Anda di halaman 1dari 15

TUGAS KELOMPOK

MEMBUAT MAKALAH MENGENAI PATIENT SAFETY PADA ASUHAN


ANTENATAL

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Patient Safety pada
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Disusun Oleh Kelompok 7:


Ipah P20624824055
Iyoh Khumairoh P20624824057
Lia Dahlia P20624824059
Lia Karliani P20624824060
Lia Nurul Habibah P20624824061
Maria Rohmah P20624824062
N. Mimin Kusmiati P20624824063
Nia Primurniati P20624824068

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI
KEBIDANAN JURUSAN KEBIDANAN
2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberika n
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpa h
curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “makalah Patient Safety pada
Asuuhan Antenatal”.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk laporan ini, supaya nantinya
dapat menjadi laporan yang lebih baik lagi.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
dosen mata kuliah patient safety yang telah membimbing dalam menulis makalah
ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terimakasih.

Tasikmalaya, Januari 2024

Penyusun

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................1

KATA PENGANTAR.............................................................................................1

DAFTAR ISI............................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3

A. Latar Belakang..............................................................................................3

B. Tujuan...........................................................................................................4

C. Manfaat.........................................................................................................4

BAB II KAJIAN PUSTAKA...................................................................................5

A. Pengertian Patient Safety..............................................................................5

B. Pengertian Kehamilan...................................................................................6

C. Peran Bidan dalam Deteksi Dini.................................................................. 6

D. Tujuan Patient Safety pada Asuhan Antenatal.............................................7

E. Manfaat Patient Safety pada Asuhan Antenatal........................................... 8

F. Langkah Menuju Patient Safety pada Asuhan Antenatal.............................8

G. Standar Keselamatan Pasien.........................................................................8

H. Prinsip Pelaksanaan Patient Safety pada Asuhan Antenatal......................11

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................12

A. Kesimpulan.................................................................................................12

B. Saran........................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keselamatan menjadi isu global dan terangkum dalam lima isu penting yang
terkait di rumah sakit yaitu keselamatan pasien, keselamatan pekerja atau
petugas kesehatan, keselamatan bangunan dan peralatan di rumah sakit yang bisa
berdampak terhadap keselamatan pasien dan petugas. Keselamatan lingkunga n
yang berdampak terhadap pencemaran lingkungan dan keselamatan bisnis
rumah sakit yang terkait dengan kelangsungan hidup rumah sakit. Keselamatan
pasien merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan terkait dengan isu mutu
dan citra perumahsakitan. Gerakan (Patient Safety) keselamatan pasien telah
menjadi spirit dalam pelayanan rumah sakit seluruh dunia tidak hanya rumah
sakit di negara maju yang menerapkan keselamatan pasien untuk menjamin mutu
pelayanan, tetapi juga rumah sakit di negara berkembang seperti di Indonesia
(Mudayana & Juniarti, 2018).
Menurut World Health Organization (WHO) patient safety adalah prinsip
dasar dari perawatan kesehatan. Keselamatan pasien adalah suatu sistem yang
membuat asuhan pasien lebih aman, meliputi asesmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar
dari insiden dan tindak lanjutnya, serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Insiden keselamatan pasien yang
selanjutnya disebut Insiden, adalah setiap kejadian yang tidak disengaja dan
kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat
dicegah pada pasien (PERMENKES RI, 2017).
Kebijakan dibutuhkan untuk meningkatkan kepatuhan tenaga kesehatan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kebijakan adalah asas sebagai
garis besar dan dasar rencana dalam suatu pelaksanaan serta cara untuk bertidak.
Kebijakan yang mendukung patient safety yaitu Undang-Undang Republik
3
Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2017 tentang Keselamatan
Pasien, dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 tahun
2019 tentang Puskesmas (Yulia, 2021).
B. Tujuan
1. Keselamatan pasien di fasilitas pelayanan kesehatan.
2. Mencegah terjadinya cidera di fasilias pelayanan kesehatan.
3. Meningkatnya kerjasama tim antar tenaga medis agar tidak terulang kembali
kejadian yang tidak diharapkan di fasilitas pelayanan kesehatan
C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan makalah ini sebagai salah satu bahan pembelajaran bagi
mahasiswa untuk memahami teori-teori dasar tentang keselamatan pasien
agar tidak terulang kembali kejadian-kejadian yang tidak diharapkan, serta
dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat sebagai masukan bagi instit usi
pendidikan dalam memberikan pembelajaran untuk menghasilkan lulus an
bidan yang profesional dan mandiri.

