Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEBIDANAN

PADA BY NY. “A” USIA 1 HARI FISIOLOGIS

DI PUSKESMAS SUMBERAJI

DI SUSUN OLEH :

Mu’awiyah

NIM : 2021080643

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN SEKOLAH TINGGI ILMU

KESEHATAN HUSADA JOMBANG

2022-2023

i
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas

rahmat dan bimbingan-Nya, sehingga dapat membuat laporan praktik

asuhan kebidanan Holistik dengan judul “ASUHAN KEBIDANAN BAYI

FISIOLOGIS PADA BAYI Ny “A”.

1. Dra. Hj. Soelijah Hadi, M.Kes. MM selaku ketua STIKES


HUSADA JOMBANG.

2. Zeny Fatmawati, SST. M.Tr.Keb selaku ketua Program Studi


Pendidikan Profesi Bidan
3. Bd Nafi’ah, S.ST ,selaku pembimbing Praktek di Puskesmas
Sumberaji
4. Bdn.Elis Fatmawati ,SST.,M,Tr,Keb selaku pembimbing Akademik
Profesi Bidan.
5. Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari
kesempurnaan, unutk itu kami mengharapkan saran dan kritik demi
kesempurnaan karya tulis ini. Harapan penulis mudah-mudahan
karya tulis ilmiah ini berguna bagi semua pihak.

Penulis

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara keempat terbesar penduduknya di dunia
dengan lebih dari 237 juta jiwa. Fertilitas atau kelahiran adalah salah satu
faktor penambah bagi jumlah penduduk. Untuk mengatasi hal tersebut,
pemerintah Indonesia menerapkan program Keluarga Berencana (KB) yang
telah dimulai sejak tahun 1968 dengan didirikannya LKBN (Lembaga
Keluarga Berencana Nasional) yang kemudian pada tahun 1970 diubah
menjadi BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) dengan
tujuan dapat mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera. Salah
satu dukungan dan pemantapan dari penerimaan gagasan KB tersebut adalah
adanya pelayanan kontrasepsi (Pratiwi, 2014).
Kontrasepsi suntik memiliki efek samping, efek samping dari
kontrasepsi suntik antara lain amenorea (tidak dapat haid),
perdarahan/perdarahan bercak (spotting), meningkatnya berat badan
(Irianto, 2012). Efek samping kontrasepsi suntik yang paling tinggi
frekuensinya adalah peningkatan berat badan. Beberapa studi penelitian
didapatkan peningkatan berat badan dihubungkan dengan kandungan pada
DMPA yaitu hormon progesteron, yang dapat merangsang pusat
pengendalian nafsu makan di hipotalamus sehingga menyebabkan terjadinya
peningkatan nafsu makan (Pratiwi, 2014).
Pada tahun 2013 telah dilakukan penelitian oleh Dhania Pratiwi
dengan judul “Hubungan Antara Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Suntik
DMPA dengan Peningkatan Berat Badan di Puskesmas Lapai Kota
Padang”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik
observasional dan teknik pengambilan sampel purposive sampel. Dari
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa adanya korelasi antara pemakaian
kontrasepsi hormonal suntik DMPA dengan peningkatan berat badan.
Kenaikan berat badan merupakan masalah yang sangat banyak dan sering
dipertanyakan oleh pasien jika mengalami kegemukan. Menjadi gemuk

1
merupakan mimpi yang buruk bagi sebagian orang terutama bagi mereka
yang sangat memperhatikan bentuk tubuh. Kegemukan juga akan menguras
kepercayaan diri seseorang (Mardiyaningsih, 2013).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan KB suntik?
2. Apa saja jenis KB Suntik?
3. Bagaimana mekanisme keja suntik KB?
4. Apa saja keuntungan KB suntik 3 bulan?
5. Apa saja kerugian KB Suntik 3 bulan?
6. Apa saja indikasi dan kontraindikasi suntik 3 bulan?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan kebidanan akseptor Kontrasepsi suntik 3 bulan pada
Ny. “D” dengan Akseptor Baru KB Suntik 3 Bulan
. 2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian pada akseptor Kontrasepsi suntik 3 bulan
b. Menginterpretasikan data dengan merumuskan diagnose kebidanan,
masalah dan kebutuhan pada NY. “D” dengan akseptor Kontrasepsi
suntik 3 bulan
c. Mengidentifikasi diagnose potensial pada Ny. “D” dengan akseptor
KB Suntik 3 bulan
d. Melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan pada akseptor
Kontrasepsi suntik 3 bulan
e. Mengevaluasi asuhan kebidanan pada akseptor Kontrasepsi suntik 3
bulan

