Anda di halaman 1dari 39

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DAN FOME PADA KELUARGA

BAPAK B DI RT 01 RW 01 KELURAHAN MATA AIR KECAMATAN

PADANG SELATAN KOTA PADANG

LAPORAN INDIVIDU

KEBIDANAN KOMUNITAS DAN FOME

Disusun Oleh :

Yolanda Annisa Adella

2040322006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

2021

i
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DAN FOME

PADA KELUARGA BAPAK B DI RT 01 RW 01 KELURAHAN MATA

AIR KECAMATAN PADANG SELATAN KOTA PADANG

Telah Disetujui dan Disahkan Oleh :

Preseptor Akademik

Kebidanan Komunitas dan FOME

Ulliy Iffah, S.ST., M.Keb

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Lusiana El Sinta Bustami, S. ST., M. Keb

NIP. 198501212015042002

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

serta hidayah-Nya sehingga dengan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan

Laporan Kegiatan Komunitas dan FOME dengan judul “Asuhan Kebidanan

Komunitas dan Fome Pada Keluarga Bapak B di RT 01 RW 01 Kelurahan

Mata air Kecamatan Padang Selatan Kota Padang”. Shalawat dan salam

penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, semoga kita selalu dapat

meneladani segala sisi kehidupan beliau. Laporan ini dibuat sebagai tugas siklus

Asuhan Kebidanan Komunitas dan FOME Program Studi Pendidikan Profesi

Bidan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.

Penulis sadar tanpa bantuan dan bimbingan dari banyak pihak akan sangat

sulit untuk menyelesaikan laporan ini. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini

penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas bapak Dr. dr. Briwardi,

Sp.KO, MA yang telah memfasilitasi dan membimbing penulis menjalani

pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.

2. Ibu Lusiana El Sinta Bustami, S. ST., M. Keb selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Profesi Bidan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas yang

telah memfasilitasi dan membimbing penulis selama menjalani pendidikan di

prodi pendidikan profesi bidan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.

3. Ibu Uliy Iffah, S.ST., M.Keb, selaku preseptor akademik yang telah

menyediakan waktu, tenaga, pikiran dan kesabaran untuk mengarahkan

penulis dalam menyelesaikan laporan ini.

iii
4. Ibu Erda Mutiara Halida, S.ST., M.Keb, selaku pembimbing akademik yang

telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan dan

membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan ini.

5. Ibu Nelly Yusmita, A. Md. Keb, selaku bidan di Puskesmas Mata air yang

telah menyediakan waktu, tenaga, pikiran dan kesabaran untuk mengarahkan

penulis dalam menyelesaikan laporan ini.

6. Ketua RW, Ketua RT dan kader yang telah membantu penulis dalam

mendapatkan data-data dan informasi yang diperlukan dalam menyelesaikan

laporan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih ada kekurangan dan

kelemahan karena keterbatasan kemampuan dan pengalaman yang penulis miliki.

Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun

untuk kesempurnaan laporan ini. Penulis berharap semoga laporan ini dapat

memberikan manfaat bagi kita semua.

Padang, Agustus 2021

Penulis

iv
DBTAR ISI

COVER

Halaman Pengesahan.............................................................................................ii

Kata Pengantar......................................................................................................iii

DBtar Isi.................................................................................................................v

Lampiran..............................................................................................................vii

BAB 1 : PENDAHULUAN...................................................................................1

1.1. Latar Belakang............................................................................................. 1

1.2. Tujuan...........................................................................................................2

1.3. Manfaat.........................................................................................................3

1.4. Sasaran..........................................................................................................3

BAB 2 : TINJAUAN TEORI.................................................................................4

2.1. Batasan Keluarga..........................................................................................4

2.2. Struktur Keluarga......................................................................................... 6

2.3. Asuhan Kebidanan Komunitas Pada Keluarga............................................ 9

BAB 3 : ASUHAN KEBIDANAN......................................................................12

3.1 Pengkajian.................................................................................................. 12

3.2 Analisis Data.............................................................................................. 18

3.3Perumusan Masalah.....................................................................................18

3.4Prioritas Masalah.........................................................................................18

3.5 Perencanaan................................................................................................20

3.6 Penatalaksanaan..........................................................................................21

3.7 Evaluasi...................................................................................................... 21

v
BAB 4 : PEMBAHASAN....................................................................................22

4.1 Faktor Pendukung.......................................................................................22

4.2Faktor Penghambat.......................................................................................22

BAB 5 : PENUTUP............................................................................................. 23

5.1Kesimpulan..................................................................................................23

5.2Saran.............................................................................................................23

DBtar Pustaka...................................................................................................... 25

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keluarga merupakan suatu unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas

kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat

di bawah satu atap dalam keadaan saling bergantungan. Keluarga memiliki

pengaruh yang penting tehadap pembentukan identitas individu, status kesehatan

dan perasaan harga diri individu. Aktivitas-aktivitas keluarga dalam menjalankan

fungsi kesehatan dan kesimbangan antara anggota keluarga tidak terlepas dari

lima tugas dalam perawatan kesehatan keluarga yaitu mampu mengenal masalah

kesehatannya, mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi

kesehatannya, mampu melakukan tindakan keperawatan untuk anggota keluarga

yang memerlukan bantuan keperawatan, mampu memodifikasi lingkungan

sehingga menunjang upaya peningkatan kesehatan, mampu memanfaatkan sarana

pelayanan kesehatan yang ada.