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Patient Safety


Keselamatan Pasien (Patient Safety) adalah suatu sistem yang membuat
asuhan pasien lebih aman, meliputi assesment risiko, identifikasi dan
pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar
dari insiden dan tindak lanjutnya, serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil (Mudayana & Juniarti, 2018).
Insiden Keselamatan Pasien yang selanjutnya disebut Insiden, adalah setiap
kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien. Insiden di fasilitas
pelayanan kesehatan meliputi:
1) Kondisi Potensial Cedera (KPC)
Kondisi Potensial Cedera (KPC) merupakan kondisi yang sangat berpotensi
untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden.
2) Kejadian Nyaris Cedera (KNC)
Kejadian Nyaris Cedera (KNC) merupakan terjadinya insiden yang belum
sampai terpapar ke pasien.
3) Kejadian Tidak Cedera (KTC)
Kejadian Tidak Cedera (KTC) merupakan insiden yang sudah terpapar ke
pasien, tetapi tidak timbul cedera.
4) Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) merupakan Insiden yang mengakibatk an
cedera pada pasien
Salah satu insiden dari kurangnya penerapan keselamatan pasien, yaitu
kejadian tidak diharapkan. Faktor penyebab Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)
bisa terjadi dengan adanya insiden berupa pengunjung terjatuh akibat terpeleset,
pasien terjatuh dari kasur, dokter salah tulis resep obat, resep tanpa aturan
5
pakai,

6
kesalahan penyerahan obat kepada pasien yang salah, pasien terluka akibat jatuh
atau terkena benda tajam, dan komunikasi antara tenaga kesehatan dengan
pasien/keluarga pasien yang tidak jelas sehingga terjadi kesalahan persepsi dan
pengertian (Arissaputra et al., 2022).
Pasien Safety pada asuhan antenatal adalah suatu sistem yang membuat
asuhan pasien menjadi lebih aman.
B. Pengertian Kehamilan
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa
dan ovum dan dilanjutkan sebagai nidasi atau implatansi. Bila dihitung dari saat
fertilisasi sehingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam
waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kelender internasio nal.
Ditinjau dari tuanya kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester
pertama berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-
13 hingga ke-27), trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40)
(Simangunsong, 2018). Lamanya kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus
adalah kira-kira 280 hari, dan tidak lebih 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40
minggu ini disebut matur (cukup bulan). Bila kehamilan lebih dari 43 minggu
disebut kehamilan postmatur. Kehamilan antara 28 dan 36 minggu disebut
kehamilan prematur (Rukmana, 2017).
Kehamilan merupakan cikal bakal membangun kualitas generasi mendatang
dan pentingnya peran bidan dalam mempersiapkan generasi bangsa berkualitas.
C. Peran Bidan dalam Deteksi Dini
Kondisi ibu saat persalinan dan komplikasi yang terjadi sangat tergantung
pada kualitas ANC dan Deteksi dini penyulit sjak pemeriksaan pada Trimester
pertama. Menurut Data Survei Indikator Nasional Tahun 2016 menunjukkan ibu
hamil yang mendapatkan pelayanan ANC standar 10 T hanya 2,7% termasuk
rendahnya pemeriksaan Kadar Hemoglobin, dan Pemberian Tablet Tambah
Darah, sementara prevalensi anemia pada ibu hamil 48,9% (Riskesdas, 2018).
Berikut peran bidan dalam deteksi dini pemeriksaan kesehatan, antara lain:
1) Mengenali tanda gejala.
2) Kolaborasi untuk penanganan.
7
3) Pengawasan lanjut dalam konteks interprofesional.
4) Kolaborasi antar profesi.
Berikut skema pelayanan antenatal terpadu

