0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
9 tayangan2 halaman
Studi ini meneliti hubungan pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting pada anak berusia 6-23 bulan di Provinsi Lampung. Hasil studi menunjukkan ada hubungan antara pemenuhan IMD dengan kejadian stunting, dimana balita yang tidak mendapat ASI memiliki peluang mengalami stunting 3 kali lebih besar dibanding yang mendapat ASI. Studi ini perlu mempertimbangkan faktor lain seperti persiapan menyusui ibu.
Studi ini meneliti hubungan pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting pada anak berusia 6-23 bulan di Provinsi Lampung. Hasil studi menunjukkan ada hubungan antara pemenuhan IMD dengan kejadian stunting, dimana balita yang tidak mendapat ASI memiliki peluang mengalami stunting 3 kali lebih besar dibanding yang mendapat ASI. Studi ini perlu mempertimbangkan faktor lain seperti persiapan menyusui ibu.
Studi ini meneliti hubungan pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting pada anak berusia 6-23 bulan di Provinsi Lampung. Hasil studi menunjukkan ada hubungan antara pemenuhan IMD dengan kejadian stunting, dimana balita yang tidak mendapat ASI memiliki peluang mengalami stunting 3 kali lebih besar dibanding yang mendapat ASI. Studi ini perlu mempertimbangkan faktor lain seperti persiapan menyusui ibu.
Judul FAKTOR KEJADIAN STUNTING BALITA BERUSIA 6-23
BULAN DI PROVINSI LAMPUNG Jurnal Jurnal Dunia Kesmas Volume 7. Nomor 3. Juli 2018 127 Penulis Christin Angelina F.1 , Agung Aji Perdana1 , Humairoh2
Nama Penerbit 1) Fakultas KesehatanMasyarakat Universitas Malahayati
2) Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Tahun Terbit 2018 Reviewer NIA PRIMURNIATI NIM P20624322077 Tanggal 12 Februari 2023
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui hubungan pemberian ASI dengankejadian stunting
pada anak umur 6-23 bulan. Subjek Penelitian Balit 6-23 bulan dan ibu menyusui Metode Penelitian Jenis penelitian survey analitik dengan rancangan cross sectional. Hasil Penelitian -Hasil analsis hubungan IMD dengan status gizi TB/U diperoleh bahwa proporsi kejadian stunting pada balita 6- 23 bulan lebih banyak ditemukan pada balita yang tidak melakukan IMD (29,7%) dibandingkan dengan balita yang melakukan IMD (12,2%). Hasil uji chi-squarediperoleh nilai p=0,010 maka dapat disimpulkan adanya hubungan yang bermakna antara IMD dengan kejadian stunting balita usia 6-23 bulan di Provinsi Lampung. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR=3,308, artinya bahwa balita yang tidak melakukan IMD, memiliki peluang menjadi stunting 3,308 kali dibandingkan dengan balita yang melakukan IMD. Kekuatan Penelian jebih jelas hasilnya dengan pembeda jenis kelamin pada Penelitian balita dan alasan alasanya diantaranya volume Asi dan Aktifitas anak. Kelemahan Perlu peningkatan jumlah konselor ASI di masing-masing daerah agar Penelitian upaya promotif tentang pentingnya ASI dapat berjalan dengan baik. Kesimpulan Dalam penelitian ini didapatkan hubungan antara Pemenuhan IMD dengan Kejadian stunting,tapi tidak dibahas persiapan ASI yang baiknya.