Anda di halaman 1dari 45

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN

KINERJA PERAWAT DALAM MENGHADAPI


PASIEN TERMINAL DI RSUD.
dr. M. HAULUSSY AMBON

PROPOSAL

OLEH :

FATMAWATI HELUT

NPM.1420118294

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MALUKU HUSADA
KAIRATU
2022
LEMBARAN PERSETUJUAN

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KINERJA


PERAWAT DALAM MENGHADAPI PASIEN TERMINAL
DI RSUD. dr. M. HAULUSSY AMBON

PROPOSAL
OLEH :

FATMAWATI HELUT
NPM.1420118294

Proposal ini telah disetujui


pada tanggal

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Dan Tandi, S.Kep., M.Kep Ima Soumena S. Kom

Mengetahui
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Ira Sandi Tunny, S.Si.,M.Kes


NIDN. 1208098501

ii
KATA PENGANTAR

Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Robb semesta alam,

berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal

dengan judul “Hubungan dukungan keluarga dengan kinerja perawat dalam

menghadapi pasien terminal di RSUD. Dr. M. Haulussy Ambon.”

Proposal ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

pendidikan strata satu (S1) pada program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan (STIKes) Maluku Husada. Begitu banyak hambatan dan rintangan

yang penulis hadapi dalam penyusunan proposal ini, namun berkat bimbingan,

motivasi, dan kerja sama berbagai pihak sehingga proposal dapat terselesaikan. Oleh

karenanya, pada kesempatan ini perkenankan penulis untuk mengucapkan limpahan

rasa terima kasih kepada “Papa tersayang Samsul Bahar Helut dan ibunda tercinta

Alm Jamila Hatuwe ” yang telah melahirkan dan membesarkan penulis dengan penuh

kesabaran dan kasih sayang hingga saat ini, serta “ orang-orang tersayang, saudara –

saudara “ yang selalu mendukung segala langka dan kesusahan penulis hingga saat

ini.

Tak lupa pula penulis menyampaikan penghargaan, rasa hormat dan terima

kasih kepada:

iii
1. Rasma Tunny, S,Sos, selaku ketua Yayasan Maluku Husada yang telah

memberikan fasilitas yang cukup memadai bagi penulis selama menjalani

pendidikan di STIKes Maluku Husada.

2. Dr. Sahrir Sillehu, S.KM,.M.Kes, selaku ketua STIKes Maluku Husada.

3. Ira Sandi Tunny, S.Si.,M.Kes, selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

STIKes Maluku Husada beserta seluruh staf pengajar yang telah memberikan

ilmu pengetahuan khususnya ilmu keperawatan selama penulis menjalani proses

pendidikan ini.

4. Ns. Dan Tandi, S.Kep.,M.Kep selaku pembimbing I dan Ima Soumena, S.Kom

selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga untuk

memberikan bimbingan, arahan dan masukan bagi proposal demi perbaikan

proposal ini.

5. Keluarga tercinta yang selalu berada di samping peneliti yang selalu memberikan

dukungan berupa materi dan spritual.

6. Untuk sahabat-sahabat, Abang Ahmadun Hatuwe yang selalu memberikan

motivasi semangat, dan dukungan serta bantuan dalam penyusunan dalam

proposal ini.

7. Semua pihak yang telah membantu yang tidak bisa disebutkan satu persatu

namanya baik yang langsung atau tidak langsung penulis ucapkan banyak terima

kasih.

iv
Penulis menyadari, proposal ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu

penulis berharap adanya kritikan dan saran yang membangun,sehingga usulan

proposal ini biasa menjadi lebih baik ke depannya.

Ambon, Mei 2022

Penulis

v
DAFTAR ISI

JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................vi
DAFTAR TABEL ...............................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................3
1.3.1 Tujuan umum ............................................................................3
1.3.2 Tujuan khusus ............................................................................3
1.4 Manfaat penelitian ..............................................................................4
1.4.1 Manfaat Bagi Mahasiswa keperawatan .....................................4
1.4.2 Manfaat Bagi Pelayanan Kesehatan ..........................................4
1.4.3 Manfaat Bagi Inastituti Pendidikan ...........................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1Tinjauan Umum DukunganKeluarga ...................................................5
2.1.1 Konsep Dukungan Keluarga......................................................5
2.1.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga..........8
2.3 Konsep kinerja Perawat.......................................................................10
2.3 Konsep Pasien Terminal......................................................................12
2.3.1 Pengertian...................................................................................12
2.3.2 Tahap tahap Menjelang Ajal......................................................12
2.3.3 Tipe-tipe Menjelang Kematian...................................................13
2.3.4 Peran Perawat Dalam Menghadapi Pasien Terminal.................14
2.4 Keaslian Penelitian..............................................................................16
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL
3.1 Kerangka Konsep................................................................................20
3.2 Hipotesis..............................................................................................20
BAB IV METODE PENILITIAN
4.1 Desain Penelitian...............................................................................22
4.2Tempat dan waktu penelitian.............................................................22
4.3 Populasi, sampel dan sampling.........................................................22
4.3.1 Populasi......................................................................................22
4.3.2 Sample........................................................................................22
4.4 Variabel Penilitian.............................................................................23
4.5 Defenisi Oprasional...........................................................................23
4.6 Instrumen Penelitian..........................................................................24
4.7 Prosedur Pengumpulan data .............................................................25
4.8 Pengolahan Data Dan Analisa Data..................................................25
4.8.1 Pengolahan Data.........................................................................25

vi
4.8.2 Analisa Data...............................................................................26
4.9 Etika penelitian..................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

Tabel 2.1 Keaslian penelitian...............................................................................16

Tabel 4.1 Definisi operasional..............................................................................24

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Penyakit terminal merupakan penyakit progresif yaitu penyakit yang

menuju ke arah kematian. Contohnya seperti penyakit jantung, dan kanker.

penyakit terminal ini dapat dikatakan harapan untuk hidup tipis, tidak ada lagi

obat-obatan, tim medis sudah give up (menyerah) dan penyakit terminal ini

mengarah kearah kematian. Agama dan keyakinan spiritual sebagai sumber

kekuatan dan dukungan dalam penyakit fisik yang serius Profesional

kesehatan memberikan perawatan medis menyadari pentingnya pasien dalam

memenuhi kebutuhan spiritual dan keagamaan serta pentingnya (Fitria, 2021).

