Disusun oleh :
ANIAR OKTA RINA
NPM. 1826040186.P
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan unmet need. Target nasional indikator tersebut pada tahun 2015 adalah
CPR sebesar 65%, ASFR usia 15-19 tahun sebesar 30/1000 perempuan usia
tahun 2010-2014, maka telah direvisi sasaran yang hendak dicapai pada tahun
2014. Sasaran yang hendak dicapai pada tahun 2014 adalah TFR sebesar 2,36,
dan Total Fertility Rate (TFR). Tulisan ini mengkaji situasi pelayanan KB di
suami istri melakukan pencegahan terjadinya pertemuan antara sel sperma dan
setiap hari. Kontrasepsi yang baik adalah kontrasepsi yang aman, dapat
dalam bentuk partikel kecil yang diberikan setiap 12 minggu dengan cara
juga mempunyai banyak efek samping seperti peningkatan berat badan ibu,
sakit kepala, dan nyeri payudara, efek-efek samping seperti ini tidak
Ada dua macam suntikan bagi wanita yaitu golongan progestin seperti
sel telur. Selain itu pada penggunaan Depo Provera, endometrium menjadi
peningkatan berat badan ibu lebih dari 2,3 kilogram pada tahun pertama dan
enam tahun. Sedangkan pemakaian cyclofem berat badan ibu meningkat rata-
rata dua hingga tigas kilogram tahun pertama pemakaian, dan terus bertambah
Dari profil Dinas Provinsi pada tahun 2011 dari 150.838 orang jumlah
Bengkulu, 2013).
Menurut Profil Dinas Kesehatan Kota Bengkulu pada tahun 2011 dari
jumlah akseptor 19.841, akseptor KB adalah suntik (48,5%) pada tahun 2012
Penurunan sebanyak 295 dan di Kandang sebanyak 445 dari data tersebut
Puskesmas Jembatan Kecil adalah sebanyak 720 orang (Profil Dinkes Kota
Bengkulu, 2013).
KB suntik 1 bulan tidak mengalami peningkatan berat badan. Dari keluhan ibu
B. Rumusan Masalah
penelitian ini adalah apakah ada hubungan pemakaian alat kontrasepsi suntik 3
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Disusun oleh :
ANIAR OKTA RINA
NPM. 1826040186.P
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2007, angka kematian ibu adalah sebesar 500.000 jiwa dan angka kematian
masih cfir.iguk.in karena besar kemungkinan kematian ibu dan bayi tidak
(Saeffuddin, 2008).
diprioritaskan yaitu dengan menurunkan Angka Kematian Ibu menjadi 102 per
100-000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Semen tara, berdasarkan data
untuk Angka Kematian Ibu di Indonesia adalah 228 per 100.000 kelahiran
yaitu eklampsia. pendarahan, sort a penyakit infeksi. Ketiga kondisi ini terikat
erat, baik langsung, maupun tidak langsung. dengan status gizi ibu. Masalah
gizi di Indonesia yang belum teratasi, salah satunya adalah anemia. Anemia
zat besi. Anemia dalam kehamilan di Indonesia lebih banyak disebabkan oleh
defisiensi besi dan perdarahan akut atau tidak jarang keduanya saling
anemia ibu hamil sebesar 40,1% dan pada tahun 2007 turun menjadi 24,5%,
keadaan ini mengindikasikan bahwa anemia gizi besi masih menjadi masalah
Penanggulangan masalah anemia gizi besi saat ini terfokus pada pemberian
tablet tambah darah (Fe) pada ibu hamil. Program ini didasarkan dengan
kesehatan pada ibu hamil secara gratis. Namun demikian efek samping berupa
pemakaian secara massal, hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan ibu akan
per hari. Pemberian tablet Fe merupakan salah satu upaya penting dalam
besi. Namun dalam kenyataannya tidak semua ibu hamil yang mendapat tablet
Fe meminumnya secara rutin, hal ini disebabkan karena faktor ketidaktahuan
2011).
