Anda di halaman 1dari 11

Resume Pelatihan IPCN Hari kelima Tanggal 22 Juli 2022

Oleh : Zubaidah Pasaribu, AM. Kep


IPCN Rumah Sakit Umum Tiga Bersaudara Kabupaten Labuhanbatu Utara
Provinsi Sumatera Utara

Materi Pertama : Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Di Ruang Intensive


Narasumber : Rosdelina Simarmata, BN, SE, MARS

1. Penggunaan berbagai peralatan (invasive / non invasive) pada pasien di ICU berguna untuk
mensupport fisiologis organ tubuh pasien •Di US, Insiden rate infeksi pasien ICU sekitar 5-8 kali
lebih tinggi dibanding dengan pasien yang dirawat diruang rawat biasa, terutama di ICU dewasa,
ICU anak, NICU, ICU Bedah • Infeksi tersering adalah pneumonia akibat penggunaan ventilator
(VAP), Infeksi sehubungan dengan pemasangan kateter intra vena dan infeksi karena pemasangan
katetar urine
2. FAKTOR RESIKO INFEKSI
Infeksi akibat penggunaan kateter intra vena
- Berhubungan dg pemberian total parenteral nutrisi (TPN)
Perawat : Pasien
- Risiko ketergantungan pasien

Sering terjadi infeksi Enterobacter cloacae

- Pada ICU Neonatus

Bad hygiene/ kebersihan tangan yg buruk

- Sebelum prosedur invasive, non invasive Penggunaan obat2an single-dose

3. Strategi pencegahan infeksi di ICU


Permenkes. No 27/2011
1. Engineering control
2. Administrative contro
3. Surveilans
4. Kewaspadaan isolasi
5. PengGunaan antibiotik yang bijaksana
Resume Pelatihan IPCN Hari kelima Tanggal 22 Juli 2022
Oleh : Zubaidah Pasaribu, AM. Kep
IPCN Rumah Sakit Umum Tiga Bersaudara Kabupaten Labuhanbatu Utara
Provinsi Sumatera Utara

Materi Kedua : Aspek Legal Dan Etika Profesi Keperawatan Dalam Pelaksanaan Kesehatan
Di Pelayanan Kesehatan
Narasumber : PPNI SUMUT

Etika Profesi adalah prilaku yang diharapkan bagi setiap anggota profesi untuk bertindak dengan
kapasitas profesinya.

Prinsip- Prinsip Etik

1. Autonomy
2. Beneficence
3. Non maleficence
4. Veracity
5. Confidentiality
6. Justice
7. Fidelity

UU 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan (Sanksi Administratif) pasal 44 tentang setiap tenaga
kesehatan yang menjalankan praktek wajib memiliki STR yang berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat
diregistrasi ulang setelah memenuhi persyaratan.

Pasal 74 pemimpin fasilitas pelayanan kesehatan dilarang mengizinkan tenaga kesehtan yang tidak
memiliki STR dan izin untuk menjalankan praktik di fasilitas pelayanan kesehatan.

UU 38 Tahun 2014 pasal 19 Tentang Keperawatan perawat yang menjalankan praktik keperawatan wajib
memiliki izin dan sebagaimana dimaksud pada ayat diberikan dalam bentuk SIPP
PMK 17 tahun 2015 Tentang perubahan atau PERMENKES No.148/I/2000 Izin & penyelenggaraan
Praktik perawat surat izin praktik perawat yang selanjutnya disingkat SIPP adalah bukti tertulis
pemberian kewenangan untuk menjalankan praktik keperawatan difasilitas pelayanan kesehatan mandiri

SIKP adalah bukti tertulis pemberian kewenangan untuk menjalankan praktik keperawatan difasilitas
pelayanan kesehatan diluar praktik mandiri.

