Anda di halaman 1dari 64

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF


PADA NY. N DI PUSKESMAS BATUJAJAR
PERIODE 06 DESEMBER 2022 – 13 JANUARI 2023

STUDI KASUS

Asuhan Komprehensif Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Menyelesaikan Laporan Tugas Akhir (LTA)

OLEH :

Siska Rahma Aspia


311120009

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D3)


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Asuhan Kebidanan
Komprehensif Pada Ny. N Di Puskesmas Batujajar Periode 06 Desember
2022 – 23 Januari 2023 dapat diselesaikan dengan baik.

Penyusunan studi kasus ini tidak dapat selesai tanpa bantuan berbagai
pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Hikmahanto Juwana, S.H., LL.M., Ph.D selaku rektor Universitas


Jenderal Achmad Yani.
2. Gunawan Irianto, dr., M.Kes, (MARS) selaku dekan Fakultas Ilmu dan
Teknologi Kesehatan Universitas Jenderal Achmad Yani.
3. Ati Nurwita, M,Keb., Bdn selaku Ketua Program Studi Kebidanan (D3)
Universitas Jenderal Achmad Yani
4. Sophia, M.Keb., M.Hkes selaku pembimbing I dan pembimbing Akademik
yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusuhan
laporan tugas akhir ini.
5. Flora Honey Darmawan, M.Keb selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan laporan tugas
akhir ini
6. Dede Waslia, S.ST., M.Keb selaku penguji I pada yang telah memberikan
saran dan pengarahan dalam penyusunan laporan tugas akhir ini.
7. Iim Maryati A.Md Keb., S.Km selaku pembimbing lapangan yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan laporan tugas
akhir ini
8. Seluruh dosen dan staf Program Studi Kebidanan (D3) Universitas Jenderal
Achmad Yani.
9. Ny. N yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk saya berikan asuhan
dan mengizinkan saya untuk melakukan pengkajian
10. Kepada keluarga saya khususnya Mama (Riyya Rachma) dan Papa (Abdul
Aziz Daghriry), kakak sepupu saya (Dewi Ratih Viandini, S.Ap) dan keluarga
besar yang selalu memberikan doa, moral, material, motivasi dan segala

i
perhatiannya yang sangat tulus. Semoga Allah selalu melindungi,
memberikan kesehatan, umur yang panjang serta rezeki yang melimpah,
Aamiin Yaa Rabb.
11. Kepada Muhamad Ziaurrahman Nurakmal, S.Ked yang selalu memberikan
dukungan, semangat dan selalu setia menemani dalam penyusunan laporan
tugas akhir ini
12. Kepada sahabat-sahabat saya (Salma Sahira Insani, Adinda Maharani
Geraldin, Neng Evi Kurnaeti, Zudjana Wilela dan Alya Nanditia Maryani)
yang juga selalu memberikan dukungan, semangat dan membantu dalam
proses penyusunan laporan tugas akhir ini.
13. Seluruh teman-teman angkatan 2020 Program Studi Kebidanan (D3)
Universitas Jenderal Achmad Yani.
14. Berbagai pihak yang sudah mendukung dan membantu dalam penyusunan
laporan tugas akhir ini sampai selesai.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan studi kasus ini


masih banyak kekurangan, untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun
sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................6
1.3 Tujuan........................................................................................................6
1.4 Manfaat......................................................................................................7
BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................8
2.1 Konsep Dasar Teori...................................................................................8
2.1.2 Kehamilan.............................................................................................8
2.2 Standar Asuhan Kebidanan dan Kewenangan Bidan...............................28
2.2.1 Standar Asuhan Kebidanan................................................................28
2.2.2 Ante Natal Care (ANC) 10 T...............................................................29
2.2.3 Kewenangan Bidan.............................................................................38
3.1 Kerangka Konsep Kegiatan Asuhan.........................................................41
3.2 Pendekatan Desain Penelitian (Case Study)............................................42
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian..................................................................42
3.4 Subjek Penelitian......................................................................................42
3.5 Etika Penelitian.........................................................................................42
3.6 Metode Pengumpulan Data (SOAP).........................................................43
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................57
LAMPIRAN.........................................................................................................59

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1. Tinggi Fundus Uterus (TFU) Berdasarkan Umur Kehamilan.............11


Tabel 2. 2. Penambahan Berat Badan Berdasarkan Usia Kehamilan.................19
Tabel 2. 3. Klasifikasi BB Ibu Hamil Berdasarkan BMI........................................20
Tabel 2. 4. Kategori Indeks Massa Tubuh...........................................................31
Tabel 2. 5. Anjuran Penambahan Berat Badan (Kg)...........................................31
Tabel 2. 6. Ambang Batas Pengukuran LILA......................................................32
Tabel 2. 7. Tinggi Fundus Uterus menurut Leopold (dalam cm).........................33
Tabel 2. 8. Imunisasi TT.....................................................................................34

Tabel 3. 1. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu 45


Tabel 3. 2. Tabel Pola Sehari-hari......................................................................46

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3. 1. Kerangka konsep kegiatan asuhan...............................................40

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan dimulai dengan proses bertemunya sel telur dan sel

sperma sehingga terjadi fertilisasi, dilanjutkan implantasi sampai lahirnya

janin (Yuliani et al., 2021) . Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester, yaitu

trimester 1 (usia kehamilan 1-12 minggu), trimester 2 (usia kehamilan 12-28

minggu), trimester 3 (usia kehamilan 28-40 minggu) (Yuliani et al., 2021).

Kehamilan merupakan suatu keadaan yang fisiologis, namun sering

terjadi keluhan yang mengakibatkan terganggunya kenyamanan pada ibu

hamil seperti nyeri punggung, sering kencing, kram pada kaki, pusing, kaki

bengkak dan keputihan. Studi Global Burden of Disease pada tahun 2018

dalam survey menunjukan nyeri punggung dalam kehamilan merupakan

cedera teratas diseluruh dunia dengan presentase sebesar 60-70%.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ghairabeh (2018) berlangsung

di Indonesia pada tahun 2018 dari 4.290.235 diperoleh 2.574.141 ibu hamil

mengalami nyeri punggung dengan presentase 60 % (Hasanah, 2020)

(Yuliani et al., 2021)

Nyeri punggung merupakan suatu kondisi gangguan yang biasa

dirasakan ibu hamil, nyeri punggung dalam kehamilan trimester III

disebabkan karena perubahan struktur anatomis karena tulang belakang

memiliki beban

1
2

berat berguna menyeimbangkan tubuh karena dikarenakan uterus maupun

janin yang semakin besar serta pengaruh hormone relaktin yang

mengakibatkan ligament tulang belakang tidak dalam kondisi stabil sehingga

mengakibatkan menjepit pembuluh darah dan juga selaput saraf. Ukuran

pertumbuhan janin dan uterus juga mengakibatkan pusat gravitasi yang

berubah, tubuh bergeser kearah depan, dan mengakibatkan tekanan yang

lebih banyak terhadap otot punggung (Akhir et al., 2018).

