunan.
Secara keseluruhan, latar belakang yang mendasari Program Nusantara
Sehat telah terkonsep dan terencana dengan baik. Dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2015, tentang penugasan
khusus tenaga kesehatan berbasis tim dalam mendukung Program Nusantara
Sehat, yang diperbaharui melalui Permenkes Nomor 16 Tahun 2017,
diterangkan bahwa tujuan Program Nusantara Sehat telah dirumuskan dengan
baik, dengan berdasarkan pada kebutuhan, khsusnya di DTPK. Dalam hal ini
kebutuhan yang saat itu dibutuhkan terlihat dari 3 aspek yang meliputi fisik
(pembenahan infrastruktur), sarana (pembenahan fasilitas), dan Sumber Daya
Manusia atau SDM (penguatan tenaga kesehatan) yang pada dasarnya
berjalan dengan fokus pada pelayanan promotif dan preventif dengan
persentase 70% dari seluruh kegiatan. Hal ini dilakukan mengingat pada
pelayanan kesehatan dasar, penyakit yang diderita oleh masyarakat pada
umumnya adalah penyakit akibat prilaku hidup yang tidak sehat, sehingga
menyebabkan penyakit. Bila hanya fokus mengobati tanpa adanya program
promosi dan preventif, maka tidak mustahil penyakit tersebut akan menjadi
wabah. Hal inilah yang menjadi salah satu fokus atau tujuan dari program
Nusantara Sehat selain pengobatan untuk menekan angka masalah kesehatan
khususnya pada DPTK. Sejalan dengan fokus pada penguatan layanan primer
di atas, pemerataan akses pelayanan kesehatan primer di DTPK, diharapkan
mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan mencegah kondisi
kesakitan yang dapat mempengaruhi kondisi bangsa secara keseluruhan.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 Pasal 28H menyatakan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan
batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat,
serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Fasilitas pelayanan kesehatan
yang disediakan Pemerintah masih banyak yang belum tersedia tenaga
kesehatannya. Pasal 26 ayat (1) menyebutkan bahwa Pemerintah mengatur
penempatan tenaga kesehatan untuk pemerataan pelayanan kesehatan dan Pasal 5
ayat (1) menyebutkan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam
memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan dan pada ayat (2)
menyebutkan bahwa setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau.
Meningkatkan jumlah, penyebaran, komposisi dan mutu tenaga kesehatan
merupakan tantangan masa depan pembangunan kesehatan. Ketersedian tenaga
kesehatan yang memadai merupakan salah satu faktor pendukung dalam
percepatan pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang baik sebagai salah satu
tujuan pembangunan kesehatan serta dalam upaya mendukung pelaksanaan
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Ketersediaan tenaga kesehatan dan sarana
prasarana merupakan masalah utama yang terjadi di lapangan. Pemerintah telah
melakukan berbagai program dalam rangka pemenuhan akses dan mutu pelayanan
kesehatan terutama untuk DTPK melalui penempatan dokter, dokter gigi dan
bidan Pegawai Tidak Tetap (PTT) serta penugasan khusus untuk tenaga kesehatan
lulusan Diploma 3 lainnya.
Namun demikian masih diperlukan suatu program penempatan tenaga
kesehatan yang komprehensif melalui pendekatan promotif, preventif dan kuratif,
dan rehabilitatif. Oleh karena itu pemerintah menugaskan tenaga kesehatan
melalui Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Dalam Mendukung Program
Nusantara Sehat yang diharapkan mampu melaksanakan program secara
terintegrasi dan memberikan pelayanan kesehatan secara optimal di tingkat
pelayanan dasar khususnya di DTPK. Secara keseluruhan, latar belakang dan
rumusan Program Nusantara Sehat sudah baik, yakni 94% dengan keseluruhan
aspek-aspek yang menjadi input Program Nusantara Sehat sudah berjalan dan
terlaksanan dengan baik melalui dukungan tenaga yang bertugas pada satu DTPK
sebanyak 6 orang dari 9 jenis profesi kesehatan yang disesuaikan dengan
kebutuhan.
