TUGAS KELOMPOK
Untuk memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Keselamatan Pasien dan Keselamatan
Kesehatan Kerja dalam Keperawatan yang dibina oleh Ibu Nurul Hidayah,
S. Kep., Ns., M. Kep.
Oleh :
Kelompok 8
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tugas akhir
K3 yang berjudul " Prinsip Pasien Safety dan Faktor yang Mempengaruhinya".
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan
bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak. Sebagai
penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu,
kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini. Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini
memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................3
1.3 Tujuan........................................................................................................3
1.3.1 Tujuan Umum...................................................................................3
1.3.2 Tujuan Khusus..................................................................................3
1.4 Manfaat......................................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................................
2.1 Definisi................................................................................................................4
2.2 Tujuan Pasien Safety...........................................................................................4
2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi....................................................................5
2.4 Enam Sasaran Keselamatan Pasien (Pasien Safety)............................................8
2.5 Standar Keselamatan Pasien di Rumah Sakit....................................................16
BAB III PERMASALAHAN KLINIK ATAU MANAJEMEN..........................................
3.1 Kasus................................................................................................................21
BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Keselamatan pasien pada suatu Rumah Sakit merupakan suatu keharusan yang
harus dijalankan oleh setiap Rumah Sakit yang ada di Indonesia. Kelalaian dalam
menerapkan pasien safety dalam pelayanan pasien dapat meningkatkan insiden
kecelakaan pada keselamatan pasien dan menurunkan kualitas mutu pelayanan
dari suatu rumah sakit. Seperti pada penelitian yang menganalisis terjadinya
insiden akibat kelalaian pasien safety menyatakan bahwa terdapat peningkatan
kejadian nyaris cidera atau KNC dari 88 insiden menjadi 168 insiden. Sedangkan
jenis KTD atau kejadian tidak diharapkan dari 4 kejadian menjadi 13 kejadian
(Salsabila et al, 2019). Pasien safety merupakan prioritas isu penting dan global
dalam pelayanan kesehatan karena penerapan Pasien safety merupakan komponen
penting dalam pemberian asuhan keperawatan yang berkualitas. Hal ini menjadi
penting karena Pasien safety merupakan suatu langkah untuk memperbaiki mutu
pelayanan dalam memberikan asuhan keperawatan (Nur et al, 2021).
1
2
tahun 2010 pada triwulan III diperoleh data bahwa rumah sakit pemerintah daerah
yang memiliki persentasi lebih tinggi sebesar 16% sedangkan data rumah sakit
swasta sebesar 12% (Wahyuda et al, 2024).
1.3 Tujuan
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi Patient Safety
Keselamatan pasien/ klien adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi penilaian risiko, identifikasi
dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan pasien koma, pelaporan dan
analisis accident, kemampuan belajar dari accident dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimal kantimbulnya risiko (Dep Kes RI, 2006).
Keselamatan pasien (patient safety) merupakan tanggung jawab dari tenaga
kesehatan termaksud perawat dalam rangka mengurangi fenomena medicalerror.
Tujuan dari patient safety menurut (Adventus et al, 2019) di rumah sakit
antara lain sebagai berikut :
Faktor ini merupakan faktor yang menjadi dasar untuk seseorang berperilaku
atau dapat pula dikatakan sebagai faktor prefensi “pribadi” yang bersifat bawaan
yang dapat bersifat mendukung atau menghambat seseorang berperilaku tertentu.
Faktor ini mencakup sikap dan pengetahuan.
a. Sikap
Sikap merupakan faktor yang paling menentukan perilaku seseorang
karena sikap berkaitan dengan persepsi, kepribadian dan motivasi. Sikap
(attitude) merupakan kesiapan mental yang diperoleh dari pengalaman dan
memiliki pengaruh yang kuat pada cara pandang seseorang terhadap orang
lain, obyek dan situasi yang berhubungan dengannya. Sikap adalah bagian
hakiki dari kepribadian seseorang. Sikap mencerminkan bagaimana
6
Pasien Rumah Sakit PERSI (KPPRS PERSI), dan dari Joint Commision
International (JCI)
1. Sasaran I :
a. Standar SKP I
Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk
memperbaiki/meningkatkan ketelitian identifikasi pasien.
b. Maksud dan tujuan sasaran I
Kesalahan karena keliru dalam mengidentifikasi pasien dapat
terjadi dihampir semua aspek/tahapan diagnosis dan pengobatan.
Kesalahan identifikasi pasien bisa terjadi pada pasien yang dalam keadaan
terbius/tersedasi, mengalami disorientasi, tidak sadar, bertukar tempat
tidur/kamar/lokasi di rumah sakit, adanya kelainan sensori, atau akibat
situasi lain. Maksud sasaran ini adalah untuk melakukan dua kali
pengecekan yaitu : pertama, untuk identifikasi pasien sebagai individu
yang akan menerima pelayanan atau pengobatan; dan kedua untuk
kesesuaian pelayanan atau pengobatan terhadap individu tersebut.