Menurut Kemenkes RI tahun 2015 - 2020 di Indonesia kematian

sebanyak 40.468 orang. Penyakit ginjal kronik merupakan salah satu kategori

penyakit terminal (Sukmawati et al., 2018). Perawatan pada pasien terminal

bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri, dengan mencegah penderitaan pasien

karena penyakit yang dialaminya yang sudah tidak dapat diobati lagi. Pasien

dengan penyakit terminal di saat menghadapi akhir kehidupannya bersama

dengan orang terdekatnya tentu membutuhkan pendekatan yang

komprehensif, yaitu dari segi kedokteran, keperawatan, psikologis, sosial,

budaya dan spiritual (Digdowirogo et al., 2021).

Penelitian yang dilakukan oleh Terok et al (2015), menunjukkan ada

hubungan kinerja perawat pelaksana dengan penerapan proses keperawatan.

Terbukti dari nilai p-value = 0,006 < 0,05 .Kinerja perawat pelaksana 82,5%

baik, dan penerapan proses keperawatan 75 % baik. Hasil tabulasi silang

1
hubungan kinerja perawat pelaksana dengan penerapan proses keperawatan

ditemukan 70% Kinerja perawat pelaksana baik dan menerapkan proses

keperawatan,ada 12,5% kinerja perawat baik tetapi kurang menerapkan

proses keperawatan.Ada 5% kinerja perawat kurang baik tapi menerapkan

proses keperawatan dan ada 12,5 % baik kinerja perawat dan penerapan

proses keperawatan semuanya kurang baik. Hasil penelitian lain yang

dilakukan oleh Anggeria & Marsia (2019), dengan menggunakan uji

Spearman rho menunjukkan bahwa nilai signifikasi (2 – tailed) 0,779 atau

probabilitasnya (p) diatas 0,05 (0,779 > 0,05) maka Ho diterima berarti tidak

ada hubungan dukungan keluarga dengan kecemasan pasien gagal ginjal

kronik di ruang Hemodialisa Rumah Sakit Royal Prima Medan.

Pengambilan data awal di ruang rekam medis RSUD. dr. M. Haulussy

Ambon, jumlah kematian 2 tahun terakhir (2020/2021). Untuk tahun 2020

mencapai: 386 pasien dan tahun 2021 mencapai 164 pasien. Dilihat dari

jumlahnya terjadi penurunan. Hal ini disebabkan karena jumlah pasien yang

di rawat mengalami penurunan karena adanya pandemi Covid 19.

Dari hasil wawancara pada tanggal 21 April 2022 di ruangan ICU RSUD.

dr. M. Haulussy Ambon, 2 dari perawat yang bertugas di ruang ICU

mengatakan bahwa merawat pasien terminal sama halnya dengan merawat

pasien biasa, tapi yang membedakanya adalah tingkat emosionalnya. Jadi

kami perawat harus lebih sabar, bagaimana kita bisa menjelaskan kepada

keluarga bahwa mereka benar- benar siap jikalau memang pada akhirnya

pasien nantinya meninggal, karena pada saat keluarga pasien mereka

masukpun di dalam ruangan ini kami perawat dari awal juga sudah

2
menjelaskan dan memberi pengertian bahwa ruangan ini adalah ruangan

seperti ini seperti itu jadi keluarga pasien juga sudah mempunyai gambaran

dan mengerti akan keadaan.

Dari hasil data awal yang di ambil di RSUD dr M Haylussy Ambon.

Dari jumlah kematian 2 tahun terakhir RSUD. dr M Haulussy Ambon adalah

satu dari rumah sakit dengan kasus kematian akibat kondisi terminal. Peniliti

juga ingin melihat apakah disaat pasien berada pada posisi terminal atau

mencapai kematian keluarga pasien akan menerima dengan ikhlas atas

keadaan tersebut. Dikarenakan pada saat pasien berada pada posisi terminal

kebanyakan dari keluarga selalu menyalahkan perawat sebagai akibat

keadaan tersebut.maka dari itu bagaimanakah dukungan keluaraga di RSUD

dr .M Haulussy Ambon.

Berdasarkan latar belakang yang penulis paparkan diatas, penulis

tertarik untuk meneliti tentang hubungan dukungan keluarga dengan kinerja

perawat dalam menghadapi pasien terminal di RSUD dr. M. Haulussy

Ambon.

3
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah pada

penilitian ini adalah “ apakah ada hubungan dukungan keluarga dengan

kinerja perawat dalam menghadapi pasien terminal di RSUD Dr .M. Haulussy

Ambon?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

hubungan dukungan keluarga dengan kinerja perawat dalam

menghadapi pasien terminal di RSUD. Dr .M. Haulussy Ambon.

1.3.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengidentifikasi dukungan keluarga yang mengalami

pasien terminal di RSUD Dr .M. Haulussy Ambon.

2. Untuk mengidentifikasi kinerja perawat dalam menghadapi

pasien terminal di RSUD. Dr .M. Haulussy Ambon

3. Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kinerja

perawat di RSUD. Dr. M. Haulussy Ambon

4
1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Bagi Mahasiswa Keperawatan

Hasil penelitian berguna bagi peneliti untuk menambah wawasan dan

pengetahuan peneliti, dan sebagai data penelitian selanjutnya serta

tambahan literatur bagi mahasiswa keperawatan.

1.4.2 Manfaat Bagi Pelayan Kesehatan

Sebagai masukan / dorongan untuk meningkatkan kinerja perawat

dalam mengahadapi pasien terminal di RSUD dr. M. Haulussy

Ambon.

1.4.3 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai

Hubungan dukungan keluarga dengan kinerja perawat dalam

menghadapi pasien terminal di RSUD dr. M. Haulussy Ambon.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Umum Dukungan Keluarga

2.1.1. Konsep Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan penerimaan keluarga

terhadap anggota keluarganya, berupa dukungan informasional,

dukungan penilaian, dukungan instrumental dan dukungan emosional.

Jadi dukungan keluarga adalah suatu bentuk hubungan interpersonal

yang meliputi sikap, tindakan dan penerimaan terhadap anggota

keluarga, sehingga anggota keluarga merasa ada yang memperhatikan

(Mirza et al., 2017).