Keluarga menjadi unit pelayanan kesehatan yang terdepan dalam

meningkatkan derajat kesehatan komunitas. Apabila setiap keluarga sehat, akan

tercipta komunitas yang sehat pula. Masalah kesehatan yang dialami oleh salah

anggota keluarga dapat mempengaruhi anggota keluarga yang lain,

mempengaruhi sistem keluarga, komunitas setempat bahkan komunitas global.

Dengan demikian kesehatan dan kemandirian keluarga merupakan kunci utama

pembangunan kesehatan masyarakat (Ekasari 2008).

Dalam rangka menghasilkan tenaga yang profesional, maka diperlukan

adanya sumber daya kesehatan yang siap terjun ke lapangan, mengelola masalah
kesehatan di suatu daerah dan memberikan kontribusi dalam peningkatan

kesehatan masyarakat. Untuk mewujudkan semua itu, Program Studi Profesi

Bidan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas melakukan praktik Kebidanan

Komunitas dan FOME dengan pusat kegiatan di Kelurahan Mata air, Kecamatan

Padang Selatan.

Praktik Kebidanan Komunitas dan FOME ini merupakan suatu penerapan

ilmu dan teknologi oleh mahasiswa Program Studi Profesi Bidan Fakultas

Kedokteran Universitas Andalas yang menyeluruh sepanjang daur kehidupan

wanita, dalam rangka pemecahan masalah kesehatan dan peningkatan status

kesehatan masyarakat. Dalam prosesnya mahasiswa diharapkan mampu

mengenal masalah, menemukan prioritas masalah dan merumuskan alternatif

pemecahan masalah. Selanjutnya menyusun rencana pemecahan masalah sesuai

dengan keahlian yang dimiliki dengan memperhatikan sumber daya yang ada di

masyarakat.

Kegiatan Praktik Kebidanan Komunitas dan FOME ini, diharapkan dapat

mencapai tujuan pendidikan di Program Studi Profesi Bidan Fakultas Kedokteran

Universitas Andalas secara maksimal sehingga ouputnya dapat berperan

diberbagai sektor kesehatan masyarakat.

1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan Umum

Setelah melakukan praktek asuhan kebidanan komunitas diharapkan mahasiswa

mampu memandirikan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan dengan

menggunakan pendekatan asuhan kebidanan.


1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang berhubungan dengan kesehatan

ibu, anak, dan keluarga.

2. Menemukan masalah yang ada dan memprioritaskannya.

3. Merumuskan berbagai berbagai alternatif pemecahan masalah.

4. Mendorong dan meningkatkan kesadaran serta partisipasi keluarga dalam

upaya mendorong terciptanya perilaku hidup sehat.

5. Mengubah perilaku keluarga menjadi perilaku yang sadar akan

kesehatan.

1.3 Manfaat Penulisan

1. Untuk Mahasiswa

Menambah pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan asuhan

kebidanan pada keluarga di komunitas.

2. Untuk Keluarga Binaan

Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran keluarga tentang kesehatan

sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup keluarga dan dapat

mewujudkan keluarga yang sehat, bahagia, sejahtera, dan berkualitas.

3. Untuk Instansi Kesehatan

Memberikan gambaran mengenai kondisi kesehatan keluarga Bapak T di

Kelurahan Mata air Kecamatan Padang Selatan sehingga dapat memberi

pelayanan kesehatan terbaik.

1.4. Sasaran

Sasaran Kebidanan Komunitas dan FOME adalah setiap anggota keluarga

pada keluarga bapak B, dengan Ibu MA dan Anak R (Bayi).


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. BATASAN KELUARGA

2.1.1. PENGERTIAN KELUARGA

Keluarga merupakan sekumpulan orang yang di hubungkan oleh

perkawinan, adopsi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan

mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental,

emosional dan social dari individu-individu yang ada di dalamnya terlihat

dari pola interaksi yang saling ketergantungan untuk mencapai tujuan bersama.

Keluarga sebagai perkumpulan dua atau lebih dari dua individu yang tergabung

karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatandan mereka

hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam

peranannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu

kebudayaan (Effendy, 2014). Dari pengertian keluarga diatas penulis dapat

menyimpulkan bahwa keluarga adalah seperangkat bagian yang saling tergantung

satu sama lain serta memiliki perasaan beridentitas dan berbeda dari anggota dan

tugas utama keluarga adalah memelihara kebutuhan psikososial anggota-

anggotanya dan kesejahteraan hidupnya secara umum.

2.1.2. TIPE-TIPE KELUARGA

Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai

macam pola kehidupan. Agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam

meningkatkan derajat kesehatan maka perawat perlu mengetahui berbagai tipe

keluarga. Menurut Friedman (2010). Tipe keluarga ada 2 yaitu :


A. Tipe keluarga tradisional

 Keluarga inti, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri, dan

anak (kandung atau angkat)

 Keluarga besar, yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga lain yang

mempunyai hubungan darah, misalnya :kakek, nenek, keponakan,

paman, bibi.

 Keluarga “Dyad”, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan

istri tanpa anak.

 “Single Parent”, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua

(ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan

oleh perceraian atau kematian.

 “Single Adult”, yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang

dewasa (misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost

untuk bekerja atau kuliah).

B. Tipe keluarga non tradisional

1. The unmarriedteenege mather : Keluarga yang terdiri dari orang tua

(terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah.

2. The stepparent family : Keluarga dengan orang tua tiri

3. Commune family : Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang

tidak ada hubungan saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber

dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama : sosialisasi anak dengan

melalui aktivitas kelompok atau membesarkan anaak bersama.

