Anda di halaman 1dari 8

BAB 5

PEMBAHASAN

5.1 Perbedaan kadar asam urat sebelum dan sesudah diberikan senam

ergonomis dan terapi air putih pada kelompok perlakuan

Berdasarkan hasil penelitian di Desa Jaddih Tengah II Kecamatan

Socah Kabupaten Bangkalan didapatkan bahwa ada perbedaan kadar asam

urat antara sebelum dan sesudah diberikan senam ergonomis dan terapi air

putih dengan menggunakan uji paired t-test didapatkan p-value = 0,000 ≤

0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya ada perbedaan kadar

asam urat pada lansia sebelum dan sesudah diberikan senam ergonomis dan

terapi air putih. Hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata yang didapat pada

kelompok yang sebelum diberikan perlakuan yaitu 7,393 sedangkan rata-rata

pada kelompok yang sudah diberikan perlakuan yaitu 6,679, hal tersebut

menunjukkan bahwa rata-rata pre lebih tinggi dibandingkan Post. Terdapat 14

(100%) responden yang mengalami perubahan kadar asam urat. Dari hasil

tersebut dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan kadar asam urat pada Lansia

yang diberikan senam ergonomis dan terapi air putih.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Nanda

(2018) tentang “Pengaruh Senam Ergonomik Berbasis Spiritual Terhadap

Perubahan Kadar Asam Urat Pada Lansia Di Desa Pelem Kecamatan

Karangrejo Kabupaten Magetan”. Desain penelitian ini menggunakan pra

eksperimental dengan rancangan one group pre-post test design. Analisis

statistik menggunakan wilcoxon. hasil uji wilcoxon terhadap 28 orang


didapatkan perubahan kadar asam urat dengan nilai p-value 0,000. Hasil uji

statistik menunjukkan nilai p-value lebih kecil dari nilai α (0,05), dengan

demikian Ho ditolak. Penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh senam

ergonomik berbasis spiritual terhadap perubahan kadar asam urat pada

Lansia. Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian oleh Nur Hidayat dkk

(2020) tentang “Pengaruh Senam Ergonomik Terhadap Perubahan Kadar

Asam Urat Pada Lansia Di BPSTW Budi Luhur Yokyakarta”. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kadar asam urat lansia sebelum

senam ergonomik adalah 8.48 mg/dl, setelah senam ergonomik rata-rata kadar

asam urat lansia menjadi 6.76 mg/dl. Selisih nilai rata-rata kadar asam urat

lansia sebelum dan sesudah senam ergonomik sebesar 1.71. Hasil analisis

paired t-test didapatkan nilai p < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ada

pengaruh senam ergonomis terhadap perubahan kadar asam urat pada Lansia

di Balai Pelayanan Werdha Budi Luhur Yokyakarta. Hasil penelitian ini juga

sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Teo Aji (2020) tentang

“Pengaruh Kombinasi Latihan Isometrik Dan Terapi Minum Air Putih

Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Pada Lansia Di Panti Wredha Dharma

Bhakti Kasih Surakarta”. Hasil penelitian menggambarkan distribusi hasil dan

analisis kadar asam urat sebelum dan sesudah pada responden Hasil Uji

Wilcoxon, menunjukan bahwa rata-rata kadar asam urat pada saat sebelum

sebesar 7,782 mg/dl dan setelah diberikan perlakuan dilakukan pengukuran

sesudah sebesar 6,571 mg/dl , hal ini menunjukkan bahwa kombinasi latihan

isometrik dan terapi minum air putih dapat memberikan pengaruh yang

bermakna terhadap penurunan kadar asam urat dengan nilai p-Value=0,000.


Senam ergonomis sangat efektif untuk menurunkan kadar asam urat

didalam darah. Senam ergonomis merupakan senam yang memadukan antara

gerakan otot dan tekhnik pernafasan. Teknik pernafasan yang dilakukan

dalam senam ergonomis adalah dilakukan secara sadar dan menggunakan

diafragma. Teknik pernafasan tersebut mampu memberikan pijatan atau

tekanan pada jantung sehingga dapat membuka sumbatan dan memperlancar

aliran darah ke jantung maupun ke seluruh tubuh. Selain itu teknik pernafasan

tersebut juga akan memperlancar pengangkutan sisa dari pembakaran seperti

halnya asam urat oleh plasma darah dari sel ke ginjal yang nantinya akan

dikeluarkan dalam bentuk feces dan urine (Wrastongko, 2015).