Penanganan yang diberikan pada ibu hamil trimester III yang

mengeluh nyeri punggung antara lain melakukan kompres air hangat, terapi

masase pada punggung, relaksasi dengan cara atur pernafasan saat terasa

nyeri sampai berkurang, menjaga pola istirahat, olahraga ringan seperti

jalan-jalan dipagi hari dan senam hamil, ibu tidak dalam posisi bungkuk dan

berdiri dalam waktu lama (Fera Safitri & Liva Maita, 2021) Jika nyeri

punggung tidak ditangani dengan baik maka akan mengakibatkan stress

pada ibu hamil, resiko sakit terus menerus, mengurangi kualitas hidup dan

meningkatkan penggunaan layanan kesehatan bersifat kuratif (Restrepo

Klinge, 2019).

Ketidaknyamanan sering buang air kecil yang dirasakan oleh ibu

hamil trimester III secara fisiologis disebabkan karena ginjal bekerja lebih

berat dari biasanya, karena organ tersebut harus menyaring volume darah

lebih banyak dibanding sebelum hamil. Proses penyaringan tersebut

kemudian menghasilkan lebih banyak urine. Kemudian janin dan plasenta

yang membesar juga memberikan tekanan pada kandung kemih, sehingga

menjadikan ibu hamil harus sering ke kamar kecil untuk buang air kecil (Dewi

& Sumarsih. T, 2012) (Kiki Megasari, 2019).

2
3

Masih banyak ibu hamil yang mengira bahwa keluhan sering BAK

adalah suatu hal yang fisiologis terjadi pada trimester III dan mengira hal ini

merupakan suatu penyakit. Oleh karena itu, perlu dilakukan asuhan

kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil trimester III agar kondisi

yang dirasakannya segera teratasi (Kiki Megasari, 2019).

Oleh karena itu, untuk menuju kehamilan yang sehat perlu dilakukan

pengawasan atau asuhan secara berkelanjutan atau komprehensif agar

keadaan tersebut tidak berubah menjadi abnormal atau patologis. Asuhan

kebidanan komprehensif adalah pemeriksaan yang dilakukan secara

menyeluruh, dan berkesinambungan pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi

yang diharapkan dapat mengurangi kematian maternal yang menjadi salah

satu permasalahan terbesar di dunia saat ini (Media Centre WHO, 2016).

Menurut WHO (2019) angka kematian ibu (maternal mortality rate)

merupakan jumlah kematian ibu akibat dari proses kehamilan, persalinan,

dan pasca persalinan yang dijadikan indikator derajat kesehatan perempuan.

Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu target global Sustainable

Development Goals (SDGs) dalam menurunkan AKI menjadi 70 per 100.000

kelahiran hidup pada tahun 2030. Menurut WHO (2019) AKI didunia yaitu

sebanyak 303.000 jiwa. AKI di ASEAN yaitu sebesar 235 per 100.000

kelahiran hidup (ASEAN Secretariat, 2020).

Menurut data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

AKI di Indonesia meningkat dari 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun

2002-2007 menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007-2012.

AKI mengalami penurunan pada tahun 2012-2015 menjadi 305 per 100.000

3
4

kelahiran hidup dan jumlah kematian ibu di Indonesia pada tahun 2019 yaitu

sebanyak 4.221 kasus (Kemenkes RI, 2019).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat

memaparkan, jumlah AKI periode bulan Januari-Juli tahun 2020 sebesar 416

kasus, jumlah kasus kematian ini hampir sama dengan tahun 2019 (417).

Penyebab kematian ibu masih didominasi oleh perdarahan 28% dan

hipertensi 29%, meskipun penyebab lain-lain juga masih tinggi yaitu 24%

(Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, 2020). Sedangkan untuk angka

kematian bayi (AKB) di Jawa Barat tahun 2017 sebesar 3,4 per 1.000

kelahiran hidup menurun 0.53 point dibanding tahun 2016 sebesar 3,9 per

1000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, 2018).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Bandung tahun 2020,

sepanjang tahun 2020 di Kota Bandung terdapat 28 kasus kematian ibu dari

34.366 kelahiran hidup. Jumlah kematian ibu di tahun 2020 menurun satu

kasus dibanding tahun sebelumnya yaitu 29 kasus. Sedangkan jumlah AKB

di Kota Bandung sebanyak 82 kasus kematian. AKB di tahun 2020 ini

menjadi jumlah kematian bayi paling rendah sejak tahun 2012 (Dinas

Kesehatan Kota Bandung, 2020).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Batujajar

Kabupaten Bandung Barat pada bulan Januari sampai dengan November

tahun 2022, angka ibu hamil berjumlah 1.966 orang, angka ibu bersalin

berjumlah 1.752 orang dan tidak terdapat AKI, kemudian angka kelahiran

bayi berjumlah 1.750 dan jumlah AKB berjumlah 2 orang (Data Rekam

Medis Puskesmas Batujajar, 2022).

4
5

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka mahasiswa dalam

program D-3 kebidanan untuk memenuhi tugas akhir melakukan “Asuhan

Kebidanan Komprehensif kepada Ny. N G2P1A0 di Puskesmas Batujajar”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan data di atas, maka disusun rumusan masalah sebagai

berikut “Bagaimana memberikan asuhan kebidanan komprehensif kepada

Ny. N G2P1A0 di Puskesmas Batujajar?”

1.3 Tujuan

1) Tujuan Umum

Dapat melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif kepada

Ny. N G2P1A0 dan bayi baru lahir pada bayi Ny. N di Puskesmas

Batujajar dengan pendekatan manajemen kebidanan dan

didokumentasikan dalam bentuk SOAP.