4. The non marital heterosexual cohibitang family : Keluarga yang hidup

bersama dan berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.


5. Group network family : Keluarga inti yang dibatasi set aturan atau nilai-

nilai, hidup bersama atau berdekatan satu sama lainnya dan saling

menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan, dan

tanggung jawab membesarkan anaknya.

6. Foster family : Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan

keluarga atau saudara didalam waktu sementara, pada saat orang tua anak

tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga

yang aslinya.

7. Homeless family : Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai

perlindungan yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan

dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental.

8. Gang : Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda

yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian

tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.

2.2 STRUKTUR KELUARGA

Sebuah peran didefinisikan sebagai kumpulan dari perilaku yang secara

relatif homogen dibatasi secara normatif dan diharapkan dari seseorang yang

menempati posisi sosial yang diberikan. Peran berdasarkan pada pengharapan atau

penetapan peran yang membatasi apa saja yang harus dilakukan oleh individu di

dalam situasi tertentu agar memenuhi harapan diri atau orang lain terhadap

mereka. Posisi atau status didefinisikan sebagi letak seseorang dalam suatu sistem

sosial. Menurut Friedman (2010) peran keluarga dapat diklasifikasikan menjadi

dua yaitu :
1. Peran Formal Keluarga

Peran formal adalah peran eksplisit yang terkandung dalam struktur

peran keluarga (ayah-suami, dan lainnya). Yang terkait dengan masing –

masing posisi keluarga formal adalah peran terkait atau sekelompok

perilaku yang kurang lebih homogen. Keluarga membagi peran kepada

anggota keluarganya dengan cara yang serupa dengan cara masyarakat

membagi perannya berdasarkan pada seberapa pentingnya performa peran

terhadap berfungsinya sistem tersebut. Beberapa peran membutuhkan

ketrampilan atau kemempuan khusus: peran yang lain kurang kompleks dan

dapat diberikan kepada mereka yang kurang terampil atau jumlah

kekuasaanya paling sedikit.

2. Peran Informal Keluarga

Peran informal bersifat implisit, sering kali tidak tampak pada

permukaannya, dan diharapkan memenuhi kebutuhan emosional anggota

keluarga dan/atau memelihara keseimbangan keluarga. Keberadaan peran

informal diperlukan untuk memenuhi kebutuhan integrasi dan adaptasi dari

kelompok keluarga.

Struktur keluarga didasarkan pada organisasi keluarga, yaitu

perilaku anggota keluarga dan pola hubungan dalam keluarga. Hubungan

yang ada dapat bersifat kompleks, misalnya seorang wanita bisa sebagai

istri, sebagai ibu, sebagai menantu, dan lain-lain, yang semua itu

mempunyai kebutuhan, peran dan harapan yang berbeda. Pola hubungan itu

akan membentuk kekuatan dan struktur peran dalam keluarga. Struktur

keluarga dapat diperluas dan dipersempit tergantung dari kemampuan dari


keluarga tersebut untuk merespon stressor yang ada dalam keluarga.

Struktur keluarga terdiri dari sebagai berikut :

1. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara

sedarah dalam beberapa generasi, di mana hubungan itu disusun melalui

jalur garis ayah.

2. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara

sedarah dalam beberapa generasi, di mana hubungan itu disusun melalui

jalur garis ibu.

3. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

sedarah istri.

4. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

sedarah suami.

5. Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi

pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian

keluarga karena adanya hubungan dengan suami dan istri.

Fungsi Keluarga

Menurut Marilyn M. Friedman (2010) fungsi keluarga dibagi menjadi 5 yaitu:

1) Fungsi Bektif

Memfasilitasi stabilisasi kepribadian orang dewasa memenuhi kebutuhan

psikologis anggota keluarga.

2) Fungsi Sosialisasi

Memfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan menjadikan anak

sebagai anggota masyarakat yang produktif serta memberikan status pada

anggota keluarga.
3) Fungsi Reproduksi

Untuk mempertahankan kontinuitas keluarga selama beberapa generasi dan

untuk keberlangsungan hidup masyarakat.

4) Fungsi ekonomi

Menyediakan sumber ekonomi yang cukup dan alokasi efektifnya.

5) Fungsi perawatan kesehatan

Menyediakan kebutuhan fisik-makanan, pakaian, tempat tinggal, perawatan

kesehatan (Friedman, 2010).

2.3 ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA

1. Definisi Kebidanan Komunitas

Kebidanan komunitas adalah upaya memberikan asuhan kebidanan

pada masyarakat baik individu, keluaraga, kelompok dan masyarakat yang

terfokus pada pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA), Keluarga

Berencana (KB), Kesehatan Reproduksi termasuk usia wanita adi yuswa

secara paripurna. Pelaksanaan pelayanan kebidanan komunitas didasarkan

pada empat konsep utama dalam pelayanan kebidanan yaitu manusia,

masyarakat, lingkungan, kesehatan dan pelayanan kebidanan yang

mengacu pada konsep paradigma kebidanan dan paradigma sehat sehingga

diharapkan tercapainya tarB kesejahteraan hidup masyarakat.

Pelayanan kebidanan komunitas adalah upaya yang dilakukan bidan

untuk pemecahan terhadap masalah kesehatan ibu dan anak balita didalam

keluarga dan masyarakat (Ambarwati, 2009).


