PROPOSAL
Oleh :
Pernyataan ini saya buat dengan penuh tanggung jawab dan saya bersedia
menerima konsekuensi apapun sesuai aturan yang berlaku apabila di kemudian
hari diketahui bahwa pernyataan ini tidak benar.
i
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, karunia,
maghfiroh dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal
Skripsi dengan judul “Pengaruh Senam Ergonomis dan Terapi Air Putih
Terhadap Perubahan Kadar Asam Urat Pada Lansia” sebagai salah satu
persyaratan untuk menyelesaikan Program Studi Keperawatan STIKes Ngudia
Husada Madura.
Selanjutnya ucapan terimakasih yang tak terhingga dan setinggi-tingginya
kepada yang terhormat:
1. Dr. Mustofa Haris, S.Kep., M.Kes selaku Ketua Yayasan Ngudia Husada
Madura yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti
dan menyelesaikan pendidikan di STIKes Ngudia Husada Madura.
2. Dr. Fitriyah, S. Kep., Ns., M. Pd., M. Kep. Selaku Pembina Yayasan Ngudia
Husada Madura yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk
mengikuti dan menyelesaikan pendidikan di STIKES Ngudia Husada
Madura.
3. Dr. M. Hasinuddin, S.Kep., Ns., M. Kep selaku Ketua STIKes Ngudia
Husada Madura yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk
mengikuti dan menyelesaikan pendidikan di STIKes Ngudia Husada
Madura.
4. Merlyna Suryaningsih, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Program Studi
Keperawatan STIKes Ngudia Husada Madura sekaligus selaku pembimbing
yang telah membimbing dengan sabar dan memberikan semangat serta
dukungan dalam menyelesaikan Proposal Skripsi
5. Alvin Abdillah, S.Kep., Ns., M.AP., M.Kep Selaku pembimbing yang telah
menyediakan waktu dan dengan penuh kesabaran memberikan pengarahan
dan masukan kepada peneliti dari awal sampai terselesaikannya proposal ini.
6. Agus Priyanto, S.Kep., Ns., M.AP., M.Kep selaku wali kelas yang selalu
memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan Proposal
Skripsi.
iv
7. Luluk Fauziyah, S.kep., Ns., M.kep selaku dosen penguji dalam penelitian
saya
8. Qurrotu Aini, S.Kep., Ns., M.Kes selaku PJ Skripsi Tahun 2021 yang telah
memberikan petunjuk dan arahan.
9. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh staf STIKes Ngudia Husada Madura
yang telah membantu dalam menyelesaikan Proposal Skripsi ini.
10. Tidak lupa juga saya ucapkan terimakasih kepada teman-teman
Keperawatan 2017 yang selalu memberikan semangat Khususnya kepada
keluarga besar SQUAD B-MINE sehingga saya bisa menyelesaikan
Proposal Skripsi ini.
11. Serta Bapak, ibu dan keluarga besar saya yang selalu memberikan dukungan
moral dan materi, motivasi, restu serta do’a yang berlimpah sehingga
Proposal Skripsi ini dapat diselesaikan Allhamdulilah.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa Proposal Skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca yang sifatnya membangun sangat diharapkan penulis dalam perbaikan
dimasa yang akan datang. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi peneliti
khususnya dan bagi pembaca umumnya.
v
DAFTAR ISI
vi
2.4.4 Pengaruh Terapi Air Putih dengan Asam Urat ........................................59
2.5 Kerangka Konsep ............................................................................................62
2.5.1 Kerangka Konseptual...............................................................................63
2.6 Hipotesis...........................................................................................................64
BAB 3 METODE PENELITIAN........................................................................65
3.1 Desain Penelitian .............................................................................................65
3.2 Identifikasi Variabel ........................................................................................66
3.2.1 Variabel Independen (Variabel Bebas) ...................................................67
3.2.2 Variabel Dependen (Variabel Terikat) ....................................................67
3.3 Definisi Operasional ........................................................................................67
3.4 Populasi, Sampel, Besar Sampel, dan Teknik Sampling ................................69
3.4.1 Populasi ...................................................................................................69
3.4.2 Sampel .....................................................................................................70
3.4.3 Besar Sampel ...........................................................................................70
3.4.4 Teknik Sampling .....................................................................................71
3.5 Tempat dan Waktu Penelitian .........................................................................72
3.6 Alat Pengumpulan Data ..................................................................................72
3.7 Validitas dan Reliabilitas ................................................................................73
3.7.1 Uji Validitas .............................................................................................73
3.7.2 Uji Reliabilitas .........................................................................................73
3.8 Etika Penelitian ...............................................................................................73
3.8.1 Nilai Sosial ..............................................................................................74
3.8.2 Nilai Ilmiah ..............................................................................................74
3.8.3 Pemerataan Beban dan Manfaat ..............................................................75
3.8.4 Potensi Manfaat dan Resiko ....................................................................75
3.8.5 Bujukan (Inducement) .............................................................................75
3.8.6 Privasi dan Kerahasiaan (Cofidentiality) .................................................76
3.8.7 Informed Consent (Persetujuan Responden) ...........................................76
3.9 Cara Pengumpulan Data ..................................................................................77
3.10 Pengolahan Data ............................................................................................78
3.10.1 Pemeriksaan Data (Editing) ...................................................................78
3.10.2 Pemberian Skor (Scoring) .....................................................................79
3.10.3 Pemberian Kode (Coding) .....................................................................79
3.10.4 Tabulasi (Tabulating). ...........................................................................79
3.11 Analisis Data .................................................................................................79
3.11.1 Analisis Deskriptif .................................................................................79
3.11.2 Analisis Inferensial ................................................................................80
3.12 Kerangka Kerja .............................................................................................82
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................83
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
DAFTAR SINGKATAN, ISTILAH DAN ARTI LAMBANG
xi
BAB 1
PENDAHULUAN
Lansia merupakan orang dengan usia lebih dari 60 tahun, pada usia
mampu diberikan tugas-tugas dan tanggung jawab yang berat dan beresiko
tinggi. Pada usia lanjut daya tahan fisik sudah mengalami kemunduran fungsi
disebabkan karena imunitas dan kekuatan fisik ikut melemah begitu juga
berbagai macam penyakit seperti peningkatan kadar asam urat yang dapat
Penyakit asam urat atau biasa dikenal dengan athritis gout merupakan
di dalam tubuh. Asam urat merupakan hasil metabolisme akhir dari purin
2
yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat dalam inti sel tubuh.
