PEMBAHASAN
5.1 Perbedaan kadar asam urat sebelum dan sesudah diberikan senam
urat antara sebelum dan sesudah diberikan senam ergonomis dan terapi air
0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya ada perbedaan kadar
asam urat pada lansia sebelum dan sesudah diberikan senam ergonomis dan
terapi air putih. Hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata yang didapat pada
pada kelompok yang sudah diberikan perlakuan yaitu 6,679, hal tersebut
(100%) responden yang mengalami perubahan kadar asam urat. Dari hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan kadar asam urat pada Lansia
statistik menunjukkan nilai p-value lebih kecil dari nilai α (0,05), dengan
Lansia. Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian oleh Nur Hidayat dkk
senam ergonomik adalah 8.48 mg/dl, setelah senam ergonomik rata-rata kadar
asam urat lansia menjadi 6.76 mg/dl. Selisih nilai rata-rata kadar asam urat
lansia sebelum dan sesudah senam ergonomik sebesar 1.71. Hasil analisis
paired t-test didapatkan nilai p < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh senam ergonomis terhadap perubahan kadar asam urat pada Lansia
di Balai Pelayanan Werdha Budi Luhur Yokyakarta. Hasil penelitian ini juga
sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Teo Aji (2020) tentang
Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Pada Lansia Di Panti Wredha Dharma
analisis kadar asam urat sebelum dan sesudah pada responden Hasil Uji
Wilcoxon, menunjukan bahwa rata-rata kadar asam urat pada saat sebelum
sesudah sebesar 6,571 mg/dl , hal ini menunjukkan bahwa kombinasi latihan
isometrik dan terapi minum air putih dapat memberikan pengaruh yang
aliran darah ke jantung maupun ke seluruh tubuh. Selain itu teknik pernafasan
halnya asam urat oleh plasma darah dari sel ke ginjal yang nantinya akan
perubahan kadar asam urat pada lansia penderita asam sesudah diberikan
terapi air putih. Menurut Teori Sari & Syamsiayah (2017) bagi penderita
kadar asam urat berlebih, sangat disarankan untuk mengkosusmi air yang
cukup. Air berperan untuk kelancaran pembuangan asam urat dari dalam
tubuh melalui urine, dalam hal ini air dapat meluruhkan Kristal-kritasl asam
pengukaran asam urat. Terapi air putih bertujuan untuk mengeluarkan zat
purin dari dalam tubuh ikut terbuang bersama urine. Selain itu juga
mengeluarkan zat asam urat yang diproduksi oleh purin (Rahmatul, 2015).
5.2 Perbedaan kadar asam urat sebelum dan sesudah yang tanpa diberikan
H0 diterima dan H1 ditolak yang artinya tidak ada perbedaan kadar asam urat
sebelum dan sesudah diberikan senam ergonomis dan terapi air putih pada
kelompok kontrol. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata yang didapat
pada kelompok kontrol pre yaitu 7,157 sedangkan nilai rata-rata post yaitu
dibandingkan post.
Kadar Asam Urat Pada Lanjut Usia Dengan Arthritis Gout”. Kadar asam urat
pada sampel penelitian pre test pada kelompok kontrol diketahui memiliki
nilai tertinggi 9,5 mg/dL dan nilai terendah 6,7 mg/dL dengan rata-rata kadar
asam urat pre test yaitu 8.050. Sedangkan hasil pengukuran kadar asam urat
post test pada kelompok kontrol memiliki nilai tertinggi 9,5 mg/dL dan nilai
terendah 7,4 mg/dL dengan rata-rata kadar asam urat post test yaitu 8.460.
Selanjutnya untuk mengetahui hasil perbandingan antara pre test dan post test
pada kelompok kontrol dilakukan Uji Paired T Test. Hasil Uji Paired T Test
untuk kadar asam urat didapatkan p-value = 0.055 atau p > 0.05 artinya tidak
ada pengaruh yang signifikan terhadap penurunan kadar asam urat pada
kelompok kontrol. Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian oleh Tesar
Penurunan Kadar Asam Urat Pada Lanjut Usia Dengan Gout Artritis Di UPT
Panti Sosial Rehabilitasi Lanjut Usia Mulia Dharma Kabupaten Kubu Raya”.
nilai kadar asam urat sebelum adalah 7,3 dan untuk nilai standar deviasi
0.5790 sedangkan nilai mean kadar asam urat setelah diberikan adalah 7,3
dan untuk nilai standar deviasi 0.5592. Hasil analisis data menggunakan uji
tidak terdapat pengaruh penurunan kadar asam urat di UPT Panti Sosial
air putih. Pada responden kelompok kontrol hanya diberikan edukasi diet
tinggi purin serta pengontrolan diet didapatkan hasil bahwa tidak terdapat
pengaruh terhadap penurunan kadar asam urat. Pada lansia, kemungkinan hal
tidak dilakukan senam ergonomis dan terapi air putih, senam ergonomis ini
memperbaiki fungsi ginjal yaitu agar mampu mengeluarkan asam urat melalui
urin, sedangkan air berperan untuk kelancaran pembuangan asam urat dari
dalam tubuh melalui urine, dalam hal ini air dapat meluruhkan Kristal-kristal
makanan yang mengandung tinggi purin, dimana purin didalam tubuh akan
5.3 Pengaruh senam ergonomis dan terapi air putih pada lansia di Desa
terapi air putih dan yang tidak dilakukan pemberian senam ergonomis dan
terapi air putih. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian sebelum
dan sesudah pemberian senam ergonomis dan terapi air putih selama 2
perlakuan yang diberikan senam ergonomis dan terapi air putih mengalami
dari 14 responden tidak mengalami penurunan kadar asam urat. Hasil ini
putih sangat efektif untuk menurunkan kadar asam urat. Kadar asam urat
sehingga kelebihan Kristal asam urat tersebut akan menumpuk pada sendi dan
jaringan. Jika asam urat dalam tubuh terlalu banyak maka ginjal tidak dapat
olahraga yang ringan otot akan rileks, relaksasi otot yang nantinya akan
meningkatkan proses penyerapan kembali asam urat pada urine karena kadar
asam urat dalam darah berkurang. Dengan Olahraga maka sendi-sendi tubuh
akan meregang dan bergerak sehingga penumpukan purin atau kadar asam
urat pada sendi di tubuh tidak terjadi, serta terapi air putih yang bertujuan
untuk mengeluarkan zat purin dari dalam tubuh ikut terbuang bersama urine.
Selain itu juga memperbaiki fungsi ginjal dan mempermudah ginjal untuk
membuang dan mengeluarkan zat asam urat yang diproduksi oleh purin.
Puskesmas Sokaraja I”. Perbandingan kadar asam urat (pre test dan post test)
0.002 atau p < 0.05 artinya ada perbedaan kadar asam urat antara kelompok
ergonomik berbasis spiritual terhadap penurunan kadar asam urat pada lansia
pengangkatan sisa pembakaran seperti asam urat oleh plasma darah dari sel
ke ginjal dan usus besar untuk dikeluarkan dalam bentuk urin dan feses
(Wratsongko, 2015).
putih atau pasokan air putih tercukupi, maka tubuh mampu mengeluarkan
racun. Racun yang keluar tidak bisa tumbuh disekitar tulang rawan dan
ginjal dan mempermudah ginjal untuk membuang dan mengeluarkan zat asam