OLEH
JAKARTA
2019
1
HALAMAN PERSETUJUAN
Riset ini telah disetujui, diperiksa dan di pertahankan di hadapan Tim Penguji
Riset Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Indonesia Maju
Penguji,
Pembimbing,
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas
berkat dan rahmat-Nya Penulis diberikan kekuatan dan pikiran sehingga dapat
menyelesaikan Proposal Riset ini sesuai waktunya dengan judul :
”PENGARUH REBUSAN AIR JAHE MADU TERHADAP TINGKAT
MUAL MUNTAH PADA PASIEN TB PARU DALAM TERAPI OAT DI
RUANG PERAWATAN LANTAI 2 RUMAH SAKIT DR. HAFIZ
(RSDH) CIANJUR”, sholawat beserta salam semoga tetap tercurah kepada
Nabi Muhammad SAW dan keluarganya.
Proposal riset ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat dalam
membuat penelitian untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) di
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju dalam program studi ilmu
keperawatan . Dalam pembuatan Proposal Riset ini penulis mendapatkan
dorongan baik materil maupun spiritual dari berbagai pihak, oleh karena itu
kepada semua pihak yang telah membantu baik yang terlibat secara langsung
maupun tidak langsung penulis mengucapkan terimakasih kepada yang
terhormat:
i
ii
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR ................................................................................................. i
DAFTAR ISI..............................................................................................................iii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. vi
DAFTAR SKEMA ................................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah Penelitian .................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 5
1.Tujuan Umum .................................................................................................. 5
2.Tujuan Khusus ................................................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 5
1.Manfaat Aplikatif ............................................................................................ 5
2. Manfaat Teoritis ............................................................................................. 5
3. Manfaat Metodologis ..................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN .................................................................... 7
A. Teori dan Konsep Terkait ............................................................................. 7
1. Konsep TB Paru ............................................................................................... 7
1)Pengertian TB Paru ......................................................................................... 7
2)Etiologi TB Paru ............................................................................................. 7
3)Pengobatan TB Paru ....................................................................................... 8
4)Obat Anti Tuberkulosis (OAT) ..................................................................... 8
5)Panduan OAT .................................................................................................. 9
6)Efek Samping OAT (Obat Anti TB) .......................................................... 10
7)Upaya Mengatasi Mual Pasien TB Dalam Pengobatan OAT ................. 10
2. Konsep Jahe Madu ......................................................................................... 11
1)Pengertian....................................................................................................... 11
a)Jahe.................................................................................................................. 11
b)Madu ............................................................................................................... 12
3.Jenis jahe ........................................................................................................ 12
4.Manfaat Jahe Madu ....................................................................................... 14
5.Pengolahan jahe ............................................................................................. 15
6.Uji Klinik Kandungan Jahe Terhadap Penurunan Frekuensi Mual ........ 16
iv
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.6 Marrow Assesment of Nausea and Emesis Functional Living Index
Emesis ......................................................................................................... 22
vi
DAFTAR SKEMA
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu penyakit menular yang menjadi perhatian MDGs adalah TB Paru.
Secara global pada tahun 2016 terdapat 10,4 juta kasus insiden TB (8,8 juta
– 12, juta) yang setara dengan 120 kasus per 100.000 penduduk. Lima negara
dengan insiden kasus TB Paru tertinggi yaitu India, Indonesia, China, Philipina,
dan Pakistan. Sebagian besar estimasi insiden TB pada tahun 2016 terjadi di
dalamnya, dan 25% nya terjadi di kawasan Afrika (Didik Budjianto, 2018).
2017 (data per 17 Mei 2018). Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
1
Berdasarkan angka penemuan kasus (case ditection rate) TB paru di
Cianjur pada tahun 2015 sebanyak 57,22% kasus. Sedangkan menurut surfey
di Rumah Sakit dr. Hafiz (RSDH) Cianjur, pasien dengan TB Paru dalam
pengobatan OAT dari bulan Januari 2019 sampai dengan bulan September
2019 adalah sebanyak 50 orang, dengan presentase laki-laki sebanyak 54% dan
pada laki-laki 1,4 kali lebih besar dibandingkan pada perempuan. Bahkan
lebih tinggi dibandingkan pada perempuan. Begitu juga yang terjadi di negara-
negara lain. Hal ini terjadi karena laki-laki lebih terpapar pada faktor risiko TB
Budjianto, 2018).