persendian dan sering dialami oleh lansia (Anggraeni & Mujahid, 2020).
Kadar normal asam urat (uric acid) pada wanita 2,6-6,0 mg/dl dan pada pria
(uric acid) dalam darah melebihi batas normal. Arthritis gout muncul sebagai
Prevalensi meningkat hingga 10% pada laki-laki dan 6% pada wanita berusia
lebih dari 80 tahun (Lansia). Peningkatan kejadian gout arthritis tidak hanya
yang mengalami atau penderita asam urat berdasarkan umur yaitu umur 45-54
diagnosis yaitu 15,5%, umur 65-74 tahun berdasarkan diagnosis yaitu 18,6%
dan umur 75 tahun atau lebih yaitu mencapai 18,9% (Riskesdas, 2018).
asam urat.
asam urat merupakan salah satu faktor risiko serangan asam urat. Hubungan
antara keturunan dengan kadar asam urat diduga karena adanya metabolisme
yang berlebihan dari purin merupakan salah satu hasil residu metabolisme
tubuh terhadap makanan yang mengandung purin, kondisi ini secara teoritis
terjadi peningkatan asam urat serta ditandai linu pada sendi, terasa sakit,
nyeri, merah dan bengkak keadaan ini dikenal dengan gout. Gout termasuk
kalau dibiarkan saja kondisi ini dapat berkembang menjadi arthritis yang
tingginya kadar asam urat dalam darah yang bisa dipicuh oleh bermacam
sangat mengganggu penderitanya. Jika tidak segera diatasi, penyakit ini juga
itu terapi secara non farmakologis lebih utama untuk mencegah atau mungkin
kompres air hangat, diet rendah purin dengan cara mengatur pola hidup dan
kadar asam urat. Dua puluh menit berolahraga perhari sangat dianjurkan
untuk menjaga tubuh tetap bugar dan menurunkan kadar asam urat (Aslidar,
membetulkan posisi dan kelenturan sistem syaraf dan aliran darah. Senam
atau ozon dalam darah dan sistem kekebalan tubuh (Hidayat & Cloudia,
otot dan tekhnik pernafasan. Teknik pernafasan yang dilakukan dalam senam
asam urat oleh plasma darah dari sel ke ginjal yang nantinya akan dikeluarkan
dalam bentuk feces dan urine (Nursanti, 2018). Selain senam ergonomis salah
satu terapi yang bisa dan mudah dilakukan yaitu terapi air putih.
Terapi air putih adalah salah satu cara pengobatan alternatif yang
bersifat alamiah. Menggunakan media yang sudah sudah disediakan alam, air.
Prinsip dasar dari terapi air adalah minum air biasa dengan metode yang
benar bisa memurnikan tubuh manusia. Penggunaan air sebagai media dalam
terapi air putih ini selaras dengan cara kerja tubuh manusia (Teo Aji, n.d,
2020).
banyak cairan. Mengatasi asam urat dengan terapi air putih adalah cara yang
paling tepat. Air dapat membantu mengeluarkan asam urat melalui urine.
Selain itu juga mempermudah ginjal untuk membuang dan mengeluarkan zat
asam urat yang diproduksi oleh purin. Pada prisnsipnya, semakin banyak
minum air putih maka kadar purin yang tinggi akan luruh ketika orang buang
kadar asam urat dalam darah dan yang termasuk sumber purin yang
tumbuhan dan lain lain. Proses tejadinya penyakit asam urat pada
b. Konsumsi alkohol
c. Faktor metabolisme
urat diginjal akan mengalami empat tahap yaitu asam urat ari plasma
al.,2011).
d. Mengonsumsi obat-obatan
urat di ginjal sebaliknya dapat menurunkan ekskresi asam urat urin (El
e. Genetik
Salah satu faktor risiko asam urat adalah faktor genetik atau
urat memiliki riwayat penyakit yang sama pada salah satu anggota
lain. Dalam hal ini, asam urat disebabkan oleh adanya kerusakan
asam urat serum dan merupakan salah satu faktor resiko terjadinya
masa tubuh dan kadar asam urat. Kebanyakan kasus gout diakibatkan
(Kumalasari, 2009).
h. Usia
Pada umur beranjak dewasa dan tua, orang akan semakin berisiko
Soetardjo, 2011).
masa tanpa lemak dan masa tulang, sedangkan masa lemak tubuh
i. Jenis kelamin
alami laki-laki memiliki kadar asam urat di dalam darah yang lebih
j. Penyakit komplikasi
1.3 BatasanMasalah
maka batasan masalah pada peneliatian ini yaitu mengetahui pengaruh senam
ergonomis dan terapi air putih terhadap perubahan kadar asam urat pada
Lansia.
