Anda di halaman 1dari 4

BAB III

PERMASALAHAN KLINIK ATAU MANAJEMEN

Keselamatan pasien di rumah sakit adalah suatu sistem di mana rumah sakit
membuat asuhan bagi pasien sehingga pasien merasa lebih aman. Salah satu tujuan
penting dari penerapan sistem keselamatan pasien di rumah sakit adalah mencegah dan
mengurangi terjadinya Incident Keselamatan Pasien (IKP) , bahwa dalam pelayanan
kesehatan IKP merupakan kejadian atau situasi yang dapat mengakibatkan atau
berpotensi mengakibatkan cidera yang seharusnya tidak terjadi. IKP ini meliputi kejadian
tidak diharapkan (KTD), kejadian nyaris cidera (KNC), kejadian potensial cidera (KPC),
kejadian centinel (KKPRS 2007).
Dalam Kepmen nomor 496/Menkes/SK/IV/2005 yang mengatur tentang pedoman
audit medis di Rumah Sakit, dimana tujuan utamanya adalah untuk tercapainya pelayanan
medis prima di rumah sakit yang jauh dari medical error dan memberikan keselamatan
bagi pasien. Maka tujuan dilakukannya sistem “Patient safety” adalah: diharapkan
tercipta budaya keselamatan pasien di rumah sakit, adanya peningkatan akuntabilitas
rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat; diharapkan terjadi penurunan Adverse
Event atau Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di rumah sakit, Terlaksananya program-
program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan KTD (A.Siregar, 2016).
3.1 Kasus
Ny. I seorang ibu muda mengalami luka robek dibagian anusnya, sehingga tidak
bisa buang air besar. Diduga pasien yang kini harus buang air besar melalui organ
kewanitaannya, disebabkan kelalaian bidan yang masih magang dipuskesmas setempat
menangani persalinannya. Diduga karena kecerobohan saat menolong persalinannya di
Puskesmas, Ny. I mengalami luka robek dibagian organ vital hingga kebagian anus.
Akibatnya, selain terus-terusan mengalami kesakitan, sejak sebulan lalu pasien terpaksa
buang kotoran melalui alat kelaminnya. Saat menjalani proses persalinan, korban dibantu
oleh beberapa bidan magang, atas pengawasan bidan puskesmas. Namun, salah seorang
bidan magang diduga melakukan kesalahan saat menggungting dinding kemaluan korban.
Jika terbukti terjadi malpraktek, Dinas Kesehatan berjanji akan menjatuhkan sanksi
terhadap petugas persalinan tersebut, sesuai ketentuan yang berlaku.
BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam pembahasan pada kasus diatas, terdapat kelalaian seorang bidan yang
menangani pasien namun tidak mementingkan keselamatan pasien atau pasient safety.
Berdasarkan teknisnya kasus termasuk tipe dari medical error yaitu error of mission.
Medical error dalam kasus tersebut disebabkan oleh human error yaitu kelalaian bidan
dalam pemantauan postpartum. Sedangkan menurut proses terjadinya, kasus tersebut
termasuk kedalam tipe preventive karena bidan seharusnya melakukan pemantauan
kepada ibu postpartum. Perawat dalam melaksanakan keselamatan pasien dipengaruhi
oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan karakteristik perawat yang
bersifat bawaan yang teridentifikasi berupa tingkat kecerdasan, tingkat emosional, dan
pengalaman pribadi. Faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku perawat adalah
lingkungan, seperti pengaruh orang lain yang dianggap penting atau kepemimpinan,
budaya dan sistem organisasi. Faktor ini sering menjadi faktor dominan yang mewarnai
perilaku seseorang (A.Siregar, 2016).
Pada kasus tersebut, bidan harusnya mengetahui tentang keadaan pasien. Selain
itu, jika bidan salah melakukan tindakan episiotomi, seharusnya dijahit lagi dengan rapi
agar tidak menimbulkan hal yang tidak diinginkan seperti kasus diatas. Kemudian
kesalahan bidan dalam kasus tersebut adalah tidak memantau keadaan pasien setelah
melahirkan. Pemantauan kondisi pasien di mulai 2 jam setelah postpartum untuk
mengetahui kondisi ibu termasuk luka episiotominya. Sehingga bidan dapat mengetahui
lebih dini tentang gejala yang timbul. Selain itu, kurangnya informasi yang diterima oleh
pasien setelah menerima asuhan yang diberikan oleh bidan membuat pasien tidak
mengetahui apa yang terjadi pada dirinya selama proses persalinan. Hal ini berkaitan
dengan kurangnya komunikasi efektif antara petugas kesehatan dengan pasien dapat
memberikan dampak buruk pada tempat pemberi pelayanan sehingga dapat memberikan
rasa khawatir kepada pasien berikutnya yang akan bersalin di tempat tersebut.
Berdasarkan kasus diatas, perawat memiliki peran penting dalam keselamatan
pasien. Perawat perlu mengetahui dan memahami mengenai konsep pasien safety untuk
mencegah kejadian kecelakaan dalam tempat pelayanan kesehatan dan menjamin
keselamatan pasien. Perawat perlu memperhatikan setiap point konsep pasien safety yang
salah satunya adalah komunikasi yang efektif. Perawat perlu melakukan komunikasi yang
efektif baik antar tenaga kesehatan, dengan pasien, ataupun keluarga pasien. Kelalaian
yang terjadi pada kasus diatas, disebabkan oleh kurangnya perawat dalam menerapakan
prinsip tersebut, dimana perawat menganggap komunikasi dalam proses timbang terima
adalah hal sepele, sehingga perawat kurang memperhatikan proses tersebut.
Pengalaman kerja dan lama pendidikan mempengaruhi insiden yang akan timbul
bagi keselamatan pasien, hal ini berarti semakin lama waktu bekerja dan semakin tinggi
tingkat pendidikan tidak menjamin tingginya insiden keselamatan pasien, namun kembali
lagi dengan tenaga kesehatan yang bertugas tentang lama berkerja, pengalaman dan
pengetahuan yang didapat, sikap perawat terhadap tindakan yang dilakukan dan
komunikasi dengan team yang bertugas maka tindakan keselamatan pasien akan baik,
diluar dari beban perawat yang diterima (Yudinata et al., 2021).
Pada kasus tersebut terdapat dua sisi yang dapat dilihat dari sisi positif maupun
negatif. Dilihat dari sisi positifnya, bidan magang ingin membantu persalinan ibu tersebut
dengan begitu akan mendapatkan pengalaman yang lebih banyak. Sedangkan dilihat dari
sisi negatifnya, bidan tersebut kurang hati-hati karena kelalaian dan kecerobohannya
sehingga terjadi kesalahan saat melakukan tindakan yang mulia.
DAFTAR PUSTAKA

A.Siregar, R. (2016). Hubungan Perawat Dan Pasien : Implementasi Standart


Keselamatan Pasien. To-Ra, 2(2442–8019), 239–316.

Yudinata, S., Ananda, E. T., Oktavina, N., Putri, L. A., Junaidi, N. laila Z., Muslimah,
D., Ikhsani, E. N., Yastri, N., Oktavia, D., & Salsabila, R. (2021). Manajemen
Resiko Dan Keamanan Pasien “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Patient Safety.”

Anda mungkin juga menyukai