Kebijakan dan/ atau prosedur yang secara kolaboratif dikembangkan untuk
memperbaiki proses identifikasi, khususnya pada proses untuk
mengidentifikasi pasien ketika pemberian obat, darah, atau produk darah;
pengambilan darah dan specimen lain untuk pemeriksaan klinis; atau
pemberian pengobatan atau Tindakan lain. Kebijakan dan/atau prosedur
memerlukan sedikitnya du acara untuk mengidentifikasi seorang pasien,
seperti nama pasien, nomor rekam medis, tanggal lahir, gelang identifikasi
pasien dengan bar-code, dan lain-lain. Nomor kamar pasien atau lokasi
tidak bisa digunakan untuk identifikasi. Kebijakan dan/atau prosedur juga
menjelaskan penggunaan dua identitas berbeda di lokasi yang berbeda di
rumah sakit, seperti di pelayanan rawat jalan, unit gawat darurat, atau
ruang operasi termasuk identifikasi pada pasien koma tanpa identitas.
Suatu proses kolaboratif digunakan untuk mengembangkan kebijakan
10
sulfat = 50% atau lebih pekat), kesalahan ini bisa terjadi bila perawat tidak
mendapatkan orientasi dengan baik di unit pelayanan pasien, atau bila
perawat tidak mendapatkan orientasi dengan baik di unit pelayanan pasien,
atau bila perawat kontrak tidak diorientasikan terlebih dahulu sebelum
ditugaskan, atau pada keadaan gawat darurat. Cara yang paling efektif
untuk mengurangi atau mengeliminasi kejadian tersebut adalah dengan
meningkatkan proses pengelolaan obat-obat yang perlu diwaspadai
termasuk memindahkan elektrolit konsentrat dari unit pelayanan pasien ke
farmasi. Rumah sakit secara kolaboratif mengembangkan suatu kebijakan
dan/atau prosedur untuk membuat daftar obat-obat yang perlu diwaspadai
berdasarkan data yang ada di rumah sakit. Kebijakan dan/atau prosedur
juga mengidentifikasi area mana saja yang membutuhkan elektrolit
konsentrat, seperti di IGD atau kamar operasi, serta pemberian label secara
benar pada elektrolit dan bagaimana penyimpanannya di area tersebut,
sehingga membatasi akses, untuk mencegah pemberian yang tidak
sengaja/kurang hati-hati (Gandhi et al., 2018).
c. Elemen penilaian sasaran III
1) Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan agar memuat proses
identifikasi menetapkan lokasi, pemberian label, dan penyimpanan
elektrolit konsentrat.
2) Implementasi kebijakan dan prosedur.
3) Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien kecuali jika
dibutuhkan secara klinis dan tindakan diambil untuk mencegah
pemberian yang kurang hati - hati di area tersebut sesuai kebijakan.
4) Elektrolit konsentrat yang disimpan pada unit pelayanan pasien harus
diberi label yang jelas, dan disimpan pada area yang dibatasi ketat
(restricted).
4. Sasaran IV :
Kepastian Tepat - Lokasi, Tepat - Prosedur, Tepat - Pasien Operasi
a. Standar SKP IV
Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk memastikan
tepat lokasi, tepat-prosedur, dan tepat-pasien operasi.
13
Kriteria:
a. Harus ada dokter penanggung jawab pelayanan.
b. Dokter penanggung jawab pelayanan wajib membuat rencana pelayanan.
c. Dokter penanggung jawab pelayanan wajib memberikan penjelasan secara
jelas dan benar kepada pasien dan keluarganya tentang rencana dan hasil
pelayanan, pengobatan dan prosedur untuk pasien termasuk kemungkinan
KTD
Rumah sakit harus mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban dan
tanggung pasien dalam asuhan pasien. Keselamatan pasien dalam pemberian
17
Kriteria:
a. Memberi informasi yang benar, jelas, lengkap dan jujur.
b. Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab pasien dan keluarga.
c. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti.
d. Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan.
e. Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan rumah sakit.
f. Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa.
g. Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati.
Kriteria:
a. Terdapat koordinasi pelayanan secara menyeluruh mulai dari saat pasien
masuk, pemeriksaan, diagnosis, perencanaan pelayanan, tindakan
pengobatan, rujukan dan saat pasien keluar dari rumah sakit.
b. Terdapat koordinasi pelayanan yang di sesuaikan dengan kebutuhan pasien
dan kelayakan sumber daya secara berkesinambungan sehingga pada
seluruh tahap pelayanan transaksi antar unit pelayanan dapat berjalan baik
dan lancar.
c. Terdapat koordinasi pelayanan yang mencakup peningkatan komunikasi
untuk memfasilitasi dukungan keluarga, pelayanan keperawatan,
pelayanan sosial, konsultasi dan rujukan, pelayanan kesehatan primer dan
tindak lanjut lainnya.
d. Terdapat komunikasi dan transfer informasi antar profesi kesehatan
sehingga dapat tercapainya proses koordinasi tanpa hambatan, aman dan
efektif.
