KELUARGA BERENCANA
MAKALAH
Diajukan Untuk Mememuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Patient Safety
di Program Studi Profesi Kebidanan
Disusun Oleh:
Ingelda Soraya
Ira Nufus Khaerani
Nayobi Intan
Nuning Nurbiyanti
Nurlaela Kurnia Rahayu
Makalah ini bisa diselesaikan tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang telah memberikan masukan-masukan kepada kami. Untuk itu kami
mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Ibu Hj. Ani Radiati R, S.Pd, M. Kes selaku direktur Poltekkes Kemenkes
Tasikmalaya
2. Ibu Nunung Mulyani, APP, M. Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan
3. Ibu Dr. Meti Widiya Lestari, SST, M. Keb selaku ketua prodi Profesi
Kebidanan
4. Ibu Sinar Pertiwi, SST, MPH selaku wali kelas Profesi Kebidanan tahun
2020
5. Nita Nurvita, SST, M.Keb selaku dosen mata kuliah Patient Safety.
6. Teman-teman dan pihak yang terkait yang ikut membantu menyelesaikan
tugas ini.
Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat masih kurangnya pengetahuan dan
pengalaman.Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun, Terimakasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................3
C. Tujuan...........................................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI..................................................................................4
A. Pengertian Patient Safety..............................................................................4
B. Langkah-Langkah Patient Safety dalam Keluarga Berencana......................7
C. Pelayanan Keluarga Berencana Dan Kesehatan Reproduksi Dalam Situasi
Pandemi Covid-19..............................................................................................11
D. Pelayanan Keluarga Berencana Dalam Masa Pandemi Covid-19 dan
Adaptasi Kebiasaan Baru...................................................................................13
E. Alat Pelindung Diri Dalam Pelayanan Keluarga Berencana......................23
BAB III PENUTUP..............................................................................................26
A. Kesimpulan.................................................................................................26
B. Saran............................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................27
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keselamatan pasien merupakan salah satu isu global dalam
pelayanan kesehatan. World Health Organization (WHO) melaporkan
jutaan pasien diseluruh dunia yang terancam mendapatkan cedera,
bahkan kematian setiap tahunnya terkait dengan kesalahan praktik
kesehatan. Oleh karena itu, WHO mendekralasikan lembaga World
Alliance for Patient Safety sebagai bentuk perhatian dunia terhadap
keselamatan pasien di berbagai negara (World Health Organization,
2016). Lebih lanjut, World Alliance for Patient Safety ini bertujuan untuk
mengkoordinasikan aksi-aksi global terkait dengan keselamatan pasien
dan melawan permasalahan-permasalahan kerugian pasien yang semakin
banyak dilaporkan (Donaldson & Fletcher, 2006). Keselamatan pasien
didefinisikan sebagai perilaku keseluruhan individu dan organisasi
berdasarkan seperangkat keyakinan dan nilai-nilai yang ditujukan untuk
mengurangi peluang pasien mengalami cedera (Ronald, 2005).
Laporan dari Institute of Medicine (IOM) pada tahun 2000
menyebutkan terdapat 44.000 sampai dengan 98.000 kematian akibat
kesalahan medis (medical error) yang terjadi di Amerika Serikat (IOM,
2000). Laporan tersebut telah menggerakkan sistem kesehatan dunia
untuk merubah paradigma pelayanan kesehatan akan pentingnya
keselamatan pasien (patient safety).
Pada tahun 2007 Komisi Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKP-
RS) melaporkan adanya insiden keselamatan pasien sebanyak 145
insiden yang terdiri dari KTD 46%, Kejadian Nyaris Cedera (KNC) 48%
dan lain-lain 6%. Berdasarkan lokasi kejadian, KTD tertinggi ditemukan
di DKI Jakarta yaitu 37,9%, diikuti Jawa Tengah 15,9%, DI Yogyakarta
13,8%, Jawa timur 11,7%, Sumatera Selatan 6,9%, Jawa Barat 2,8%, Bali
1,4%, Sulawesi Selatan 0,69%, dan Aceh 0,68%. Berdasarkan Laporan
Peta Nasional Insiden Keselamatan Pasien, kesalahan dalam pemberian
1
2
C. Tujuan
Untuk mengetahui pelaksanaan patient safety pada kebidanan keluarga
berencana (KB).