Orang yang berada dalam lingkungan sosial yang suportif

umumnya memiliki kondisi yang lebih baik dibandingkan rekannya

yang tanpa keuntungan ini, karena dukungan keluarga dianggap dapat

mengurangi atau menyangga efek kesehatan mental individu. Dukungan

keluarga adalah bantuan yang dapat diberikan kepada anggota keluarga

lain berupa barang, jasa, informasi dan nasihat yang mampu membuat

penerima dukungan akan merasa disayang, dihargai, dan tentram.

Dukungan ini merupakan sikap, tindakan dan penerimaan keluarga

terhadap penderita yang sakit. Anggota keluarga memandang bahwa

orang yang bersifat mendukung akan selalu siap memberi pertolongan

6
dan bantuan yang diperlukan. Dukungan keluarga yang diterima salah

satu anggota keluarga dari anggota keluarga yang lainnya dalam rangka

menjalankan fungsi-fungsi yang terdapat dalam sebuah keluarga (Mirza

et al., 2017). Bentuk dukungan keluarga terhadap anggota keluarga

adalah secara moral atau material. Adanya dukungan keluarga akan

berdampak pada peningkatan rasa percaya diri pada penderita dalam

menghadapi proses pengobatan penyakitnya.

Friedman (2013) dalam (Mirza et al., 2017). Membagi bentuk dan

fungsi dukungan keluarga menjadi 4 dimensi yaitu:

1. Dukungan Emosional

Dukungan emosional adalah keluarga sebagai tempat yang

aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu

penguasaan terhadap emosi. Aspek-aspek dari dukungan emosional

meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya

kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan. Dukungan

emosional melibatkan ekspresi empati, perhatian, pemberian

semangat, kehangatan pribadi, cinta, atau bantuan emosional.

Dengan semua tingkah laku yang mendorong perasaan nyaman dan

mengarahkan individu untuk percaya bahwa ia dipuji, dihormati, dan

dicintai, dan bahwa orang lain bersedia untuk memberikan perhatian

(Mirza et al., 2017)

2. Dukungan Instrumental

Dukungan instrumental adalah keluarga merupakan sumber

pertolongan praktis dan konkrit, diantaranya adalah dalam hal

7
kebutuhan keuangan, makan, minum, dan istirahat (Mirza et al.,

2017)

3. Dukungan Informasional

Dukungan informasional adalah keluarga berfungsi sebagai

pemberi informasi, dimana keluarga menjelaskan tentang pemberian

saran, sugesti, informasi yang dapat digunakan mengungkapkan

suatu masalah. Aspek-aspek dalam dukungan ini adalah nasehat,

usulan, saran, petunjuk dan pemberian informasi.

4. Dukungan Penilaian atau Penghargaan

Dukungan penghargaan atau penilaian adalah keluarga

bertindak membimbing dan menengahi pemecahan masalah, sebagai

sumber dan validator identitas anggota keluarga diantaranya

memberikan support, penghargaan, dan perhatian (Mirza et al.,

2017)

Sedangkan menurut Jafar et al (2011) membagi dukungan

keluarga menjadi 3 jenis, yaitu:

1. Dukungan Fisiologis

Dukungan fisiologis merupakan dukungan yang dilakukan

dalam bentuk pertolongan-pertolongan dalam aktivitas sehari-hari

yang mendasar, seperti dalam hal mandi menyiapkan makanan dan

memperhatikan gizi, toileting, menyediakan tempat tertentu atau

ruang khusus, merawat seseorang bila sakit, membantu kegiatan fisik

8
sesuai kemampuan, seperti senam, menciptakan lingkungan yang

aman, dan lain-lain.

2. Dukungan Psikologis

Dukungan psikologis yakni ditunjukkan dengan memberikan

perhatian dan kasih sayang pada anggota keluarga, memberikan rasa

aman, membantu menyadari, dan memahami tentang identitas.

Selain itu meminta pendapat atau melakukan diskusi, meluangkan

waktu bercakap-cakap untuk menjaga komunikasi yang baik dengan

intonasi atau nada bicara jelas, dan sebagainya.

3. Dukungan Sosial

Dukungan sosial diberikan dengan cara menyarankan individu

untuk mengikuti kegiatan spiritual seperti pengajian, perkumpulan

arisan, memberikan kesempatan untuk memilih fasilitas kesehatan

sesuai dengan keinginan sendiri, tetap menjaga interaksi dengan

orang lain, dan memperhatikan norma-norma yang berlaku.

2.1.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga

Faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga menurut

Ningrum et al (2019) adalah :

1. Faktor internal

a. Tahap perkembangan artinya dukungan keluarga dapat

ditentukan oleh faktor usia dalam hal ini adalah pertumbuhan

dan perkembangan dimana setiap rentang usia (bayi-lansia)

9
memiliki pemahaman dan respon terhadap perubahan kesehatan

berbeda-beda.

b. Pendidikan atau tingkat pengetahuan keyakinan seseorang

terhadap adanya dukungan terbentuk oleh variabel intelektual

yang terdiri dari pengetahuan, latar belakang pendidikan, dan

pengalaman masa lalu. Kemampuan kognitif akan membentuk

cara berfikir seseorang termasuk kemampuan untuk memahami

faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit dan

menggunakan pengetahuan tentang kesehatan untuk menjaga

kesehatan dirinya.

c. Faktor emosional juga mempengaruhi keyakinan terhadap

adanya dukungan dan cara melaksanakannya. Seseorang yang

mengalami respon stress dalam perubahan hidupnya cenderung

berespon terhadap berbagai tanda sakit, mungkin dilakukan

dengan cara menghawatirkan bahwa penyakit tersebut dapat

mengancam kehidupannya.

d. Aspek spiritual dapat terlihat dari bagaimana seseorang

menjalani kehidupannya, menyangkut nilai dan keyakinan yang

dilaksanakan, hubungan dengan keluarga atau teman, dan

kemampuan mencari harapan dan arti dalam hidup.

2. Faktor eksternal

a. Praktik di keluarga. Cara bagaimana keluarga memberikan

dukungan biasanya mempengaruhi penderita dalam

melaksanakan kesehatannya. Misalnya: klien juga akan

10
melakukan tindakan pencegahan jika keluarga melakukan hal

yang sama.

b. Faktor sosioekonomi. Faktor sosial dan psikososial dapat

meningkatkan resiko terjadinya penyakit dan mempengaruhi

cara seseorang mendefinisikan dan bereaksi terhadap

penyakitnya.