Menurut penelitian Wulan (2017) yang membuktikan terdapat

perubahan kadar asam urat pada lansia penderita asam sesudah diberikan

terapi air putih. Menurut Teori Sari & Syamsiayah (2017) bagi penderita

kadar asam urat berlebih, sangat disarankan untuk mengkosusmi air yang

cukup. Air berperan untuk kelancaran pembuangan asam urat dari dalam

tubuh melalui urine, dalam hal ini air dapat meluruhkan Kristal-kritasl asam

urat dalam tubuh dan membantu mengoptimalkan kerja ginjal dalam

pengukaran asam urat. Terapi air putih bertujuan untuk mengeluarkan zat

purin dari dalam tubuh ikut terbuang bersama urine. Selain itu juga

memperbaiki fungsi ginjal dan mempermudah ginjal untuk membuang dan

mengeluarkan zat asam urat yang diproduksi oleh purin (Rahmatul, 2015).

5.2 Perbedaan kadar asam urat sebelum dan sesudah yang tanpa diberikan

senam ergonomis dan terapi air putih pada kelompok kontrol


Berdasarkan hasil penelitian di Desa Jaddih Tengah II Kecamatan

Socah Kabupaten Bangkalan didapatkan bahwa Berdasarkan hasil penelitian

menggunakan uji paired T test didapatkan p-value = 0,254 ≤ 0,05 sehingga

H0 diterima dan H1 ditolak yang artinya tidak ada perbedaan kadar asam urat

sebelum dan sesudah diberikan senam ergonomis dan terapi air putih pada

kelompok kontrol. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata yang didapat

pada kelompok kontrol pre yaitu 7,157 sedangkan nilai rata-rata post yaitu

7,200, hal tersebut menunjukkan bahwa rata-rata pre lebih rendah

dibandingkan post.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Nurul

Fatimah (2017) tentang “Efektifitas Senam Ergonomik Terhadap Penurunan

Kadar Asam Urat Pada Lanjut Usia Dengan Arthritis Gout”. Kadar asam urat

pada sampel penelitian pre test pada kelompok kontrol diketahui memiliki

nilai tertinggi 9,5 mg/dL dan nilai terendah 6,7 mg/dL dengan rata-rata kadar

asam urat pre test yaitu 8.050. Sedangkan hasil pengukuran kadar asam urat

post test pada kelompok kontrol memiliki nilai tertinggi 9,5 mg/dL dan nilai

terendah 7,4 mg/dL dengan rata-rata kadar asam urat post test yaitu 8.460.

Selanjutnya untuk mengetahui hasil perbandingan antara pre test dan post test

pada kelompok kontrol dilakukan Uji Paired T Test. Hasil Uji Paired T Test

untuk kadar asam urat didapatkan p-value = 0.055 atau p > 0.05 artinya tidak

ada pengaruh yang signifikan terhadap penurunan kadar asam urat pada

kelompok kontrol. Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian oleh Tesar

Pradyka dkk (2018) tentang “Pengaruh Senam Ergonomis Terhadap

Penurunan Kadar Asam Urat Pada Lanjut Usia Dengan Gout Artritis Di UPT
Panti Sosial Rehabilitasi Lanjut Usia Mulia Dharma Kabupaten Kubu Raya”.

Hasil penelitian kelompok kontrol didapatkan bahwa nilai mean (rata-rata)

nilai kadar asam urat sebelum adalah 7,3 dan untuk nilai standar deviasi

0.5790 sedangkan nilai mean kadar asam urat setelah diberikan adalah 7,3

dan untuk nilai standar deviasi 0.5592. Hasil analisis data menggunakan uji

willxocon didapatkan bahwa p value= 0,480 (<0,05) yang diartikan bahwa

tidak terdapat pengaruh penurunan kadar asam urat di UPT Panti Sosial

Rehabilitasi Lanjut Usia Mulia Dharma Kabupaten Kubu Raya.

Dalam kelompok kontrol tidak dilakukan senam ergonomis dan terapi

air putih. Pada responden kelompok kontrol hanya diberikan edukasi diet

tinggi purin serta pengontrolan diet didapatkan hasil bahwa tidak terdapat

pengaruh terhadap penurunan kadar asam urat. Pada lansia, kemungkinan hal

tersebut bisa mempengaruhi hasil penelitian untuk kelompok kontrol. Karena

tidak dilakukan senam ergonomis dan terapi air putih, senam ergonomis ini

memperbaiki fungsi ginjal yaitu agar mampu mengeluarkan asam urat melalui

urin, sedangkan air berperan untuk kelancaran pembuangan asam urat dari

dalam tubuh melalui urine, dalam hal ini air dapat meluruhkan Kristal-kristal

asam urat dalam tubuh dan membantu mengoptimalkan kerja ginjal.