4.2 Saran
Agar pencapaian hasil Program Nusantara Sehat lebih optimal dan
mendapat dukungan semua pihak, diharapkan sosialisasi Program ini
dilaksanakan lebih maksimal, khususnya pada sarana pendidikan SDM Kesehatan
maupun pada masyarakat umum. Hal ini juga dapat membantu Tim Nusantara
Sehat saat dalam penugasan. Disamping itu, untuk memenuhi kebutuhan profesi
yang kurang diminati seperti profesi dokter dan dokter gigi maka dapat dilakukan
kebijakan dari pemerintah melalui BPPSDM berupaya mencari solusi masalah ini
dengan menaikkan insentif yang sesuai, sehingga menanmbah peminat profesi
dokter dan dokter gigi untuk mengikuti program ini yang juga didukung lokasi
seleksi peserta Nusantara Sehat di setiap ibu kota sehingga diharapkan semakin
banyak kesempatan profesi yang dibutuhkan untuk mengikuti program ini.
DAFTAR RUJUKAN
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan, Kementerian
Kesehatan. (2015). Rekapitulasi SDM Kesehatan yang Didayagunakan di
Daerah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar)
(http://bppsdmk.kemkes.go.id/info_sdmk/info/daerah_3t diakses pada 31
Juli 2021)
H. Nurcahyo, A. Suryoputro, and S. P. Jati. (2016). Analisis Proses Rekrutmen
dan Seleksi Tenaga Kesehatan Tim Nusantara Sehat dalam Program
Nusantara Sehat Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Jurnal
Kesehatan Masyarakat (Undip), vol. 4, no. 4, pp. 60-69, Nov. 2016.
[Online]
Larasati, Syintia. (2016). Program Nusantara Sehat
(http://syintialarasatiakperpemkabsrg.blogspot.com/2016/11/program-
nusantara-sehat.html diakses pada 29 Juli 2021)
Mulyanto, Sri Sadono. (2017). Evaluasi Program Nusantarasehat Sebagai
Bagian
dari Prosperity Approach dalam Menjaga Stabilitas Keamanan Daerah
Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan: 91-104. Bogor: Jurnal Strategi
Perang Semesta.
(http://jurnalprodi.idu.ac.id/index.php/SPS/article/view/130)
Nusantara Sehat, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Penugasan Khusus
Tenaga Kesehatan Berbasis Tim (Tim Based)
(https://nusantarasehat.kemkes.go.id/content/penugasan-khusus-tenaga-
kesehatan-melalui-team-based diakses pada 30 Juli 2021)
Nusantara Sehat, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Apa Tujuan
Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Melalui Team Based (Tim
Nusantara Sehat) (https://nusantarasehat.kemkes.go.id/content/Tujuan
diakses pada 30 Juli 2021)
Republik Indonesia. (2018). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 33 Tahun 2018 Tentang Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan
Dalam Mendukung Program Nusantara Sehat. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI
(http://gajiroum.kemkes.go.id/data/30765099_PMK_No_33.pdf diakses
pada 31 Juli 2021)
Republik Indonesia. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 63 Tahun
2020
tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2020-2024. Jakarta: Presiden
RI
(https://jdih.setkab.go.id/PUUdoc/176108/Perpres_Nomor_63_Tahun_202
0.pdf diakses pada 31 Juli 2021)
Republik Indonesia. (2015). Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 23 Tahun 2015
Tentang Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Berbasis Tim (Tim Based)
dalam Mendukung Program Nusantara Sehat. Jakarta : Kementrian
Kesehatan (https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/115779/permenkes-
no-23-tahun-2015 diakses pada 30 Juli 2021)
Republik Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014
Tentang Tenaga Kesehatan. Jakarta : Presiden RI
Simanjuntak, Ardi T.,Kusmanto, Heri.,& Suriadi, Agus. (2018). Efektivitas
Program Nusantara Sehat pada Puskesmas Tanjung Beringin, Kecamatan
Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai. Jurnal Antropologi Sosial
dan Budaya 4 (1) (2018) : 92-107 ISSN : 2460-4585 (Print) ISSN : 2460-
4593 (Online)

Anda mungkin juga menyukai