Epidemiologi dan Faktor Risiko Efek Samping Obat Anti Tuberkulosis yang
Sebagian besar efek samping derajat ringan 76,3%. Dapat disimpulkan, efek
Mual dan muntah adalah efek samping yang paling umum dan tidak
menyenangkan pada pasien TB, untuk mengatasi hal tersebut yang banyak
dilakukan yaitu dengan pemberian obat anti mual. Akan tetapi hal tersebut
2
3
proses penyembuhan suatu penyakit atau keluhan. Terapi ini diantaranya terapi
pikiran tubuh (mind body therapies), terapi berbasis biologi (biologically based
therapies), terapi manipulatif dan berbasis tubuh (manipulative and body based
therapies), terapi energi yang termasuk dalam katagori energi hayati dan
keton bernama zingeron. (wikipedia, 2019) Jahe juga dapat digunakan untuk
yang diberikan intervensi jahe emprit pada hari ke-0, ke-1,ke-2 dan ke-3 ( x=
4
1.92- 0.69 ) lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata mual responden post
). Berdasarkan hasil analisa data yang menunjukan adanya peran jahe terhadap
penurunan intensitas mual pada paseien post kemoterapi (Umaroh A. s., 2017).
Perawatan Lantai 2 Rumah Sakit dr. Hafiz (RSDH) Cianjur, didapatkan hasil:
7 orang mengeluh mual dan muntah setelah mendapatkan terapi OAT, 2 orang
mengeluh mual tetapi tidak muntah setelah mendapatkan terapi OAT, dan 1
orang tidak mengeluh mual atau muntah setelah mendapatkan terapi OAT.
Belum ada yang melakukan penelitian tentang manfaat air rebusan jahe
madu untuk mengurangi mual muntah pada pasien TB Paru dalam pengobatan
penelitian terhadap pengaruh rebusan air jahe madu terhadap tingkat mual
muntah pada pasien Tb Paru dalam terapi OAT di Ruang Perawatan Lantai 2
Bagaimana pengaruh rebusan air jahe madu terhadap tingkat mual muntah
pada pasien Tb Paru dalam terapi OAT di Ruang Perawatan Lantai 2 Rumah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
madu.
terapi OAT yang tidak diberikan intervensi dengan air rebusan jahe
madu.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Aplikatif
2. Manfaat Teoritis
khususnya dalam hal mengetahui manfaat air rebusan jahe madu untuk
3. Manfaat Metodologis
sebagai bahan referensi bagi akademisi atau calon peneliti lainnya dalam
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
1. Konsep TB Paru
1) Pengertian TB Paru
2) Etiologi TB Paru
asam serta sangat tahan terhadap zat kimia dan faktor fisik.
7
8
3) Pengobatan TB Paru
a) Tahap Awal
b) Tahap Lanjut
5) Panduan OAT
b) Katagori II = 2(RHZE)S/(RHZE)/5(HR)3E3
d) Sisipan (RHZE)
yang pedas.
1) Pengertian
a) Jahe
nama jahe (Sunda), jae (Jawa), jhai (Madura). Jahe dalam bahasa
b) Madu
berikut:
Komposisi Rataan (mEq) Kisaran nilai (mEq)
Air 22.9 16.6 – 37
Fruktosa 29.2 12.2 – 60.7
Glukosa 18.6 6.6 – 29.3
Sukrosa 13.4 1.4 – 53
Asam bebas 41.31 10.33 – 62.21
pH 3.92 3.60 – 5.34
Tabel 2.2 Kandungan Madu
3. Jenis jahe
atsirinya lebih besar dari pada jahe gajah, sehingga rasanya lebih
c) Jahe Merah.