Tujuan pengaturan keperawatan

- Meningkatkan mutu perawat


- Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
- Memberi perlindungan dan kepastian hokum kepada perawat dan pasien
- Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

Tugas dan wewenang

- Pemberi Asuhan keperawatan


- Penyuluhan dan konselor klien
- Pengelola pelayanan
- Peneliti keperawatan
- Pelaksana tugas berdasar pelimpahan wewenang
- Pelaksana tugas dalam keterbatasan tertentu

Dokrin good Samaritan

Syarat: Kesukarelaan Penolong pembuktiannya: tidak ada harapan/imbalan/kompensasi

Itikad Baik Penolong : contoh tidak baik: melakukan pelatihan kardiovaskuler tingkat dasar untuk
menambah keterampilan.
Resume Pelatihan IPCN Hari kelima Tanggal 22 Juli 2022
Oleh : Zubaidah Pasaribu, AM. Kep
IPCN Rumah Sakit Umum Tiga Bersaudara Kabupaten Labuhanbatu Utara
Provinsi Sumatera Utara

Materi Ketiga : Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Resiko Infeksi


Narasumber : Ibu Ns. Sulistyorini, S. Kep

Pencegahan infeksi sebagai dasar kompetensi keperawatan (undang-undang keperawatan no 40 tahun


2019)

IPCN sebagai dari keperawtan professional melaksanakan asuhan keperawatan meliputi: identifikasi
infeksi, penetapan masalah keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi dan evaluasi

Tugas IPCN dalam implementasi asuhan keperawatan sesuai permenpan dan permenkes

1. Melakukan kunjungan kepada pasien yang beresiko diruangan setiap hari untuk mengidentifikasi
kejadian infeksi pada pasien dibaik rumah sakit dan faskesyan
2. Melaksanakan surveilans infeksi dan melaporkan kepada komite PPI/Tim PPI
Resume Pelatihan IPCN Hari kelima Tanggal 22 Juli 2022
Oleh : Zubaidah Pasaribu, AM. Kep
IPCN Rumah Sakit Umum Tiga Bersaudara Kabupaten Labuhanbatu Utara
Provinsi Sumatera Utara

Materi Keempat : Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dalam Menghadapi Emerging


Dan Re- Emerging
Narasumber : Bpk. Perdalin

EIDs adalah penyakit yang muncul dan menyerang suatu populasi untuk pertama kalinya, atau
telah ada sebelumnya namun meningkat dengan sangat cepat, baik dalam hal jumlah kasus baru didalam
suatu populasi atau penyebabnya ke daerah geografis yang baru.

Kebanyakan penyakit emerging dan re-emerging asalnya adalah Zoonotik : munculnya dari seekor
heawan dan menyeberangi hambatan spesies dan menginfeksi manusia. 60% dari penyakit infeksi pada
manusia, 75 % EIDs, yang menyerang manusia dalam tiga decade terakhir, berasal dari hewan.

Strategi PPI dalam upaya mencegah atau mengurangi penularan di fasyankes

1. Memastikan triage, deteksi dini dan pengendalian sumber (isolasi)


2. Melaksanakan kewaspadaan standar bagi semua pasien
3. Menerapkan kewaspadaan tambahan empiric (droplet and kontak serta airbome)
4. Implementasi pengendalian administrative
5. Mengendalikan serta rekayasa lingkungan

Pencegahan pengendalian infeksi

1. Cegah infeksi dengan menerapkan Kewaspadaan isolasi yang terdiri atas


- Kewaspadaan standar
- Kewaspadaan berdasar transmisi

Kewaspadaan Standar

- Cuci tangan
- APD
- Etika Batuk
- Limbah benda tajam

Kewaspadaan berbasis Transmisi

- Kewaspadaan airborne
- Kewaspadaan Kontak
- Kewaspadaan droplet

Kewaspadaan Kontak

- Kebersihan tangan
- Gaun
- Sarung tangan

Kewaspadaan Droplet

- Kebersihan tangan
- Masker bedah

Kewaspadaan Airborne

- Kebersihan tangan
- Masker N-95
- Pintu tertutup
Resume Pelatihan IPCN Hari kelima Tanggal 22 Juli 2022
Oleh : Zubaidah Pasaribu, AM. Kep
IPCN Rumah Sakit Umum Tiga Bersaudara Kabupaten Labuhanbatu Utara
Provinsi Sumatera Utara

Materi Kelima : Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Di Unit Hemodialisa


Narasumber : Ibu Ns. Sulistyorini, S. Kep

Hemodialisis Adalah sebuah metode terapi ginjal melalui proses penyaringan (difusi dan ultrafiltrasi)
pada ginjal buatan (dialyzer), dan membuang sisa metabolism tubuh