1. Apakah ada perbedaan kadar asam urat sebelum dan sesudah diberikan
2. Apakah ada perbedaan kadar asam urat sebelum dan sesudah diberikan
3. Apakah ada pengaruh senam ergonomis dan terapi air putih terhadap
ergonomis dan terapi minum air putih terhadap perubahan kadar asam urat
pada Lansia.
senam ergonomis dan terapi air putih terhadap perubahan kadar asam urat
didalam tubuh.
13
terhadap perubahan
kadar asam urat darah
pada penderita asam
urat.
TINJAUAN PUSTAKA
Lansia merupakan orang dengan usia lebih dari 60 tahun, pada usia
lansia secara normal tubuh akan mengalami beberapa kemunduran baik secara
diberikan tugas-tugas dan tanggung jawab yang berat dan beresiko tinggi.
Pada usia lanjut daya tahan fisik sudah mengalami kemunduran fungsi
disebabkan karena imunitas dan kekuatan fisik ikut melemah begitu juga
tahun.
d. Lansia dengan risiko tinggi, yaitu kelompok yang berusia lebih dari 70
tahun atau kelompok usia lanjut yang hidup sendiri, terpencil, tinggal di
kumulatif, dan suatu proses penurunan daya tahan tubuh dalam menghadapi
rangsangan dari dalam dan luar tubuh yang berakhir dengan kematian
terjadinya aksi dari zat metabolik akibat mutasi spontan, radikal bebas dan
18
adanya kesalahan pada molekul DNA, dan perubahan yang terjadi di dalam
sel ataupun akibat pengaruh dari luar sel. Menurut Dewi & Darwin, 2014
kering serta muncul garis-garis yang menetap pada wajah, penurunan indera
manusia, tidak hanya perubahan fisik, tetapi juga kognitif, perasaan, sosial
a. Perubahan Fisik
1) Sistem Indra
suara yang tidak jelas, sulit dimengerti kata-kata, 50% terjadi pada
2) Sistem Intergumen
Pada lansia kulit mengalami atropi, kendur, tidak elastis kering dan
3) Sistem Muskuloskeletal
pada lansia, jaringan ikat sekitar sendi seperti tendon, ligament dan
4) Sistem Kardiovaskuler
jaringanikat.
5) Sistem Respirasi
7) Sistem Perkemihan
8) Sistem Saraf
9) Sistem reproduksi
ovary dan uterus. Terjadi atropi payudara. Pada laki-laki testis masih
secaraberangsur-angsur.
b. Perubahan Kognitif
Perubahan kognitif yang terjadi pada lansia antara lain dapat berupa
c. Perubahan mental
egosentrik, mudah curiga, dan bertambah pelit atau tamak bila memiliki
Sikap umum yang ditemukan pada hampir setiap lansia yaitu keinginan
d. Perubahan spiritual
e. Perubahan Psikososial
1) Kesepian
diantaranya:
kompleks hidupnya.
hidup (suami dan atau istri), dan hidup sendirian karena anaknya
cukup tinggi. Sementara tipe yang kedua adalah lansia yang cemas
sendiri, takut mati karena banyak tujuan hidup yang belum tercapai,
juga merasa cemas karena sendirian dan tidak akan ada yang
3) Depresi
sering kehilangan dukungan yang cukup besar (dalam hal ini dari
50 lansia muda, meningkat lagi menjadi 57,65 % pada lansia madya, dan
Kesehatan RI, 2013). Keluhan kesehatan itu sendiri adalah suatu keadaan
kesehatan pada lansia dapat mengindikasikan gejala awal dari penyakit kronis
yang sebenarnya tengah diderita. Adapun jenis keluhan kesehatan yang paling
banyak dialami lansia adalah keluhan lainnya, yaitu jenis keluhan kesehatan
yang secara khusus memang diderita lansia seperti asam urat, darah tinggi,
darah rendah, reumatik, diabetes, dan berbagai jenis penyakit kronis lainnya
senyawa nitrogen, proses katabolisme purin terjadi karena dua hal yaitu dari
purin yang terkandung dalam makanan maupun dari asam nukleat endogen
DNA. Asam urat dalam jumlah besar dikeluarkan oleh ginjal, namun dapat
juga di eksresi melalui saluran cerna, tetapi dalam jumlah yang sedikit
(Prayogi, 2017).
Setiap orang memiliki kadar asam urat (uric acid) dan tidak boleh
melebihi kadar normal. Kadar asam urat (uric acid) pada setiap orang
memang berbeda. Untuk kadar asam urat (uric acid) normal pada pria berkisar
antara 3,5-7,0 mg/dl, dan pada wanita 2,6-6,0 mg/dl. Menurut tes enzimatik,
kadar asam urat normal maksimal 7 mg/dl, sedangkan pada teknik biasa, nilai
memproduksi asam urat dalam jumlah besar sedangkan eksresi asam urat
disebabkan karena sintesa purin yang tidak berjalan dengan normal sehingga
a. Asam.urat primer Sekitar 99% penyebab asam urat primer belum diketaui
berasal dari faktor genetik dan hormonal. Sehingga hal tersebut dapat
purin tinggi adalah sebab meningkatnya asam urat sekunder akibat nutrisi.