Jamil, 2012)
a) Sebagai Antioksidan
secara sistematik.
hari untuk segera dinetralisir lalu dibuang melalui urin. Kondisi ini
15
dipengaruhi oleh adanya zat anti bakteri, anti virus dan anti anti
memiliki zat anti bakteri, anti peradangan dan anti inflamasi yang
cepat dan efek antioksidan yang ada pada madu, dapat mengusir
terserang demam.
e) Manfaat lain
5. Pengolahan jahe
kepala.
c) Masyarakat Jawa mengenal 2 jenis jahe, yaitu jahe biasa dan jahe
sunthi. Jahe sunthi adalah jahe yang berukuran kecil dan memiliki
rasa agak pahit dan lebih pedas dari jahe biasa. Karena rasanya
yang pahit dan pedas maka jahe sunthi tidak pernah digunakan
16
antiracun akibat terlalu banyak makan ikan dan kepiting. Jahe juga
a) Bahan:
b) Cara Membuat:
belimbing) ke dalamnya.
ke dalam gelas.
2013).
ini telah digunakan untuk mengukur mual pada pasien dyspepsia pada
Imai, (2013) untuk mengukur intensitas mual pada pasien kanker yang
yaitu alat atau instrumen pengkajian yang valid dan reliabel untuk
dan sesak napas) yang dialami oleh pasien kanker, yang masing-
instrumen yang akan digunakan oleh peneliti untuk menilai skala mual
paling buruk).
dan durasi dari mual dan muntah (Rhodes dan Daniel, 2001 dalam
Oktaviani, 2013).
Living Index Emesis) di desain untuk beberapa tujuan. Laporan asli dari
17 item asesmen frekuensi, derajat keparahan dan lama waktu dari pre
dan post mual dan muntah yang di induksi kemoterapi (Morrow, 1992).
22
Test dan re-test dari MANE hal yang sudah diuji yang
B. Penelitian Terkait
sebagai bahan acuan dan pedoman penulisan penelitian ini. Penelitian tersebut
bersumber dari:
a) Jurnal 1
b) Jurnal 2
Pada Pasien Post Kemoterapi”, karya Umaroh dan Agustin Setiayingsih. Hasil
sampel pada bulan Oktober – November 2015 di rumah Singgah Sehati Kota
24
nilai P= 0.001 alpha 5 %, min 0 max 4 mean 1,92, SD 1,605. Hari pertama post
kemoterapi nilai P=0,0001 alpah 5%, Min 0, Max 3, Mean 1,62, SD 0,961. Hari
0,641. Hari ke 3 post kemoterapi nilai P=0,0001 alpah 5%, Min 0, Max 2 Mean
0,630, SD 0,630. Ada perbedaan yang signifikan intensitas mual pada kasus dan
c) Jurnal 3
Serdang Bedagai” karya Rahmi Fitria. Hasil penelitian tersebut adalah dsain
pada kehamilan trimester I sebelum dan sesudah diberikan jahe. Hasil penelitian
Berdasarkan waktu mual dan muntah mayoritas terjadi pada pagi hari sebanyak
sebagian besar adalah 4-6 kali per hari sebanyak 25 orang (78,1%). Sedangkan
25
frekuensi muntah ibu hamil sebelum intervensi adalah 1-3 kali per hari sebanyak
16 orang (50%). Dari uji statistik dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang
signifikan dari frekuensi mual dan muntah sebelum dilakukan intervensi dan
setelah dilakukan intervensi (p adalah 0,000). Dari hasil penelitian ini diketahui
jahe efektif dalam menurunkan mual dan muntah pada ibu hamil trimester I.