2. Tujuan Asuhan Kebidanan di Komunitas

a. Tujuan umum

Mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya kesehatan

perempuan diwilayah kerja bidan.

b. Tujuan khusus

1) Meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan komunitas sesuai

tangguang jawab bidan

2) Meningkatkan pelayanan mutu ibu hamil, pertolongan persalinan,

perawatan nifas, dan perinatal secara terpadu

3) Menurunkan jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan resiko

kehamilan, persalinan, nifas, dan perinatal

4) Mendukung program-program pemerintah lainnya untuk

menurunkan angka kematian ibu dan anak

5) Membangun jejaring kerja dengan fasilitas rujukan dan tokoh

masyarakat setempat atau terkait.

3. Metode Prioritas Masalah

Masalah yang telah diidentifikasi perlu ditentukan menurut urutan

atau prioritas masalah, untuk itu digunakan beberapa metode. Metode yang

dapat digunakan dalam menetapkan urutan prioritas masalah, pada

umumnya dibagi atas Teknik Skoring dan Teknik Non Skoring, sebagai

berikut : Teknik scoring dapat digunakan apabila tersedia data kuantitatif

atau data yang dapat terukur dan dapat dinyatakan dalam angka, yang

cukup dan lengkap. Yang termasuk teknik scoring dalam penetuan

prioritas masalah, yakni:


a) Metode USG (Urgency, Seriousness, and Growth)

b) Metode MCUA (Multi Criteria Utility Assesment)

c) Metode CARL (Capability, Accesability, Readiness & Leverage)

d) Metode Hanlon (nama penemu metode Hanlon)


BAB III

ASUHAN KEBIDANAN

3.1 PENGKAJIAN

A. FORMAT PENGKAJIAN DATA KELUARGA

1. Identitas Keluarga

Nama Kepala Keluarga: Tn. B

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 41 tahun

Agama : Islam

Suku Bangsa : Indonesia

Pendidikan : SMA

Penghasilan perbulan : Rp. 500.000 - 800.000;-

Pekerjaan : Buruh harian lepas

Alamat : RT 01 RW 01 Kel. Mata air, Kec. Padang Selatan

2. Anggota keluarga

Hubungan
NO Nama Usia L/P Pendidikan Pekerjaan Ket
Keluarga
40
1 Asni Muchtar P Istri SMA IRT WUS
tahun
Reyhand 17 Tidak Anak usia
2 L Anak SD
Asrizal tahun bekerja sekolah
15 Tidak Anak usia
3 Arel Jonata L Anak SD
tahun bekerja sekolah
12 Tidak Anak usia
4 Genta Arya L Anak SMP
tahun bekerja sekolah
Stevhani 7 Belum Tidak
5 P Anak Bayi
Larisa bulan Sekolah bekerja

3. Riwayat pernikahan

a. Status Pernikahan : sah


b. Usia pertama kali menikah

Suami : 23 Tahun

Istri : 20 Tahun

Jumlah pernikahan

Suami : 1 kali

Istri : 1 kali

4. Status Kesehatan Keluarga (dalam 1 tahun)

Penyakit yang
Kondisi Pengobatan
NO Nama Usia L/P sedang / pernah
saat Ini yang dilakukan
diderita
41
1 Tn. B L Tidak ada Sehat -
Tahun
40
2 Ny. AM P Tidak ada Sehat -
Tahun
3 An. AJ 15 Tahun L Tidak ada Sehat -

4 An. GA 12 Tahun L Tidak ada Sehat -

5 An, SL 7 Bulan P Tidak ada Flu, batuk -

Kepemilikan Jamban : ada

Ketersediaan air bersih : ada

Kepemilikan kartu BPJS :

Suami : Ada, Aktif

Istri : Ada, Aktif

Anak : Tidak ada


Jarak rumah dengan pelayanan kesehatan : ± 1 Km

5. Pola kebiasaan sehari-hari

Kebiasaan makan
 Pola makan Keluarga : Makan Nasi dengan komposisi Lauk Pauk dan
Sayuran

 Frekuensi makan : 3 x Sehari

Kebiasaan Tidur/ Istirahat

 Kebiasaan Tidur / Istirahat baik dan teratur

 Tidur siang keluarga tidak menentu

 Malam hari tidur sekitar jam 22.00 WIB dan bangun pagi jam 05.00 WIB

Kebiasaan Diri

 Kebiasaan mandi 2x sehari dengan memakai sabun mandi, kebiasaan

menggosok gigi setiap kali mandi

6. Lingkungan rumah

Bentuk rumah semi permanen dan memiliki lantai semen yang

merupakan rumah sendiri, mempunyai ventilasi dan pecahayaan yang baik

serta terjaga kebersihannya dengan lantai rumah semen.

7. Tahap Perkembangan Keluarga

a. Riwayat Keluarga

Tipe keluarga Tn. B merupakan nuclear family yang terdiri dari

keluarga inti yaitu bapak, ibu dan anak. Riwayat keluarga sebelumnya :

hubungan dengan keluarga suami dan istri harmonis.

b. Pola Komunikasi Keluarga

Komunikasi Keluarga biasanya sering berkumpul di teras depan atau saat

makan bersama. Setiap ingin mengambil keputusan bapak dan ibu selalu

berdiskusi terlebih dahulu, bicara dengan saling terbuka satu sama lain

sehingga menghasilkan keputusan yang benar.

c. Struktur kekuatan keluarga


Keluarga Bapak B kurang mengetahui dan berupaya ke puskesmas jika

ada yang sakit dan menggunakan obat tradisional atau obat kampung

untuk berupaya meningkatkan status kesehatan anggota keluarga.

d. Struktur peran (formal dan informal)

Bapak B berperan sebagai kepala keluarga yang harus memenuhi

kebutuhan istri dan anak, beliau bekerja sebagai buruh lepas.