2.2. Konsep Kinerja Perawat

Kinerja perawat adalah pencatatan bermacam hasil kerja yang di capai

oleh perawat atau sekelompok perawat dalam suatu organisasi sessuai

dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, legal, tidak

melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika. Untuk mengetahui

pencapaian hasil kerja di lakukan proses penilaian menggunakan instrument

penilaian kerja. Penilaian kerja merupakan suatu evaluasi terhadap

penampilan kerja perawat dengan membandingkan standar pada penampilan.

Kegiatan kerja ini membantu dalam pengambilan keputusan manajer dalam

membuat umpan balik kepada perawat tentang pelaksanaan pekerjaanya.

Melalui penilaian ini kita akan menhetahui apakah pekerjaan itu sudah sesuai

atau belum dengan uraian tugas yang telah disusun sebelumnya (Terok et al.,

2015). Ada 4 komponen kerja yang dinilai meliputi:

1. Jumlah kerja yang di bebankan kepada perawat.

2. Kerjasama dengan orang lain dalam menyelesaikan tugas yang telah di

tentukan.

11
3. Tanggung jawab atau kesanggupan perawat dalam menyelesaikan

pekerjaan yang diserahakan dengan baik, tepat waktu serta dapat

menaggung resiko dengan keputusan yang di buat.

4. Kedisiplinan atau ketaaatan perawat kepada hukum atau peraturan yang

berlaku.

Kinerja Perawat adalah hasil dari seluruh aktifitas kerja perawat

yang merupakan bukti dari pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah

sakit dengan menggunakan metode proses keperawatan. Kinerja

perawat sebenarnya sama dengan kinerja karyawan diperusahaan.

Perawat ingin diukur kinerjanya berdasarkan standar obyektif yang

terbuka dan dapat dikomunikasikan. Jika perawat diperhatikan dan

dihargai sampai penghargaan superior, mereka akan lebih terpacu

untuk mencapai kinerja pada tingkat yang lebih tinggi. Kinerja

perawat adalah aktivitas perawat dalam mengimplementasikan sebaik-

baiknya suatu wewenang, tugas dan tanggung jawabnya dalam rangka

pencapaian tujuan tugas pokok profesi dan terwujudnya tujuan dan

sasaran unit 27 organisasi. Ukuran pengawasan yang digunakan oleh

manajer perawat guna mencapai hasil organisasi adalah sistem

penilaian pelaksanaan kerja perawat. Melalui evaluasi reguler dari

setiap pelaksanaan kerja pegawai, manajer harus dapat mencapai

beberapa tujuan. Hal ini berguna untuk membantu kepuasaan perawat

dan untuk memperbaiki pelaksanaan kerja mereka, memberitahu

perawat bahwa kerja mereka kurang memuaskan serta

mempromosikan jabatan dan kenaikan gaji, mengenal pegawai yang

12
memenuhi syarat penugasan khusus, memperbaiki komunikasi antara

atasan dan bawahan serta menentukan pelatihan dasar untuk pelatihan

karyawan yang memerlukan bimbingan khusus.(Bawono &

Nugraheni, 2015)

2.3. Konsep Paien Terminal

2.3.1 Pengertian

Keadaan Terminal adalah suatu keadaan sakit dimana menurut

akal sehat tidak ada harapan lagi bagi si sakit untuk sembuh. Keadaan

sakit itu dapat di sebabkan oleh suatu penyakit atau suatu kecelakaan.

Kematian adalah suatu pengalaman tersendiri, dimana setiap individu

akan mengalami/menghadapinya seorang diri, sesuatu yang tidak

dapat dihindari, dan merupakan suatu kehilangan (Rohani et al.,

2021).

2.3.2 Tahap-tahap Menjelang Ajal

Tahap-tahap menjelang ajal (dying) dalam 5 tahap, yaitu:

1. Menolak/Denial. Pada fase ini , pasien/klien tidak siap menerima

keadaan yang sebenarnya terjadi, dan menunjukkan reaksi

menolak. Timbul pemikiran-pemikiran seperti: “Seharusnya tidak

terjadi dengan diriku, tidak salahkah keadaan ini?”. Beberapa

orang bereaksi pada fase ini dengan menunjukkan keceriaan yang

palsu (biasanya orang akan sedih mengalami keadaan menjelang

ajal)

2. Marah/Angry. Kemarahan terjadi karena kondisi klien duka

citanya. Timbul pemikiran pada diri klien, seperti: “Mengapa hal

13
ini terjadi dengan diriku?” Kemarahan-kemarahan tersebut

biasanya diekspresikan kepada objek-ojyek yang dekat dengan

klien, seperti: keluarga, teman dan tenaga kesehatan yang

merawatnya.

3. Menawar/bargaining. Pada tahap ini kemarahan biasanya mereda

dan pasien malahan dapat menimbulkan kesan sudah dapat

menerima apa yang terjadi dengan dirinya. Pada pasien yang

sedang dying, keadaan demikian dapat terjadi, seringkali klien

berkata: “Ya Tuhan, jangan dulu saya mati dengan segera,

sebelum anak saya lulus jadi sarjana”.

4. Kemurungan/Depresi. Selama tahap ini, pasien cenderung untuk

tidak banyak bicara dan mungkin banyak menangis. Ini saatnya

bagi perawat untuk duduk dengan tenang disamping pasien yang

sedangan melalui masa sedihnya sebelum meninggal.

5. Menerima/Pasrah/Acceptance. Pada fase ini terjadi proses

penerimaan secara sadar oleh klien dan keluarga tentang kondisi

yang terjadi dan hal-hal yang akan terjadi yaitu kematian. Fase ini

sangat membantu apabila klien dapat menyatakan reaksi-

reaksinya atau rencana-rencana yang terbaik bagi dirinya

menjelang ajal. Misalnya: ingin bertemu dengan keluarga

terdekat, menulis surat wasiat, dan sebagainya.

2.3.3 Tipe-tipe Perjalanan Menjelang Kematian

Ada 4 tipe dari perjalanan proses kematian, yaitu:

14
1. Kematian yang pasti dengan waktu yang diketahui, yaitu adanya

perubahan yang cepat dari fase akut ke kronik.