(Fitria, 2013)
d) Jurnal 4
Akut Akibat Kemoterapi Pada Penderita Kanker Payudara Di Rumah Sakit PKU
adalah Desain penelitian adalah kuasi eksperimen dengan pre-post test control
Aromaterapi jahe diberikan sebanyak 2 kali perlakuan dengan cara dihirup atau
menunjukkan: Nilai rata-rata mual dan muntah pada kelompok kontrol hanya
mengalami sedikit penurunan, yaitu nilai rata-rata 13,74 pada saat pre-tes
menjadi 13,39 pada saat post-tes. Hasil uji statistik memperoleh thitung = 1,034
dengan p-value= 0,312 pada taraf signifikansi 5% (p<0,05) Artinya tidak ada
perbedaan yang bermakna mual dan muntah kelompok kontrol pada pre-tes
dengan mual dan muntah pada saat post-test. Sedangkan kelompok intervensi
mengalami penurunan pencapaian nilai rata-rata mual dan muntah 14,04 pada
26
saat pre-test menjadi 10,70 pada saat post-tes. Hasil uji statistik perbedaan
perbedaan yang bermakna mual dan muntah kelompok intervensi pada pre-tes
C. Kerangka Teori
A. Kerangka Konsep
Pengukuran
Upaya Frekuensi
mengatasi mual Mual
pasien TB Paru
on OAT:
1. Mengatur porsi INVR
makan
2. Selektif dalam
memilih
makanan Herbal :
3. Menambah
asupan air rebusan
makanan jahe madu
4. memodifikasi a
ramuan herbal:
a. Air jahe
b. Teh
Mual dan Muntah
papermint
Keterangan:
: Diteliti
: Tidak diteliti
: Berhubungan
: Berpengaruh
27
28
B. Pertanyaan Penelitian
C. Definisi Operasional
N Definisi Skala
Variabel Alat ukur Cara ukur Hasil ukur
o Operasional ukur
1 Air Mengkonsumsi pemberian - Dengan Nominal
Rebusan air rebusan jahe rebusan air kriteria
Jahe Madu madu sebanyak jahe. penilaian :
250 mg/hari 1 = Kontrol
sebanyak 2 2 = Intervensi
kali/hari selama
3 hari. (sebanyak
125 mg jahe
yang di rebus
dengan air 250
mg dan
ditambah 1
sendok makan
madu untuk
pemanis).
2 Frekuensi Frekuensi mual Pengukuran Mengisi Jumlah skor Ordinal
mual muntah yang skala mual Kuesioner skala likert,
muntah terjadi setelah menggunak seuai kemudian
pasien diberikan an Index dengan dikatagorikan
terapi OAT. Nausea, respon dengan:
Vomiting, Pasien. 1= baik : ≥
and Dievaluasi nilai tengah
Retching setelah 3 score
(INVR) hari 0= kurang
pemberian baik: ≤nilai
rebusan air tengah score.
jahe madu
Tabel 3.1 Definisi Operasional
BAB IV
A. Desain Penelitian
karena dalam penelitian eksperimen jenis ini banyak variabel yang tidak bisa
penelitian yang dilakukan adalah peneliti memberikan prettest atau test awal
awal. Posttest juga diberikan di akhir penelitian yang akan dianalisis untuk
Peneliti mengamati dan mengukur pengaruh larutan air jahe madu terhadap
frekuensi mual muntah pada pasien yang mengkonsumsi obat OAT, dengan
kelompok yang mendapatkan terapi standar dari ruangan dan larutan air jahe
madu selama 3 hari, dalam 1 hari diberikan 2 kali pemberian air jahe madu.
Yaitu pukul 05.00 WIB sebelum responden memakan obat OAT, dan pukul
29
30
1. Populasi
subjek atau objek dengan seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki
TB Paru oleh Dokter dan diberikan pengobatan OAT yang dirawat di Ruang
Perawatan Lantai 2 Rumah Sakit dr. Hafiz (RSDH) Cianjur. Dari data
terahir yang didapatkan dari bulan Januari 2019 sampai dengan bulan
yang di rawat di Ruang Perawatan Lantai 2 Rumah Sakit dr. Hafiz (RSDH)
2. Sampel
populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang
a. Penghitungan Sampel
𝛼 2
𝑁𝑍 (1 2 ) 𝑃 (1 − 𝑝)
𝑛=
𝛼 2
𝑁𝑑 2 + 𝑍 (1 2 ) 𝑃 (1 − 𝑝)
n = Besar Sampel
31
N = Jumlah Populasi
0,05)
Z1 – 1/2𝛼 = 1,96
P = Proporsi (0,8372)
1) Kriteria Inklusi
2) Kriteria Eksklusi
digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel
akan mewakili keseluruhan populasi yang ada, secara umum ada dua jenis
yang di rawat di Ruang Perawatan Lantai 2 Rumah Sakit dr. Hafiz (RSDH)
Cianjur tidak diketahui secara pasti berapa jumlah pasien yang dilakukan
(RSDH) Cianjur
peneliti dapat lebih leluasa dalam melakukan eksperimen setiap pagi dan
malam hari sekitar jam 05.00 WIB dan 21.00 WIB, sebelum responden makan
D. Etika Penelitian
isu sentral yang berkembang sat ini. Pada penelitian ilmu keperawatan, karena
hampir 90% subjek yang digunakan adalah manusia, maka peneliti harus
memahami prinsip-prinsip etik penelitian. Jika hal ini tidak dilaksanakan, maka
2008)
1. Otonom
2. Informed Consent
3. Beneficence
baik baginya.