Asam urat merupakan kristal putih tidak berbau dan tidak berasa lalu
sehingga cairan ekstraselular yang disebut sodium urat. Jumlah asam urat
dalam darah dipengaruhi oleh konsumsi dari luar, biosintesis asam urat /
kadar asam urat dalam darah dan yang termasuk sumber purin yang tinggi
lain. Proses tejadinya penyakit asam urat pada awalnya disebabkan oleh
konsumsi zat yang mengandung purin secara berlebihan. Setelah zat purin
28
2009).
b. Konsumsi alkohol
laki dengan asam urat. Selain mengandung purin dan etanol, alkohol juga
resiko terjadinya gout, terutama pada pria. Kadar laktat darah meningkat
c. Faktor metabolisme
empat tahap yaitu asam urat ari plasma kapiler masuk ke glomerulus dan
proksimal dan direabsoorbsi kembali pada tubulus distal. Asam urat akan
d. Mengonsumsi obat-obatan
(Krisnatuti, 2007).
dapat menurunkan ekskresi asam urat urin (El Ridi & Tallima, 2017)
e. Genetik
Salah satu faktor risiko asam urat adalah faktor genetik atau keturunan.
jantung karena penyakit ini melibatkan faktor keturunan (gen) dan faktor
30
hal ini, asam urat disebabkan oleh adanya kerusakan jaringan yang
Kenaikan berat badan sering dihubungkan dengan kadar asam urat serum
dan merupakan salah satu faktor resiko terjadinya asam urat. Hal ini
kuat antara peningkatan indeks masa tubuh dan kadar asam urat.
h. Usia
Pada umur beranjak dewasa dan tua, orang akan semakin berisiko
dengan serangan kolesterol tinggi. Pada umur dewasa dan tua biasanya
orang cenderung tidak aktif bergerak seperti remaja dan anak-anak. Pada
masa tanpa lemak dan masa tulang, sedangkan masa lemak tubuh
i. Jenis kelamin
32
Umumnya laki-laki sering terserang asam urat karena secara alami laki-
laki memiliki kadar asam urat di dalam darah yang lebih tinggi dari pada
asam urat lewat urin sehingga perempuan lebih jarang terkena asam urat
(Noviyanti, 2015).
Pria tidak memiliki hormon estrogen yang tinggi, sehingga asam urat
peningkatan kadar asam urat pada pria lebih tinggi. Presentase kejadian
gout pada wanita lebih rendah daripada pria. Walaupun demikian kadar
asam urat pada wanita meningkat pada saat menopause (Abiyoga, 2017).
j. Penyakit komplikasi
Radang sendi timbul sangat cepat dalam waktu singkat. Pasien tidur tanpa
ada gejala apaapa. Pada saat bangun pagi terasa sakit yang hebat dan tidak
berupa demam, menggigil dan merasa lelah. Lokasi yang paling sering
berlanjut, dapat terkena sendi lain yaitu pergelangan tangan atau kaki,
b. Gout interkritikal
poliartikular. Tofi ini sering pecah dan sulit sembuh dengan obat, kadang-
kadang dapat timbul infeksi sekunder. Lokasi tofi yang paling sering pada
aurikula, MTP-1, olekranon, tendon Achilles dan distal digiti. Tofi sendiri
ataupun permanen. Secara umum, gout disebabkan oleh tingginya kadar asam
urat dalam darah yang disebut juga hiperurisemia. Pada tahap awal, umumnya
mempengaruhi satu atau dua sendi. Kemudian hal itu semakin menyebar di
berbagai sendi seperti jari kaki, pergelangan kaki, lutut, penggelangan tangan,
Asam urat adalah produk metabolisme RNA dan DNA. Hal ini secara
tinggi protein, purin dan lemak. Normalnya asam urat dibuang melalui urine
tetapi ketika tubuh gagal untuk metabolisme protein dan asupan purin yang
tersebut tidak dapat dikeluarkan dari tubuh dan akan mengendap pada sendi
raksa disebut juga tophi. Tophi mudah terlihat di sendi jari dan ekstremitas
35
lain. Ketika kristal asam urat menyatu dengan sel-sel darah putih, maka akan
menyebabkan rasa sakit yang luar biasa, kemerahan dan peradangan pada
sendi. Ketika kadar asam urat yang tinggi dalam tubuh maka akan terjadi
endapan dalam ginjal yang akan membentuk batu ginjal. Batu asam urat
terbentuk ketika urine memiliki pH rendah (sangat asam). Tophi mikro kristal
urat (sangat bermuatan negatif dan reaktif) biasanya dilapisi dengan protein
serum (apolipo protein Apo E atau Apo B). Hal ini secara fisik menghambat
pengikatan kristal urat pada reseptor sel. Serangan gout dapat dipicu oleh
microtophus yang disebabkan oleh perubahan kadar serum asam urat) atau
pengendapan kristal karena supersaturasi cairan oleh asam urat dalam tubuh
menjadi aktivitas sistem imun bawaan. Interaksi ini dapat ditingkatkan dengan
hasil dalam produksi interleukin (IL)-1. Hal ini mengaktifkan produksi pro-
neutrofil yang rusak, melapisi kembali kristal asam urat dan prosuksi sitokinin
36
depan, mengatasi rasa sakit dan peradangan dengan cepat dan aman,
dan diclofenac.
2) Allopurinol
keras yang berisi kristal asam urat yang mengeras seperti kapur,
3) Corticosteroid / Kortikosteroid
apabila kadar asam urat sudah mulai tinggi, bahkan melebihi kadar
(Krisnatuti, 2010).