Ibu berperan sebagai istri dan Ibu dalam keluarga, setiap hari mengurus

rumah tangga dan menyiapkan kebutuhan suami dan anak. Setiap hari

Ibu tinggal di rumah menjaga anaknya.

e. Nilai dan norma keluarga

Nilai dan norma budaya keluarga tidak ada penerapan peraturan khusus

dalam keluarga Bapak B, hanya saja aturan yang sudah biasa dijalankan

seperti saling menghormati dan saling terbuka satu sama lain jika sedang

ada masalah.

f. Kebiasaan yang merugikan

Keluarga bapak B jarang berobat pada tenaga kesehatan saat ada yang

sakit

B. FORMAT PENGKAJIAN DATA BAYI

I. DATA SUBJEKTIF

a) Identitas

Nama Bayi :S

Umur : 7 bulan

Jenis Kelamin : Perempuan

b) Kunjungan ke posyandu : Tidak ada


c) Kepemilikan KMS : Tidak ada

d) Keadaan gizi menurut KMS : Tidak ada

e) Status imunisasi balita : Hb 0

f) Riwayat Kesehatan : Anak susah makan

g) Pola Aktivitas sehari-hari :

Pola nutrisi

Makan : 2 – 3 x / hari, jenis : Bubur Tim

Minum : 4-5 gelas/hari, jenis air putih dan susu

Riwayat pemberian ASI eksklusif : Tidak

Pemberian MP-ASI : ≥ 3 bulan

Pola Istirahat

Tidur malam : 12 jam

Tidur siang : 1-2 jam

Pola Eliminasi

BAB : 2-3 x / hari, Lunak

BAK : 6-7 x / hari, tidak ada keluhan

h) Pola kebiasaan

Anak hanya bermain di dalam rumah dan dipantau oleh kedua orang tuanya.

II. DATA OBJEKTIF


1. Pemeriksaan umum

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Composmentis Cooperatif

Tanda-Tanda Vital :

Nadi : 90 x / menit
Suhu : 36,2 0 C

RR : 30 x/menit

Pengukuran :

BB : 9 Kg

TB : 69 cm

2. Pemeriksaan Fisik

Inspeksi

Kepala : Bersih, simetris

Wajah : Simetris, tidak ada oedema

Mata : Konjungtiva merah muda

Telinga : Bersih

Mulut : Tidak pucat, lidah bersih

Dada : Pernapasan normal

Abdomen : Normal

Ekstremitas : Simetris, tidak oedema, gerakan aktif

Punggung : Tidak ada kelainan

Palpasi

Leher :Tidak teraba pembesaran kelenjer

tiroid maupun limfe

Abdomen : Tidak ada nyeri tekan

III. ASSESMENT

Diagnosa : By. R usia 7 bulan fisiologis

Masalah : Bayi tidak mengikuti Posyandu dan


Imunisasi Bayi tidak lengkap.

3.2 ANALISIS DATA

Dari hasil kunjungan pada keluarga Bapak B ditemukan data yang

dapat menimbulkan masalah kesehatan yaitu Bayi S berumur 7 bulan, tidak

ada pemantauan terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi, imunisasi

bayi tidak lengkap.

Ibu beranggapan bahwa bayinya sehat-sehat saja, tidak pernah

menderita sakit parah, sehingga tidak perlu untuk di imunisasi. Ibu hanya

menggunakan obat herbal dan obat kampung untuk mengobati sakit ringan

pada bayinya. Ibu juga mengatakan takut untuk mengunjungi tenaga

kesehatan sejak pandemi.

3.3 PERUMUSAN MASALAH

Dalam merumuskan masalah yang dapat dikaitkan dengan kesehatan,

dilakukan pendataan pada Keluarga Bapak B, RT 01, RW 01 kelurahan

Mata air. Adapun permasalahan yang kami temukan adalah :

“Bayi A berumur 7 bulan dengan imunisasi tidak lengkap”.

3.4 PRIORITAS MASALAH

Setelah mendapatkan data – data yang lengkap dari keluarga Bapak B,

didapatkan masalah kesehatan keluarga yang menjadi prioritas masalah,

dengan menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness, Growth).

Urgency adalah tingkat kegawatan sebuah masalah, dimana apabila tidak

ditanggulangi akan menyebabkan kegawatan yang lebih parah.

Seriousness adalah tingkat keseriusan sebuah masalah, apabila masalah

tidak diselesaikan dengan cepat akan berakibat serius pada masalah lainnya.
Sedangkan growth adalah besar atau luasnya masalah berdasarkan

pertumbuhan dan perkembangan, artinya apabila masalah tersebut tidak

ditanggulangi maka pertumbuhannya akan terus berkembang.

Penentuan prioritas masalah kesehatan dalam keluarga Tn. T

Nilai Kriteria
No Masalah Nilai Akhir
U S G
1. Bayi S berumur 7 bulan, 4 5 6 15
imunisasi tidak lengkap dan tidak
ada pantauan secara signifikan
terhadap tumbang bayi.

Keterangan :
Skor 1-3 : Tidak terlalu gawat, tidak terlalu serius, masalah tidak
luas / besar.
Skore 4-5 : Cukup gawat, cukup berakibat serius pada masalah
lainnya, masalah cukup luas.
Skore 6-8 : Sangat gawat, dapat berakibat yang serius, masalah yang
terjadi sangat besar / luas.

Berdasarkan hasil skoring USG didapatkan masalah kesehatan keluarga

yang menjadi prioritas adalah Bayi S usia 7 bulan, imunisasi tidak lengkap

dan tidak adanya pantauan terhadap tumbang bayi.