A. Pencegahan infeksi pada vascular acces


1. Inersi kateter:
- Hindari akses formal
- Inersi kateter menggunakan teknik aseptic
- Penggunaan APD maksimal (masker, tutup kepala, gaun stril, sarung tangan

2. Perawatan kateter
- Hanya perawat yang terlatih yang dapat melakukan dressing dan memanipulasi kateter
- Kateter “exit site” diperiksa posisinya, ada tidaknya infeksi sebelum akses
- Teknik aseptic selalu digunakan untuk mencegah kontaminasi
- Gunakan masker bedah baik pada staf maupun pada pasien
- Manipulasi kateter sebaiknya diminimalkan
3. Teknik Persiapan pada akses AV shunt
- Lengan yang diakses dicuci dengan sabun antimikroba
- Palpasi dan pastikan lokasi kanulasi sebelum diakses
- Untuk membersihkan kulit yang di kanulasi dengan menggunakan alcohol based chlorhexide
atau 10 % povidone iodine atau 70 % alkohol
B. Kewaspadaan isolasi
 Kebersihan cuci tangan
Kepatuhan cuci tangan dalam 5 momen
 Alat Pelindung dili
APD dapat digunkan satu atau lebih untuk menjaga
 Membran mukosa jalan nafas
 Kulit dan
 Baju dari kontak dengan agen infeksi
C. Environmental & equipment cleaning/ disinfection
 Pembersihan dan disinfeksi permukaan lingkungan
 Pembersihan dan disinfeksi di unit hemodialysis

Prinsip disinfeksi Mesin Dialysis

 Dilakukan setiap setelah selesai prosedur dialysis


 Bagian dalam mesin dialysis (internal)
 Bagian luar permukaan mesin dialysis (eksternal)
 Menggunakan desinfektan kimia sesuai dengan rekomendasi pabrik
 Khusus clostridium difficile tidak mudah di in-aktifkan oleh disinfektan di permukaan, kecuali
klorin dan memerlukan pengosongan.
D. Medication & injection safety
Gunakan teknik aseptic saat menyiapkan/menangani obat/ cairan parenteral
E. Screening & immunization
Semua pasien HD discerning HBV,HVC,HIV, dan TB sebelum memulai pengobatan dan
mendapatkan imunisasi HBV,MMR,DPT dan influenza
F. Semua staf, pasien & keluarga harus diedukasi tentang pencegahan & pengendalian infeksi di
HD : kewaspadaan isolasi: HH,APD, Etika batuk, kebersihan lingkungan, limbah, perawatan
peralatan pasien dan transmisi penyakit
G. Occupational safety consideration
Waspadalah (transmisi penyakit screening dan immunisasi
H. Water Treatment
Test air RO terhadap microbiology dilakukan setiap bulan
Resume Pelatihan IPCN Hari kelima Tanggal 22 Juli 2022
Oleh : Zubaidah Pasaribu, AM. Kep
IPCN Rumah Sakit Umum Tiga Bersaudara Kabupaten Labuhanbatu Utara
Provinsi Sumatera Utara

Materi Keenam : Penyusunan Profil Indikator Mutu PPI


Narasumber : Ibu Chuchum Sumiarty, S. Kep, Ners, M. Kep

Mutu dalam pelayanan kesehatan adalah pelayanan yang memiliki karakter aman, tepat waktu, efisien,
efektif, berorientasi pada pasien, adil terintegrasi.

Peningkatan Mutu internal

A. Peningkatan mutu internal yaitu RS melakukan upaya peningkatan mutu secara berkala, antara
lain:
- Pemilihan dan penetapan indicator mutu
- Pengukuran dan pengumpulan data indicator mutu
- Pelaporan indicator mutu
- Evaluasi indicator mutu
B. Pengukuran dan pengumpulan data indicator mutu
a. Indikator nasional Mutu (INM)
b. Indikator Mutu Prioritas Rumah Skit (IMP-RS)
c. Indikator Mutu prrioritas unit (IMP-Unit)
d. Validasi Data
C. Pelaporan
- Capaian mutu PPI dilaporkan kepada Direktur dan pemilik/ Representasi pemilik
- Didesiminasikan ke seluruh unit
- RS melaporkan data mutu (PPI)
D. Evaluasi

Anda mungkin juga menyukai