39
oat, roti dan gandum. Sayur-sayuran segar seperti jagung manis, labu
siam, wortel, seledri, paprika merah, mentimun dan sawi putih. Buah-
berupa air putih tanpa dicampur dengan zat apapun. Air putih
memiliki daya larut paling tinggi. Air putih dapat melarutkan semua
zat yang larut di dalam cairan termasuk purin. Asam urat yang
kekurangan air dapat diamati dari warna urin, urin yang berwarna
agar mengkonsumsi air putih sebanyak 8-10 gelas perhari, akan tetapi
setiap orang memiliki kebutuhan air yang berbeda. Hal ini ditentukan
iklim, cuaca dan aktivitas fisik. Meningkatkan intake cairan (air putih
3) Istirahat teratur
penguraian asam laktat akan sempurna, tapi bila tidur nya kurang
4) Olahraga
Bagi penderita asam urat relaksasi saraf yang terjadi saat olahraga
pendinginan. Selama 2-4 minggu dalam jangka waktu 2-3 kali dalam
posisi tubuh pada ruang kerja dengan tujuan mengurangi atau menghilangkan
kelelahan. Posisi tubuh tersebut antara lain posisi tulang belakang, posisi
keselarasan tangan kanan dan kiri dan posisi benda kerja sehingga diperoleh
atau membetulkan posisi dan kelenturan sistem saraf serta aliran darah,
merupakan senam yang gerakan dasarnya terdiri atas lima gerakan yang
dilakukan oleh manusia sejak dahulu yaitu deviasi gerakan shalat. Senam
(Wratsongko, 2006).
teknin pernafasan. Setiap gerakan senam diawali dengan menarik nafas dan
(Wratsongko, 2015).
dan tidak berbahaya sehingga dapat dilakukan oleh semua orang dari anak-
mungkin sehingga tidak terlalu dalam dan cepat. Bila baru selesai
pembagian beban yang sama pada kedua kakinya. Pada waktu berdiri
3) Bagi pemula dilakukan sekitar 2-3 menit. Akan tetapi kalau sudah
terbiasa mungkin cukup 30-60 detik. Gerakan ini yang penting sudah
tubuh berdiri tegak dengan menarik napas dalam perlahan, lalu tahan
optimal.
48
fungsi organ tubuh. Ibu jari terkait dengan fungsi energi tubuh,
pada pangkal paha, tumit di samping pantat, tarik napas dalam sambil
menyentuh lantai atau alas, dua lengan lurus di atas kepala, napas
dapat diluruskan.
mampu memberikan pijatan pada jantung akibat dari naik turunnya diafragma,
pembakaran seperti asam urat oleh plasma darah dari sel ke ginjal dan usus
besar untuk dikeluarkan dalam bentuk urin dan feses (Pradyka et al., 2019).
Terapi air putih adalah terapi yang menggunakan air sebagai media
merupakan sebuah budaya di India yang disebut “usha kaala chikitsa”, sebuah
istilah bahasa Sansekerta untuk terapi air. Penggunaan terapi air saat ini sudah
mulai meluas di Asia dan Amerika. Terapi air yang digunakan untuk
mencegah dan mengatasi asam urat adalah yang sifatnya internal, yaitu
dengan minum air putih sebanyak 1,5 liter (Amirta dalam Lindawati, 2007
Prinsip dasar dari terapi air adalah minum air biasa dengan metode
yang benar bisa memurnikan tubuh manusia. Dengan asupan air yang cukup
dan benar, usus besar bekerja lebih efektif dengan cara membentuk darah baru
atau yang dikenal sebagai aematopaises. Dalam proses mucousal fold (proses
penghancuran bahan yang masuk pencernaan), usus besar dan usus kecil
diaktifkan. Demikian juga darah segar yang baru juga diproduksi oleh
53
mucousal fold pada saat gelontoran air terjadi (Teguh, 2014 dalam Erna
makanan mudah diserap. Lalu, gizi makanan itu diubah menjadi darah baru.
memelihara kesehatan. Penggunaan air sebagai media dalam terapi air putih
ini selaras dengan cara kerja tubuh manusia (Teguh, 2014 dalam Erna Restika
Wulan, 2017).
secara tepat, dalam arti tidak kurang dan juga tidak lebih. Manfaat air minum
yang bisa dirasakan bagi tubuh adalah sebagai penghilang rasa haus, selain itu
Menurut Hasti (2015) air putih memiliki peran besar bagi tubuh.
Ketika tubuh kekurangan asupan air putih, salah satu organ yang juga
cepat bisa dikenali oleh sistem kekebalan tubuh. Sistem kekebalan tubuh
asam urat sangat efektif untuk mengkonsumsi air putih sehari minimal
delapan gelas dapat membuat purin dari dalam tubuh ikut terbuang
bersama dengan air seni. Selain itu juga memperbaiki fungsi ginjal dan
adalah melarutkan zat-zat gizi yang dibawa oleh makanan. Air yang
memang memiliki sifat cair dan mudah mengalir tidak perlu dicerna di
dalam tubuh. Air akan meluncur di usus untuk mengirimkan beberapa zat
gizi yang bisa diserap tubuh. Selanjutnya, air juga membawa sisa zat yang
c. Mengatasi konstipasi/sembelit
biasanya tercampur dalam feses agar lunak dan mudah dikeluarkan sudah
hingga ke perut bagian depan. Rasa nyeri ini diakibatkan oleh kristal yang
berada di saluran kemih. Batu kristal akan terasa nyeri ketika menggesek
saluran kemih. Konsumsi air putih secara teratur dan di jaga dosisnya
akan meringankan sakit batu ginjal yang masih berbentuk kristal. Dengan
banyak minum air putih, maka batu ginjalyang ada di dalam giinjal dan
kandung kemih akan larut dan bisa terbuang bersama air kencing.