Praktik kebidanan merupakan suatu praktik penuh risiko. Tindakan


diagnostik maupun terapetik tidak pernah lepas dari kemungkinan cedera, syok
hingga meninggal. Selain itu pada umumnya hasil suatu penobatan tidak dapat
diramalkan secara pati. Seorang bidan dikatakan melakukan malpraktk jika ia
melakukan praktik kebidanan sedemikian buruknya. berupa kelalaian besar,
kecerobohan yang nyata atau kesengajaan yang tidak mugkin dilakukan oleh
bidan pada umumnya dan bertentangan dengan undang-undang, seingga pasien
mengalami kerugian. untuk itu menjadi bidan yang profesional dan
bertanggungjawab harus selalu memperhatikan sekecil apapun yang berkaitan
dengan keslamatan pasien. sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginka n.
hampir setiap tindakan medis menyimpan potensi risiko.
D. Tujuan Patient Safety pada Asuhan Antenatal
1) Tercapainya budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit.
2) Meningkatnya akuntabilitas Rumah Sakit terhadap pasien dan masyarakat.
3) Menurunya Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di Rumah Sakit.
4) Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD).
8
5) Menciptakan lingkungan yang aman bagi karyawan dan pengunjung
Rumah Sakit.
6) Memberikan pelayanan yang efektif dan efisien.
7) Mengontrol ibu hamil agar melakukan kunjungan yang sesuai SOP
Rumah Sakit.
8) Menjaga keselamatan ibu dan bayi.
E. Manfaat Patient Safety pada Asuhan Antenatal
1) Budaya Patient Safety meningkat dan berkembang.
2) Komunikasi dengan ibu hamil berkembang.
3) Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) pada masa kehamilan menurun.
4) Risiko klinis pada ibu hamil menurun.
5) Keluhan pada ibu hamil berkurang.
6) Mutu pelayanan rumah sakit meningkat.
7) Citra Rumah Sakit dan kepercayaan masyarakat meningkat, diikuti
dengan kepercayaan diri yang meningkat.
F. Langkah Menuju Patient Safety pada Asuhan Antenatal
Berikut ini merupakan langkah-langkah menuju Patient Safety yang benar pada
asuhan antenatal, antara lain:
1) Membangun kesadaran akan nilai keselamatan ibu hanil.
2) Memimpin dan mendukung staf untuk komitmen & focus pada keselamatan
ibu hamil.
3) Integrasikan manajemen Resiko.
4) Belajar dan berbagi pengalaman keselamatn ibu hamil.
5) Cegah cidera melalui implementasi keselamatan ibu hamil.
G. Standar Keselamatan Pasien
1) Hak Pasien
Pasien dan keluarga memiliki hak untuk mendapatkan informasi tentang
rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya insiden.
2) Pendidikan Bagi Pasien dan Keluarga
Fasilitas kesehatan memberikan pendidikan kepada pasien dan keluarganya
tentang kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien. Hal
9
tersebut karena keselamatan dalam pemberian pelayanan dapat ditingkatka n
dengan melibatkan pasien dalam proses pelayanan. Untuk meningkatka n
keselamatan, pasien harus dilibatkan dalam proses pelayanan. Oleh karena
itu, fasilitas kesehatan harus memiliki sistem dan mekanisme dalam
mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban dan tanggung jawab
pasien dalam asuhan pasien.
3) Keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan
Fasilitas kesehatan harus menjamin keselamatan pasien dalam
kesinambungan pelayanan dan menjamin koordinasi antar tenaga dan antar
unit pelayanan. Kriteria dalam keselamatan pasien dalam kesinambunga n
pelayanan sebagai berikut :
a) Terdapat koordinasi pelayanan secara menyeluruh mulai saat pasien
masuk, pemeriksaan, diagnosis, perencanaan pelayanan, tindakan
pengobatan, rujukan dan saat pasien keluar dari rumah sakit.
b) Terdapat koordinasi pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan
pasien dan kelayakan sumber daya secara berkesinambunga n sehingga
pada seluruh tahap pelayanan transisi antar unit pelayanan dapat berjalan
baik dan lancar.
c) Terdapat koordinasi pelayanan yang mencakup peningkatan komunika s i
untuk memfasilitasi dukungan keluarga, pelayanan keperawatan,
pelayanan sosial, konsultasi dan rujukan, pelayanan kesehatan primer
dan tindak lanjut lainnya.
d) Terdapat komunikasi dan transfer informasi antar profesi kesehatan
sehingga dapat tercapainya proses koordinasi tanpa hambatan, aman dan
efektif.
4) Penggunaan metode meningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
peningkatan keselamatan pasien.
Fasilitas kesehatan mendesain proses baru atau memperbaiki proses yang
ada, memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data,
menganalisis secara intensif insiden, dan melakukan perubahan untuk
meningkatkan kinerja serta keselamatan pasien.
10
5) Peran Kepemimpinan dalam Meningkatkan Keselamatan Pasien
a) Pimpinan mendorong dan menjamin implementasi program
implementasi program keselamatan pasien secara terintegrasi dalam
organisasi.
b) Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif untuk identifika s i
risiko keselamatan pasien dan program menekan atau mengura ngi
insiden.
c) Pimpinan mendorong dan menumbuhkan komunikasi koordinasi antar
unit dan individu berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang
keselamatan pasien.
d) Pimpinan mengalokasikan sumber daya yang kuat untuk menguk ur,
mengkaji, dan meningkatkan kinerja rumah sakit serta meningkatka n
keselamatan pasien.
e) Pimpinan mengukur dan mengkaji efektifitas kontribusinya dalam
meningkatkan kinerja rumah sakit dan keselamatan pasien.
6) Pendidikan Bagi Staf tentang Keselamatan Pasien
a) Rumah sakit memiliki proses pendidikan, pelatihan, dan orientasi untuk
setiap jabatan mencakup jabatan dengan keselamatan pasien secara
jelas.
b) Rumah sakit menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan berkelanjuta n
untuk meningkatkan dan memelihara kompetensi staf serta mendukung
pendekatan indisipliner dalam pelayanan pasien.
c) Rumah sakit harus menyelenggarakan pelatihan tentang kerjasama
kelompok guna mendukung pendekatan indisipliner dan kolaboratif
dalam rangka melayani pasien.
7) Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien.
Rumah sakit merencanakan dan mendesain proses manajemen informa s i
keselamatan pasien untuk memenuhi kebutuhan informasi internal dan
eksternal. Serta melakukan transmisi data dan informasi harus tepat waktu
dan akurat.