Dalam pengukaran asam urat Ada beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi meningkatnya kadar asam urat darah seperti mengkonsumsi

makanan yang mengandung tinggi purin, dimana purin didalam tubuh akan

dimetabolime oleh enzim xanthin oksidase sehingga produksi asam urat di

dalam tubuh meningkat dimana enzim xanthin oksidase di dalam tubuh


berfungsi untuk mengubah hipoxantin, menjadi xanthin dan selanjutnya

menjadi asam urat (Damayanti, 2012).

5.3 Pengaruh senam ergonomis dan terapi air putih pada lansia di Desa

Jaddih Tengah II Kec. Socah Kab. Bangkalan

Setelah dilakukan uji Independent t test kelompok perlakuan dan

kelompok kontrol didapatkan p-value 0,000 < α 0,05 yang berarti

menunjukkan adanya perbedaan setelah dilakukan senam ergonomis dan

terapi air putih dan yang tidak dilakukan pemberian senam ergonomis dan

terapi air putih. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian sebelum

dan sesudah pemberian senam ergonomis dan terapi air putih selama 2

minggu di Desa Jaddih Tengah II Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan

bahwa 14 (100%) responden dari 14 responden pada pada kelompok

perlakuan yang diberikan senam ergonomis dan terapi air putih mengalami

penurunan kadar asam urat, sedangkan pada kelompok kontrol 10 (71,4%)

dari 14 responden tidak mengalami penurunan kadar asam urat. Hasil ini

menunjukkan bahwa ada perbedaan pemberian senam ergonomis dan terapi

air putih terhadap perubahan kadar asam urat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa senam ergonomis dan terapi air

putih sangat efektif untuk menurunkan kadar asam urat. Kadar asam urat

berlebih akan membuat ginjal kewalahan dan tidak sanggup mengaturnya

sehingga kelebihan Kristal asam urat tersebut akan menumpuk pada sendi dan

jaringan. Jika asam urat dalam tubuh terlalu banyak maka ginjal tidak dapat

memproses secara maksimal dan ginjal akan mengalami kerusakan. Dengan

olahraga yang ringan otot akan rileks, relaksasi otot yang nantinya akan
meningkatkan proses penyerapan kembali asam urat pada urine karena kadar

asam urat dalam darah berkurang. Dengan Olahraga maka sendi-sendi tubuh

akan meregang dan bergerak sehingga penumpukan purin atau kadar asam

urat pada sendi di tubuh tidak terjadi, serta terapi air putih yang bertujuan

untuk mengeluarkan zat purin dari dalam tubuh ikut terbuang bersama urine.

Selain itu juga memperbaiki fungsi ginjal dan mempermudah ginjal untuk

membuang dan mengeluarkan zat asam urat yang diproduksi oleh purin.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Triana

Ayu Anggraeni dkk (2020) tentang “Pemberian Senam Ergonomik Berbasis

Spiritual Pada Lansia Dengan Prediksi Arthritis Gout Di Wilayah Kerja

Puskesmas Sokaraja I”. Perbandingan kadar asam urat (pre test dan post test)

pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dilakukan Uji Independent

Sample T-Test. Hasil Uji Independent Sample T-Test didapatkan p-value =

0.002 atau p < 0.05 artinya ada perbedaan kadar asam urat antara kelompok

perlakuan dan kelompok kontrol yang menunjukan adanya pengaruh senam

ergonomik berbasis spiritual terhadap penurunan kadar asam urat pada lansia

dengan prediksi arthritis gout.

Senam ergonomis sangat efektif untuk menurunkan kadar asam urat.

Penurunan kadar asam urat disebabkan karena senam ergonomis merupakan

kombinasi gerakan otot dan teknik pernapasan. Teknik pernapasan yang

dilakukan secara sadar dan menggunakan diafragma memungkinkan abdomen

terangkat perlahan dan dada mengembang penuh. Teknik pernapasan tersebut

mampu memberikan pijatan pada jantung akibat dari naik turunnya

diafragma, membuka sumbatan-sumbatan dan memperlancar aliran darah ke


jantung dan aliran darah ke seluruh tubuh. Sehingga memperlancar

pengangkatan sisa pembakaran seperti asam urat oleh plasma darah dari sel

ke ginjal dan usus besar untuk dikeluarkan dalam bentuk urin dan feses

(Wratsongko, 2015).

Pada penderita asam urat dengan memperbaiki pola konsumsi air

putih atau pasokan air putih tercukupi, maka tubuh mampu mengeluarkan

racun. Racun yang keluar tidak bisa tumbuh disekitar tulang rawan dan

menyebabkan peradangan pada sendi. Selain itu juga memperbaiki fungsi

ginjal dan mempermudah ginjal untuk membuang dan mengeluarkan zat asam

urat yang diproduksi oleh purin (Teguh, 2014)

Anda mungkin juga menyukai