Anda di halaman 1dari 4

BAB 3

TINJAUAN KASUS

3.1 Berikut identifikasi berbagai masalah yang biasa terjadi di dalam pelayanan keperawatan:

1. Kesalahan pemberian obat


medication error dapat terjadi dimana saja dalam rantai pelayanan obat kepada
pasien, mulai dari industri, dalam peresepan, pembacaan resep, peracikan, penyerahan,
dan monitoring pasien. Di dalam setiap mata rantai ada beberapa tindakan, setiap
tindakan mempunyai potensi sebagai sumber kesalahan (Purba, Soleha, & Sari, 2007)

2. Mengabaikan keluhan pasien


termasuk perawat dalam melalaikan dalam melakukan observasi dan memeberi
tindakan secara tepat. Padahal dapat saja keluhan pasien menjadi data yang dapat
dipergunakan dalam menentukan masalah pasien dengan tepat (Kozier dalam Manurung,
1991)

3. Kesalahan identifikasi klien


kemungkinan terjadi pada situasi rumah sakit yang cukup sibuk, sehinngga
kondisi pasien yang tidak dapat dilayani secara rinci. (Kozier dalam Manurung, 1991).
Contoh umum yang biasa terjadi yaitu perawat yang salah terhadap identitas pasien, hal
ini bisa terjadi saat perawat tidak melihat terlebih dahulu gelang identitas yang ada pada
pergelangan pasien.

4. Kelalaian saat operasi


Contoh yang sering terjadi yaitu masih banyak dijumpai beberapa kejadian seperti barang
nyangkut habis operasi, tertinggalnya benda asing di tubuh pasien, jarum patah, dan
ponsel yang menangani operasi jatuh dan masuk ke perut pasien tanpa disadari.

5. Kelalaian terhadap keamanan dan keselamatan pasien


Banyak ditemukan kasus pasien yang jatuh dari tempat tidur yang sesungguhnya dapat
dicegah dengan memperhatikan keamanan tempat tidur pasien, karena ada beberapa
rumah sakit yang memasang alat-alat khusus untuk mencegah pasien jatuh dari tempat
tidur.

3.2 Kasus

Masalah : Perawat Salah Berikan Cairan Infus, Pasien Berusia 65 Tahun Ini Meninggal
Pemberian infus biasanya dilakukan agar kebutuhan cairan pasien tetap terpenuhi
meskipun sedang dalam perawatan rumah sakit. Namun tidak bagi Wang Huali (65), setelah
diberikan cairan infus yang salah oleh perawat, ia justru meninggal dunia.
Menurut laporan setempat, Wang Huali yang berasal dari Henan, China, ini meninggal akibat
reaksi buruk pada tubuhnya setelah menerima sebotol infus atau intravenous drip (IV) dari
seorang perawat.

Seperti dikutip dari Asia One, Rabu (2/10/2013), Wang Huali diketahui baru menjalani
operasi di Tiantan Hospital. Putri sulungnya, Wang Yun, mengatakan bahwa 12 hari pasca
operasi, ayahnya telah menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang baik di rumah sakit.
Sampai suatu hari seorang perawat datang dan melakukan penggantian botol infus seperti biasa.
Dari 2 botol infus sebelumnya, Wang Huali sama sekali tidak menunjukkan adanya efek
samping. Namun ketika botol ketiga diberikan, tangan Wang Huali mulai berubah menjadi ungu
dalam waktu kurang dari 5 menit. Kaget melihat perubahan pada ayahnya, Wang Yun kemudian
memanggil dokter.

Dokter segera memulai upaya penyelamatan darurat. Namun kemudian dokter


mengatakan kepada keluarga bahwa Wang Huali tidak dapat diresusitasi akibat emboli paru.
Emboli paru merupakan kondisi di mana terdapat penyumbatan pada arteri utama paru-paru atau
salah satu cabangnya oleh suatu zat. Namun zat tersebut dipastikan datang tidak dari paru-paru,
melainkan dari tempat lain di tubuhnya.

Keluarga yang sedang berduka kemudian pulang. Namun dalam perjalanan pulang, salah
seorang anggota keluarga menemukan sebuah botol infus yang masih melekat pada tubuh Wang
Huali dan memiliki nama pasien lain di labelnya. Bingung atas penemuan tersebut, mereka
kemudian kembali ke rumah sakit untuk meminta penjelasan.
Setelah dilakukan pemeriksaan oleh staf, kepala perawat mengakui bahwa seorang perawat di
bangsal tersebut secara tak sengaja salah memberikan cairan infus pada Wang Huali. Hingga kini
masih kasus ini masih diperiksa kembali.

3.3 Analisa kasus

Contoh kasus di atas, salah satu bentuk kelalaian perawat terhadap pasien. Pemberian infus
biasanya dilakukan agar kebutuhan cairan pasien tetap terpenuhi meskipun sedang dalam
perawatan rumah sakit. Seharusnya perawat memberikan rasa nyaman dan aman kepada pasien,
berbeda dengan pasien Wang Huali (65 tahun) yang setelah diberikan cairan infus justru
meninggal dunia.

Pada kasus diatas, menunjukkan bahwa perawat dalam hal ini salah memberikan cairan infus
terhadap pasien. Hal tersebut dapat terjadi karena beberapa hal. Satu, perawaat tidak mengecek
gelang identitas yang ada pada pergelangan tangan pasien sehingga bisa memberikan cairan infus
pada pasien yang seharusnya tidak diberikan cairan infus tersebut. Kedua, kurangnya komunikasi
dengan tenaga medis lain, perawat tersebut tudak menjalankan perannya sebagai kolaborator
yaitu perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter dll, berupaya
mengindetifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasu diskusi atau tukar pendapat
dalam penentuan pelayanan selanjutnya.

Bila dilihat dari hubungan perawat-pasien terlihat bentuk pelayanan praktek keperawatan. Pada
praktek keperawatan, perawat dituntut untuk bertanggung jawab, baik etik, disiplin dan hukum.
Pada dasarnya dalam melakukan praktek keprawatan, perawat harus memperhatikan beberapa
hal yaitu: Otonomi (Autonomy), berbuat baik (Beneficience), keadilan (Justice), tidak merugikan
(Nonmaleficince), kebebasan (Freedom), kejujuran (Veracity), menepati janji (Fidelty),
kerahasiaan (Confidentially), Akuntabilitas (Accountability).

Kelalaian diatas dapat dilihat dari segi etik dan hukum. Apabila dari segi etik, penyelesaiannya
dapat diserahkan oleh profesinya sendiri yang ada di organisasi profesi, dan bila penyelesaiannya
dari segi hukum harus diliat termasuk dalam pelanggaran apa dan ini membutuhkan pakar dalam
bidang hukum atau pihak yang berkompeten dalam bidang hukum.
Sumber:

Purba, A. V., Soleha, M., & Sari, I. D. (2007). Kesalahan dalam pelayanan obat (medication
error) dan usaha pencegahannya. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 10(1 Jan).

manurung, nixson. kasus kelalaian keperawatan. retrieved by


https://www.academia.edu/37945876/Kasus_Kelalaian_Keperawatan
https://health.detik.com/true-story/d-2375058/perawat-salah-berikan-cairan-infus-pasien-berusia-65-
tahun-ini-meninggal

Anda mungkin juga menyukai