e. Detoksifikasi tubuh
dari dalam tubuh. Zat beracun dalam tubuh dapat berupa tumpukkan
f. Pencegah dehidrasi
Kehilangan 1-2% cairan tubuh: haus, lelah, lemah, tidak nyaman dan
kehilangan nafsu makan. Kehilangan 3-4% cairan tubuh: kulit dan mulut
Tubuh memiliki respon yang baik dalam pengaturan suhu tubuh dan air
Terapi air putih adalah terapi yang menggunakan air sebagai media
utamanya, dibagi menjadi dua metode, yaitu terapi air putih dengan diminum
membersihkan mulut.
dari jantung dan lever akan naik dan secara alami terdesak ke atas,
meminum atau memakan apa pun satu jam sebelum dan sesudah
minum.
5) Setelah 45 menit, kita boleh makan dan minum seperti biasa. Hal ini
7) Gunakanlah air putih biasa, direbus atau air yang sudah disaring.
8) Bagi yang sakit dan tidak dapat minum 4 gelas air, pada taraf awal ini
yang sakit namun juga dapat dipraktikkan oleh orang yang sehat agar
semakin sehat.
Penyakit
No Penyakit Hari
3. Diabetes 30 hari
58
6. Tuberculosis 90 hari
7. Sembelit 1 hari
supaya di dalam usus air bergerak dan dapat mencuci kapiler pada
jangan banyak minum air dan menjelang tidur jangan makan. Terapi air
putih 1.5 Liter ini hanya untuk pagi hari, waktu bangun tidur. Minumlah
air putih tersebut saat duduk sebab air akan disaring oleh sringer. Sringer
air kemih bisa lewat) dan menutup. Setiap air yang diminum akan
jika minum air putih dengan cara berdiri, maka air yang diminum masuk
tanpa disaring lagi. Air itu bisa langsung menuju kandung kemih. Ketika
Terapi air putih ini tidak memiliki efek samping, hanya saja ketika
baru menerapkan terapi ini, akan sering kencing atau buang air kecil.
Setelah terapi berjalan lama, akan terbiasa dan intensitas kencing juga
59
akan berkurang. Terapi ini juga tidak hanya untuk mengobati penyakit,
Air putih berkhasiat untuk pengobatan dari luar tubuh. Terapi air putih
untuk pengobatan dari luar tubuh ini dilakukan dengan cara mandi, yaitu
mandi air dingin dan mandi air hangat (Teguh, 2014). Terapi air putih
1) Merelaksasikan otot.
7) Nyeri sendi.
Bentuk dari terapi air putih untuk mandi ada dua yaitu, terapi mandi
air hangat dan terapi mandi air dingin. Keduanya memiliki manfaat yang
membuat purin dari dalam tubuh ikut terbuang bersama dengan air seni.
Selain itu juga memperbaiki fungsi ginjal dan mempermudah ginjal untuk
60
membuang dan mengeluarkan zat asam urat yang diproduksi oleh purin
(Rahmatul, 2015).
rasa nyeri sebagai tanda bahwa tubuh kekurangan air. Kondisi ini bisa
stres akan menyerang penderita. Racun yang jumlahnya menjadi banyak ini
kemudian dengan cepat bisa dikenali oleh sistem kekebalan tubuh. Sistem
Inilah yang menyebabkan rasa nyeri di persendian. Sisa dari hasil perlawanan
yang dilakukan oleh sistem kekebalan tubuh ini kemudian akan dibawa ke
mengeluarkan racun. Jadi, racun tidak lagi bisa tumbuh disekitar tulang rawan
dan menyebabkan peradangan, dan sendi pun memiliki cukup cairan untuk
Prinsip dasar dari terapi air putih adalah diminum. Dengan asupan air
yang cukup dan benar, usus besar bekerja lebih efektif dengan cara
membentuk darah baru atau yang dikenal sebagai aematopaises. Dalam proses
61
besar dan usus kecil diaktifkan. Demikian juga darah segar yang baru juga
diproduksi oleh mucousal fold pada saat gelontoran air terjadi (Teguh, 2014).
Pada penderita asam urat dengan memperbaiki pola konsumsi air putih
atau pasokan air putih tercukupi, maka tubuh mampu mengeluarkan racun.
Racun yang keluar tidak bisa tumbuh disekitar tulang rawan dan
ginjal dan mepermudah ginjal untuk membuang dan mengeluarkan zat asam
makanan mudah diserap, lalu gizi makanan tersebut diubah menjadi darah
terapi air putih ini selaras dengan cara kerja tubuh manusia. Bisa diaplikasikan
(Teguh, 2014).
