KELUARGA BERENCANA
(KONTRASEPSI SUNTIK 1 BULAN)
Pembimbing Lapangan:
Yeni Herawati, S.SiT
Pembimbing Akademik:
Uliy Iffah, SST., M.Keb
PRODI S1 KEBIDANAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
2019/2020
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Kasus ini telah diperiksa dan disetujui oleh Pembimbing Lapangan dan
Pembimbing Akademik Program Studi S1 Kebidanan Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN MATERI
Pada wanita normal yang tidak hamil, progesteron disekresi dalam jumlah
cukup banyak selama separuh akhir dari setiap siklus ovarium. Progesteron 5
memiliki peran di dalam tuba falopi yaitu meningkatkan sekresi mukosa yang
membatasi tuba fallopi. Sekresi ini dibutuhkan untuk nutrisi ovum yang telah
dibuahi dan sedang membelah sewaktu ovum bergerak dalam tuba fallopi sebelum
berimplantasi. Efek progesteron dalam kontrasepsi suntik yaitu dengan
menebalkan mukus serviks dan perubahan endometrium, kadar sirkulasi di dalam
progestin cukup tinggi untuk menghambat lonjakan LH sehingga dapat
menghambat terjadinya pembuahan (Speroff, 2003).
a. Menekan ovulasi
Kadar progestin di dalam sirkulasi cukup tinggi sehingga kadar FSH
(folicle stimulating hormon) dan LH (luteinizing hormon) menurun dan
tidak terjadi lonjakan LH, maka tidak akan terjadi lonjakan folikel dan
produksi sel telur akan berkurang sehingga kemungkinan terjadinya
pembuahan kecil (Hartanto, 2004).
b. Membuat lendir serviks kental sehingga penetrasi sperma terganggu
Kontrasepsi suntik progestin bekerja menghambat terjadinya pembuahan
dengan cara menghalangi naiknya sperma ke dalam kavum uteri dengan
membuat lendir servik menjadi kental sehingga sperma tidak mampu
untuk menembus servik dan pembuahan tidak akan terjadi
(Siswosudarmo dkk, 2001).
c. Perubahan pada endometrium (atrofi) dan selaput rahim tipis
Hormon progesteron mengganggu perubahan fisiologis endometrium
sehingga mengganggu proses nidasi (proses menempelnya hasil
pertemuan antara sperma dan sel telur di dalam rahim), endometrium
menjadi kurang layak atau kurang baik untuk proses implantasi (proses
ovum menempel pada lapisan endometrium) dari ovum yang telah
dibuahi (Siswosudarmo dkk, 2001)
d. Menghambat transportasi gamet oleh tuba
Kontrasepsi suntik progestin menyebabkan perubahan peristaltik tuba
falopi sehingga pergerakan gamet dihambat dan konsepsi (pertemuan
antara sel telur dan sperma) akan dihambat maka kemungkinan terjadinya
pembuahan kecil (Hartanto, 2004).
LAPORAN KASUS
A. SUBJEKTIF
1. Identitas/Biodata
a. Namaibu : Ny. S NamaSuami : Tn. n
b. Umur : 27 tahun Umur : 28 tahun
c. Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
e. SukuBangsa: Minang SukuBangsa : Minang
f. Agama :Islam Agama :Islam
g. Alamat : Cendana
2. Anamnesa
a. Alasan kunjungan :
Ibu mengatakan ingin menggunakan kontrasepsi Suntik 1 Bulan
b. RiwayatMenstruasi :
Menarche : 13 tahun
Siklus : 30 hari
Lama : 7 hari
Banyaknya : 2-3x ganti pembalut di hari 1-3
2x ganti pembalut di hari 4-7
Sifat darah : Merah menggumpal higga kecoklatan
Dismenore : Tidak ada
Fluor albus : tidak ada
Keluhan : tidakada
3. RiwayatObstetri
a. Jumlah anak : 1 orang
b. Usia anak : 5 bln
5. Riwayat KB
Ibu mengatakan sudah pernah menggunakan kontrasepsi suntik 1 bulan
Minum
Jenis : Air putih
Frekuensi : 8-10 gelas /hari
Keluhan : tidak ada
7. Pola kebiasaan
Merokok : tidak ada obat-obatan : tidak ada
Alcoholic : tidak ada Konsumsi Jamu : tidak ada
8. Data Sosial – Budaya :
a. Hubungan dengan suami dan keluarga :
Ibu mengatakan hubungannya dengan keluarga dan suami harmonis.
b. Adatistiadat :
Ibu mengatakan tidak ada adatistiadat yang melarang ibu untuk
menggunakan KB
9. Data Spiritual :
Ibu mengatakan beragama islam menjalankan sholat 5 waktu sesuai dengan
kepercayaannya dan ibu mengatakan tidak ada larangan menggunakan KB
dalam kepercayaanya
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis cooperatif
c. Status emosional : Stabil
d. Tanda vital
TD : 90/80 mmHg
Nadi : 84x/ menit
P : 23x/ menit
Suhu : 37,2ºC
BB : 80 kg
TB : 155 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Muka : simetris, tidakadaoedema, ada flek hitam.
b. Mata : conjungtiva tidak anemis,sclera tidak ikterik
c. Hidung : bersih, tidakadapengeluarancairan
d. Mulut : bersih, tidakpucat, tidak ada tanda peradangan
tonsil
e. Ekstremitas
Atas: tonus baik, kuku tidakpucat, turgorbaik
Bawah : tidakadaoedema, tidak ada varises, tonus baik,
tugorbaik
C. ASSASSEMENT
Diagnosa : Ny. S P1A0H0 usia 27 tahun akseptor KB Suntik 1
bulan
D. PLANNING
Jurnal yang ditulih oleh M. Irwan Rizali tentang Faktor yang berhubungan
dengan pemilihan metode kontrasepsi suntik di kecamatan Mariso Kota Makassar
tahun 2013 menunjukkan faktor pendidikan seseorang akan mempengaruhi
metode kontrasepsi yang dipilih dan tingkat pendidikan terakhir responden
biasanya akan menunjukkan gambaran sosial dan ekonomi responden.
Penghasilan dan pendapatan seseorang berpengaruh dalam pemilihan kontrasepsi,
keluarga dengan perekonomian yang rendah akan memilih kontrasepsi yang
murah (Dharmawati,2011) Wanita yang memilih metode kontrasepsi suntik
biasanya adalah wanita usia subur yang sudah memiliki anak lebih dari 1
(Septianingrum dkk, 2018). Pemilihan metode kontrasepsi juga berdasarkan
ketersediaan alat kontrasepsi yang terwujud dalam bentuk fisik, tersedia atau
tidaknya fasilitas atau sarana kesehatan (tempat pelayanan kontrasepsi). Efek
samping potensial suatu metode kontrasepsi juga akan mempengaruhi kehidupan
partisipan KB dan hal ini tentunya membuat wanita maupun pria sebagai
partisipan KB harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sesuai dan cocok untuk
digunakan
PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
2. Bagi masyarakat
Untuk masyarakat saling berbagi tentang manfaat penggunaan
kontrasepsi suntik
Penguna hendaknya mengetahui terlebih dahulu alat kontrasepsi
yang akan digunakan baik kelebihan maupun kekurangan