3.5 PERENCANAAN

Dari penentuan prioritas masalah tersebut terlebih dahulu disusun

matriks rencana intervensi untuk keluarga Tn. B :

Rencana pemeliharaan kesehatan keluarga dan intervensi


Masalah Tujuan Rencana Pelaksanaan Evaluasi
No Sasaran
Kebidanan Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan
1. Bayi S tidak Memberika n KIE Bayi  Menentukan
pernah di informasi Pentingnya
waktu yang
cek tumbuh mengenai memantau
kembangny kegiatan tumbang bayi tepat untuk
a dan dalam dan Imunisasi
melakukan
imunisasi posyandu dasar bayi dan
tidak balita saat balita. intervensi.
lengkap. covid,
Menggunakan  Mengukur
pentingnya
memantau leaflet tingkat
tumbang
pengetahuan
bayi, dan
imunisasi Ibu tentang
dasar bayi
tumbang bayi
dan balita.
dan balita,
imunisasi dasar
bayi, dan
penanggulangan
saat bayi sakit.
 Memberikan
penjelasan
pentingnya
dilakukan
pemantauan
tumbang dan
imunisasi dasar
pada bayi dan
balita.
3.6. PENATALAKSANAAN

No Kegiatan Waktu Tempat Hasil


1 Melakukan Rumah Telah dilaksanakan
26 Agustus
kunjungan rumah kunjungan rumah dan
keluarga
dan konseling 2021
binaan konseling tentang :
- Pertumbuhan dan
Perkembangan bayi
- Imunisasi dasar bayi
dan balita

3.7 EVALUASI

Setelah dilakukan KIE pada keluarga Bapak B, kegiatan berjalan

dengan lancar, Ibu dapat mengikuti kegiatan KIE dari awal sampai akhir,

Ibu mendengarkan informasi yang disampaikan, Ibu dapat mengulang

kembali informasi yang disampaikan secara umum, dan bertanya pada hal

yang kurang mengerti saat diberikan penjelasan, Ibu mengatakan akan

menyampaikan informasi kepada suami dan akan mendiskusikannya

bersama-sama.
BAB IV

PEMBAHASAN
4.1. Faktor Pendukung

1. Dinas Kesehatan Kota Padang, BKKBN, dan Puskesmas Mata air serta

jajarannya yang secara teknis mendukung baik dalam pelaksanaan kegiatan

Kebidanan Komunitas dan FOME bagi mahasiswi Profesi Bidan di

Kelurahan Mata air Kecamatan Padang Selatan.

2. Bapak Camat Padang Selatan, Bapak Lurah Kelurahan Mata air, Bapak

Ketua RW dan RT, Tokoh Masyarakat, dan Ibu-ibu Kader Kesehatan yang

berperan aktif, mendukung serta membantu dalam pelaksanaan Kebidanan

Komunitas dan FOME bagi mahasiswi Profesi Bidan di Kelurahan Mata air

Kecamatan Padang Selatan.

3. Adanya dukungan dan respon yang baik dari keluarga bapak B atas

kehadiran mahasiswa untuk melakukan kegiatan Kebidanan Komunitas dan

FOME dan setuju untuk dijadikan keluarga binaan

4. Ibu AM mau meluangkan waktunya jika mahasiswa datang ke rumah untuk

melakukan pendataan dan senang hati mendengarkan informasi yang

disampaikan.

4.2. Faktor Penghambat

1. KIE tidak dapat diberikan langsung pada Bapak B karena beliau bekerja

sehingga tidak dapat berjumpa dengan Bapak B.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan pada keluarga Bapak B,

didapatkan kesimpulan bahwa :

1. Dari data yang diperoleh selama pengkajian, keluarga Bapak B

termasuk ke dalam struktur keluarga kawinan dan termasuk ke dalam

bentuk the nuclear family (keluarga inti).

2. Dari hasil analisa data selama melakukan pengkajian, prioritas masalah

yang didapatkan adalah Bayi S usia 7 bulan, imunisasi tidak lengkap,

ibu belum pernah membawa bayinya ke posyandu.

3. Dari hasil diagnosa masalah, dilakukan beberapa rencana asuhan yang

kemudian diimplementasikan sesuai dengan prioritas masalah yang ada,

kemudian dilakukan evaluasi. Hasil evaluasi yang didapatkan adalah

ibu sudah mengerti dan paham tentang cara menangani gangguan

makan pada bayi serta pertumbuhan dan perkembangan bayi.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Mahasiswa

Diharapkan dapat mengkaji lebih dalam tentang pendataan keluarga, dan

dapat melakukan penatalaksanaan masalah lebih baik.

5.2.2 Bagi Keluarga

Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran keluarga

tentang pentingnya kesehatan sehingga dapat mewujudkan keluarga

yang sehat dan bahagia.


5.2.3 Bagi Instansi Kesehatan

Diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai kondisi kesehatan

keluarga Bapak B di Kelurahan Mata air Kecamatan Padang Selatan

sehingga bisa memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada masyarakat.


DBTAR PUSTAKA

Almatsier, sunita. Susirah sotardjo. Moerijanti soekarti. 2011. Gizi seimbang

dalam Daur Kehidupan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Boediman, Dradjat. 2009. Sehat Bersama Gizi. Jakarta : CV. Sangung

Seto.