115,2 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu adalah perdarahan
yang secara tidak langsung disebabkan oleh anemia, pada tahun 2010 angka
kematian ibu sebanyak 45 orang yang terdiri dari kematian ibu hamil sebanyak
9 orang, kematian ibu bersalin sebanyak 33 orang dan kematian ibu nifas
kecil karena ada beberapa Puskesmas yang tidak melaporkan sehingga data
kejadian anemia pada ibu hamil dari Puskesmas tersebut tidak masuk (Dinkes
peringkat tertinggi angka kejadian anemia pada ibu hamil yaitu terdapat pada
Puskesmas Sukamerindu, dari 370 ibu hamil terdapat 18,91% ibu hamil yang
Basuki Rahmat dan Puskesmas Kandang yaitu 0% ibu hamil yang Hb nya ˂
Berdasarkan data Tahun 2011 dari 419 ibu hamil yang memeriksakan
Sukamerindu, 2012).
angka kejadian anemia pada ibu hamil yaitu pemberian 30 tablet Fe pada
trimester pertama dan 30 tablet pada trimester kedua. Dengan harapan angka
kejadian anemia dapat diturunkan menjadi ± 41 juta jiwa (20%) dari 102 juta
Fe, setelah dilakukan wawancara bahwa ibu hamil tersebut masih belum
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Kabupaten Seluma.
PENGAJUAN JUDUL SKRIPSI
Disusun oleh :
ANIAR OKTA RINA
NPM. 1826040186.P
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka kematian ibu (AKI) juga. menjadi salah satu indikator penting
salah satu negara dengan tertinggi ke-3 di kawasan ASEAN. Satu ibu yang
sepuluh kali lipat dari seorang ibu di Malaysia dan Sri Lanka. Sementara itu
laporan dari daerah yang diterima kementrian kesehatan jumlah ibu yang
angka kematian ibu menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015
ibu hamil yang masih rendah (Notoatmodjo, 2010), salah satu yang menjadi
hamil) dan K4 (kunjungan keempat ibu hamil) trimester III. Target nasional
tahun 2012 kunjungan pelayanan KI adalah (95%) dan kunjungan K4 (90%)
jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun
kunjungan, dengan distribusi satu kali pada trimester pertama, satu kali pada
trimester dua dan dua kali pada trimester tiga (Kemenkes, Rl 2014).
ibu hamil dan tingkat kepatuhan ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannya
ke tenaga kesehatan. Angka kematian ibu masih banyak disebabkan para ibu
hamil tidak mempunyai akses untuk pergi ke dokter atau bidan yang ada di
2012).
oleh tenaga kesehatan kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai standar
besar dengan kemajuan pesat dalam perbaikan kesehatan wanita dan bayi baru
lahir (Sullivan, Kean dan Cryer, 2009). Didukung dengan beberapa kemajuan
yang paling menonjol adalah kemajuan dalam teknik pemeriksaan janin dalam
pelayanan kesehatan ibu dan anak, mencakup pelayanan antenatal yang
faktor pendorong adalah sikap dan prilaku petugas kesehatan faktor yang
ANC secara teratur. Dalam hai inilah pengetahuan dan pendidikan seseorang
sangat penting.
dengan cakupan kunjungan ANC yang tinggi didukung oleh pengetahuan ibu
hamil yang tinggi dan pendidikan yang tinggi juga sehingga akan membuat
Provinsi Bengkulu, ibu hamil dengan cakupan K4 berjumlah 35.452 dari total
ibu hamil 35.160 (93%), cakupan K4 tertinggi adalah Rejang Lebong dengan
K1 sebanyak 5.241 (105%) dan K4 sebanyak 5.034 (101%). sedangkan
sebanyak 6.824 (94 %) dan K4 sebanyak 6.215 (86%) (Profil Dinas Kesehatan
berjumlah 6474 (91 .27%) dari total ibu hamil 342.912. Tiga Puskesmas
Puskesmas yang lainnya, (Data Dinas Kesehatan Kota Bengkulu tahun 2014).
tanggal 25 Februari s/d 3 Maret 2015 terdapat 10 orang ibu hamil, setelah
berpendidikan SD, dari 4 prang ibu ini 2 ibu mengatakan tidak memeriksakan
karena jarak rumah yang jauh dan Puskesmas sedang kan 2 prang ibu tidak
rutin karena ibu-ibu hamil ini sibuk dengan aktifitas sehingga ibu tidak
mengetahui tentang kehamilan, menurut dia bahwa kehamilan adalah hal biasa
yang akan dihadapi dan dilewati oleh setiap wanna sehingga tidak perlu
Seluma.
B. Rumusan Masalah
penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara tingkat pendidikan dan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
3. Manfaat Penelitian
dalam mempelajari kunjungan antenatal care pada ibu hamil. Dan juga
melengkapi referensinya.
2. Bagi Puskesmas Padang Serai
optimal.