D. Manfaat
1. Manfaat teoritis

2
a. Sebagai pegembangan bahan masukan atau pengkajian baru
khususnya ilmu kebidanan tentang asuhan kebidanan keluarga
berencana.
b. Dapat menjadi acuan bagi pengkajian selanjutnya.
2. Manfaat Praktisi
a. Bagi institusi
Askeb ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi
mahasiswa pendidikan profesi bidan Sekolah Tinggi Ilmu
Ksehatan (STIKES) Husada Jombang
b. Bagi Mahasiswa
Askeb ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan
wawasan mahasiswa tentang asuhan kebidanan keluarga
berencana.
c. Bagi Petugas Kesehatan
Askeb ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi petugas
kesehatan khususnya bidan dalam memberikan asuhan
kebidanan keluarga berencana.

3
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Definisi KB Suntik

Kontrasepsi suntik adalah jenis kontrasepsi injeksi untuk mencegah

kehamilan dengan melalui suntikan hormonal. Kontrasepsi ini sangat

efektif, aman, dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi,

cocok untuk masa laktasi karena tidak menekan produksi Air Susu Ibu

(ASI) (Prawihardjo & Winknjosastro, 2011).

B. Jenis kontrasepsi suntik

Menurut Saifuddin et al. (2010) menyatakan bahwa tersedia dua jenis

kontrasepsi yang hanya mengandung progestin, yaitu sebagai berikut:

1. Depo Mendroksi Progesteron Asetat (DMPA), mengandung 150 mg

DMPA yang diberikan setiap tiga bulan dengan cara disuntik

intramuscular (didaerah bokong).

2. Depo noreisteron enantat (Depo Noristerat), mengandung 200 mg

noretindron enantat, diberikan setiap dua bulan dengan cara disuntik

intramuscular.

Selain 2 jenis KB suntik diatas ada juga jenis KB suntik kombinasi

yaitu KB suntik 1 bulan yang sering digunakan di Indonesia yaitu cyclofem.

Efektifitas dari beberapa jenis kontrasepsi suntik tersebut memiliki

efektivitas yang tinggi, dengan 30% kehamilan per 100 perempuan per

tahun, asal penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah

ditentukan (Prawihardjo & Winknjosastro, 2011).

4
C. Mekanisme kerja kontrasepsi suntik DMPA

Menurut Prawihardjo & Winknjosastro (2011) mekanisme

kontrasepsi suntik DMPA yaitu:

1. Obat ini menghalangi terjadinya ovulasi dengan jalan menekan

pembentukan releasing hormon dari hipotalamus.

2. Lendir serviks bertambah kental, sehingga menghambat penetrasi

sperma melalui serviks uteri.

3. Implantasi ovum dalam endometrium dihalangi. Efek DMPA terlihat

dengan membuat endometrium menjadi kurang layak / baik untuk

implantasi dari ovum yang telah di buahi, yaitu mempengaruhi

perubahan – perubahan menjelang stadium sekresi, yang diperlukan

sebagai persiapan endometrium untuk memungkinkan nidasi dari

ovum yang telah dibuahi.

4. Kecepatan transpor ovum melalui tuba berubah.

D. Efikasi kontrasepsi suntik DMPA

Dalam uji klinis DMPA intramuskular, tingkat kegagalan sangat

rendah, berkisar antara 0,0 hingga 0,7 / 100 wanita/ tahun, hal ini dapat

dikarenakan beberapa wanita mungkin tidak kembali tepat waktu atau sama

sekali tidak melakukan injeksi ulang. Tidak ada kegagalan kontrasepsi yang

dilaporkan dalam uji klinis. Obesitas atau penggunaan obat secara

bersamaan belum terbukti mengurangi keefektifan DMPA (Donna, 2011).

E. Keuntungan kontrasepsi suntik DMPA

Menurut Fritz & Speroff (2011) keuntungan kontrasepsi suntikan

DMPA adalah:

5
1. Mudah digunakan, tidak ada tindakan harian

2. Aman, tidak ada efek kesehatan yang serius.

3. Sangat efektif, sama efektifnya dengan sterilisasi, kontrasepsi

intrauterin, dan kontrasepsi implan.

4. Pribadi, penggunaan tidak terdeteksi.

5. Aman digunakan saat laktasi.

6. Manfaat nonkontrasepsi: DMPA mengurangi resiko salpingitis,

kanker endometrium, anemia defisiensi besi, sickle cell anemia, dan

endometriosis.

