Anda di halaman 1dari 4

Penggunaan Bahasa Indonesia di kalangan Mahasiswa Millenial

Oleh Aimmah Diniyah


1A/ Sarjana Keperawatan Malang

Bahasa Indonesia merupakan salah satu identitas bangsa Indonesia, yang mana
seluruh warga negaranya diwajibkan untuk menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari. Bahkan, hal ini telah tertuang dalam UUD 1945 pasal 36 – Bahasa
Negara ialah bahasa Indonesia. Maka dari itu, tidak ada lagi keraguan warga
Indonesia menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, karena bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi dan bahasa
pemersatu.

Di zaman yang semakin maju ini tuntutan jenjang pendidikan pada tiap sumber
daya manusia semakin tinggi. Termasuk tuntutan penguasaan berbagai bahasa
pada setiap individu untuk memudahkan dalam berkomunikasi dengan penduduk
asing. Tak terkecuali mahasiswa yang juga dituntut untuk mahir dan lancar dalam
berbahasa asing. Tuntutan ini dimaksudkan untuk memudahkan mahasiswa jika
dalam studinya memerlukan referensi atau hal lain yang berhubungan dengan
bahasa asing khususnya bahasa Inggris.

Di era millenial ini, ada peningkatan pas aspek tertentu. Yang paling menonjol
adalah aspek komunikasi, media, dan teknologi digital. Dengan adanya
pengakraban pada ketiga aspek yang semakin maju itu, mahasiswa millenial
dituntut semakin berpikiran modern. Hal ini berdampak pada penggunaan bahasa
Indonesia di kalangan mahasiswa millenial. Mereka yang dituntut untuk mahir
berbahasa asing kemudian terbiasa berkomunikasi menggunakan bahasa asing
dengan alasan lebih keren dan lebih modern. (Nimas Permata Putri, 2017,
http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/widyabastra/article/view/1891, 28
Agustus 2019)

Peran aktif warga Indonesia sangat penting dan diperlukan untuk membangun
eksistensi bahasa Indonesia. Oleh karena itu, mahasiswa sebagai salah satu kaum
terpelajar di Indonesia juga diwajibkan untuk berperan aktif dalam hal ini. Bahasa
Indonesia merupakan satu-satunya bahasa pemersatu bangsa Indonesia, tidak
peduli akan kemajuan zaman maupun berada pada era apapun, bahasa Indonesia
tetap menjadi jati diri bangsa Indonesia. Tidak diragukan lagi jikalau mahasiswa
milenial juga harus memiliki sikap bangga terhadap eksistensi bahasa Indonesia
yang semakin berkembang.

Alat komunikasi dan era millenial yang semakin canggih bagaimanapun harus
bisa dihadapi agar dapat mempertahankan jati diri bangsa Indonesia. Hal ini
didasarkan ada konsistensi dan kedisiplinan penggunaan bahasa Indonesia oleh
warga negara Indonesia termasuk mahasiswa millenial. Apabila warga Indonesia
disiplin dan konsisten dalam menggunakan bahasa Indonesia, maka jati diri
bangsa Indonesia akan tetap bertahan di era yang semakin maju ini. (Muhammad
Zainurridho, 2012,
https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/ridhoboaz/eksistensi-
bahasa-indonesia-di-era-globalisasi_5517d72081331125699de3eb, 28 Agustus
2019)

Sikap mahasiswa milenial terhadap bahasa Indonesia

Sebagai seorang mahasiswa milenial, pastilah tidak akan lepas dari kata
modernisasi. Salah satu aspek modernisasi yang menonjol yaitu aspek kecakapan
pada tiap individu. Di era milenial ini, banyak mahasiswa yang fasih dalam
berbahasa asing. Hal ini sedikit demi sedikit mempengaruhi eksistensi bahasa
Indonesia di lingkungan mahasiswa saat ini.

Tidak hanya itu, banyaknya bahasa asing yang sedang populer juga dipelajari oleh
mahasiswa milenial dalam rangka menambah kemampuan berbahasa agar
memudahkan berkomunikasi dengan masyarakat dunia. Pada dasarnya hal ini
bersifat positif dan wajar di kalangan mahasiswa, namun seiring berkembangnya
kemampuan berbahasa yang dimiliki, mahasiswa justru sering berkomunikasi
dengan sesamanya menggunakan bahasa asing yang mereka pelajari.