11
H. Prinsip Pelaksanaan Patient Safety pada Asuhan Antenatal
1) Setiap orang (ibu, bayi baru lahir, penolong persalinan) harus di anggap
dapat menularkan penyakit karena infeksi yang terjadi bersifat
asimptomatik (tanpa gejala).
2) Setiap orang harus dianggap beresiko terkena infeksi.
3) Permukaan tempat pemeriksaan, peralatan dan benda- benda lain yang akan
dan telah bersentuhan dengan kulit tajk utuh/selaput mukosa atau darah,
harus dianggap terkontaminasi sehingga setelah selesai digunakan harus
dilakukan proses pencegahan infeksi secara benar.
4) Jika tidak diketahui apakah permukaan, peralatan atau benda lainya telah di
proses dengan benar, maka semua itu harus dianggap masih terkontamina s
i.
5) Resiko infeksi tidak bisa dihilangkan secara total, tapi dapat dikurangi
hngga sekecil mungkin dengan menerapkan tindakan pencegahan infeksi.

12
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Terdapat tujuh standar keselamatan pasien yaitu:
1) Hak Pasien
2) Pendidikan Bagi Pasien dan Keluarga
3) Keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan
4) Penggunaan metode meningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
peningkatan keselamatan pasien.
5) Peran Kepemimpinan dalam Meningkatkan Keselamatan Pasien
6) Pendidikan Bagi Staf tentang Keselamatan Pasien
7) Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan
pasien.
Setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau
berpotensi untuk menimbulkan kejadian Adverse Events atau Kejadian Tidak
Diharapkan (KTD), Near Miss atau Kejadian Nyaris Cidera (KNC), Kejdian
Potensi Cidera (KPC), dan Kejadian Tidak Cidera (KTC).
B. Saran
Diharapkan adanya peningkatan/pelatihan bagi tenaga medis untuk
mengingat atau refresh kembali teori-teori dasar tentang keselamatan pasien
agar tidak terulang kembali kejadian-kejadian yang tidak diharapkan, serta dapat
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil.

13
DAFTAR PUSTAKA

Arissaputra, H., Fannya, P., Dewi, D. R., & Putra, D. H. (2022). Gambaran
pelaksanaan patient safety sebagai salah satu indikator manajemen mutu dan
risiko rumah sakit: Literature Review. Journal of Innovation Research and
Knowledge, 1(10), 1307–1314.
Mudayana, A. A., & Juniarti, N. H. (2018). Penerapan Standar Keselamatan Pasien
di Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Jurnal
Kesehatan Poltekkes Ternate, 11(2), 93–108.
PERMENKES RI. (2017). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien.
Riskesdas. (2018). Hasil Utama Riskesdas.
Rukmana, N. H. (2017). Manajemen Asuhan Kebidanan Antenatal Care pada Ny.
S dengan Pre Eklampsia Berat di RSUD Syech Yusuf Gowa. Makassar:
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Simangunsong, R. K. (2018). Asuhan Kebidanan Masa Hamil, Bersalin, Nifas, Bayi
Baru Lahir, dan Keluarga Berencana pada Ny. E di BPM GS Kota
Pematangsiantar. Pematangsiantar.
Yulia, E. (2021). Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara 2021. Skripsi. Univers itas
Sumatera Utara.

14

Anda mungkin juga menyukai