F. Kerugian kontrasepsi suntik DMPA

Masalah utama pada penggunaan depo medroksi progesteron asetat

(DMPA) adalah perdarahan, menstruasi yang tidak teratur, nyeri payudara,

kenaikan berat badan, dan depresi. Sejauh ini, masalah yang paling umum

adalah perubahan pada menstruasi (Speroff & Darney, 2011). Dalam sebuah

penelitian internasional, alasan medis paling umum untuk menghentikan

DMPA selama 2 tahun penggunaan adalah sebagai berikut: sakit kepala

(2,3%), penambahan berat badan (2,1%), pusing (1,2%), nyeri perut (1,1%),

kecemasan (0,7%). Depresi, kelelahan, penurunan libido, dan hipertensi

juga dijumpai, namun apakah DMPA menyebabkan efek samping ini sulit

diketahui karena mereka adalah keluhan yang sangat umum terjadi pada non

12 pengguna (Speroff & Darney, 2011). Efek pada kepadatan tulang,

penggunaan kontrasepsi DMPA dikaitkan dengan hilangnya kepadatan

tulang jangka pendek, hal ini dikaitkan dengan fakta bahwa kadar estrogen

dalam darah dengan DMPA relatif lebih rendah dibandingkan dengan siklus

6
menstruasi normal, sebuah penjelasan yang didukung oleh demonstrasi

bahwa pengobatan estrogen mencegah terjadi kehilangan kepadatan tulang.

Perbandingan antara pengguna DMPA dengan bukan pengguna, kepadatan

tulang di pinggul dan tulang belakang pengguna DMPA menurun 0,5-3,5%

setelah 1 tahun dan 5,7-7,5% setelah 2 tahun penggunaan. Tingkat

kehilangan terbesar selama 1-2 tahun pertama penggunaan. Pada tahun

2004, administrasi makanan dan obat-obatan Amerika Serikat

mengindikasikan kekhawatiran akan efek samping terkait dengan DMPA

dan memperingatkan bahwa metode ini tidak boleh digunakan lebih dari 2

tahun kecuali itu satu-satunya pilihan (Speroff & Darney, 2011). Efek pada

kembali kesuburan, keterlambatan dalam hamil setelah berhenti

menggunakan depo medroxy progesterone asetat adalah masalah yang unik

untuk kontrasepsi suntik. Pada metode kontrasepsi lain kesuburan kembali

lebih cepat dibandingkan penggunaan DMPA (Speroff & Darney, 2011).

Menurut Donna, (2011) efek samping yang paling sering dikeluhkan oleh

akseptor kontrasepsi suntik DMPA adalah gangguan menstruasi

(pendarahan menstruasi yang tidak teratur atau amennorhea) dan kenaikan

berat badan selain itu terdapat efek samping lain seperti seperti sakit kepala,

memperburuk gejala depresi pada pasien dengan riwayat gangguan mood

dan sindrom pramentruasi 13 (PMS) yang berat, juga dapat menrunkan

sirkulasi estradiol pada wanita yang menyebabkan kekeringan pada vagina

walaupun jarang ditemui.

7
G. Indikasi dan kontraindikasi

Kontrasepsi progesteron biasanya diindikasikan untuk wanita dengan kadar

esterogen mutlak atau relatif stabil, direkomendasikan juga untuk ibu

menyusui karena tidak mengganggu produksi ASI. Jenis kontrasepsi ini

dikontraindikasikan pada wanita dengan penyakit kardiovaskular, migrain,

diabetes atau hipertensi ringan dan memiliki riwayat kanker payudara

(dalam 5 tahun terakhir) dan sepsis postpartum (Edmonds, 2011).