Memang tidak salah, jika mahasiswa kaum milenial mempelajari bahasa asing.
Hal ini terkadang juga dibutuhkan dalam memenuhi keperluan studi yang
ditempuh, namun juga perlu dipertimbangkan perihal eksistensi bahasa Indonesia
yang semakin surut. Eksistensi bahasa Indonesia perlu dibangun secara kompeten
oleh tiap warga negaranya. Maka dari itu, mahasiswa milenial sebagai bagian dari
warga Indonesia harus bersikap tegas dalam membangun eksistensi bahasa
Indonesia.

Semakin modern suatu era, semakin berkembang pula pola pikir manusianya.
Semakin banyak mahasiswa millenial yang berpikir untuk lebih jauh dan lebih
lama mempelajari bahasa asing, dan tanpa disadari hal ini menggeser penggunaan
bahasa Indonesia. Banyak di antara mereka yang tinggal di kota besar yang jauh
lebih fasih berbahasa asing namun lemah pada bahasa Indonesia. (Yusuf Rinaldy,
2018, https://m.watyutink.com/topik/humaniora/Bahasa-Indonesia-Pudar-di-
Generasi-Millennial, 28 Agustus 2019)

Perlahan, sikap dan rasa bangga mahasiswa milenial terhadap bahasa Indonesia
mulai memudar seiring banyaknya bahasa asing yang mereka pelajari. Tidak
hanya itu, terkadang dalam berkomunikasi mereka memadukan bahasa Indonesia
dengan bahasa asing seperti bahasa Inggris. Lalu, bagaimanakah eksistensi bahasa
Indonesia jika secara perlahan kaum terpelajar di Indonesia terus menerus
berkomunikasi menggunakan bahasa asing di era milenial ini?

Membangun sikap bangga terhadap bahasa Indonesia di kalangan


mahasiswa milenial

Mahasiswa merupakan kaum terpelajar generasi penerus bangsa yang suatu saat
akan mewarisi jati diri bangsa Indonesia. Maka dari itu, diperlukan rasa cinta
tanah air pada setiap individu agar jati diri bangsa Indonesia tetap ada hingga
generasi selanjutnya. Di era milenial ini, mahasiswa perlu sekali dibina agar
memiliki sikap bangga pada jati diri bangsa Indonesia yang salah satunya adalah
bahasa Indonesia.

Diperlukan binaan dari segala aspek untuk membangun kembali eksistensi bahasa
Indonesia pada mahasiswa milenial dengan berdasarkan sikap bangga dan cinta
tanah air. Hal ini akan bersifat positif apabila mahasiswa milenial melaksanakan
tuntutan pembangunan ini dengan baik. Harus ada tekad dan kemauan yang kuat
untuk membangun diri sendiri dalam berkomitmen membangun eksistensi bahasa
Indonesia.

Sikap dan rasa bangga terhadap bahasa Indonesia tidak hanya ditunjukkan melalui
kata-kata maupun janji-janji manis yang diucap mahasiswa milenial, tetapi
mereka juga harus mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya
di instansi pendidikan saja, namun jika mereka mampu, mereka bisa mengenalkan
bahasa Indonesia kepada masyarakat dunia secara meluas. Hal ini juga dapat
meningkatkan eksistensi bahasa Indonesia di mata dunia.

Karena diperlukan pengorbanan dan perjuangan yang luar biasa untuk menjadikan
bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan oleh para pendiri negara. Tidak peduli
kita berada pada era milenial yang semakin maju dan berkembang ini, eksistensi
bahasa Indonesia haruslah tetap terjaga sepanjang masa. Mahasiswa sebagai kaum
terpelajar milenial haruslah bisa meningkatkan eksistensi bahasa Indonesia, bukan
malah menyurutkan dan menurunkannya. Maka dari itu, sebagai mahasiswa kaum
milenial haruslah bersikap bangga terhadap bahasa Indonesia yang kita miliki saat
ini.

Anda mungkin juga menyukai