4. Nonamaleficence
5. Confidentiality
seperti: nama, alamat, dan data lain yang diperoleh. Peneliti jaga
6. Veracity
7. Justice
Peneliti berbuat adil kepada subjek penelitian dengan cara tidak membeda-
bedakan perlakuan karena dalam penelitian ini ada kelompok kontrol yang
kelompok kontrol, namun diluar prosedur peneliti jua akan berbuat adil
dengan hasil yang cermat, lengkap dan sistematis sehingga data mudah untuk
diagnosa pasien, lama pengobatan, dan obat OAT yang dikonsumsi. Kuesioner
suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan
Widyatama, 2007).
Menurut Rhodes dan Daniel (2001, dalam Oktaviani 2013), instrumen yang
digunakan untuk mengukur mual muntah yang telah teruji validitas dan
(DDS), Visual Analog Scale (VAS), Index Nausea vomiting and Retching
Vomiting and Retching (INVR), sehingga tidak dilakukan uji validitas dan
uji reliabelitas.
1. Sebelum penelitian
38
a. Mencari fenomena
c. Mencari lahan
Peneliti mencari lahan yang sesuai dengan masalah yang di teliti yaitu
2. Prosedur administrasi
Jakarta.
pedoman.
3. Selama penelitian
Cianjur.
4. Prosedur pelaksanaan
larutan air jahe secara individual dengan teknik peneliti mendatangi responden.
ekslusi.
denan kode B.
40
250 ml. Pemberian larutan air jahe madu diberikan sebanyak 2 kali dalam
1 hari, yaitu pukul 05.00 WIB sebelum responden makan obat OAT, dan
sudah diisi oleh responden dan menghitung jumlah skor mual responden
H. Pengolahan Data
a. Editing
b. Coding
berikut:
Data Demografi/Umum:
c. Scoring
muntah dan retching pada responden, maka setiap jawaban dari masing-
42
masing pertanyaan diberikan mulai dari 0-4, sehingga total skor 32 (jumlah
d. Tabulating
memasukkan semua data yang telah diberi kode maupun skor ke dalam
I. Analisis Data
1. Analisa Univariat
responden (meliputi: usia, jenis kelamin, diagnosis, dan jenis obat OAT
2. Analisa Bivariat
dua variabel, yaitu pengaruh rebusan air jahe madu terhadap frekuensi
mual pada pasien TB Paru dalam terapi OAT. Analisis yang digunakan
pada penelitian ini adalah Quasy Eksperimen dengan uji paired simple
test, tujuan dari statistik ini adalah untuk mengetahui atau menguji
pengaruh air rebusan jahe terhadap frekuensi mual pada pasien TB Paru
dalam terapi OAT. Hasil yang didapat dari Quasy Eksperimen dihitung
J. Jadual Kegiatan
Bulan
Oktober Novembe Desember Januari Februari
Kegiatan
r
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengumpulan Data
Awal
Penyusunan
Proposal
Sidang Proposal
Persiapan
Lapangan
Uji Coba Instrumen
Pelaksanaan
Penelitian
Pengolahan Data
Penyusunan Skripsi
Sidang Skripsi
Tabel 4.2 Jadual Kegiatan
26
DAFTAR PUSTAKA
Didik Budjianto, d. (2018). Infodatin Tuberkulosis. Jakarta Selatan: Pusat data dan
informasi kementrian kesehatan RI.
Dr. Ali Jamil, M. (2012). Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Jahe. Sumatera
Utara: FETI.
Dr. H. Fajri Ismail, M. (2018). Statistika untuk Penelitian Pendidikan dan Ilmu-
ilmu Sosial. Jakarta: Prenadamedia Group.
ix
x
Opini Kesehatan. (2019, Oktober 25). Bacaterus. Diambil kembali dari Bacaterus:
www.compas.com
Prof. Dr. Buchari Lapau, dr. MPII. (2015). metodologi penelitian kebidanan.