8
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. DATA SUBYEKTIF

Tanggal : 26 juli 2022 Jam : 10..00 WIB

1. Indentitas

Nama klien :Ny. D Nama suami : TN. H

Umur :30 tahun Umur : 25 tahun

Agama :islam Agama : islam

Suku/bangsa :Jawa Suku/bangsa : Jawa

Pendidikan : S1 Pendidikan : S1

Pekerjaan : wiraswasta Pekerjaan :wiraswasta

Penghasilan :Rp. 300.000 Penghasilan : Rp. 2.500.000

Kawinke : pertama Kawinke : pertama

Alamat : Banjarejo/Sukodadi Alamat : Banjarejo

2. Keluhan Utama

Ibu datang ke pmb mengatakan ingin suntik 3 bulanan

3. Riwayat kebidanan

a. Riwayat haid

a) Menarche (umur): 12 tahun

b) Siklus (lama) : 28-30 hari

c) Teratur/tidak : teratur

d) Warna : merah kecoklatan

e) Bau : khas

9
f) Konsistensi : encer

g) Jumlah darah :3x ganti pembalut/hari

b. Keluhan

h) Dismenorhoe : tidak ada

i) Flour albus :Tidak ada

j) Menoragia : tidak ada

k) Spooting : tidak ada

l) Metroragia : tidak ada

m) PMS : tidak ada

4. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu

Kawi Kehamila Persalinan Anak Nifas KB

n n

Ke Usia Jeni Penolon Tempa BB J H/ Penyuli AS

s g t L K M t I

1 1 39 Spt Bidan PMB 270 L H - √ Sunti

B 0 k3

bulan

5. Riwayat Kesehatan yang lalu

Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit menahun seperti

jantung, tidak pernah menderita penyakit menurun seperti DM dan tidak

pernah menderita penyakit menular seperti HIV/AIDS

6. Riwayat Kesehatan Keluarga

10
Pasien mengatakan baik dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit

keturunan DM, Asma, Jantung, Leukemia dan tidak ada penyakit menular

seperti TBC, Hepatitis.

7. Riwayat KB

Pasien mengatakan belum menggunakan kontrasepsi setelah kelahiran anak

pertama.

8. Kebiasaan Sehari-hari

a. Pola Nutrisi

Makan 3 kali sehari porsi sedang berupa nasi, sayur-sayuran, lauk-

pauk, kadang buah.

Minum 7-8 gelas perhari

b. Pola Istirahat

Tidur siang 1-2jam, tidur malam 7-8 jam

c. Pola Eliminasi

BAB 1 kali sehari, BAK 4-5 kali sehari

d. Pola Aktivitas

Melakukan pekerjaan rumah seperti memasak, menyapu, mengepel

dan mencuci

e. Personal Hygine

Mandi 2 kali sehari, sikat gigi 2 kali sehari, mengganti pakaian 2 kali

sehari dan keramas 2 hari sekali

f. Aktifitas Seksual

Ibu mengatakan belum melakukan hubungan seksual pasca

melahirkan anak pertamanya.

11
9. Data Psikosial

Ibu menatakan bahwa hubungannya dengan suami, keluarag maupun

lingkungan sekitar baik.

10. Data Sosial Budaya

Ibu mengatakan bahwa tidak ada yang menghambat kebiasaan makan dan

minum (Tarak)

B. DATA OBYEKTIF

1. Pemeriksaan umum

a. Keadaan umum : baik

b. Kesadaran : compos mentis

c. Keadaan emosional : Baik

d. BB : 48 kg

e. TB : 153 cm

f. TTV

 Tensi : 110/80 mmHg

 Nadi : 80x/menit

 Suhu : 36,4°C

 RR : 20x/menit

g. LILA : 24 cm

2. Pemeriksaan fisik :

Cara berjalan baik, bentuk tubuh sedang


Rambut : Warna Hitam, tidak ada ketombe, bersih, tidak
rontok,
Muka : Simetris
Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterus

12
Hidung : Simetris, tidak ada polip, tidak ada pengeluaran atau
sekret
Telinga : Tidak ada serumen pendengaran baik
Mulut : Bibir tidak pucat, tidak ada stomatitis, lidah bersih
Gigi : Tidak ada karies
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar lympe, tidak ada
pembesaran 
kelenjar tiroid, tidak ada bendungan vena jugularis
Ketiak : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak
ada nyeri
tekan, tidak ada massa
Dada : Nafas normal, tidak ada wheezing, tidak ada ronchi
Perut : Tidak ada pembesaran, tidak kembung
Kaki : simetris, pergerakan baik, tidak ada odem, tidak ada
varices

C. ANALISA

Ny. “D” usia 30 tahun dengan akseptor kb baru suntik 3 bulan

PENATALKSANAAN

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan


TD : 110/80mmhg
N : 80x/m
S:36
RR : 18x/m
2. Menyiapkan alat
- Spuit
- Kapas alkohol
- Obat kb 3 bulanan
3. Memposisikan ibu dalam keadaan tengkurap
4. Melakukan injeksi di daerah bokong 1/3 dari sias ke cocugis secara
IM dengan sudut 90 derajat obat suntik KB sudah di suntikkan

13
5. Menjelaskan kepada ibu mengenai efek samping penggunaan KB
Suntik 3 bulan yaitu terjadinya spotting.
6. Memberi tahu ibu untuk datang sesuai tanggal

BAB IV

PEMBAHASAN

Telah dilakukan manajemen asuhan kebidanan pada Ny. “S” dengan


akseptor KB Suntik di Puskesmas Sumberaji Lamongan. Asuhan dilakukan
1 hari di ruang pemeriksaan, serta penulis tidak menemukan kesenjangan
antara teori dan praktik. Ada pengkajian data dasar kasus suntik KB 3 Bulan
dilakukan pada saat di ruang pemeriksaan. Pengkajiannya meliputi
anamnesis kepada pasien. Pemeriksaan yang dilakukan Ny. “S” yaitu
keadaan umum ibu tampak baik, kesadaran compos mentis, berat badan ibu
sekarang normal, pemeriksaan tanda-tanda vital ibu semua dalam keadaan
normal. Pada kasus Ny. “S” saat dilakukan pengkajian dalam pemakaian
KB suntik 3 bulan tidak didapatkan terjadinya efek samping pemakaian KB
Suntik 3 bulan sehingga tidak ada data yang menunjang terjadinya masalah
atau diagnose potensial.

14
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari data pada bab sebelumnya, penulis dapat menyimpulkan bahwa :

1. Dalam melakukan pengkajian baik melalui anamnesa maupun


pemeriksaan untuk menilai kedaan klien secara menyeluruh, penulis
tidak mengalami kesulitan karena pasien kooperatif.
2. Dalam mengatasi masalah atau diagnosa berdasarkan data-data yang
terkumpul saat pengkajian.
3. Dalam menetapkan rencana asuhan yang diberikan pada pasien,
penulis telah melakukan sesuai dengan teori.
4. Dalam melakukan asuhan, penulis telah melaksanakannya sesuai
dengan rencana asli yang telah ditetapkan.

B. Kritik dan Saran

1. Bagi Dosen pembimbing


Diharapkan agar dapat memberi masukan berupa kritik dan saran
yang bersifat membangun tentang asuhan kebidanan keluarga
berencana.
2. Bagi Mahasiswa
Diharapkan agar lebih mengembangkan wawasan dan ilmu
pengetahuan tentang asuhan kebidanan keluarga berencana
3. Bagi Pembaca
Diharapkan dapat dijadikan pedoman dalam membuat sebuah asuhan
kebidanan dengan tema atau judul yang sama dengan lebih baik lagi.

15
DAFTAR PUSTAKA

Arum, Ddan Sujiantini. 2009. Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini.


Jogyakarta: Nuha Medika BKKBN, 2017. Peran BKKBN Dalam Promosi
Dan Konseling KB Pasca Persalinan dan Keguguran. Manado

BKKBN, 2015. Laporan Kinerja BKKBN. Jakarta

Usmia S, Kamaruddin M, Kebidanan PS, Kebidanan A,AI T, Selatan S, et


al. Progestin Di Puskesmas Bontobahari Bulukumba. J Kesehat Kontrasepsi;
2020.4.

Sari IRN.Kontrasepsi Hormonal Suntik Depo Medroxyprogesterone Acetate


(DMPA) Sebagai Salah Satu Penyebab Kenaikan Berat Badan. Fak Kedokt
Univ Lampung [internet]: 2016

Evitasari M, Kholisotin, Agustin DY. Pengaruh Efek Samping Penggunaan


Kontrasepsi Terhadap Kejadian Unmet Need Di Wilyah Kerja Puskesmas
Klabang Kabupaten Bondowoso. J Ilmu Keperawatan (journal Nurs Sci;
2019).

Rahayu M, Kholisiotin, Agustin DY. Pengaruh Efek Samping Penggunaan


Kontrasepsi Terhadap Kejadian Unmet Need Di Wilayah Kerja Puskesmas
Klabang Kabupaten Bondowoso. J Ilmu Keperawatan (Journal Nurs Sci;
2019)

Rahayu S, Sundari S, Widiyani E. Hubungan Lama Pemakaian Kontrasepsi


Suntik Kombinasi Dengan Kadar; 2016.

Haslan H, Indryani I. Hubungan Penggunaan KB Implant dengan Berat


Badan dan Siklus Haid Akseptor KB. J Ilmu kesehatan Sandi Husada; 2020.

Sujiyanti. Panduan Lengkap Pelayanan KB. Yogyakarta: Nuha


Medika;2017.

Widhi E. Konsep Kebidanan Dan Etiokolegal Dalam Praktik Kebidanan.


Jakarta; 2016 10.

Walyani. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yokyakarta: Pustaka Baru;


2017.

16

Anda mungkin juga menyukai