Dosen Pengampu :
Husnul Khatimah, S.ST, M.K.M
Disusun Oleh :
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan
rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah Kesehatan Masyarakat
mengenai “Konsep Program Kesehatan Dalam Pelayanan KIA” dapat selesai pada waktunya.
Sehubungan dengan itu kami ingin menyampaikan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada :
1. Tuhan yang selalu menjadi penuntun dan yang menyertai kami dalam menyelesaikan
penyusunan makalah ini.
2. Husnul Khatimah, S.ST, M.K.M selaku dosen penanggung jawab dan dosen
pengampu mata kuliah Kesehatan Masyarakat di Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Jakarta 1.
Materi yang kami sampaikan dalam makalah ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan,
karena kami juga masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu arahan, koreksi, dan saran
yang membangun sangat kami harapkan. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang
lebih luas kepada pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I 3
PENDAHULUAN 3
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN MAKALAH
BAB II
PEMBAHASAN
1. Konsep Program Kesehatan Dalam Pelayanan KIA
A. Progam Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK)
B. 1000 Hari Pertama Kelahiran
C. SDGs
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LEMBAR PENGESAHAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu prioritas utama
pembangunan kesehatan di Indonesia. Program ini bertanggung jawab terhadap
pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu bersalin dan bayi neonatal. Salah satu tujuan
program ini adalah menurunkan kematian dan kejadian sakit pada ibu dan anak melalui
peningkatan mutu pelayanan dan menjaga kesinambungan pelayanan kesehatan ibu dan
prenatal di tingkat pelayanan dasar dan pelayanan rujukan primer (Sistriani, 2014)
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu
indikator status Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang dapat menggambarkan kualitas dan
aksesibilitas fasilitas pelayanan kesehatan (Kemenkes, 2014) Japan International
Cooperation Agency (JICA) menyusun Buku Kesehatan Ibu dan Anak pada tahun 1947,
dan terbukti efektif menurunkan AKI dan AKB karena dapat mendeteksi kehamilan
resiko tinggi sejak awal (Wijhati, 2017).
Pemberdayaan masyarakat dalam bidang KIA ini salah satu upaya mengatasi situasi
gawat darurat dari aspek non klinik terkait pada masa kehamilan sampai persalinan,
dalam pengertian ini tercakup pula menambah keterampilan para tenaga kesehatan serta
pembinaan di bidang kesehatan. Tujuan program kesehatan ibu dan anak adalah
tercapainya kemampuan hidup sehat dengan melalui peningkatan derajat kesehatan yang
optimal bagi ibu dan keluarga serta mempercepat pencapaian target pembangunan
Kesehatan Indonesia.
Dari jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) dilihat dari target Sustainable Development
Goals (SDGs) yang akan menjadi acuan untuk melanjutkan berakhirnya pembangunan
Milenium Development Goals (MDGs) yang sudah mencapai tahap akhir pada tahun
2015. Target SDGs yang akan dicapai yaitu mengurangi rasio AKI hingga berkurang dari
70 per 100.000 kelahiran hidup sampai pada tahun 2030 yang akan datang, pada
kematian bayi baru lahir yang dapat dicegah dengan penurunan Angka Kematian
Neonatal (AKN) hingga mencapai 12 per 1000 kelahiran hidup dan angka kematian balita
sebesar 25 per 100 kelahiran hidup.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK)?
2. Apa itu 1000 Hari Pertama Kelahiran?
3. Apa itu SDGs?
C. TUJUAN MAKALAH
1. Menjelaskan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK)
2. Untuk mengetahui 1000 Hari Pertama Kelahiran
3. Untuk mengertahui penjelasan SDGs
Bab II
Pembahasan
Kebutuhan yang tidak terpenuhi pada 1000 HPK akan menimbulkan dampak bersifat
permanen yaitu terhambatnya pertumbuhan fisik, perkembangan mental, kecerdasan dan
perilaku. Pengoptimalan pada tumbuh kembang anak pada 1000 HPK yaitu memperhatikan
asupan makan saat hamil, pemberian Air SusuIbu (ASI) Eksklusif selama 6 bulan dan dilanjut
Gizi 1000 HPK Page 6 pemberian MP-ASI (Makanan Pendamping ASI) dengan tekstur bertahap
sampai usia 24 bulan dengan tetap pemberian ASI. Bila asupan gizi ibu kurang, maka bayi akan
melakukan penyesuaian melalui pengurangan jumlah sel dan pengecilan ukuran organ.
Penyesuaian yang terjadi bersifat permanen, artinya bila perbaikan gizi dilakukan setelah melewati
masa 1000 HPK, maka efek perbaikannya kecil, sebaliknya jika dilakukan pada masa 1000 HPK
maka efek perbaikannya bermakna2
.
Sembilan bulan dalam kandungan (9x30 hari)= 270 hari
Tahun I kelahiran (365 hari)
Tahun II kelahiran (365 hari) = 1000 hari awal
kehidupan + +
Bab III
Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Dari pelaksanaan yang telah dilakukan dapat dievaluasi bahwa program KIA masih merupakan
program yang dalam konsep manajemen bersifat sentralisasi. Upaya desentralisasi hanya terbatas
pada hak dan kewenangan tingkat terbawah untuk memberikan usulan kebutuhan dengan justifikasi
data kebutuhan di wilayahnya. Hal ini terjadi pula dalam konteks pendanaan. Unit pelaksana
memang mempunyai hak dalam usulan pendanaan sesuai kebutuhan, namun dalam realisasinya
sering jauh dari yang diharapkan.
B. Saran
1. Kebijakan daerah dan kebijakan pusat harusnya lebih memperhatikan kondisi wilayah
disuatu daerah sasaran sehingga pelaksanaan program kegiatan menjadi lebih spesifik dirasakan di
masyarakat. Penambahan ketenagaan juga perlu di perhatikan dengan menyediakan tenaga
adminstrasi dan manejerial yang khusus membidangi masalah tertentu sehingga system kerja yang
dicapai akan lebih terarah, efektif dan efisien dalam mencapai tujuan.
2. Perlu adanya upaya dalam menyediakan solusi berbagai permasalahan dalam proses
pelaksanaan program KIA, karena pada hakikatnya semua proses kegiatan, pasti mempunyai
kendala- kendala yang secara serius harus ditangani agar dapat terlaksana dengan baik. Solusi
tidak hanya dipecahkan dengan kebijakan atasan atau kelompok elit tertentu, namun juga lebih
melibatkan peran pendapat pelaksana di tingkat fungsional
Daftar Pustaka