2. Kematian yang pasti dengan waktu tidak bisa diketahui, baisanya

terjadi pada kondisi penyakit yang kronik.

3. Kematian yang belum pasti, kemungkinan sembuh belum pasti,

biasanya terjadi pada pasien dengan operasi radikal karena adanya

kanker.

4. Kemungkinan mati dan sembuh yang tidak tentu. Terjadi pada

pasien dengan sakit kronik dan telah berjalan lama.

2.3.4 Peran Perawat Dalam Menghadapi Pasien Terminal

Pelayanan perawatan terminal yang diberikan oleh perawat akan

memiliki kualitas yang baik apabila asuhan keperawatan yang

diberikan dapat memenuhi kebutuhan pasien. Pelayanan tersebut dapat

dicapai dengan memperhatikan pendidikan dan pelatihan yang

dimiliki oleh perawat. Pendidikan dan pelatihan tersebut merupakan

faktor yang mempengaruhi persepsi (Destisary et al., 2020).

Peran perawat dalam perawatan pasien dengan kondisi terminal

(Rantung, 2018)

1. Peningkatan kenyamanan.

Kenyamanan bagi pasien menjelang ajal termasuk

pengenalan dan peredaan distress psikobiologis. Perawat harus

memberikan bimbingan kepada keluarga tentang tindakan

penenangan bagi pasien sakit terminal. Kontrol nyeri penting

15
karena mengganggu tidur, nafsu makan, mobilitas, dan fungsi

psikologis. Pemberian kenyamanan bagi pasien terminal juga

mencakup pengendalian gejala penyakit dan pemberian terapi.

Klien mungkin akan bergantung pada perawat dan keluarganya

untuk pemenuhan kebutuhan dasarnya, sehingga perawat bisa

memberikan bimbingan dan konseling bagi keluarga tentang

bagaimana cara memberikan kenyamanan pada klien. 

2. Pemeliharaan kemandirian

Tempat perawatan yang tepat untuk pasien terminal adalah

perawatan intensif, pilihan lain adalah perawatan hospice yang

memungkinkan perawatan komprehensif di rumah. Perawat harus

memberikan informasi tentang pilihan ini kepada keluarga dan

pasien. Sebagian besar pasien terminal ingin mandiri dalam

melakukan aktivitasnya. Mengizinkan pasien untuk melakukan

tugas sederhana seperti mandi, makan, membaca, akan

meningkatkan martabat pasien. Perawat tidak boleh memaksakan

partisipasi pasien terutama jika ketidakmampuan secara fisik

membuat partisipasi tersebut menjadi sulit. Perawat bisa

memberikan dorongan kepada keluarga untuk membiarkan pasien

membuat keputusan.

3. Pencegahan kesepian dan isolasi

Perawat membutuhkan kesabaran dan pengalaman untuk

merespon secara efektif terhadap pasien menjelang ajal. Untuk

mencegah kesepian dan penyimpangan sensori, perawat

16
meningkatkan kualitas lingkungan. Lingkungan harus diberi

pencahayaan yang baik, keterlibatan anggota keluarga, teman

dekat dapat mencegah kesepian. Keluarga atau penjenguk harus

diperbolehkan bersama pasien menjelang ajal sepanjang waktu.

Perawat memberikan bimbingan kepada keluarga untuk tetap/

selalu bersama klien menjelang ajal, terutama saat-saat terakhir

hidupnya. 

4. Peningkatan ketenangan spiritual

Peningkatan ketenangan spiritual mempunyai arti lebih besar

dari sekedar meminta rohaniawan. Ketika kematian mendekat,

pasien sering mencari ketenangan. Perawat dan keluarga dapat

membantu pasien mengekspresikan nilai dan keyakinannya.

pasien menjelang ajal mungkin mencari untuk menemukan tujuan

dan makna hidup sebelum menyerahkan diri kepada kematian.

Pasien mungkin minta pengampunan baik dari yang maha kuasa

atau dari anggota keluarga. Perawat dan keluarga memberikan

ketenangan spiritual dengan menggunakan keterampilan

komunikasi, empati, berdoa dengan pasien, membaca kitab suci,

atau mendengarkan musik.

5. Dukungan untuk keluarga yang berduka

Anggota keluarga harus didukung melewati waktu menjelang

ajal dan kematian dari orang yang mereka cintai. Semua tindakan

medis, peralatan yang digunakan pada pasien harus diberikan

penjelasan, seperti alat bantu nafas atau pacu jantung.

17
Kemungkinan yang terjadi selama fase kritis pasien terminal

harus dijelaskan pada keluarga.

18
2.4 Keaslian Penelitian
Tabel 2.1. Keaslian Penelitian

No Judul/ pengarang Desain Sampel Variabel Instrument Analisis Hasil

1 Gambaran Menggunakan Perawat yang Gambaran Kuisieoner Analis pada Dari hasil penilitian banyak
pengetahuan deskriptif bekerja di pengetahuanpe penilitian ini perawat yang
perawat tentang dengan ruang ICU, rawat tentang meliputi berbengetahuan cukup
perawatan paliatif pendekatan NICU, dan perawatan karasteristik tentang perawatan paliatif
pada pasien dengan kuantitatif hemodalisa paliatif pada perawat (jenis maka dari itu perlu adanya
kondisi terminal di Dengan total pasien dengan kelamin,pendidika pelatihan yang mendalam
RSUD. Kabupaten 41 responden kondisi termin n, dan masa kerja ) tentang perawatan paliatif
Bekasi (Diajukan di dapat di RSUD melalui instansi rumah sakit.
et al., 2016) dengan teknik Kabupaten Bekasi
nonprobality
sampling
dengan sampel
jenuh.