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Putra, W. S. (2013). sehat dengan herbal tanpa dokter. Yogjakarta: Citra Media.
Rotinsulu, R. P. (2018, Mei 17). Ditjen Yankes. Diambil kembali dari Ditjen
Yankes: http://yankes.kemkes.go.id
LAMPIRAN 1
(INFORMED CONCENT)
Kode responden :
Alamat :
Apabila sesuatu hal yang merugikan diri saya akibat penelitian ini, maka saya akan
bertanggung jawab atas pilihan saya sendiri dan tidak akan menuntut di kemudian
hari.
Cianjur, 2019
Yang bersangkutan
46
LAMPIRAN 2
DATA DEMOGRAFI
1. No. Responden :
2. Nama (Inisial) :
3. Usia :
4. Pendidikan Terahir :
6. Diagnosa Penyakit :
8. Obat OAT :
47
LAMPIRAN 3
Index of Nausea, Vomiting and Retching (INVR)
Initial Pasien :
Tanggal :
Hari :
Jam :
Petunjuk : Silahkan isi titik – titik atau ruang yang kosong pada baris pernyataan sesuai
dengan apa yang pernah anda alami. Silahkan, beri suatu tanda √ (ceklis)
1. Dalam 12 jam terakhir, saya Tidak
mual ...x >7 5-6 4-3 2-1
mual
2. Dalam 12 jam terakhir, dari
ingin muntah muntah tetapi Berat
tidak ada muntahan, saya ada Tidak Ringan Sedang Berat
sekali
perasaan tekanan ____
3. Dalam 12 jam terakhir, dari
merasakan muntah, , saya ada Sangat Berat Sedang Ringan Tidak
perasaan tekanan ____ berat
4. Dalam 12 jam terakhir, dari
merasakan mual atau sakit Tidak 1 jam Lebih dari
perut, saya ada perasaan sama kurang
2-3 jam 4-6 jam
6 jam
tekanan ____ sekali
LAMPIRAN 4
Jadual Kegiatan
Bulan
Oktober November Desember Januari Februari
Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penyusunan Proposal
Sidang Proposal
Persiapan Lapangan
Uji Coba Instrumen
Pelaksanaan Penelitian
Pengolahan Data
Penyusunan Skripsi
Sidang Skripsi
49
LAMPIRAN 5
PROSEDUR PEMBUATAN MINUMAN JAHE MADU
No. Dokumen No. Revisi Halaman
STANDAR
01/SOP/2019 1 1/2
OPERASIONAL
Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal diterbitkan Peneliti
14 November 2019
Mitha Dwi Meliawaty
PENGERTIAN Jahe termasuk dalam marga Zingiber dari suku
Zingiberaceae. Nama ilmiah botaninya adalah Zingiber
officinale Roscoe., sedangkan nama sinonimnya adalah
Amomum zingiber L. atau Zingiber zingiber (L.) H. Karst.
Madu mengandung banyak mineral seperti Kalsium,
aluminium, besi, magnesium, fosfor dan beberapa vitamin B,
K, C , asam pantotenat dan memiliki enzim lengkap yang
dapat meningkatkaan proses metabolisme tubuh dan
memelihara energi dan stamina tubuh agar tetap stabil.
Mengetahui gambaran umum tentang pembuatan minuman
TUJUAN
jahe madu pada pasien TB Paru dalam terapi OAT.
Program Profesi Ners Fakultas Kedokteran Universitas
REFERENSI Brawijaya. (2007). 1000 Manfaat Jahe Madu Bagi
Kesehatan. Malang: Universitas Brawijaya.
A. Bahan:
125 mg Jahe , Madu Murni (beberapa tetes untuk pemanis
saja), dan 250 ml Air.
B. Cara Membuat:
PROSEDUR
1. Siapkan 125 mg Jahe lalu di kupas kulitnya sampai
bersih.
2. Cuci jahe yang sudh dikupas dengan air bersih.
3. Kemudian geprek jahe, tetapi jangan sampai hancur.
50
LAMPIRAN 6