Dedeh Kurniasih, Hilman Hilmansyah, Marfuah Panji Astuti dan Saeful

Imam. 2014. Sehat & Bugar Berkat Gizi Seimbang. Nakita dan

Yayasan Institut Danone. PT Gramedia. Jakarta

Elly D. 2018. Asuhan Kebidanan Komunitas. Bahan Ajar Kebidanan :

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Friedman, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori, Dan

Praktek.Edisi Ke-5. Jakarta: EGC.

Hasdianah, dkk. 2014. Gizi, Pemantapan Gizi, Diet, dan Obesitas.

Yogyakarta: Nuha Medika.

Harmoko. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Prabantini, D. 2010. Makanan Pendamping ASI. Yogyakarta: ANDI

Toeti Soenardi. 2016. Hidup Sehat Gizi Seimbang dalam Siklus Kehidupan

Manusia. Ranch Market. Penerbit PT Primamedia Pustaka. Jakarta

Wahyuni, E.2018. Asuhan Kebidanan Komunitas. Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia.

www.idai.or.id
Satuan Acara Konseling

SATUAN ACARA KONSELING (SAK)

Gizi Seimbang Anak Usia Dini

I. PENGANTAR
Topic : Posyandu Balita
Sub topic : Tumbang dan Imunisasi dasar Bayi dan Balita
Sasaran : Ibu ”AM”
Hari/tanggal : Selasa, 26 Agustus 2021
Jam : 10.00 WIB
Waktu : 20 menit
Tempat : Rumah Ibu ”MAS”

II. TUJUAN UMUM


Setelah mendapatkan konseling ini, diharapkan Ibu dapat
mengetahui pentingnya pemantauan terhadap tumbuh kembang bayi dan
balita, serta memahami terhadap Imunisasi dasar bayi dan balita.

III. TUJUAN KHUSUS


Setelah mengikuti konseling dapat menjelaskan kembali:
a. Menjelaskan kembali kegiatan , tujuan posyandu balita ?

b. Menyebutkan tahapan tumbuh kembang bayi dan balita?

c. Menjelaskan mengenai imunisasi dasar bayi dan balita?

IV. KOMUNIKATOR
Mahasiswa Program Studi Profesi Bidan FK UNAND (Adilla Zamri)
V. MATERI
Terlampir (Tumbuh Kembang Bayi dan Balita, Imunisasi dasar)
VI. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
VII. MEDIA
1. Materi SAK
2. LeBlet
VIII. KEGITAN PEMBELAJARAN

No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan peserta


1 2 menit Pembukaan:
 Memberi salam  Menjawab salam
 Menjelaskan tujuan pembelajaran  Mendengarkan dan
 Menyebutkan materi/pokok bahasan memperhatikan
yang akan disampaikan
2 10 menit Pelaksanaan:  Menyimak dan
 Menjelaskan materi penyuluhan memperhatikan
secara berurutan dan teratur
Materi :
1. Program dan Tujuan Posyandu
Balita
2. Tahapan Tumbuh Kembang Bayi
dan Balita
3. Imunisasi dasar Bayi Balita

3 5 menit Evaluasi :
1. Memberikan kesempatan pada ibu  Bertanya, dan
menjawab pertanyaan
untuk bertanya.
2. Menanyakan kembali pada ibu
tentang materi yang telah
diberikan.
4 3 menit Penutup :
- Menyimak
 Menyimpulkan materi
- Menjawab salam
 Mengucapkan terimakasih dan
mengucapkan salam
IX. EVALUASI

Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman Ibu mendapatkan

penyuluhan, maka diberikan pertanyaan :

a. Jelaskan tujuan posyandu balita?

b. Jelaskan Tahapan Tumbuh Kembang Bayi dan Balita ?

c. Jelaskan Mengapa perlu Imunisasi?

X. LAMPIRAN MATERI

Tinjauan Umum Tentang Pos Yandu


A) Definisi, Tujuan, dan Sasaran

Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan salah satu Upaya

Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan oleh,

dari, dan bersama masyarakat, untuk memberdayakan danmemberikan

kemudahan kepada masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi

ibu, bayi dan anak balita (Kemenkes, 2012). Posyandu terintegrasi adalah

kegiatan pelayanan sosial dasar keluarga dalam aspek pemantauan tumbuh

kembang anak. Dalam pelaksanannya dilakukan secara koordinatif dan

interatif serta saling memperkuat antar kegiatan dan program untuk

kelangsungan pelayanan di posyandu sesuai dengan pemberdayaan

masyaraka

Istilah posyandu yang dikenal sebagai pos pelayanan terpadu adalah

suatu tempat yang kegiatannya tidak dilakukan setiap hari melainkan satu

bulan sekali diberikan oleh pemberi pelayanan kesehatan terdiri dari

beberapa pelayanan kesehatan yaitu :


a. Pelayanan pemantauan pertumbuhan berat badan balita.

b. Pelayanan Imunisasi.

c. Pelayanan kesehatan Ibu dan anak.

Pelayanan ibu berupa pelayanan ANC (Antenatal Care), kunjungan

pasca persalinan (nifas) sementara pelayanan anak berupa deteksi

dan intervensi dini tumbuh kembang balita dengan maksud

menemukan secara dini kelainan-kelainan pada balita dan

melakukan intervensi segera.

d. Pencegahan dan penanggulangan diare dan pelayanan kesehatan

lainnya.

Posyandu berfungsi sebagai media diskusi, media informasi, media

edukasi/pendidikan dan media fasilitasi (pembimbingan) bagi masyarakat.