2. Dukungan menggunakan Sampel pada Dukungan Kuisioner Penelitian ini Hasil penelitian ini bahwa
Keluarga dan metode penelitian ini Keluarga dan karakteristik sebagian besar dukungan
Tingkat deskriptif adalah pasien Tingkat responden yang keluarga cukup yaitu 58%
Spiritualitas pada dengan bentuk pria/wanita Spiritualitas diamati adalah (29 orang) disebabkan
Pasien Kanker total sampling. penderita pada Pasien usia, jenis kelamin, keluarga mendamping pasien
Stadium Terminal kanker stadium Kanker agama, dalam menjalani pengobatan
di RSUP H. Adam terminal dan Stadium pendidikan, rutin dan memberikan
terdapat pekerjaan, status dukungan namun ada

19
Malik keluarga yang Terminal pernikahan, beberapa keluarga hanya
mendampingi diagnosa kanker, mengantar dan tidak
(Ningrum et al., pasien. Sampel stadium dan menemani pasien selama
2019) pada seluruh tinggal dirumah pengobatan.Tingkat
populasi bersama keluarg spiritualitastinggi sebanyak
penelitian 98% (49 orang) disebabkan
sebanyak 50 responden meyakini penyakit
orang. dari kehendak Tuhan Yang
Maha Esa. Diharapkan
penelitian ini dapat dijadikan
pengetahuan bagi perawat
untuk memberikan
pendidikan kesehatan bagi
keluarga pasien dalam
meningkatkan dukungan
keluarga berupa dukungan
emosional dan dukungan
instrumental berupa
hubungan dengan diri
sendiri, alam lingkungan,
orang lain dan kekuatan yang
lebih tinggi (Tuhan).

20
3. Hubungan menggunakan Sampel pada Dukungan kuisioner Karasterstik
dukungan keluarga desktikriptif penilitan ini keluarga penilitian ini
dengan kinerja analitik, adalah 53 dengan kinerja adalah
perawat dalam dengan sampel dengan perawat dalam
menghadapi pasien kriteria sampel menghadapi Perawat dengan
pendekatan masa kerja lebih
terminal pasien
crosssectional Perawat dari 5
terminal
dengan masa tahun,bersedia
kerja menjadi subjek
penilitian ,
pendidikan
minimal D3
keperawatan.

21
BAB III
KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah uraian dan gambaran mengenai

hubungan antara konsep satu terhadap kosep lainnya.atau antara variabel satu

dengan variabel lainnya dari masalah yang diteliti. Kerangka konsep

merupakan suatu hubungan dari konsepn-konsep atau variabel – variabel yang

akan di amati atau diukur (Nursalam, 2018).

Kerangka konsep untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan

kinerja perawat dalam menghadapi pasien terminal.

Variabel independen variabel dependen

Dukungan Kinerja perawat


keluarga

= variabel Independen

= variabel Dependen

= garis penghubung

3.2 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban dari dua pertanyaan dalam suatu penelitian yaitu

hipotesis “nol” dan hipotesis “alternative”. Hipotesis nol (Ho) adalah hipotesis

22
yang menytakan tidak adanya hubungan, korelasi dan atau perbedaan antara

dua kelompok atau lebih data didalam penelitian. Sedangkan hipotesis

alternatife (Ha) adalah hipotesis yang menyatakan adanya hubungan , korelasi

dan atau perbedaan antara dua kelompok atau lebih data didalam penelitian.

Ha: ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kinerja perawat dalam

menghadapi pasien terminal di RSUD. dr. M. Haulussy Ambon.

Ho: tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kinerja

perawat dalam menghadapi oasien terminal di RSUD. Dr. M. Haulussy

Ambon.

23
BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan desktikriptif analitik, dengan

pendekatan crosssectional. Desain penelitian cross sectional merupakan salah

satu desain penelitian menyangkut variabel bebas dan variabel terikat yang

akan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan.atau pengukuran variabel

hanya dilakukan dengan pengamatan sesaat dan setiap studi hanya dilakukan

satu kali pengamatan.

4.2 Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini di rencanakan akan di laksanakan di ruang rawat inap di

RSUD dr. M. Haulussy Ambon. Penilitian ini direncanakan di lakukan pada

bulan september 2022.

4.3 Populasi, Sampel Dan Sampling

4.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruan subjek penelitian di dalam

pengamatan. Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah perawat di

ruangan rawat inap di RSUD. dr. M. Haulussy Ambon yang berjumlah

265 perawat.

24
4.3.2 Sample

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Siyoto & Sodik, 2015). Oleh karena popupasi

pada penelitian ini jumlahnya besar, sehingga sampel pada penelitian ini

sebesar Sampel dalam penelitian ini adalah 53 sampel.

N
n=
5 % ×100

265
¿
5

53

dengan kriteria sebagai berikut :

Kriteria inklusi :

1. Perawat dengan masa kerja lebih dari 5 tahun

2. Bersedia menjadi subjek penelitian

3. Pendidikan minimal D3 Keperawatan

Kriteria klslusi :

1. Tidak bersedia menkadi responden

2. Sedang cuti saat penelitian berlangsung

4.4 Variabel penelitian

Variabel adalah karakteristik yang memberikan nilai berbeda terhadap

sesuatu. Variabel juga merupakan konsep dari berbagai level abstrak yang di

definisikan sebagai suatu fasilitas atau pengukran dan manipulasi suatu

25
penelitian. Konsep yang dituju dalam suatu penelitian bersifat konkret dan

secara langsung diukur (Nursalam, 2018).

Variabel pada penelitian ini ada 2 yaitu variabel independen dan variabel

dependen. Variabel indepen pada peelitian ini dalah dukungan keluarga, dan

variabel dependen adalah kinerja perawat.

4.5 Defenisi Operasional

Definisi oprasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang di

amati dari sesuatu yang di definisikan tersebut. Karakteristik yang dapat

diamati (diukur) itulah yang merupakan kunci definisi oprasional. Dapat

diartikan diamati yang memungkinkan penelitian untuk melakukan observasi

untuk pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena yang

kemudian dapat di ulangi lagi oleh orang lain (Nursalam, 2018).

Tabel 4. 1 Defenisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Skala Hasil ukur


Operasional ukur
1. Variable Bantuan yang Kuesioner Ordinal Baik, jika
independen di berikan nilai ≥ 20.
: dukungan keluarga di Kurang Baik,
keluarga ruang inap Jika nilai ≤
RSUD. Dr. 20.
M. Haulussy.
Ambon. Saat
perawat
menangani
pasien
termianl.

2. Variabel dukungan yang kuisioner Ordinal Baik,


dependen : di berikan oleh jika nilai
kinerja keluarga untuk ≥ 20.
perawat meningkatkan Kurang

26
dalam kinnerja Baik,
menghadapi perawat dalam Jika nilai ≤
pasien menghadapi 20.
terminal pasien terminal

4.6 Instrument Penilitian

Instrumen yang digunakan dalam penilitian ini adalah kuisioner yang

di buat oleh peniliti sendiri. Instrument terdiri dari 3 bagian yaitu data

responden, dukungan keluarga, dan kinerja perawat. Data responden terdiri

dari inisial, pendidikan terakhir, umur, masa kerja. Dukungan keluarga terdiri

dari 10 item pertanyaan dengan menggunakan skala likert. setiap jawaban “SS”

di beri nilai 4, jawaban “S ” diberi nilai 3, juga “TS” diberikan nilai 2, dan juga

jawaban “STS” diberikan nilai 1 . Dukungan keluarga di katakan baik apabila

nilai >20 dan dikatakan kurang apabila nilai ≤ 20. Kinerja perawat terdiri dari

10 item pernyataan dengan menggunakan skala likert ssetiap jawaban “SS” di

beri nilai 4, jawaban “S ” diberi nilai 3, juga “TS” diberikan nilai 2, dan juga

jawaban “STS” diberikan nilai 1. Kinerja perawat di katakan baik apabila nilai

>20 dan katakan kurang apabila nilai ≤ 20.

4.7 Prosedur Pengumpulan Data

Peneliti melakukan pengumpulan data untuk memperoleh informasi

sesuai dengan data yang dibutuhkan guna tercapainya tujuan penelitian.

Pengumpulan data diperoleh dari data primer dan data sekunder. Pengumpulan

data dilakukan setelah peneliti mendapat izin untuk melakukan penelitian. Data

primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek peneliti yaitu dengan

27
menggunakan instrument pengumpulan data berupa kuesioner. Data sekunder

adalah data yang diperoleh dari rekam medik.

4.8 Pengolahan dan Analisa Data

4.8.1 Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan

tahapan sebagai berikut :

1. Editing :adalah proses pemeriksaan kembali data yang telah

diperoleh.

2. Coding : merupakan kegiatan yang merubah data terbentuk huruf

menjadi data berbentuk angka. .

3. Entri Data : Pemrosesan data yaitu dengan cara memasukkan data

kuesioner kedalam program komputer.

4. Tabulating : merupakan pengorganisasian data untuk

mempermudah penjumlahan dan penyusunan penyajian data untuk

dianalisis.

4.8.2 Analisa Data

Data pada penelitian ini dianalisis secara univariat dan bivariat.

Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari

data tersebut. Selain analisis univariat, dilakukan juga analisis bivariat

untuk mengetahui ada atau tidak hubungan antara variabel independen

dan variabel dependen. Analisis ini dengan menggunakan uji statistik,

namun sebelumnya data akan diuji normalitasnya apakah terdistribusi

28
normal atau tidak. Jika distribusi data normal, maka digunakan uji Chi

Square, namun jika distribusi data tidak normal maka digunakan uji

statistik Spearman rho (Sugiono, 2017).

4.9 Etika Penelitian

Masalah etika penelitan keperawatan merupakan masalah yang sangat

penting dalam penelitian karena penelitian keperawatan berhubungan langsung

dengan manusia, maka harus di perhatikan masalah etika penelitian. Masalah

etika penelitian yang harus di perhatikan adalah sebagai beriikut:

1. Prinsip manfaat

Prinsip manfaat dari penelitian ini bertujuan agar responden terbebas

dari penderitaan, eksploitasi dan resiko. Terbebas dari penderitaan ini

penelitian tidak boleh mengakibatkan sakit kepada responden. Bebas dari

eksploitasi yaitu penelitian tidak merugikan responden seperti informasi

yang diberikan responden tidak digunakan untuk hal-hal yang dapat

merugikan responden. Bebas dari resiko dengan cara penelitian

memberikan manfaat bagi peneliti sendiri dan responden sehingga dalam

melakukan penelitian telah dipertimbangkan kerugiannya.

2. Prinsip menghargai hak asasi manusia (respect human dignity)

Penelitian ini memiliki prinsip memperlakukan responden secara

manusiawi. Responden berhak memutuskan jawabannya tanpa ada sansi

29
apapun. Peneliti juga memperlakukan responden dengan penuh tanggung

jawab dan memberikan informasi secara lengkap tentang tujuan penelitian.

Responden berhak berpartisipasi atau menolak menjadi responden.

3. Prinsip keadilan (Right to justice)

Penelitian ini responden diperlakukan secara adil sebelum, selama,

dan sesudah penelitian. Peneliti tidak boleh membedabedakan responden

satu dengan yang lain. Peneliti juga menjaga kerahasiaan identitas

responden seperti tidak mencantumkan nama responden melainkan hanya

inisialnya.

DAFTAR PUSTAKA

30
Anggeria, E., & Marsia, R. (2019). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan
Kecemasan Pasien Gagal Ginjal Kronik Di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit
Royal Prima Medan. Jurnal Keperawatan Priority, 2(1), 9–16.

Bawono, D. C., & Nugraheni, R. (2015). Analisis Pengaruh Pemberian Insentif,


Kepemimpian Dan Beban Kerja Terhadap Kinerja Perawat (Studi pada Perawat
Ruang RSUD Kota Semarang). In Diponegoro Journal of Management (Vol. 4,
Issue 3). https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/djom/article/view/13249

Destisary, S. M., Lumadi, S. A., & Handian, F. I. (2020). Pengalaman Perawat dalam
Merawat Pasien Fase End of Life di Ruang ICU. Jurnal Antaara Keperawatan,
3(2), 29–42.

Diajukan, S., Persyaratan, M., Gelar, M., Keperawatan, S., Kep, ( S, & Septian
Sulaeman, A. (2016). OLEH. Gambaran Penegetahuan Perawat Tentang
Perawatan Paliatif Pada Pasien Dengan Kondisi Terminal Di RSUD
KABUPATEN BEKASI, 1–103.

Digdowirogo, H. S., Husein, B., & Zulfiyah, I. A. (2021). Hak Pendampingan


Spiritual pada Pasien dengan Penyakit Terminal. Etika Kedokteran Indonesia,
5(1), 33–37. https://doi.org/10.26880/jeki.v5i1.54

Engkeng, S., & Mewengkang, R. M. D. (2017). Al - Sihah : Public Health Science


Journal DENGAN TINDAKAN CARA PENCEGAHAN MALARIA
KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR. Al-Sihah: Public Health
Science Journal, 9, 103–111.

