Anda di halaman 1dari 7

TUGAS TAKE HOME

MATA KULIAH PATIENT SAFETY


PELAKSANAAN PATIENT SAFETY DI PMB Ida Ayu Putu Diah Jayadi, S.S.T.Keb

Dosen Pengampu : Ni Luh Putu Sri Erawati, SST., MPH

Oleh :
NI MADE AYU KARTINI DEVI
NO ABSEN/KELAS : / 16/C

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
DENPASAR
2023
Pelaksanaan Patient Safety Di PMB Ida Ayu Putu Diah Jayadi, S.S.T.Keb

Dalam memberikan asuhan kebidanan kepada pasien, bidan diberikan

kewenangan mandiri untuk memutuskan tindakan terkait yang akan diberikan oleh pasien

berdasarkan kasus yang ada, tanpa pengawasan dalam setiap tindakan. Hal ini merupakan

langkah yang krusial dalam melakukan suatu tindakan dan membutuhkan kemampuan

yang luas agar keputusan yang diberikan kepada pasien tepat dan sesuai dan tentunya

tidak menimbulkan cidera dalam tindakan tersebut. Ketika menawarkan layanan

kebidanan berbasis keselamatan, bidan diminta untuk memahami manajemen risiko yang

berkaitan dengan keselamatan pasien.

Sasaran keselamatan pasien merupakan salah satu syarat yang harus diperhatikan

oleh bidan dalam melakukan pelayanannya di rumah sakit, puskesmas, klinik bersalin,

atau praktik bidan mandiri karena keselamatan pasien merupakan komponen pelayanan

kesehatan yang paling krusial. Ada enam tujuan keselamatan pasien untuk pelayanan

kesehatan dan kebidanan, yaitu sebagai berikut:

1. Ketepatan identifikasi pasien

2. Peningkatan komunikasi yang efektif

3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai

4. Tepat prosedur dan tepat tindakan kebidanan

5. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan

6. Pengurangan risiko pasien jatuh

Untuk menjaga keselamatan pasien dalam praktiknya, beberapa faktor ini harus

dipikirkan selengkap mungkin. Praktek Bidan Mandiri memiliki kasus kebidanan berikut

yang terkait dengan inisiatif keselamatan pasien:


1. Ketepatan Identifikasi Pasien

Tindakan ini adalah untuk mengidentifikasi pasien sebagai orang yang menerima

layanan atau perawatan dan untuk menentukan apakah layanan atau perawatan tersebut

sesuai untuk orang tersebut. Terlepas dari persepsi praktik skala kecil bidan independen,

kesalahan identifikasi pasien masih mungkin terjadi. Karena kesalahan identifikasi pasien

dapat terjadi pada bayi pasien, penting untuk memberi label unik pada setiap pasien.

Untuk memverifikasi identitas pasien dan menyinkronkan datanya, bidan harus

memperhatikan dengan seksama apakah identitas pasien akurat. Selain itu, bidan bisa

langsung menanyakan nama dan umur pasien.

2. Peningkatan Komunikasi yang efektif

Selain berkomunikasi dengan pasien, bidan juga harus berhasil berinteraksi dengan

tenaga medis lainnya. Jika bidan dan profesional medis lainnya tidak dapat

melakukannya, mungkin berbahaya bagi pasien. Diharapkan tidak terjadi miskomunikasi

saat pelayanan diberikan, khususnya bagi bidan dan bidan pendamping. Untuk

menghindari miskomunikasi yang dapat membahayakan pemberian pelayanan, maka

bidan harus menjalin komunikasi yang baik dengan pasien dan/atau keluarga pasien.

Pengurangan risiko dalam pelayanan dan peningkatan pelayanan untuk keselamatan

pasien dapat dilakukan dengan meningkatkan komunikasi yang efisien antara bidan dan

asisten bidan atau antara staf medis dan pasien/keluarga pasien.


3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai

Memperhatikan prosedur pemberian obat merupakan salah satu strategi untuk

meningkatkan keselamatan pasien. Sebelum memberikan obat, bidan harus menanyakan

riwayat kesehatan pasien dan keluarga pasien. Memperbaiki penatalaksanaan obat yang

perlu diwaspadai terutama pada pasien yang memiliki riwayat alergi obat dan riwayat

medis lain yang harus diketahui lebih awal oleh bidan, merupakan strategi yang paling

efisien untuk mengurangi atau menghilangkan kesalahan dalam pemberian obat.

4. Tepat prosedur dan tepat tindakan kebidanan

Bidan secara efisien merujuk pasien yang tidak dapat melahirkan secara alami di

praktiknya sendiri ke rumah sakit untuk menerima perawatan terbaik. Rumah sakit

diharuskan melakukan persalinan yang tidak dapat dilakukan secara normal. Bidan segera

setuju setelah menerima lebih banyak informasi untuk merekomendasikan pasien ke

rumah sakit.

5. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan

Dalam melayani pasien di Tempat Praktik Mandiri Bidan dengan menganggap setiap

petugas, pasien dan pengunjung beresiko menularkan bakteri, virus, jamur kepada petugas

dan masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut maka bidan melaksanakan dan menerapkan

kewaspadaan standar yaitu :

a. Menjaga kebersihan tangan dengan melakukan cuci tangan dengan air mengalir

dan sabun setiap kali akan melakukan tindakan maupun setelah selesai melakukan

tindakan dan menyiapkan hand sanitizer bila pada kondisi tertentu tidak memungkinkan

untuk mencuci tangan di air mengalir. Mengedukasi untuk setiap pengunjung maupun

pengantar pasien untuk melakukan prosedur cuci tangan dengan benar dan enempel SOP

cuci tangan pada fasilitas cuci tangan yang kami sediakan sebelum masuk keruang periksa.
b. Menggunakan alat pelindung diri (APD)

Kami mewajibkan semua pasien menggunakan masker, kecuali bayi, dan kami

sebagai petugas selalu menggunakan APD minimal masker pada saat melakukan

pelayanan dalam upaya pencegahan dari resiko paparan infeksi. Saat pertolongan

persalinan atau tindakan yang beresiko terciprat cairan tubuh pasien kami gunakan APD

level 1 plus scot berbagan karet, sepatu boot dan kaca mata google.

c. Pengendalian Lingkungan

Rutin Setiap seminggu sekali kami melakukan general cleaning di areal TPMB,

lingkungan agar bersih dengan cara mengedukasi setiap pengunjung untuk tidak muntah,

meludah atau kencing sembarangan di lokasi praktek, cuci tangan setelah keluar dari toilet.

Untuk mencegah kerumunan kami siapkan ruang tunggu yang terbuka, dengan seting

tempat duduk yang didesain khusus untuk mencegah pengunjung bergerombol.

d. Pengelolaan Limbah Hasil Pelayanan Kesehatan

Menyiapkan tempat penampungan limbah sesuai dengan jenis limbah, yaitu limbah

infeksius dalam tempat sampah medis tertutup yang sudah diisi label limbah infeksius,

limbah bahan berbahaya di tempat sampah khusus dan limbah plastik di tempat sampah

terpisah. Kami menyiapkan septic tank khusus untuk tempat muntah pasien, atau darah,

ketuban dan cairan tubuh lainnya yang dihasilkan saat pelayanan.

e. Pengelolaan Peralatan Pasien bekas pakai dan alat medis lainnya

Prosedur dekontaminasi peralatan bekas habis pakai yang kritical dengan melakukan

dekontaminasi tingkat tinggi dan sterilisasi dengan menggunakan sterilisator listrik, secara

rutin setiap 2 hari sekali baik alat terpakai ataupun tidak. Alat yang sudah disteril dikemas

dalam kemasan (cover khusus alat ) dan diisi label tanggal steril. dekontaminasi dan

pengemasan berdasarkan kategori kritikal, semi kritikal dan non kritikal. Alat non kritical

kami dekontaminasi dengan alcohol 95 %. Setiap malam hari saat pelayanan rutin tutup.
f. Pengelolaan Linen

Di ruang bersalin dilakukan penggantian linen pada saat pasien telah dipulangkan sesuai

dengan prinsip PPI.

g. Penyuntikan yang Aman

Penyuntikan yang benar sejak saat persiapan, penyuntikan obat hingga penanganan

alat-alat bekas pakai, sehingga dengan prinsip satu spuit, satu jenis obat dan satu prosedur

penyuntikan.

h. Kebersihan pernapasan (etika batuk/bersin)

Kami mengedukasi ke setiap pengunjung tata cara batuk atau bersin yang baik dan

benar sehingga bakteri tidak menyebar ke udara, tidak mengkontaminasi barang atau

benda sekitarnya. kemudian membuang tisu ke tempat sampah infeksius.

6. Pengurangan risiko pasien jatuh

Untuk mengurangi bahaya jatuh pada pasien yang dirawatnya, bidan harus

memberikan pelayanan yang setinggi-tingginya dalam menjalankan profesinya, termasuk

terhadap sarana dan prasarana. Selama bekerja mandiri, bidan harus menjaga keselamatan

pasien. Mereka harus mencegah pasien jatuh saat menerima perawatan karena hal itu akan

memperburuk keadaan fisik mereka. Keluarga pasien bisa mendapatkan pendidikan

kesehatan dan keselamatan dari bidan jika mereka peduli dengan kondisi pasien, selalu

menemani pasien ke kamar kecil, dan selalu memantau keselamatan pasien selama di

tempat tidur.
Pelaporan Patient Safety di PMB Ida Ayu Putu Diah Jayadi, S.S.T.Keb

Penyediaan layanan kebidanan sangat mengutamakan perlindungan dan

keselamatan pasien. Metode terbaik untuk melindungi diri sendiri, profesional kesehatan

lainnya, pasien, keluarga, dan masyarakat adalah dengan mengikuti semua praktik

pencegahan infeksi. Untuk memastikan bahwa bukti yang digunakan untuk memantau

dan mengevaluasi pemberian layanan kebidanan dapat diandalkan, penting untuk

mencatat setiap episode yang melibatkan pasien yang diselamatkan.

Saat ini kami belum memiliki SOP khusus untuk pelaporan keselamatan pasien di

tempat layanan kami. Jika kejadian Sentinel, seperti pelayanan kebidanan yang

mengakibatkan kematian bayi baru lahir atau ibu, syok anafilaksis, tertusuk jarum suntik,

pisau (berantakan), gunting episiotomi, atau kejadian apa pun yang mengakibatkan

kematian atau cedera serius, kehilangan permanen fungsi tubuh utama, terjadi secara

kebetulan

Anda mungkin juga menyukai