BAB II
TINJAUAN TEORI
6
5
Diperkirakan bahwa pada setiap saat lebih dari 1,4 juta orang
di seluruh dunia menderita infeksi yang diperoleh di rumah-sakit.
Kebersihan tangan yang efektif adalah ukuran preventif yang primer
untuk menghindarkan masalah ini. Rekomendasinya adalah
mendorong implementasi penggunaan cairan, seperti alkohol, hand-
rubs, dan sebagainya. Yang disediakan pada titik-titik pelayanan
tersedianya sumber air pada semua kran, pendidikan staf mengenai
teknik kebersihan tangan yang benar, mengingatkan penggunaan
tangan bersih ditempat kerja; dan pengukuran kepatuhan penerapan
kebersihan tangan melalui pemantauan/ observasi dan tehnik yang lain.
Contoh: Kebijakan dan SPO tentang hand hygiene (Tutiany,
Lindawati, & Krisanti, 2017).
pakainya, pakainya,
- Bagi akseptor - Bagi akseptor
Suntik yang Suntik dan pil
datang sesuai yang datang
jadwal sesuai jadwal.
- Akseptor baru
yang akan
menggunakan
AKDR, implant,
suntik dan pil
dilakukan
penapisan kondisi
medis
menggunakan
Roda KLOP
Petugas Kesehatan Petugas Kesehatan
dapat berkoordinasi dapat berkoordinasi
dengan PL KB dan dengan PL KB dan
Kader untuk minta Kader untuk minta
bantuan pemberian Pil bantuan pemberian
KB kepada klien yang Pil KB kepada klien
membutuhkan yaitu: yang membutuhkan
Bagi akseptor Pil yaitu:
ulangan sesuai jadwal - Bagi akseptor Pil
ulangan sesuai
jadwal
- Bagi akseptor Pil
baru, tetapi yang
sudah konsultasi
ke petugas
Kesehatan
Petugas Kesehatan tetap memberikan pelayanan
18
b. Pengaturan Tempat
1) Pengaturan tata letak alat-alat dan perkakas lainnya diatur agar
masih bisa menampung jaga jarak antara orang minimal 1-2
meter
2) Ventilasi memadai untuk sirkulasi udara keluar masuk
3) Tersedia Ruangan khusus pemakaian dan pelepasan APD
dengan SOP yang jelas ditempelkan di tempat strategis yang
mudah dibaca semua orang.
4) Tersedia tempat khusus APD yang telah digunakan dan
terdapat SOP perlakuan terhadap APD tersebut.
5) Pengaturan jarak antar tempat duduk di ruang tunggu dengan
jarak minimal 1 – 2 meter.
6) Menghimbau agar akseptor tidak membawa anggota keluarga
yang rentan (anak < 12 tahun serta lansia) saat datang ke
fasyankes
c. Pengaturan Waktu
1) Mengatur jam layanan sesuai dengan kapasitas ruang tunggu
melalui tele registrasi, sehingga tidak terjadi penumpukan
antrian akseptor di ruang tunggu
2) Membatasi jumlah pengantar klien, sebaiknya PUS datang
sendiri atau minimal bersama pasangan
d. Petugas Kesehatan Pemberi pelayanan KB
1) Petugas yang memberi pelayanan KB harus dalam kondisi
kesehatan yang baik (tidak demam atau batuk pilek), untuk
melakukan skrining sederhana dapat memanfaatkan kuisoner
pada aplikasi sehatpedia atau halodoc.
2) Sebelum melaksanakan tugas, petugas mengganti pakaian,
sepatu, dengan pakaian dan sepatu khusus untuk bertugas, serta
menggunakan masker baru
3) Lakukan skrining awal sederhana Covid-19 (anamnesa) pada
akseptor saat pendaftaran melalui tele registrasi;
22
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
26
sehingga kinerja pelayanan serta target pencapaian keberhasilan program
keluarga berencana menjadi tidak optimal.
27
DAFTAR PUSTAKA
Zees, R. F., Zulfiayu, & Aswad, A. (2017). Modul Manajemen Patient Safety.