Fitria, C. N. (2021). PALLIATIVE CARE PADA PENDERITA PENYAKIT


TERMINAL. GASTER, 7(1), 527–535.

Jafar, N., Wiarsih, W., & Permatasari, H. (2011). Pengalaman Lanjut Usia
Mendapatkan Dukungan Keluarga. Jurnal Keperawatan Indonesia, 14(3), 157–
164. https://doi.org/10.7454/jki.v14i3.62

Mirza, R., Psi, M., & Psikologi, D. (2017). MEMAKSIMALKAN DUKUNGAN


KELUARGA GUNA MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP PASIEN
DIABETES MELLITUS. Jumantik, 2(2), 12–30.

Ningrum, T. P., Okatiranti, & Wat, D. K. K. (2019). Hubungan Dukungan Keluarga


Dengan Kualitas Hidup Lansia ( Studi Kasus : Kelurahan Sukamiskin
Bandung ). Jurnal Keperawatan BSI, V(2), 83–88.
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk 83

31
Otemusu, F. I., Prapunoto, S., & Kristijanto, A. I. (2020). Peranan Psychological
Well-Being Dan Religiusitas Perempuan Primigravida Dalam Tradisi
Pengasingan Nuhune. 6(1), 37–47.

Rantung, J. (2018). Studi Fenomenologi Pengalaman Perawat Dalam Memberikan


Asuhan Keperawatan Paliatif Pada Pasien Dengan Penyakit Terminal Di Ruang
Icu Rumah Sakit Advent Bandung. Jurnal Skolastik Keperawatan, 4(2), 78–103.
https://doi.org/10.35974/jsk.v4i2.718

Rohani, S., Suyani, A., Aisyiyah, U., & Komariah, S. (2021). Artikel Penelitian
Persepsi Perawat tentang Pelayanan Pasien Tahap Terminal 1 RS Pusat Otak
Nasional Prof Dr dr Mahar Mardjono Jakarta 2 RS Pusat Jantung dan
Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta 3 RS Dharmais Jakarta 4 RSU
Fatmawati Jakarta 5 RS Siloam Lip. 03(1), 39–45.

Siyoto, S., & Sodik, M. A. (2015). Dasar metodologi penelitian. Katalog Dalam
Terbitan.

Sukmawati, R. F., Hamida, N. A., Amalia, R., & Nuqul, F. L. (2018). Social Support
Pada Anak Penderita Penyakit Terminal. Psikologi Dan Psikologi Islam, 15(2),
21–25. https://doi.org/10.18860/psi.v15i2.6740

Terok, M., Sumarauw, H., & Onseng, S. L. (2015). Hubungan Kinerja Perawat
Pelaksana Dengan Penerapan Proses Keperawatan di Irina C BLU RSUP Prof
Dr.R.D.Kandou Manado. Juiperdo, 4(1), 55–61.

Notoatmodjo, Soekidjo 2018 Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka


Cipta .)

Nursalam (2018).Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis.


Jakarta: Salemba Medika.)

KUISIONER PENELITIAN

32
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KINERJA
PERAWAT DALAM MENGHADAPI PASIEN TERMINAL DI RSUD.
dr. M. HAULUSSY AMBON

Berilah tanda centang () di tempat yang telah disediakan pada jawaban yang saudara
saudari anggap paling tepat sesuai dengan kenyataan isilah pernyataan dibawah ini
dengan sejujur-jujurya dan mphon kerjasamanya. Terimaksaih.
SS: sangat setuju
S : setuju
TS: tidak setuju
STS: sangat tidak setuju

DATA DEMOGRAF RESPONDEN:


Nama:
Umur:
Pendidikan terakhir:

A . KINERJA PERAWAT
No. PERTANYAAN SS S TS STS
1. Perawat memiliki cara berkomunikasi yang baik
dengan pasien atau keluarga pasien
2. Perawat melakukan pengkajian sejak pasien
masuk sampai keluar
3. Perawat selalu memberikan penjelasan kepada
pasien atau keluarga pasien sebelum melakukan
tindakan

4. Mengobservasi respon pasien terhadap tindakan


keperawatan

5. Perawat selalu mendampingi pasien 24 jam jika di


butuhkan

33
6. Perawat mendokumentasi setiap peristiwa yang
terjadi pada pasien

7. Perawat selalu mendegar keluhan pasien atau


keluarga pasien

8. Perawat melakukan tindakan keperawatan


berdasarkan SPO

9. Perawat melakukan evaluasi tindakan keperawatan


berdasarkn tujuan

10. Perawat menemani pasien selama fase terminal

34
KUISIONER PENELITIAN
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KINERJA
PERAWAT DALAM MENGHADAPI PASIEN TERMINAL DI RSUD.
dr. M. HAULUSSY AMBON

Berilah tanda centang () di tempat yang telah disediakan pada jawaban yang saudara
saudari anggap paling tepat sesuai dengan kenyataan isilah pernyataan dibawah ini
dengan sejujur-jujurya dan mphon kerjasamanya. Terimaksaih.
SS: sangat setuju
S : setuju
TS: tidak setuju
STS: sangat tidak setuju

DATA DEMOGRAF RESPONDEN:


Nama:
Umur:
Pendidikan terakhir:

B . Dukungan keluarga

No. PERTANYAAN SS S TS STS


1. Keluarga ada ketika di butuhkan

2. Keluarga kopratif terhadap tindakan

3. Keluarga selalu menciptakan lingkungan


aman dan nyaman

4. Keluarga selalu mendanpingi pasien saat


melakukan perawatan

5. Keluarga berperan aktif dalam pengobtan dan


perawatn pasien

6. Keluarga selalu siiap jika perawat


membutuhkan bantuan

7. Keluarga mempercayai keputusan perawat

35
tentang pengobatan saat diberikan

8. Keluarga selalu mengmbil keputusan yang


tepat untuk tindakan keperawatan

9. Keluarga sering bertukar pendapat untuk


tindakan perawatan selamjutnya pada pasien

10 . Keluarga sepenuhnya percaya kepada


perawat

36
37

Anda mungkin juga menyukai