62
Keterangan :
: Diteliti
Zat purin terbuang
: Tidak Diteliti bersama dengan urine
: Berhubungan
Kadar asam urat turun
Gambar 2.5 Kerangka Konsep Pengaruh Senam Ergonomis dan Terapi Air Putih
Terhadap Perubahan Kadar Asam Urat Pada Lansia
2.5.1 Kerangka Konseptual
Dalam proses ini lansia rentan terkena penyakit asam urat. Faktor-
faktor yang mempengaruhi penyakit asam urat yaitu konsumsi asupan purin
genetik, peningkatan pergantian asam nukleat, indeks masa tubuh, usia, jenis
diantaranya mengatur pola makan (diet makanan tinggi purin), meminum air
putih secara rutin, istirahat teratus dan olahraga. Penurunan kadar asam urat
urat oleh plasma darah dari sel ke ginjal dan usus besar untuk dikeluarkan
dalam bentuk urin dan feses (Pradyka et al., 2019). Bagi penderita kadar asam
64
urat berlebih, air berperan untuk kelancaran pembuangan asam urat dari dalam
tubuh melalui urine, dalam hal ini air dapat meluruhkan Kristal-kritasl asam
pengukaran asam urat. Terapi air putih bertujuan untuk mengeluarkan zat
purin dari dalam tubuh ikut terbuang bersama urine. Selain itu juga
mengeluarkan zat asam urat yang diproduksi oleh purin (Rahmatul, 2015)
2.6 Hipotesis
hubungan antar dua variabel atau lebih yang diharapkan bisa menjawab suatu
pertanyaan dalam suatu penelitian. Setiap hipotesis terdiri dari unit atau
H1 : Ada pengaruh senam ergonomis dan terapi air putih terhadap perubahan
METODE PENELITIAN
(Nursalam, 2016). Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Peneliti mengamati dan mengukur pengaruh senam ergonomis dan terapi air
66
67
Keterangan:
perlakuan
kontrol
putih
perlakuan
kontrol
oleh variabel lain, variabel respons akan muncul sebagai akibat dari
Tabel 3.3 Definisi Operasional pengaruh senam ergonomis dan terapi air putih
Variabel Dependen Nilai kadar asam urat Lembar Rasio Hasil ukur kadar
: pada Lansia yang observasi dan asam urat darah
Kadar asam urat menderita gout arthritis GCU dalam mg/dl :
dengan melakukan Perempuan : 2,6-6
pengukuran mg/dl
menggunakan GCU. Laki-laki : 3,5-7
mg/dl
3.4.1 Populasi
suatu penelitian dan setiap subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan
Kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini, sebagai berikut yaitu :
a. Kriteria Inklusi :
sebagai berikut :
2) Usia 60 – 90 Tahun.
b. Kriteria Ekslusi :
3.4.2 Sampel
menyeleksi porsi dari populasi yang dapat mewakili populasi yang ada.
(Nursalam, 2014). Pada penelitian ini sampel yang di ambil penelitian adalah
Kecamatan Socah.
n= (
2 Z1
∝
2
+ Z 1−β ) a2
2
❑
¿¿
n = 2¿¿
2 ( 10,5 ) ( 871,43)
n=
¿¿
16.000
n=
1,089
n = 14
Jadi, jumlah besar sampel yang di ambil sebanyak 28 responden.
Keterangan :
Z1y/2 = Nilai pada distribusi normal standar yang sama dengan kemaknaan
Z1. β=¿ Nilai pada distribusi normal standart yang sama dengan kuasa (power)
responden.
sama untuk diseleksi sebagai sampel. Pemilihan sample dengan cara ini
terapi air putih ini dilakukan selama 4 kali dalam 2 minggu dengan waktu
±15-20 menit.
penelitian (Nursalam, 2011 dalam Nur Faisah, 2017). Alat pengumpulan data
pada subyek yang akan diteliti yaitu kelompok eksperimen selama 4 kali
selama 2 minggu.
touch/GCU, alcohol swab, lancet, puncture, stik asam urat, air putih, dan
lembar observasi.
kebenaran suatu instrument sebagai alat ukur varabel penelitian. Jika alat ukur
valid atau benar maka hasil pengukuran pun pasti akan benar, atau dengan
kata lain, validitas berbicara tentang bagaimana suatu alat ukur yang
Yudisaputro, 2020).
stabilitas, konsistensi, daya prediksi, dan akurasi. Uji ini dilakukan untuk
melihat kesesuaian nilai dari sebuah kuesioner yang dikerjakan oleh seorang
responden pada kesempatan atau waktu yang berbeda dan dengan kuesioner
Kode etik penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk
setiap kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang
saat ini. Pada penelitian ilmu keperawatan karena hampir 90% subyek yang
a. Nilai Sosial
sosial yang bermanfaat tanpa metode penelitian yang sesuai dan ketat
ilmiah perlu tetapi tidak cukup bila tanpa menunjukkan adanya nilai
b. Nilai Ilmiah
metode ilmiah yang valid. Dengan kata lain, justifikasi etis melakukan
lebih besar dibanding risiko. Selain itu juga memastikan bahwa manfaat
bahaya yang serius, dan bahaya potensial yang terkait dengan efek
e. Bujukan (Inducement)
(Alitamir, 2018).
77
yang dapat dimengerti oleh responden, hak dan kewajiban saat melakukan
2009)
78
a. Mengurus surat ijin penelitian dengan membawa surat dari Stikes Ngudia
dilakukan mulai dari maksud dan tujuan serta manfaat begitu juga dengan
dilakukan senam ergonomis dan terapi air putih yang akan dilaksanakan
senam ergonomis dan terapi air putih sebanyak 4 kali dalam 2 minggu
selama penelitian. Hasilnya dicatat pada lembar observasi kadar asam urat
dianalisis.
bentuk tulisan, table, dan diagram (Sudibyo, & Rustika, 2013 dalam Nur
Faisah, 2017).