2) Tujuan Khusus

a. Memberikan Asuhan Kebidanan Kehamilan pada Ny. N G2P1A0 di

Puskesmas Batujajar

b. Memberikan Asuhan Kebidanan Persalinan pada Ny. N G2P1A0 di

Puskesmas Batujajar

c. Memberikan Asuhan Kebidanan Masa Nifas pada Ny. N P2A0 di

Puskesmas Batujajar

d. Memberikan Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir pada bayi Ny. N P2A0

di Puskesmas Batujajar

e. Memberikan Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana pada Ny. N

P2A0 di Puskesmas Batujajar

5
6

1.4 Manfaat

1) Bagi penulis

Dapat digunakan sebagai pengembangan pengetahuan dalam

memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif yaitu dari mulai

masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir hingga masa KB

kepada klien secara optimal

2) Bagi Institusi

Dapat dimanfaatkan sebagai masukan dan menambah wawasan

tentang asuhan kebidanan komprehensif pada masa kehamilan,

persalinan, nifas, bayi baru lahir hingga masa KB kepada klien

3) Bagi Praktisi

Mampu memiliki pengetahuan dan menerapkan mengenai asuhan

kebidanan komprehensif yang sesuai dengan asuhan pada kehamilan,

persalinan, nifas, bayi baru lahir dan KB kepada klien

6
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Teori

2.1.2 Kehamilan

2.1.2.1 Pengertian

Kehamilan adalah suatu peristiwa pertemuan dan

persenyawaan antara sel telur dan sel sperma. Proses

kehamilan merupakan mata rantai yang kerkesinambungan

yang dimulai dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum,

konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada

uterus, pembentukan plasenta serta tumbuh kembang hasil

konsepsi sampai dilahirkan (Kurnia, 2017).

Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester

kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15

minggu (minggu ke- 13 hingga ke 27), dan trimester ketiga 13

minggu (minggu ke- 28 hingga minggu ke- 40) (WHO, 2016).

2.1.2.2 Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologi Pada Ibu Hamil

Beberapa perubahan anatomi dan fisiologi dalam

kehamilan yaitu :

7
8

a. Perubahan Sistem Endokrin

Perubahan yang terjadi adalah adanya perubahan

sekresi hormon. Berikut adalah beberapa sekresi hormon

yang terjadi :

a) HCG (Human Chorionic Gonadotropin)

Hormon HCG adalah hormone yang memiliki

kandungan karbohidrat tinggi yang dihasilkan sejak hari

ke 7 setelah terjadinya fertilisasi. Namun,

keberadaannya baru terdeteksi di dalam urin pada

minggu kedua pasca fertilisasi. Dalam kondisi normal,

produksi HCG mencapai puncak pada usia kehamilan 8-

10 minggu, kemudian berangsur menurun dan tetap

dalam jumlah yang rendah selama kehamilan. Hormon

HCG berhubungan dengan terjadinya mual dan muntah,

peningkatan nafsu makan dan minum, membantu

pertumbuhan myometrium, dan berpengaruh terhadap

pembentukan saraf janin serta membuat uterus akan

tetap berada dalam keadaan tenang atau tidak

kontraksi.

b) Hormon Steroid

Faktor ibu sebagai pemicu produksi progesteron

oleh plasenta, sedangkan faktor janin pemicu produksi

estrogen oleh plasenta.


9

1) Progesteron

Dikenal sebagai hormone kehamilan,

berperan dalam stimulasi sistem pernafasan,

relaksasi otot polos (yang ada dalam pembuluh

darah, uterus, dan usus) dan imunosupresan

plasenta

2) Estrogen

Peran penting estrogen dalam kehamilan

yaitu meningkatkan perkembangan endometrium dan

payudara, meningkatkan miometrium, meningkatkan

sekresi prolactin, dan meningkatkan sensitifitas

uterus terhadap progesterone pada akhir kehamilan.

3) Hormon Placental Lactogen (HPL)

HPL berperan dalam menstimulasi

pertumbuhan jaringan maternal maupun fetal. Kadar

HPL yang rendah berhubungan dengan kegagalan

kehamilan, terjadinya abortus spontan, terjadinya

preeklamsi, dan kehamilan molahidatidosa.

Sedangkan level HPL tinggi berhubungan dengan

kehamilan multiple, tumor plasenta, diabetes dan

inkontabilitas resus.

4) PGH (Placenta Growth Hormone)


10

Hormon ini berperan terhadap adaptasi

metabolic maternal terhadap kehamilan, serta

menyediakan kebutuhan glukosa fetal. Kekurangan

hormone PGH ini menyebabkan pertumbuhan janin

berkurang.

5) Relaxin

Relaxin berpengaruh terhadap pelunakan

tulang panggul, meregangkan ligament, dan

digunakan untuk pematangan serviks pada

persalinan. Dengan terjadinya pelunakan ligment

pelviks memudahkan pergerakan janin dan

pembesaran uterus dalam rongga abdomen (Irianti,

Mutiara and Duhita, 2013.

b. Perubahan pada Sistem Reproduksi

a) Uterus

Pada masa kehamilan uterus mengalami

peningkatan baik berat maupun ukuran. Sebelum

kehamilan berat uterus sekitar 30 gram setelah

kehamilan terjadi peningkatan berat uterus mencapai

1000 gram pada akhir kehamilan. Selama kehamilan

uterus mengalami peregangan dan peningkatan

pertumbuhan sel otot. Pada awal kehamilan terjadi

penebalan dinding rahim dan menipis seiring

bertambahnya usia kehamilan. Uterus menjadi kantong


11

berotot dengan dinding yang tipis, lunak, dan lentur

pada akhir kehamilan yang menyebabkan janin dapat

teraba dari luar (Fauziah Alfi, Tyas Ade and Tri Iis,

2023).

Kontraksi braxton hicks juga terjadi pada enam

minggu sampai trimester kedua kehamilan akibat dari

peregangan sel-sel otot uterus. Dengan bertambahnya

usia kehamilan, uterus akan mengalami penyesuaian

pembesaran uterus. Pada trimester akhir, bagian

terendah janin akan mulai turun ke pelvis dan

menyebabkan berkurangnya tinggi fundus uterus.