Sasaran Posyandu Sasaran dalam penyelenggaraan Posyandu

yakni:

a. Bayi Usia < 1 tahun

b. Anak Balita 1 –5 tahun

c. Ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu nifas

d. Wanita Usia Subur (WUS)

B) PERTUMBUHAN FISIK PADA BAYI USIA 6 -11 BULAN

a.Tinggi dan berat badan

Pada usia 4 bulan, ukuran bayi antara 23 dan 24 inci, pada usia satu

tahun antara 28 dan 30 inci. Pada usia 4 bulan berat bayi biasanya

bertambah dua kali lipat. Pada usia satu tahun berat Bayi Sata-rata tiga

kali lebih berat dari berat badan lahir atau sekitar 21 ons.
b.Proporsi Fisik

Bayi baru lahir memiliki ukuran kepala lebih berat dibandingkan

dengan anggota tubuh lainnya kemudian akan semakin berkurang

sedangkan pertumbuhan badan dan tungkai meningkat.

c.Tulang

Jumlah tulang meningkat selamamasa bayi. Pengerasan tulang

dimulai pada awal tahun pertama, tetapi belum selesai sampai masa

puber. Ubun-ubun atau daerah otak yang lunak 50% bayi baru lahir akan

tertutup pada usia delapan belas bulan dan hamper semua bayi telah

tertutup pada usia dua tahun.

d. Gigi

Rata-rata bayi mempunyai 4-6 gigi susu pada usia satu tahun dan

16 pada usia dua tahun. Gigi yang pertama muncul adalah gigi depan

sedangkan yang terakhir adalah geraham.

e.Susunan SarB

Pada waktu lahir, berat otak adalah seperdelapan berat total bayi.

Pertambahan berat otak paling pesat pada usia dua tahun. Otak kecil

yang berperan penting untuk menjaga keseimbangan dan

pengendalian tubuh bertambah beratnya tiga kali lipat pada usia satu

tahun. Hal ini juga berlaku pada otak besar.

(JBar et al, 2016)


C. IMUNISASI DASAR

Imunisasi adalah perlindungan yang paling ampuh untuk mencegah

beberapa penyakit berbahaya tsb. Imunisasi merangsang kekebalan tubuh

bayi sehingga dapat melindungi dari beberapa penyakit berbahaya seperti

penyakit saluran pernapasan akut, Polio, kerusakan hati, Tetanus, Campak

dan banyak lagi penyakit berbahaya lainnya.

Bayi yang kelihatannya sehat belum tentu kebal terhadap serangan

penyakit berbahaya. Membawa bayi kita ke Posyandu atau tempat

pelayanan kesehatan lainnya untuk mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap

sesuai jadwal adalah wujud kasih sayang dan tanggung jawab melindungi

buah hati tercinta. Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap berguna untuk

member perlindungan menyeluruh terhadap penyakit-penyakit yang

berbahaya. Dengan memberikan lmunisasi Dasar Lengkap sesuai jadwal,

tubuh bayi dirangsang untuk memliki kekebalan sehingga tubuhnya mampu

bertahan melawan serangan penyakit berbahaya.

LIMA IMUNISASI DASAR LENGKAP

BERIKAN SEBELUM BAYI BERUSIA 1TAHUN

 1 Bulan BCG Polio 1, Mencegah Penularan Tuberculosis dan Polio

 2 Bulan DPT-HB-Hib 1 Polio 2, Mencegah Polio, Difteri, Batuk

Rejan, Tetanus, Hepatitis B, Meningitis, & Pneumonia

 Bulan DPT-HB-Hib 2 Polio 3

 4 Bulan DPT-HB-Hib 3 Polio 4

 9 Bulan Campak Mencegah Campak


DBTAR PUSTAKA

Almatsier, sunita. Susirah sotardjo. Moerijanti soekarti. 2011. Gizi seimbang

dalam Daur Kehidupan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Boediman, Dradjat. 2009. Sehat Bersama Gizi. Jakarta : CV. Sangung Seto.

Dedeh Kurniasih, Hilman Hilmansyah, Marfuah Panji Astuti dan Saeful Imam.

2014. Sehat & Bugar Berkat Gizi Seimbang.Nakita dan Yayasan Institut

Danone. PT Gramedia. Jakarta

Dian, Fivi Melva. 2010. Pemantauan Perkembangan Anak Balita. Jurnal

Kesehatan Masyarakat, Maret 2010-September 2010, Volume 4, Nomor2

Kemenkes RI. 2017. Penilaian Status Gizi

Kemenkes, RI. 2016. Buku Saku Pemantauan Status Gizi Dan Indikator Kinerja

Gizi Tahun 2015. Jakarta : Kemenkes RI.

Kaunang, dkk.. 2016. Hubungan Pemberian Imunisasi Dasar Dengan Tumbuh

Kembang Pada Bayi (0-1 Tahun) di Puskesmas Kembes Kecamatan

Tompobulu Kabupaten. Jurnal Keperewatan, Vol. 4, Nomor 1, Tahun

2016

Khotimah, Husnul. 2015. Hubungan Antara Usia, Status Gizi, Dan Status

Imunisasi dengan Kejadian Campak Balita. Skripsi.Akbid La Tansa

Mashiro. Rangkasbitung.

Sugiyarti, dkk.. 2014. Kepatuhan Kunjungan Posyandu dan Status Gizi Balita di

Posyandu Karangbendo Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. JNKI, Vol. 2,

Nomor 3, Tahun 2014, 141-146

Toeti Soenardi. 2016. Hidup Sehat Gizi Seimbang dalam Siklus Kehidupan

Manusia. Ranch Market. Penerbit PT Primamedia Pustaka. Jakarta


Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai