PROPOSAL
Oleh :
WAHYUNI SIMAHATE
18.042
PROPOSAL
Oleh :
WAHYUNI SIMAHATE
18042
Menyetujui :
Pembimbing
WIDYAWATI,S.Kep,Ners,M.Kes
Mengetahui :
Ketua Program Studi
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang diajukan
sebagai salahsatu persyaratan untuk mengikuti Ujian Akhir program studi D-III
Adapun judul yang penulis ambil dalam karya tulis ilmiah ini adalah
sempurna, baik dari isi serta bahasa yang digunakan, hal ini dikarenakan
pengetahuan dan kemampuan penulis masih terbatas. Oleh karna itu, penulis
penyusunan proposal ini dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya. Pada
kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat, penghargaan dan terima kasih
1. Ibu Dr.Ismi Dian Rochimah Siregar, M.Kes, selaku Ketua STIKes Binalita
Sudama Medan.
2. Ibu Arya Novika Naulista Siregar RO,M,Pd, selaku Ketua STIKes Binalita
Sudama Medan.
6. Seluruh dosen staff pengajar di STIKes Binalita Sudama Medan yang selama 3
tahun telah banyak memberi ilmu pengetahuan kepada penulis, selama penulis
Sudama Medan.
7. P_ada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih banyak dan rasa
terlebih dahulu dipanggil oleh yang Maha Kuasa (Bpk. Gazali), dan kepada
Ibunda saya ( Ibu Hadijah) karena berkat do’a dan dukungan serta jerih payah
beliau, kerja banting tulang untuk memenuhi moral dan moril dan selalu
8. Terima kasih juga penulis mengucapkan kepada kakak dan abang tersayang:
_Lena, Hanova, Maulida, dan Sultan, yang telah banyak memberikan motivasi,
10. Dan tak lupa pula kepada klien dan keluarga, sebagai pasien atas kerja sama
proposal ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca guna perbaikan dan penyempurnaan proposal ini. Semoga
proposal ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan umumnya dan lembaga
Penyusun
( Wahyuni Simahate )
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PROPOSAL..............................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1.........................................................................................Latar Belakang
...............................................................................................................1
1.2....................................................................................Rumusan Masalah
...............................................................................................................2
1.3.......................................................................................Tujuan Makalah
...............................................................................................................2
1.4....................................................................................Manfaat Penulisan
...............................................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR KONSUL
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
paling umum dari cacat. Sekitar 15 juta orang menderita stroke yang pertama kali
setiap tahun, dengan sepertiga dari kasus ini atau sekitar 6,6 juta mengakibatkan
kematian (3,5 juta perempuan dan 3,1 juta laki-laki). Stroke merupakan masalah
berpenghasilan rendah Presentase kematian dini karna stroke naik menjadi 94%
Data dari puskesmas Tanjung Rejo Percut Sei Tuan, Sumatera Utara,
mulai tanggal 1 Januari 2021 sampai 23 Maret 2021, ada sebanyak 15 orang
Regristrasi Sistem (SRS) diantaranya adalah penyakit tidak menular (PTM) yaitu
stroke di nomor pertama, urutan kedua penyakit jantung koroner dan ketiga
kali latihan ROM setiap hari pada pasien stroke iskemik lebih meningkatkan
kemampuan otot daripada satu kali sehari. Ketergantungan ini akan berlanjut
sampai pasien pulang dari rumah sakit, oleh karena itu diperlukan manajemen
yang baik agar kondisi yang dialami oleh pasien dapat teratasi dan pasien dapat
beraktivitas mandiri pasca stroke nanti. Salah satu intervensi yang bisa dilakukan
untuk mengatasi masalah hemiparese pada ekstremitas atas pasien stroke adalah
dengan melakukan latihan ROM baik aktif maupun pasif. Menurut Astrid (2011).
Latihan ROM yang diberikan kepada pasien stroke terjadi peningkatan kekuatan
otot.
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah yang dapat diambil yaitu:
pada pasien Stroke dengan gangguan mobilitas di keluarga wilayah kerja UPT
Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan
khusus.
mobilitas fisik.
1.3.2 Tujuan khusus
Tujuan khusus penulisan karya tulis ilmiah ini adalah agar penulis mampu:
stroke.
Bagi Penderita Gangguan Kebutuhan Mobilitas Fisik Karya ilmiah akhir ini
TINJAUAN TEORI
otak. Stroke adalah kumpulan gejala klinis yang berkembang cepat akibat
gangguan fungsi serebral lokal atau global yang berlangsung lebih dari 24
berkembang cepat berupa defisit fokal dan global, yang dapat memberat dan
berlangsung lama selama 24 jam atau lebih dan atau dapat menyebabkan
kematian, tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vascular (WHO,
2019).
Terjadi dari adanya kerusakan pada bagian garis endotelial dari pembuluh
tertumpuk dan membentuk otak pada dinding pembuluh darah. Plak ini
terus membesar dan menyebabkan penyempitan (stenosis) pada arteri.
Stenosis menghambat aliran darah yang biasanya lancar pada arteri. Darah
Trombus bisa terjadi di semua bagian sepanjang arteri karotid atau pada
dalam dan luar dari arteri karotid. Bagian endotelium dari pembuluh darah
2. Embolisme
Embolus yang paling sering terjadi adalah plak. Trombus dapat terlepas
dari arteri karotis bagian dalam pada bagian luka plak dan bergerak ke
tumor, lemak, bakteri, dan udara. Emboli bisa terjadi pada seluruh bagian
3. Perdarahan (Hemoragik)
dan iskemik pada serebral karena darah yang berada diluar pembuluh
predikator yang paling penting untuk melihat kondisi klien. Oleh sebab
1. Kebiasaan merokok
5. Suasana hati yang tidak nyaman, seperti sering marah tanpa alasan
yang jelas
ataupun bertahap.
umumnya lebih kaku atau tidak lentur. Hal ini terjadi karena adanya
satu faktor terjadinya stroke. Hal itu terkait dengan tingginya kadar
(HighDensity Lipoprotein).
6. Merokok. Menurut berbagai penelitian diketahui bahwa orang-orang
termasuk otak..
lapisan pembuluh darah pada tubuh. Pada perempuan usia lanjut juga
menurun.
Gejala tergantung luas dan area otak yang mengalami gangguan stroke.
1. Kelumpuhan wajah atau anggota badan (biasanya satu sisi saja) yang timbul
mendadak.
4. Afasia (bicara tidak lancar, ucapan kurang, atau sulit memahami ucapan).
Menurut Pudiastuti (2011) pada pasien stroke yang berbaring lama dapat
b. Dekubitus, bagian tubuh yang sering mengalami memar adalah pinggul, pantat,
sendi kaki dan tumit. Bila memar ini tidak dirawat dengan baik maka akan
c. Pneumonia, pasien stroke tidak bisa batuk dan menelan dengan sempurna, hal
pneumoni.
d. Atrofi dan kekakuan sendi (Kontraktur), hal ini disebabkan karena kurang
e. Depresi dan kecemasan. Gangguan perasaan sering terjadi pada stroke dan
menyebabkan reaksi emosional dan fisik yang tidak diinginkan karena terjadi
2.1.5 Patofisiologi
Menurut Sari dan Retno (2014), yaitu otak kita sangat sensitif terhadap
iskemik serebral karena tidak seperti jaringan pada bagian tubuh lain, misalnya
otot, otak tidak bisa menggunakan metabolisme anaerobik jika terjadi kekurangan
oksigen dan glukosa. Jika aliran darah tidak diperbaiki, terjadi kerusakan yang
tidak dapat diperbaiki pada jaringan otak atau infark dalam hitungan menit.
Luasnya infark bergantung pada lokasi dan ukuran arteri yang tersumbat dan
perubahan yang permanen dapat terjadi dalam waktu 3-10 menit. Aliran draah
dapat terganggu oleh masalah perfusi lokal, seperti pada stroke atau gangguan
perfusi secara umum, misalnya pada hipotensi atau henti jantung. Dalam waktu
iskemik pada jaringan otak yang mendapatkan suplai dari arteri yang terganggu
tengah atau utama pada lokasi stroke akan mati dengan segera setelah kejadian
stroke. Hal ini dikenal dengan istilah cedera sel-sel saraf primer.
2.2.1 Pengkajian
meliputi:
a. Identitas pasien
Nama, Umur, Jenis, Kelamin, Pendidikan, Alamat, Pekerjaan, Agama, Suku,
b. Keluhan utama
penurunan kesadaran
Serangan stroke infark didahului dengan serangan awal yang tidak disadari
oleh pasien, biasanya ditemukan gejala awal sering kesemutan, rasa lemah
pada salah satu anggota gerak. Pada serangan stroke hemoragik seringkali
nyeri kepala, mual, muntah bahkan kejang sampai tidak sadar, disamping
gejala kelumpuhan separuh badan atau gangguan fungsi otak yang lain.
f. Riwayat psikososial
Stroke memang suatu penyakit yang sangat mahal. Biaya untuk pemeriksaan,
keluarga.
g. Pemeriksaan fisik
1. Kesadaran
soporo coma, hingga coma dengan GCS < 12 pada awal terserang stroke.
Nilai tingkat kesadaran GCS orang dewasa. Berikut nilai acuan dalam penilaian
membuka mata)
waktu
rangsang nyeri
rangsang nyeri
tekanan darah tinggi dengan tekanan systole > 140 dan diastole > 80.
d. Suhu : Tidak sering ditemukan masalah pada suhu pasien dengan stroke
hemoragik
5. Mata : Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, pupil isokor, kelopak
6. Hidung : Simetris kiri dan kanan, terpasang oksigen, tidak ada pernapasan
cuping hidung.
7. Mulut dan gigi : Pada pasien apatis, sopor, soporos coma hingga coma akan
9. Leher
10. Thorak
11. Paru-paru
12. Jantung
Auskultasi:suara vesikuler
13. Abdomen
Inspeksi : simetris, tidak ada asites
reflek dinding perut, pada saat perut pasien digores pasien tidak merasakan
apa-apa.
14. Ekstremitas
a. Radiologi
1. Angiografi serebri
2. Lumbal fungsi
terdapat tekanan yang meningkat disertai bercak darah. Hal itu akan
intracranial
3. CT-Scan
jaringan otak yang infark atau iskemia, serta posisinya secara pasti.
Simangunsong (2011).
5. USG Doppler
karotis)
6. EEG (Elektroensefalografi)
16. Laboratorium
menyerang pasien.
darah seperti warfarin, INR digunakan untuk mengecek apakah obat itu
diberikan dalam dosis yang benar. Begitu pun bila sebelumnya sudah diobati
heparin, PTT bermanfaat untuk melihat dosis yang diberikan benar atau tidak.
Cek darah ini untuk melihat kandungan gula darah, kolesterol, asam urat,
dll. Apabila kadar gula darah atau kolesterol berlebih, bisa menjadi
a. Pola kebiasaan
beralkhohol.
b. Pola makan
nyeri otot
e. Pola eliminasi
Pasien merasa tidak berdaya, tidak ada harapan, mudah marah, dan tidak
kooperatif
maksimum dimana setiap sendi pada tubuh dapat melakukannya dalam kondisi
yaitu:
a. latihan ROM Pasif yaitu latihan atau gerakan yang diberikan pada sendi
b. latihan ROM Aktif, yaitu latihan gerakan sendi tubuh dilakukan oleh
c. aktif asistif, yaitu gerakan sendi tubuh dilakukan oleh pasien dengan
kelemahan pada otot. Selain itu, latihan ROM dilakukan untuk mempertahankan
rentang gerak dan tonus otot di bagian otot yang tidak terkena stroke, dan juga
membangun ROM dan tonus serta melatih kembali otot yang terkena stroke.
merasakan posisi, lokasi, dan orientasi, serta gerakan dari tubuh dan bagian-
bagiannya. Hal ini bisa memungkinkan pasien, dengan adanya peningkatan yang
berlanjut, untuk duduk pada ujung tempat tidur dan pada akhirnya berjalan.
Latihan dan keterampilan mobilitas ditempat tidur juga diajarkan, seperti juga
1. Leher
setiap bahu.
tetap lurus.
sejauh mungkin.
belakang.
g. Rotasi luar yaitu dengan siku fleksi, menggerakkan lengan sampai ibu
3. Siku
4. Lengan Bawah
menghadap ke bawah.
5. Pergelangan Tangan
bawah.
sejauh mungkin.
6. Jari-Jari Tangan
mungkin.
lain.
7. Ibu Jari
8. Pinggul
a. Fleksi yaitu menggerakkan tungkai ke depan dan ke atas.
g. Rotasi luar yaitu memutar kaki dan tungkai menjauhi tungkai lain.
9. Kaki
Keluarga adalah yang terdiri dari atas individu yang bergabung bersama
oleh ikatan penikahan, darah, atau adopsi dan tinggal didalam satu rumah tangga
1. Keluarga inti
Jumlah keluarga inti yang terdiri dari seorang ayah yang mencari
nafkah, seorang ibu yang mengurusi rumah tangga dan anak (Friedman,
2010).
2. Keluarga adopsi.
jawab sebagai orang tua seterusnya dari oranr tua kandung ke orang tua
baik bagi orang tua maupun anak. Disatu pihak orang tua adopsi
oleh generasi dan memiliki pilihan model pola perilaku yang akan
anggota dari sebuah sistem keluarga yang terdiri atas dua rumah tangga
(Friedman, 2010).
intim yang baru.Tahap ini juga disebut sebagai tahap pernikahan. Tugas
saat ini dapat terdiri dari tiga sampai lima orang, dengan posisi
Tahap ini dimulai ketika anak pertama memasuki sekolah dalam waktu
2010).
selama enam atau tujuh tahun, walaupun dapat lebih singkat jika anak
meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama, jika anak tetap
tinggal dirumah pada usia lebih dari 19 atau 20 tahun. Tujuan utama
(Friedman, 2010).
timbul nyeri, sublukasi pada bahu, pola jalan yang salah dan masih banyak
mengoptimalkan anggota tubuh sisi yang terkena stroke melalui suatu aktivitas
yang sederhana dan mudah dipahami pasien dan keluarga Menurut Smeltzer and
ROM adalah latihan yang dilakukan pasien pasca stroke dan keluarga. Oleh
dalam membantu rehabilitasi awal pasien stroke berupa latihan ROM pasif
nantinya dapat digunakan oleh keluarga di rumah setelah pasien pulang dari
rumah sakit.
baik fisik, mental, dan sosialnya sehingga produktif secara ekonomi maupun
maupun program kesehatan lainnya (Wahid Iqbal M & Nurul Chayatin, 2009).
tingkatan, yaitu:
1. Tujuan program merupakan pernyataan tentang apa yang akan dicapai dalam
kesehatan meliputi:
1. Advokasi (advocacy)
menguntungkan kesehatan.
2. Dukungan sosial (social support)
masyarakat.
kesehatannya.
kesehatan adalah:
4) Keterampilan Individu
5) Gerakan Masyarakat
masyarakat yang sehat. Kedua membina suasana, iklim dan lingkungan yang
masyarakat.
(2013) dimensi sasaran pendidikan terdiri dari tiga dimensi yaitu pendidikan
Sedangkan, sasaran pendidikan kesehatan itu sendiri dibagi menjadi tiga, yaitu:
pendidikan/promosi kesehatan.
pusat maupun ditingkat daerah dengan tujuan keputusan yang diambil dari
Menurut Subaris (2016) metode dan teknik promosi kesehatan adalah suatu
kombinasi antara cara-cara atau metode dan alat-alat bantu atau media yang
sarana komunikasi lainnya misalnya telepon. Cara ini paling efektif karena
Sasaran kelompok ini dibagi menjadi dua, yaitu kelompok kecil yang terdiri
dari 6 sampai 15 orang dan kelompok besar terdiri antara 15 sampai dengan
50 orang.
1) Ceramah umum.
ataupun selembaran.
umbul-umbul.
kesehatan pada hakikatnya adalah alat bantu pendidikan (AVA). Disebut media
1. Media Cetak
lembaran yang dilipat. Isi informasi dapat dalam bentuk kalimat maupun
informasi kesehatan dalam bentuk lembar balik seperti dalam bentuk buku.
kesehatan.
2. Media Elektronik
video.
atau informasi kesehatan. Media papan disini juga mencakup pesan yang ditulis
pada lembaran seng yang ditempel pada kendaraan umum (bus atau taksi).
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
dilakukan secara sistematis dan lebih menekankan pada data faktual daripada
Desain penelitian yang digunakan adalah Studi Kasus. Penelitian studi kasus
kasus yang terdiri dari unit tunggal. Unit tunggal ini dapat berarti satu orang,
kelompok penduduk yang terkena suatu masalah. Unit yang menjadi masalah
tersebut secara mendalam dianalisa baik dari segi yang berhubungan dengan
dengan kasus maupun tindakan dan reaksi dari kasus terhadap suatu perlakuan
atau pemaparan tertentu, meskipun yang diteliti dalam kasus tersebut hanya
Populasi adalah wilayah generalisasi dari suatu objek atau subjek yang
Utara, sejak 1 Januari sampai 23 Maret 2021, pasien stroke berjumlah 15 orang.
dengan gangguan mobilitas fisik di salah satu keluarga wilayah kerja UPT
a. Kriteria Inklusi
responden.
b. Kriteria Eklusi
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Pelaksanaan
dilakukan
3. Kebaikan (Benefience)
responden dan terbebas dari rasa tidak nyaman, dalam hal ini peneliti
perlakuan.
Analisis data dilakukan dari awal penelitian sampai akhir penelitian, yang
pasien stroke dengan gangguan mobilitas fisik yang dimulai dari pengkajian,
DAFTAR PUSTAKA
Di Tempat
Dengan hormat,
NIM : 18042
Adalah Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Binalita
kerja UPT puskesmas Tanjung Rejo . Dengan ini meminta kesediaan saudara/i
pasien dan keluarga tentang cara mengurangi resiko komplikasi pada pasien
informasi yang diberikan dijaga dan dijamin dan hanya peneliti yang tahu.
Hormat saya
Peneliti
Wahyuni Simahate
I. Data Umum
1. Kepala Keluarga (KK) :
2. Jenis Kelamin :
3. Umur/ tanggal lahir :
4. Agama :
5. Pendidikan :
6. Pekerjaan :
7. Alamat :
II. Susunan Anggota Keluarga
1. Genogram
2. Tipe Keluarga :
3. Suku Bangsa :
4. Agama :
Makanan pokok
Lauk pauk :
Protein Hewani
Protein nabati
Sayur, buah, susu
1. Apakah setiap anggota keluarga mempunyai kebiasaan tidur pada siang hari
( ) Ya ( ) Tidak
C. Aktifitas Olahraga
A. Rumah
1. Jenis rumah
( ) Paviliun ( ) Petak ( ) Tersendiri
( ) Lain – lain
8. Penerangan
( ) Lampu tempel ( ) Listrik ( ) Petromak
9. Lantai
( ) Tanah ( ) Plaster ( ) Papan ( ubin)
B. Pengolahan Sampah
6. Apakah air untuk minum diambil dari sumber air tersebut
( ) Ya ( ) Tidak
( ) Bila tidak bagaimana memperolehnya ?...................................................
C. Pembuangan limbah
A. Struktur Peran
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
..............................................
1. Suku Ayah..........................
Suku Ibu...............................
Budaya yang dominan dalam keluarga ..............................................................
(.....................................................)
Lampiran 3 : SAP
SATUAN ACARA PENYULUHAN
WIDYAWATI,S.Kep,Ners,M.Kes
DOSEN PEMBIMBING
DISUSUN OLEH :
WAHYUNI SIMAHATE
18042
2020/2021
A. Identitas
Hari/Tanggal :
Jam/Waktu :
Tempat : keluarga
B. Latar belakang
Latihan ROM dilakuan secepat mungkin ketika pasien stroke berada dalam
keragaman yang luas dalam tigkat gerakan yang dapat dicapai oleh berbagai
C. Diagnosa keperawatan
D. Tujuan
1. Tujuan Umum
untuk pasien penderita stroke dapat mengerti tentang melatih otot dengan latihan
E. Isi Materi
1. Pengertian ROM
2. Klasifikasi ROM
3. Tujuan ROM
4. Demonstrasi ROM
F. Metoda
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Simulasi/demonstrasi
G. Media
2. Video
3. Leafleat
H. Kegiatan pembelajaran
Kegiatan
Waktu Penyuluh Sasaran
Penyuluhan
Pembukaan : 1. Memberi salam 1. Menjawab salam
1. Salam 2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3 menit
2. Perkenalan 3. Menjelaskan tujuan 3. Memperhatikan
3. Tujuan penyuluhan
10 menit Menjelaskan 1. Memberikan penjelasan 1. Menyimak dan
materi tentang latihan ROM, apa mendengarkan
tujuannya.Klasifikasi ROM. 2. Menyimak dan
mendengarkan
9 menit Pemutaran video 1. Memutarkan video Belajar 1.Menyimak dan
Tentang Gerakan ROM mendengarkan
2. Mendemonstrasikan latihan 2.Ikut melakukan
ROM latihan ROM
I. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
2. Evaluasi Proses
berakhir
penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
No Evaluasi Lisan Respons Audiens Nilai
1 Sebutkan Pengertian ROM !
2 Sebutkan Klasifikasi ROM !
3 Sebutkan Tujuan ROM !
4 Demonstrasikan ROM!
MATERI
diberikan kepada pasien yang mobilitas sendinya terbatas karena penyakit atau
trauma.
2. Klasifikasi ROM
yaitu:
1. latihan ROM Pasif yaitu latihan atau gerakan yang diberikan pada sendi
2. latihan ROM Aktif, yaitu latihan gerakan sendi tubuh dilakukan oleh
3. aktif asistif, yaitu gerakan sendi tubuh dilakukan oleh pasien dengan
3. Tujuan ROM
kelemahan pada otot. Selain itu, latihan ROM dilakukan untuk mempertahankan
4. Demonstrasi ROM
1. Leher
setiap bahu.
2. Bahu
tetap lurus.
sejauh mungkin.
f. Rotasi dalam, yaitu dengan siku fleksi, memutar bahu dengan
belakang.
g. Rotasi luar yaitu dengan siku fleksi, menggerakkan lengan sampai ibu
3. Siku
4. Lengan Bawah
menghadap ke bawah.
5. Pergelangan Tangan
bawah.
sejauh mungkin.
6. Jari-Jari Tangan
mungkin.
d. Abduksi yaitu meregangkan jari-jari tangan yang satu dengan yang lain.
7. Ibu Jari
8. Pinggul
g. Rotasi luar yaitu memutar kaki dan tungkai menjauhi tungkai lain.
9. Kaki
SOP
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Persiapan pasien
4. Persiapan alat
1. Selimut/handuk kecil
5. Prosedur pelaksanaan
2. Cuci tangan
B. Tahap Orientasi
1. Memberi Salam
C. Tahap Kerja
2. Mengatur posisi
b. Bahu
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Menaikkan lengan dari posisi di 180 derajat
samping tubuh ke depan ke posisi di
atas kepala
Ekstensi Mengembalikan lengan ke posisi di 45 derajat
samping tubuh
Hiperektasi Menggerakkan lengan ke belakang 180 derajat
tubuh, siku tetap lurus
Abduksi Menaikkan lengan ke posisi samping
diatas kepala dengan telapak tangan 180 derajat
jauh dari kepala
Adduksi Menurunkan lengan ke samping dan 320 derajat
menyilangkan tubuh sejauh mungkin
Rotasi dalam Dengan siku fleksi, memutar bahu
dengan menggerakkan lengan sampai 90 derajat
ibu jari menghadap ke dalam dan ke
belakang
Rotasi luar Dengan siku fleksi, menggerakkan
lengan sampai ibu jari ke atas dan 90 derajat
samping kepala
Sirkumduksi Menggerakkan lengan dengan lingkaran 300 derajat
penuh
c. Siku
e. Pergelangan Tangan
f. Jari-jari tangan
g. Ibu jari
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Menggerakkan ibu jari menyilang 90 derajat
permukaan telapak tangan
Ekstensi Menggerakkan ibu jari lurus 90 derajat
menjauh dari tangan
Abduksi Menjauhkan ibu jari ke samping 30 derajat
Adduksi Menggerakkan ibu jario ke depan
tangan 30 derajat
Oposisi Menyentuhkan ibu jari ke setiap jari- 30 derajat
jari tangan pada tangan yang sama
h. Pinggul
i. Lutut
j. Kaki
Gerakan Penjelasan Rentang
D. Tahap Terminasi
d. Mencuci tangan