(Irianti, Mutiara and Duhita, 2013)

Tabel 2. 1. Tinggi Fundus Uterus (TFU) Berdasarkan Umur


Kehamilan

Tinggi Fundus Uterus (TFU) Umur Kehamilan


1/3 di atas symfisis atau 3 jari di 12 Minggu
atas symfisis
Pertengahan symfisis-pusat 16 Minggu
2/3 di atas symfisis atau 3 jari di 20 Minggu
bawah pusat
Setinggi Pusat 24 Minggu
1/3 di atas pusat atau 3 jari di 28 Minggu
atas pusat
Pertengahan pusat-proccesus 32 Minggu
xypideus (px)
Dua jari (4 cm) di bawah 36 Minggu
proccesus xypoideus (px)
Setinggi proccesus xypoideus 38 Minggu
(px)
Satu jari (2 cm) di bawah 40 Minggu
proccesus xypoideus (px)
Sumber : Devi, 2019

b) Ovarium
12

Pematangan folikel baru ditunda dan ovulasi

tidak terjadi saat kehamilan. Korpus luteum pada

minggu ke-6 sampai dengan minggu ke-7 masih

berfungsi, selanjutnya saat minggu ke- 16 fungsinya

berkurang tergantikan plasenta untuk produksi hormon

estrogen dan progesterone.

c) Tuba Fallopi

Otot tuba hanya sedikit mengalami hipertrofi

selama kehamilan. Pada usia kehamilan 16 minggu,

plasenta mulai terbentuk dan menggantikan fungsi

korpus luteum graviditatum.

d) Vagina

Hormon estrogen yang menyebabkan terjadinya

penuhnya pembuluh darah sehingga adanya warna

kebiruan pada vagina (Tanda Chadwick) pada minggu

ke-8. Glikogen meningkat menyebabkan pengeluaran

cairan keputihan kental dan asam. Dianggap normal bila

tidak ada rasa gatal, iritasi dan bau. Vagina menjadi

elastis dan otot lapisan membesar pada trimester ketiga

dikarenakan persiapan bagian janin turun ke panggul.

(Fauziah Alfi, Tyas Ade and Tri Iis, 2023).

c. Perubahan pada Sistem Kardiovaskuler

Selama kehamilan dan masa nifas, jantung dan

sirkulasi mengalami adaptasi fisiologis. Perubahan pada


13

fungsi jantung mulai tampak selama 8 minggu pertama

kehamilan (Irianti, Mutiara and Duhita, 2013).

a) Jantung

Curah jantung meningkat sekitar 30% pada

minggu kelima kehamilan dan peningkatan awal ini

merupakan fungsi dari penurunan resistensi vaskular

sistemik serta peningkatan frekuensi denyut jantung.

Antara minggu ke 10 sampai 20, terjaid peningkatan

pada volume plasma. (Fauziah Alfi, Tyas Ade and Tri Iis,

2023).

b) Pembuluh Darah

Tekanan pada vena inferior oleh uterus yang

semakin membesar menyebabkan turunnya aliran darah

balik vena yang mengurangi isi kuncup dan curah

jantung. Oleh karena itu, penting bagi wanita hamil

untuk memperhatikan posisi pada saat berbaring agar

tidak terjadi tekanan berlebihan pada vena kafa inferior.

Aliran balik vena yang tidak baik dan peningkatan

tekanan darah pada tungkai menyebabkan

meningkatnya tahanan dan tekanan vena tungkai, vulva,

rectum. Dan pelvis yang menyebabkan oedema,

varises tungkai, dan vulva serta hemoroid.

c) Sistem Darah
14

Peningkatan volume darah ibu disebabkan

karena peningkatan plasma dan eritrosit. Peningkatan

volume darah ibu bertambah cepat pada trimester

kedua kehamilan, melambat pada trimester ketiga.

Konsentrasi hemoglobin normal pada ibu hamil trimester

ketiga kehamilan adalah 12,5 gr/dl, batasan yang masih

dianggap normal adalah 11,0 gr/dl. (Khair, Elyasari and

Nurmiaty, 2022).

d. Perubahan pada Sistem Pernafasan

Dengan adanya efek hormonal yang menyebabkan

adanya pengenduran otot ligament menyebabkan

diafragma mudah terdorong ke atas karena uterus

mendorong masuk ke rongga perut atas dan menyebabkan

ibu hamil bernafas lebih dalam. Hal ini dapat diperparah

bila dalam keadaan terlentang (Khair, Elyasari and

Nurmiaty, 2022).

e. Perubahan pada Payudara

Pertumbuhan kelenjar pada payudara meningkat

secara progresif pada awal kehamilan 6 minggu. Putting

susu menjadi lebih besar, berwarna gelap dan areola

menjadi lebih gelap karena pigmentasi serta muncul

tonjolan kencil yang disebut Mongomery. Pengeluaran

kolostrum dapat terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12

minggu (Fauziah Alfi, Tyas Ade and Tri Iis, 2023).


15

f. Perubahan pada Perkemihan

Secara fisiologis disebabkan karena ginjal bekerja

lebih berat dari biasanya, karena organ tersebut harus

menyaring volume darah lebih banyak dibanding sebelum

hamil. Proses penyaringan tersebut kemudian

menghasilkan lebih banyak urine. Kemudian janin dan

plasenta yang membesar juga memberikan tekanan pada

kandung kemih, sehingga menjadikan ibu hamil harus

sering ke kamar kecil untuk buang air kecil. (Kiki Megasari,

2019).

Pada trimester III, keluhan rasa berkemih

meningkat dikarenakan kepala janin mulai memasuki pintu

atas panggul dan menekan kandung kemih. (Fauziah Alfi,

Tyas Ade and Tri Iis, 2023).

g. Perubahan pada Pencernaan

Pada awal kehamilan hormone estrogen dan HCG

meningkat disertai efek samping mual dan muntah. Diawal

kehamilan biasa terjadi perubahan peristaltic usus ditandai

dengan gejala sering kembung dan konstipasi.

Peningkatan aliran darah ke panggul dan tekanan vena

yang meningkat dapat mengakibatkan hemoroid pada akhir

kehamilan.

Peningkatan kadar estrogen dan HCG

menyebabkan rasa mual pada awal kehamilan. Selain itu


16

terjadi mual muntah pagi hari yang disebabkan oleh tonus

otot tractus digestufus menurun, makanan lebih lama

dicerna dan menimbulkan obstipasi. Perubahan pada

sistem pencernaan :

1) Mulut

Pada mulut sering terjadi pembengkakan gusi

akibat penumpukan pembuluh darah di gusi.

2) Gigi

Kebutuhan kalsium dan fosfor pada ibu hamil

sebesar 1,2 gr setiap hari.

3) Lambung dan Usus

Herniasi bagian atas lambung pada kehamilan

28 atau 32 minggu. Hal ini disebabkan oleh terjadinya

penurunan sekresi asam hidroklorida serta haemoroid

akibat konstipasi dan naiknya tekanan vena dibawah

uterus (Fauziah Alfi, Tyas Ade and Tri Iis, 2023).

h. Perubahan pada Sistem Metabolisme

Tambahan kebutuhan total energi selama

kehamilan diperkirakan mencapai 80.000 kkal atau sekitar

300 kkal/hari (Hytten dan Chamberlain, 1991). Pada saat


17

kehamilan sebenarnya tidak banyak menimbulkan

perubahan dalam metabolism, selain retensi dalam jumlah

yang setara dengan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan

(Irianti, Mutiara and Duhita, 2013).