Editing Adalah memeriksa daftar pernyataan yang telah diisi oleh para
(Notoatmodjo, 2010).
data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan.
(Notoatmodjo,2012).
d. Tabulasi (Tabulating)
a. Analisis Deskriptif
terhadap perubahan kadar asam urat pada Lansia di Dsn. Jaddih Tengah
b. Analisis Inferensial
data. Uji normalitas adalah pengujian data untuk melihat apakah nilai
residual terdistribusi normal atau tidak (Imam Ghazali, 2011: 29), Dalam
sample kurang dari 50. Data dikatakan normal apabila nilai signifikan >
0,05 dan apabila nilai signifikasi < 0,05 maka data tersebut tidak normal
perlakuan
kontrol
82
Sampel yang digunakan adalah Lansia yang mengalami asam urat di Dsn.
Jaddih Tengah II yang terdiri dari kelompok perlakuan dan kelompok
kontrol.
Uji Statistik:
1. Uji Saphiro Wilk
2. Uji Wilcoxon/Uji paried t-
test
3. Uji Mann
Withney/independen t test
Gambar 3.12 Kerangka Kerja Pengaruh Senam Ergonomis Dan Terapi Air Putih
Terhadap Perubahan Kadar Asam Urat Pada Lansia
DAFTAR PUSTAKA
Aslidar. (2017). Pengaruh Senam Ergonomis Terhadap Kadar Asam Urat Pada
Hidayah, N., Palupi, L. M., Widiani, E., Keperawatan, J., & Malang, P. K. (2019).
Hidayat, N., & Cloudia, C. (2020). Pengaruh senam ergonomik terhadap peubahan
kadar asam urat pada lansia di BPSTW budi luhur Yogyakarta. Ilmu
Hidup, G., Tingkat, D., Fisik, K., & Lansia, P. (2019). Ir-perpustakaan universitas
airlangga.
Prasetyo. (2020) . Pengaruh Kombinasi Latihan Isometrik Dan Terapi Air Putih
Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Pada Lansia Di Panti Wredha Dharma
Pradyka, T., Budiharto, I., & Fauzan, S. (2019). Pengaruh Senam Ergonomis
Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Pada Lanjut Usia Dengan Gout Artritis
Di UPT Panti Sosial Rehabilitasi Lanjut Usia Mulia Dharma Kabupaten Kubu
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmkeperawatanFK/article/download/
34471/75676582292
Sapti, M. (2019). Gambaran Kadar Asam Urat pada Lansia. Kemampuan Koneksi
1699.
Studi, P., Keperawatan, I., Kedokteran, F., Ilmu, D. A. N., Islam, U., & Syarif, N.
Wulan, erna restika. (2017). Pengaruh terapi minum air putih terhadap perubahan
kadar asam urat darah pada penderita asam urat di desa katipugal kec.
LAMPIRAN 1
86
LAMPIRAN 2
87
LAMPIRAN 3
88
89
90
LAMPIRAN 4
91
Di Tempat
Nama saya Fitria Ayu Bestari Mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan
STIKES Ngudia Husada Madura saya akan melakukan penelitian tentang “Pengaruh
Senam Ergonomis Dan Terapi Air Putih Terhadap Perubahan Kadar Asam
urat Pada Lansia”. Untuk keperluan tersebut saya mohon kepada Bapak / ibu untuk
berkenan menjadi responden dalam penelitian ini. Semua data yang Bapak / ibu
berikan akan di jamin kerahasiaannya. Atas kesediaannya serta bantuan Bapak / ibu,
saya mengucapkan terima kasih banyak.
Demikian lembar persetujuan ini kami buat, atas bantuan dan partisipasinya di
sampaikan terima kasih.
Bangkalan,
Penulis
NIM : 17142010058
92
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia untuk berperan
serta sebagai responden dalam penelitian yang di lakukan oleh mahasiswa Program
Studi Ilmu Keperawatan STIKES Ngudia Husada Madura dengan judul “Pengaruh
Senam Ergonomis Dan Terapi Air Putih Terhadap Perubahan Kadar Asam
urat Pada Lansia”.
Demikian secara sadar dan tidak ada paksaan dari siapa pun, saya bersedia
berperan serta dalam penelitian.
Bangkalan,
Responden
( )
93
Hari / Tanggal :
Waktu :
C. WAKTU PELAKSANAAN
D. SASARAN
E. METODE
1. Ceramah
2. Demonstrasi
F. MEDIA
1. Laptop
2. Sound System
3. Mikrofone / Mix
G. METODE EVALUASI
1. Evaluasi Proses
2. Evaluasi Hasil
H. KEGIATAN
b. Perkenalan
I. MATERI KEGIATAN
Pengertian Suatu kegiatan terapi yang menggunakan air sebagai media utama,
dengan menggunakan metode secara diminum.
B. Pengertian Asam urat adalah zat kimia hasil metabolisme purin. Purin
adalah protein yang ditemukan dalam banyak makanan dan
minuman. Asam urat biasanya dibawa dalam darah, melewati
ginjal dan dikeluarkan dalam urin
C. Tujuan Untuk mengetahui kadar asam urat pada lansia sebelum dan
sesudah diberikan perlakuan senam ergonomis dan terapi air
putih
1) Kapas alkohol
2) Lanset dan jarum lanset steril
3) 1 set alat pengukur kadar asam urat darah
Prosedur Pelaksanaan:
10
102