Anda di halaman 1dari 5

10 hal yang membahayakan bagi perawat dan pasien

1. Salah dalam melakukan diagnosa

Kesalahan ini sebernarnya yang paling banyak dilakukan. Sekitar 10% - 20% dari
diagnosa perawat salah, dan ini dapat menyebabkan hasil yang tidak bagus. Ini berbahaya
jika dialami oleh pasien yang mengalami komplikasi yang mengancam jiwa. Hal ini sering
kita temui pada kasus malpraktik medis dan murni karena kelalaian perawat yang
menanganinya.

2. Alat bedah yang tidak higienis.

Dalam melakukan pembedahan tubuh manusia diperlukan ketelitian dan kesiapan dari
sang ahli bedah, mulai dari peralatan hingga mental. Melakukan pembedahan cukup
membahayakan sang pasien jika alat yang digunakan kotor atau terkontaminasi kuman atau
kotoran lainnya. Terdapat beberapa insiden bermula dari alat bedah yang tidak higienis.

3. Meninggalkan alat bedah dalam tubuh pasien.

Ini mungkin bisa dibilang cukup mengejutkan dan berbahaya, meninggalkan alat
bedah dalah tubuh pasien. Ini terjadi biasanya murni karena kelalain dari tim medis. Mulai
dari tang, pisau untuk bedah, gunting, bahkan alat yang lebih besar lainnya.
Kelalaian ini dapat menyebabkan kerusakan fisik dan masalah psikologis lainnya. Lebih
parah lagi benda tersebut tertinggal selama bertahun-tahun

4. Mengalirkan cairan dalam selang infus

Mengalirkan cairan dalam selang melihat ada udara atau tidak baru gantungkan diatas
tiang infus, jadikan itu adalah ritual pertama sebelum memasang infus, jadi walaupun pikiran
kita sedang ruwet otak bawah sadar kita pasti akan melakukannya ketika memasang infus.

5. Lupa memotong Plaster

pastikan memotong plaster adalah ritual kedua setelah mempersiapkan cairan dan
selang, hitung bener-bener jumlah plaster, panjang pendeknya sudah tepat belum (sesuai ilmu
kirologi) atau kalau memakai metode satu plaster apakah plaster sudah dibelah atau belum
6. Lupa Memakai Handscoon

Berbagai alasan ketika kita tidak memakai Handscoon, kadang lupa kadang juga
sengaja. Memang terkadang kita tidak merasa nyaman memasang infus dengan memakai
Handscoon, apalagi kalo pas lagi memasang plaster.demi kenyamanan dan keselamatan
pasien perawat harus menggunakan handscoon.

7. Alat bedah yang tidak higienis.

Dalam melakukan pembedahan tubuh manusia diperlukan ketelitian dan kesiapan dari
sang ahli bedah, mulai dari peralatan hingga mental. Melakukan pembedahan cukup
membahayakan sang pasien jika alat yang digunakan kotor atau terkontaminasi kuman atau
kotoran lainnya. Terdapat beberapa insiden bermula dari alat bedah yang tidak higienis.

8. Membingungkan satu pasien dengan pasien lainnya.

Ada banyak kasus staf medis mencampur identitas pasien yang akhirnya membuat
diagnosa yang salah atau memberikan resep yang salah. Ini biasanya terjadi di rumah sakit
yang cukup besar dan seorang perawat biasanya beresiko melakukan hal ini. Ini akan
merepotkan sang dokter, terlebih lagi jika memiliki nama pasien yang hampir sama. Dalam
hal ini pun biasanya dokter memiliki cara untuk menghindari kesalahan seperti ini.

9. Lupa Berkomunikasi dengan Pasien

Salah satu kelebihan ilmu kita adalah berkomunikasi.karena komunikasi perawat


adalah komunikasi yang menyembuhkan.. ingat, selalu pastikan pasien itu benar atau
tidaknya dengan berkomunikasi, meminta ijin dengan berkomunikasi, dan merilekskan pasien
dengan berkomunikasi.
10. Lupa mencuci tangan

Infeksi nosokomial atau infeksi yang terjadi di rumah sakit, yang saat ini disebut
sebagai Healthcare Associated Infection (HAIs), adalah infeksi yang berhubungan dengan
asuhan pelayanan kesehatan. HAIs merupakan masalah yang menjadi penyebab langsung
maupun tidak langsung kematian pasien. Infeksi ini bisa ditularkan dari pasien ke petugas
maupun sebaliknya, pasien ke pengunjung atau sebaliknya, serta antar orang yang berada di
lingkungan rumah sakit. Kejadian infeksi ini dapat menghambat proses penyembuhan dan
pemulihan pasien, bahkan dapat menimbulkan peningkatan morbiditas, mortalitas, dan
memperpanjang lama hari rawat atau length of stay (LOS), sehingga biaya meningkat dan
akhirnya menyebabkan mutu pelayanan di institusi pelayanan kesehatan akan menurun.
10 resiko yang akan terjadi kepada perawat dan pasien

1. Resiko kelebihan tugas dan pekerjaan. Karena perawat melaksanakan semua kegiatan,
baik administrasi, pengobatan, fisioterapi, makan, dan lain-lain.

2. Resiko meninggalkan anak dan keluarga demi pasien. Demi pasien seorang perawat rela
meninggalkan anak dan keluarga. Apalagi jika bekerja di pelosok maka bagaimanapun
keselamatan seorang pasien lebih diutamakan daripada anak dan keluarga bahkan dari
pada diri sendiri.

3. Resiko tidak bisa hidup normal, karena siklus tidur, siklus pekerjaan tidak teratur. Bekerja
dengan jam yang tidak pasti kadang kala membuat siklus hidup perawat menjadi
terganggu

4. Resiko stress karena tekanan dari pekerjaan pasien mitra kerjadan lain-lain.

5. Resiko mendapat jasa medis yang kecil. Menjadi perawat yang professional adalah
perawat yang bekerja dengan ikhlas tanpa pamrih dan dengan sepenuh hati. Mendapat
jasa medis yang kecil seharusnya adalah hal biasa bagi perawat yang professional

6. Resiko tertular penyakit. Perawat bekerja di lingkungan yang sangat rentan tertular
penyakit dan berhubungan langsung dengan pasien yang dapat menularkan penyakit,
maka perawat harus berhati-hati dalam mengambil suatu tindakan. Misalnya saat
melakukan injeksi tidak boleh spuit sampai mengenai bagian tubuh perawat. Kebersihan
lingkungan kerja juga harus di jaga agar penyakit tidak mudah menular

7. Resiko bekerja 24 jam, setiap waktu, setiap saat, baik sedang susah maupun senang.
Tidak bisa di pungkiri jika beban dan resiko kerja perawat sangat tinggi, mendampingi
pasien dengan jumlah tertentu selama 24 jam dan dengan berbagai tingkat ketergantungan
adalah hal yang berat. Perawat harus siap sedia setiap saat jika dibutuhkan.

8. Keselamatan pasien merupakan hal uama dalam pelayanan Rumah Sakit. Jumlah kasus
jatuh menjadi bagian yang bermakna penyebab cedera pasien rawat inap. Rumah sakit
perlu mengevaluasi resiko pasien jatuhdan mengambil tindakan untuk mengurangi resiko
cedera jika sampai jatuh. Evaluasiresiko jatuh menggunakan skalaresiko jatuh. Pasien
yang di rawat di RS akan selalu memiliki resiko jatuh terkait dengan kondisi dan penyakit
yang diderita, contohnya ada pasien yang mengalami kelemhan fisik akibatdehidrasi,
status nutrisi yang buruk, perubahan kimia darah (hipoglikimia,hipokalemi) perubahan
gaya berjalan pada pasien usia tua dengan gaya jalan berayun/tidak aman, langkah kaki
pendek atau menghentak.

9. Mengganti posisi pasien

Perlu kita ketahui, bahwa setiap mengganti posisi pasien tentunya ada tekhniknya dan
teorinya. Jadi kalau kita tidak merubah posisi pasien, dan membiarkannya untuk selalu
telentag, maka pasien akan berisiko untuk mengalami dekubitus serta kekauan sendi.
Karena badan atau tubuhnya jarang untuk digerakkan. Dan akan berisiko bagi perawat
tersebut untuk diberi peringatan atau teguran, karena tidak bertanggungjawab dalam
pemberian asuhan keperawatannya.

10. Pemasangan laken yang tidak rapi

Ini merupakan suatu tindakan yang tidak diragukan lagi, karena ini memang memang
tindakan wajib ,bagi kita selaku keperawatan untuk selalu memasang laken dengan rapi.
Mengapa demikian, karena jika pemasangan laken yang tidak rapi , maka pasien akan
berisiko untuk mengalami luka dekubitus, dan bahkan perawt yang dinas diruangan itu
akan ditanya, mengapa pasiennya bisa seperti itu, padahal ia sebelumnya tidak ada
mengalami penyakit seperti itu. Jadi kita selaku perawat yang dinas diruangan itu akan
diproses oleh atasan kita, dan akan berisiko untuk di pecat, jika tindakan tersebut terulang
kembali.

Anda mungkin juga menyukai