1) Metabolisme Karbohidrat

Pada Wanita hamil kadar gula meningkat hal ini

disebabkan karena plasenta memproduksi zat antagonis

insulin. Kadar guka 6,7 mmol/liter dianggap normal

dalam kehamilan.

2) Metabolisme Protein dan Lemak

Wanita hamil cenderung mengalami ketosis,

khususnya jika kebutuhan akan energi lebih besar

daripada jumlah energi yang dipasok oleh simpanan

glikogen yang terbatas.

3) Zat Besi

Wanita hamil memerlukan 1000 mg zat besi.

Kebutuhan ini terbagi untuk 500 mg meningkatkan masa

“RBC”, 300 untuk janin, 200 mg untuk mengganti

kehilangan zat besi setiap hari.

4) Metabolisme Air

Saat kehamilan terjadi perubahan fisiologis

meningkatnya retensi air diakibatkan pengeluaran


18

hormon antidiuretic (Fauziah Alfi, Tyas Ade and Tri Iis,

2023).

i. Perubahan pada Sistem Muskuloskeletal

Peningkatan berat badan menyebabkan perubahan

postur dan cara berjalan pada Wanita hamil. Keadaan

lordosis merupakan keadaan normal pada ibu hamil.

Keadaan ini disebabkan sebagai penyesuaian posisi

anterior uterus yang membesar, menggeser pusat gravitasi

Kembali ke ekstremitas sendi pubis yang menyebabkan

rasa tidak nyamna. Wanita hamil sering mengalami rasa

pegal, baal dan lemah di ekstremitas yang diakibatkan oleh

lordosia hebat disertai fleksi leher anterior tarikan pada

saraf ulnaris dan medianus (Fauziah Alfi, Tyas Ade and Tri

Iis, 2023).

j. Perubahan pada Kulit

Penyebab pigmentasi kulit belum jelas hingga kini,

dugaan bahwa progesterone dan esterogen memiliki efek

menstimulasi melanosit. Efek ini dapat membuat warna

putting dan aeorola menjadi gelap, linea nigra, striae

(peregangan kulit), serta koasma (perubahan warna

menjadi kecokelatan pada dahi, pipi, dan leher). Semua

akan berangsur menghilang setelah kehamilan berakhir,

kecuali striae (Irianti, Mutiara and Duhita, 2013).

k. Perubahan pada Sistem Persyarafan


19

Perubahan sistem persyarafan pada ibu hamil,

yaitu:

1) Indra perciuman dan perasa lebih sensitif

2) Penekanan syaraf panggul

3) Kelainan tulang belakang normal pada ibu hamil

(lordosis)

4) Edema syaraf prefier

5) Rasa gatal dan baal di tangan

6) Rasa kram pada tungkai

7) Nyeri kepala ringan

8) Hipokalsemia

(Fauziah Alfi, Tyas Ade and Tri Iis, 2023).

l. Berat Badan dan Indeks

Pada saat kehamilan penambahan berat badan

disebabkan oleh uterus dan isinya, payudara dan

bertambahnya volume darah, cairan ektraseluler.

Peningkatan total berat badan pada ibu hamil rata-rata 11

kg. Pada trimester III penambahan berat badan yaitu 5 kg.

Tabel 2. 2. Penambahan Berat Badan Berdasarkan Usia


Kehamilan

Kehamilan Bulan Presentase Penambahan Berat Badan


Ke-
0-3 10 %
3-5 25 %
5–7 45 %
7–9 20 %
Sumber : Patria 2015 dalam buku Devi Asuhan Kebidanan Kehamilan
2019)
20

Perhitungan berta badan ibu sebelum hamil dapat


digunakan untuk menghitung berapa berat badan yang
tepat saat hamil, berikut rumus perhitungan (Body Mass
Index/BMI)

BMI = (Berat badan Sebelum hamil) kg

(Tinggi badan x Tinggi badan) m2

Tabel 2. 3. Klasifikasi BB Ibu Hamil Berdasarkan BMI

Klasifikasi Berat BMI Penambahan


Badan (BB) Berat Badan
Berat badan ≤ 18,50 ± 12 – 15 kg
kurang
Berat badan 18,50 – 24,99 9 – 12 kg
normal
Berat badan lebih ≤ 25,00 6 – 9 kg
Preobes (sedikit 25,00 – 29,99 ± 6 kg
gemuk)
Obesitas ≥ 30,00 ± 6 kg
Keperluan penambahan BB semua ibu hamil tidak

sama tetapi harus melihat dari BMI atau IMT sebelum

hamil. Penambhan berat badan ibu merupakan indikator

dari suksesnya kesejahteraan ibu dan janin oleh karena itu

berat badan ibu harus ditimbang selama kehamilan (Devi,

2019) (Fauziah Alfi, Tyas Ade and Tri Iis, 2023).

2.1.2.3 Ketidaknyamanan pada Ibu Hamil Trimester III

1) Sering Berkemih

Salah satu ketidaknyamanan yang dialami oleh ibu

hamil trimester III adalah sering buang air kecil. Keluhan

sering BAK sering dialami oleh ibu hamiI trimester I dan III,

hanya frekuensinya lebih sering pada ibu hamil trimester III.


21

Berdasarkan Jurnal lnvolusi Kebidanan (2022)

jumlah ibu hamil yang dengan masalah ketidaknyamanan

sering buang air kecil di lndonesia sekitar 50%, jumlah

keluhan sering kencing pada ibu hamil yang tidak bisa

menahan BAK yaitu sebesar 37,9%. Sedangkan yang

terjadi pada usia kehamilan 28-40 minggu yaitu 17,5%.

Pada kehamilan ureter membesar untuk

menampung banyaknya pembentukan urine, ureter

terhambat Gerakan peristaltiknya karena pengaruh hormon

progesterone, tekanan rahim yang membesar dan terjadi

perputaran tekanan disebabkan karena terdapat kolon dan

sigmoid disebelah kiri (Megasari, 2019). Pada akhir

kehamilan keluhan sering kencing akan timbul lagi karena

kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul sehingga

kandung kemih akan mulai tertekan Kembali. Rahim yang

tumbuh membesar akan menekan kandung kemih (Rr.

Catur Leny Wulandary, Linda Risyati and Maharani, 2021)

Maka dari itu, karena tertekannya kandung kemih

oleh uterus yang semakin membesar dan menyebabkan

kapasitas kandung kemih berkurang serta frekuensi

berkemih meningkat.