18
Kriteria:
a. Setiap rumah sakit harus melakukan proses perencanaan yang baik,
mengacu pada visi, misi, dan tujuan rumah sakit, kebutuhan pasien
petugas pelayanan kesehatan, kaidah klinis terkini, praktik bisnis yang
sehat dan faktor-faktor lain yang berpotensi resiko bagi pasien sesuai
dengan ” langkah menuju keselamatan pasien rumah sakit”
b. Setiap rumah sakit harus melakukan pengumpulan data kinerja antara lain
yang terkait dengan : pelaporan insiden, akreditasi, menejemen resiko,
utilisasi, mutu pelayanan, keuangan.
c. Setiap rumah sakit harus melakukan evaluasi intensif terkait dengan semua
KTD/KNC, dan secara proaktif melakukan evaluasi suatu proses kasus
resiko tinggi.
d. Setiap rumah sakit harus menggunakan semua data dan informasi hasil
analisis untuk menentukan perubahan sistem yang di perlukan, agar kinerja
dan keselamatan pasien terjamin.
Kriteria:
a. Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola program keselamatan pasien.
Kriteria:
a. Setiap rumah sakit harus memiliki program pendidikan, pelatihan dan
orientasi bagi staf baru yang memuat topik tentang keselamatan paien
sesuai dangan tugasnya masing- masing.
b. Setiap rumah sakit harus mengintegrasikan topik keselamatan pasien
dalam setiap kegiatan inservice training dan member pedoman yang jelas
tentang pelaporan insiden.
c. Setiap rumah sakit harus menyelenggarakan pelatihan tentang kerjasama
kelompok guna mendukung pendekatan interdisiplin dan kolaburatif
dalam rangka melayani pasien.
3.1 Kasus
Ny. I seorang ibu muda mengalami luka robek dibagian anusnya, sehingga
tidak bisa buang air besar. Diduga pasien yang kini harus buang air besar melalui
organ kewanitaannya, disebabkan kelalaian bidan yang masih magang
dipuskesmas setempat menangani persalinannya. Diduga karena kecerobohan saat
menolong persalinannya di Puskesmas, Ny. I mengalami luka robek dibagian
organ vital hingga kebagian anus. Akibatnya, selain terus-terusan mengalami
kesakitan, sejak sebulan lalu pasien terpaksa buang kotoran melalui alat
kelaminnya. Saat menjalani proses persalinan, korban dibantu oleh beberapa bidan
magang, atas pengawasan bidan puskesmas. Namun, salah seorang bidan magang
diduga melakukan kesalahan saat menggungting dinding kemaluan korban. Jika
22
23
PEMBAHASAN
24
25
Adventus Et Al. (2019). Modul Manajemen Pasien Safety Prodi Diii Keperawatan
Fakultas Vokasi Uki.
Carlesi, K. C., Toffoletto, M. C., Henriquez-Roldán, C., Andrea, M., & Juan, C. (2017).
Patient Safety Incidents And Nursing Workload 1. Https://Doi.Org/10.1590/1518-
8345.1280.2841
Gandhi, T. K., Kaplan, G. S., Leape, L., Berwick, D. M., Edgman-Levitan, S.,
Edmondson, A., Meyer, G. S., Michaels, D., Morath, J. M., & Vincent, C. (2018).
Transforming Concepts In Patient Safety : A Progress Report. 1019–1026.
Https://Doi.Org/10.1136/Bmjqs-2017-007756
Huriati, Shalahuddin, Hidayah, N., Suaib, S., & Arfah, A. (2022). Quality Of Service
For Patient Safety In Hospitals. Forum Ekonomi, 24(1), 186–194.
Https://Doi.Org/Http://Dx.Doi.Org/10.29264/Jfor.V24i1.10572
Kartika, Et Al. (2019). Deskripsi Penerapan Patient Safety Pada Pasien Di Bangsal
Bedah. Jurnal Human Care, 4(2), 86–94.
Nur, A., Estela, D., & Sriwahyuni, J. (2021). Efektivitas Penerapan Pasien Safety
Terhadap Peningkatan Keselamatan Pasien Di Rumah Sakit Akbar Nur. Jurnal
Penelitian Kesehatan “Suara Forikes” (Journal Of Health Research “Forikes
Voice”), 12(3), 265–268.
Salsabila Et Al. (2019). Analisis Insiden Kejadian Nyaris Cedera Dan Kejadian Tidak
Diharapkan Di Rumah Sakit X Surabaya. Majalah Kesehatan Masyarakat Aceh ,
Vol. 2 No. 3. Http://Ojs.Serambimekkah.Ac.Id/Index.Php/Makma
26
27
Sihotang, J. L., Nababan, D., Tarigan, F. L., Ginting, D., & Manurung, K. (2021).
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Program Patients Safety Oleh
Perawat Di Rumah Sakit Bhayangkara Tk III Tebing Tinggi. Journal Of
Healthcare Technology And Medicine, 7(2), 1010–1023.