Kesehatan organ reproduksi terutama daerah

vagina sangat penting dijaga selama masa kehamilan

terlebih dengan keluhan sering buang air kecil dimana hal


22

tersebut dapat mengakibatkan pertumbuhan bakteri dan

jamur yang dapat menyebabkan iritasi atau bengkak

bahkan dapat memicu penularan penyakit kelamin,

HIV/AIDS. Infeksi saluran kemih pada wanita hamil

sejumlah 24% dapat berpengaruh pada bayi sehingga saat

bayi lahir ia akan mengalami salah satu kondisi dimana

terdapat sariawan pada mulutnya dan yang paling buruk

adalah bayi lahir prematur (Ika Putri Damayanti, 2018).

Upaya yang dapat dilakukan dengan cara banyak

minum pada siang hari dan batasilah minum menjelang

tidur dengan tujuan untuk menghindari bangun di malam

hari yang bisa menyebabkan gangguan aktivitas tidur. (Rr.

Catur Leny Wulandary, Linda Risyati and Maharani, 2021).

2) Nyeri Punggung

Ada beberapa perubahan yang menyebabkan nyeri

punggung saat hamil, diantaranya yaitu:

a) Berat badan meningkat.

b) Perut yang besar menyebabkan gesernya garis gravitasi

tubuh ke depan. Sehingga otot punggung berkerja untuk

menyeimbangkan tubuh.

c) Ligamen menjadi renggang akibat hormon relaxin yang

meningkat saat hamil, ligamen yang renggang dapat

menyebabkan sendi tulang belakang menjadi kurang


23

stabil dan menyebabkan nyeri punggung pada

kehamilan

d) Emotional stress menyebabkan otot menjadi tegang

dan

spasme, stress dapat memperburuk nyeri punggung

saat hamil (Zakiyah, 2016).

Nyeri menyebabkan seseorang mengalami

ketakutan serta kecemasan sehingga meningkatkan stres

dan mengalami perubahan fisiologis secara drastis selama

kehamilannya. Nyeri serta kecemasan saling sinergis dan

memperburuk antara satu sama lainnya (Purnamasari,

2019). Namun, masih kebanyakan wanita ada yang

merasakan sakit bahkan lebih parah dari biasanya karena

terdapat pengaruh dari rasa panik dan stress yang disebut

dengan fear-tension pain-concept (takut-tegang-sakit)

dapat diartikan bahwa rasa takut mengakibatkan

ketegangan atau kepanikan serta menimbulkan otot

menjadi lebih kaku dan mengalami rasa sakit (Mardiana,

2021).

Pada paritas multipara dan grandemultipara yang

lebih berisiko karena otot-otot sudah melemah dan

menyebabkan otot mengalami kegagalan dalam menopang

dibagian uterus atau rahim yang sudah semakin membesar

sehingga banyak yang mengalami nyeri punggung

(Fithriyah, Rizki Dyah Haninggar, 2020).


24

Aktivitas sehari-hari dapat mempengaruhi nyeri

punggung bawah dan berdampak negatif pada

kemampuan ibu hamil untuk melakukan aktivitas sehari-

hari seperti perawatan diri, berjalan, duduk dan keterlibatan

dalam aktivitas seksual (Nur Arummega et al., 2023).

3) Varises

Saat kehamilan tua, pembesaran uterus yang

menekan vena kava interior menyebabkan hipertensi lebih

lanjut dan distensi sekunder vena pada kaki. (Fahlevie and

Semadi, 2019).

Kelemahan katup vena pada kehamilan karena

tingginya kadar progesterone dan estrogen sehingga aliran

darah balik menuju jantung melemah dan vena dipaksa

bekerja lebih keras untuk dapat memompa darah.

Karenanya, varises banyak terjadi pada tungkai atau

rektum.

4) Haemorroid

Konstipasi yang ada pada ketidaknyamanan pada

trimester II, berpotensi menyebabkan haemorroid.

Pengaruh hormon progesterone dan tekanan yang

disebabkan oleh uterus menyebabkan vena pada rectum

mengalami tekanan yang lebih dari biasanya. Akibatnya,

Ketika massa dari rectum akan dikeluarkan tekanan lebih

besar sehingga terjadinya haemorroid.


25

5) Sesak Nafas

Pembesaran uterus akan semakin mempengaruhi

keadaan diafragma ibu hamil, dimana diafragma terdorong

ke atas sekitar 4 cm disertai pergeseran ke atas tulang iga.

Peningkatan volume darah selama kehamilan dapat

terkait dengan usaha pemenuhan kebutuhan kadar oksigen

ke uterus, dimana sistem vaskular mengalami peningkatan

mengakibatkan kerja jantung untuk memompa darah

menjadi lebih berat dan secara tidak langsung berpengaruh

kepada frekuensi pernafasan ibu.

6) Bengkak dan Kram Pada Kaki

Bengkak pada kaki dikarenakan tekanan uterus

yang semakin meningkat dan mempengaruhi sirkulasi

cairan. Dengan bertambahnya tekanan uterus dan tarikan

gravitasi menyebabkan retensi cairan semakin besar. Kram

kaki diperkirakan terjadi karena adanya gangguan aliran

darah pada pembuluh darah panggul yang disebabkan oleh

tertekannya pembuluh tersebut oleh uterus yang semakin

membesar pada kehamilan lanjut.

7) Gangguan Tidur dan Mudah Lelah

Cepat lelah pada kehamilan disebabkan oleh

nocturia (sering berkemih pada malam hari), terbangun

dimalam hari dan mengganggu tidur yang nyenyak. Seperti

tergangggu oleh sering buang air kecil saat malam hari.


26

Insomnia ini juga dapat disebabkan akibat ketidaknyaman

uterus yang semakin membesar dan pergerakan janin yang

aktif juga dapat membuat terganggunya kualitas istirahat

ibu hamil.

8) Nyeri Perut Bawah

Secara normal, nyeri perut bawah dapat disebabkan

oleh muntah yang berlebihan dan konstipasi. Nyeri

ligamentum, torsi uterus yang parah dan adanya kontraksi

Braxton-Hicks mempengaruhi keluhan ibu terkait nyeri

perut bawah.

9) Heartburn

Selama kehamilan, spinkter esofagus bawah

bergeser ke rongga dada, yang memungkinkan untuk

makanan dan asam lambung untuk lolos dari daerah

lambung ke esofagus yang menyebabkan peradangan dan

adanya sensasi terbakar. Tekanan dari uterus yang

semakin membesar pada isi lambung juga memperburuk

keluhan panas perut. (Irianti, Mutiara and Duhita, 2013).

10) Kontraksi Braxton Hicks

Kontraksi Braxton Hicks adalah kontraksi dan

relaksasi pada otot rahim. Ibu hamil mungkin akan seperti

kram menstruasi ringan atau pengetatan di area perut.

Kontraksi Braxton Hicks memiliki durasi dan intensitas yang

tidak teratur, jarang terjadi, tidak dapat diprediksi dan tidak


27

berirama, dan lebih tidak nyaman daripada menyakitkan.

Kontraksi ini akan berkurang dan kemudian menghilang.

Tidak seperti kontraksi pada persalinan yang sebenarnya.

Kontraksi Braxton Hicks diduga berperan dalam

mengencangkan otot rahim sebagai persiapan proses

persalinan. Terkadang kontraksi Braxton Hicks disebut

sebagai "latihan persalinan". Kontraksi Braxton Hicks tidak

menyebabkan pelebaran serviks tetapi mungkin berperan

dalam pelunakan serviks. (da Raines and DB Cooper,

2017).

2.2 Standar Asuhan Kebidanan dan Kewenangan Bidan

2.2.1 Standar Asuhan Kebidanan

Standar asuhan kebidanan adalah acuan dalam proses

pengambilan keputusan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai

dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan

kiat kebidanan yang telah diatur dalam Kepmenkes No.

938/Menkes/SK/VII/2007. Standar ini dibagi menjadi enam, yaitu:

1) Standar I (Pengkajian)

Bidan mengumpulkan semua informais yang akurat,

relevan dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan

kondisi klien.

2) Standar II (Pengumpulan Diagnosa)


28

Bidan menganalisa data yang diperoleh dari pengkajian

pasien kemudian diinterpretasikan secara akurat dan logis untuk

menegakan diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat.

3) Standar III (Perencanaan)

Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan

diagnose masalah yang ditegakkan.

4) Standar IV (Implementasi)

Bidan melakukan rencana asuhan kebidanan secara

komprehensif, efektif, efisien, dan aman berdasarkan evidence

based kepada pasien dalam bentuk 8 upaya promotif, preventif,

kuratif, dan rehabilitation. Dilakukan secara mandiri, kolaborasi,

dan rujukan.

5) Standar V (Evaluasi)

Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan

berkesinambungan untuk melihat keefektifan dari asuhan yang

sudah diberikan, sesuai dengan perubahan perkembangan klien.

6) Standar VI (Pencatatan Asuhan Kebidanan)

Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat,

singkat dan jelas mengenai keadaan/kejadian yang ditemukan dan

dilakukan dalam memberikan asuhan kebidanan. Kriteria

pencatatan asuhan kebidanan meliputi :

a) Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan

pada formular yang tersedia (rekam medis/KMS/status

pasien/buku KIA)
29

b) Ditulis dalam bentuk catatan pengembangan SOAP (S adalah

data subjektif, mencatat anamnesa; O adalah data objektif;

mencatat hasil pemeriksaan; A adalah hasil analisa, mencatat

diagnosis dan masalah kebidanan; P adalah

penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan

penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan

antisipatif, segera, secara komprehensif, penyuluhan,

dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dan rujukan).

2.2.2 Ante Natal Care (ANC) 10 T

Antenatal Care (ANC) adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga

profesional untuk ibu selama masa kehamilannya yang dilaksanakan

sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan.

Kunjungan ibu hamil ke pelayanan kesehatan dianjurkan yaitu 2 kali

pada trimester 1, 1 kali pada trimester II dan minimal 3 kali pada

trimester III (Kemenkes, 2020).

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) Antenatal Care

selama

kehamilan untuk mendeteksi dini terjadinya resiko tinggi terhadap

kehamilan dan persalinan juga dapat menurunkan angka kematian ibu

dan memantau keadaan janin. Setiap wanita hamil ingin

memeriksakan kehamilannya, bertujuan untuk mendeteksi kelainan

yang mungkin ada atau akan timbul pada kehamilan tersebut cepat

diketahui, dan segera dapat diatasi sebelum berpengaruh tidak baik

terhadap kehamilan tersebut dengan melakukan pemeriksaan

Antenatal Care (Kemenkes RI,2020).


30

Tujuan pelayanan Antenatal Care menurut Kementrian

Kesehatan (2020) adalah sebagai berikut :

a. Memantau kemajuan proses kehamilan untuk memastikan

kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin

b. Mengetahui adanya komplikasi kehamilan yang mungkin terjadi

selama kehamilan sejak usia dini, termasuk riwayat penyakit dan

pembedahan

c. Meningkatkan dan memelihara kesehatan ibu dan bayi

d. Mempersiapkan proses persalinan agar bayi dapat dilahirkan

dengan selamat dan meminimalkan trauma yang mungkin terjadi

selama persalinan

e. Menurunkan angka kematian dan kesakitan ibu

f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga untuk menerima

kelahiran anak agar mengalami pertumbuhan dan

perkembangan yang normal

g. Mempersiapkan ibu untuk melewati masa nifas dengan baik dan

dapat memberikan ASI eksklusif kepada bayinya.

Standar minimal pelayanan Antenatal Care yang diberikan

kepada ibu hamil yaitu 10 T. Menurut Permenkes No 4 Tahun 2019,

penerapan 10 T adalah sebagai berikut :

1. Pengukuran Tinggi Badan Dan Berat Badan

Pengukuran tinggi badan cukup sekali dilakukan pada

saat kunjungan awal ANC saja, atau bisa juga penimbangan

berat badan dilakukan setiap kali kunjungan. Hal ini sangat

penting dilakukan untuk mendeteksi faktor resiko terhadap


31

kehamilan yang sering berhubungan dengan keadaan rongga

panggul. Tinggi badan ibu hamil kurang dari 145 cm

meningkatkan resikoterjadinya CPD (Cephalo Pelvic

Disproportion).

Berat badan ideal untuk ibu hamil sendiri tergantung dari

IMT (Indeks Masa Tubuh) ibu sebelum hamil. Indeks massa

tubuh (IMT) adalah hubungan antara tinggi badan dan berat

badan. Indeks masa tubuh adalah suatu metode untuk

mengetahui penambahan optimal.

Menurut Kemenkes (2014), Indeks Massa Tubuh (IMT)

dapat dihitung menggunakan rumus:

BB( kg)
IMT : 2 (m)
TB

Keterangan :

BB = berat badan dalam kilogram

TB = tinggi badan dalam meter

Tabel 2. 4. Kategori Indeks Massa Tubuh

Klasifikasi Status Gizi IMT (Kg/m2)

Sangat Kurus < 17


Kurus Ringan 17 – 18,4
Normal 18,5 – 25,0
Gemuk Ringan 25,1 – 27,0
Sangat Gemuk > 30
Sumber : Pedoman Gizi Nasional, (2014)

Tabel 2. 5. Anjuran Penambahan Berat Badan (Kg)

IMT Sebelum Hamil Total Penambahan Berat


Badan (KG)
32

Berat badan kurang (<18,5) 12,5-18 kg


Normal (18,5-24,9) 11,5-16 kg
Berat badan berlebih (25-29,9) 7-11,5 kg
Obesitas (> 30) 5-9 kg
Sumber : Buku Gizi dalam Daur Kehidupan (2010)

2. Ukur Tekanan Darah

Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan

antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi

(tekanan darah 140/90 mmHg) pada kehamilan dan

preeklampsia (hipertensi disertai edema wajah dan atau tungkai

bawah; dan atau proteinuria).

3. Nilai status gizi dengan LILA (Lingkar Lengan Atas)

Menurut Depkes RI (2002) dalam Program Perbaikan Gizi

Makro menyatakan bahwa Kurang Energi Kronis merupakan

keadaan dimana ibu penderita kekurangan makanan yang

berlangsung menahun (kronis). Dimana LILA kurang dari 23,5

cm. Ibu hamil dengan KEK akan dapat melahirkan bayi berat

lahir rendah (BBLR).

Tabel 2. 6. Ambang Batas Pengukuran LILA

Hasil Pengukuran Ambang Batas


< 23,5 cm Resiko Kekurangan Energi
Kronik (KEK)
>23, 5 cm Bukan Resiko Kekurangan
Energi Kronik (KEK)
Sumber : Astuti, 2017

4. Pengukuran TFU (Tinggi Fundus Uteri)


33

Pengukuran tinggi fundus uteri pada setiap kali kunjungan

antenatal untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak

dengan umur kehamilan. Jika fundus uteri tidak sesuai dengan

umur kehamilan, kemungkinan ada gangguan pertumbuhan

janin.

Tabel 2. 7. Tinggi Fundus Uterus menurut Leopold (dalam


cm)

Umur Tinggi Fundus Uterus (cm)


Kehamilan
22-28 24-25 cm di atas symfisis

minggu

28 minggu 26,7 cm di atas symfisis


30 minggu 29,5-30 cm di atas symfisis
32 minggu 29,5-30 cm di atas symfisis
34 minggu 31 cm di atas symfisis
36 minggu 32 cm di atas symfisis
38 minggu 33 cm di atas symfisis
40 minggu 37,7 cm di atas symfisis
Sumber : Sari, Anggita, dkk (2015)

5. Tentukan Denyut Jantung Janin Dan Presentasi Janin

Pengukuran detak jantung janin dilakukan menggunakan

doppler sebagai acuan untuk mengetahui kesehatan ibu dan

janin khususnya denyut jantung janin dalam rahim dengan detak

jantung janin yang normal di mulai dari 120x/menit pada ibu

hamil.

Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir

trimester II dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal.

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui letak janin. Jika

pada trimester III bagian bawah janin bukan kepala, atau kepala
34

janin belum masuk ke panggul berarti ada kelainan letak,

panggul sempit, atau ada masalah lain.

Menentukan presentasi janin dapat dilakukan dengan

cara pemeriksaan Leopold :

a. Leopold I : Untuk menentukan tinggi fundus uteri dan

bagian janin yang berada di fundus

b. Leopold II : Untuk menentukan batas samping kanan

dan kiri rahim, menentukan letak punggung janin

c. Leopold III : Untuk menentukan bagian terbawah janin

dan apakah bagian tersebut sudah masuk ke pintu atas

panggul atau masih dapat digerakkan

d. Leopold IV : Untuk menentukan seberapa jauh bagian

terendah janin masuk ke pintu atas panggul

6. Pemberian imunisasi TT

Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu

hamil

harus mendapat imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu

hamil diskrining status imunisasinya. Pemberian imunisasi TT

pad ibu hamil disesuaikan dengan status imunisasi T ibu saat ini.

Ibu hamil minimal memiliki status imunisasi T2 agar

mendapatkan perlindungan terhadap infeksi tetanus.


Status TT Interval Minimal Masa Perlindungan
Tabel 2. 8. Pemberian
Imunisasi TT T1 Kunjungan pertama Langkah awal
pembentukan
kekebalan tubuh
terhadap penyakit
tetanus
T2 1 bulan setelah T1 3 tahun
T3 6 bulan setelah T2 5 tahun
T4 12 bulan setelah T3 10 tahun
T5 12 bulan setelah t4 Lebih dari 25 tahun
35

Sumber : Buku KIA 2020

7. Pemberian tablet tambah darah (tablet Fe)

Untuk mencegah anemia zat besi, setiap ibu hamil hamil

harus mendapat tablet tambah darah (tablet zat besi) dan asam

folat minimal 90 tablet selama kehamilan yang diberikan sejak

kontak pertama.

8. Tes Laboratorium

Pemeriksaan Laboratorium yang dilakukan pada ibu hamil

adalah pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus. Pemeriksaan

laboratorium rutin adalah pemeriksaan laboratorium yang harus

dilakukan pada setiap ibu hamil yaitu golongan darah,

hemoglobin darah, dan lainnya. Saat ini pemerintah mengadakan

suatu program dimana setiap ibu hamil wajib dilakukan tes triple

eliminasi, yaitu tes laboratorium sebagai skrinning pada penyakit

Human Imunodeficiency Virus, Syfillis, dan Hepatitis B

(Kemenkes, 2019).

Sementara pemeriksaan laboratorium khusus adalah

pemeriksaan laboratorium lain yang dilakukan atas indikasi pada

ibu hamil yang melakukan kunjungan antenatal.

Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada saat antenatal

tersebut meliputi :
36

1) Pemeriksaan golongan darah

Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak

hanya untuk mengetahui jenis golongan darah ibu

melainkan juga untuk mempersiapkan calon pendonor

darah yang sewaktu-waktu diperlukan apabila terjadi

situasi kegawatdaruratan.

2) Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (HB)

Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui ibu

hamil tersebut menderita anemia atau tidak selama

kehamilannya, karena kondisi anemia dapat

mempengaruhi proses tumbuh kembang janin dalam

kandungan.

3) Pemeriksaan protein dalam urine

Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui

adanya protein uria pada ibu hamil. Protein uria

merupakan salah satu indikator terjadinya preeklampsi

pada ibu hamil.

4) Pemeriksaan kadar gula darah Ibu hamil yang dicurigai

menderita diabetes melitus harus dilakukan pemeriksaan

gula darah selama kehamilannya minimal sekali pada

trimester I, sekali pada trimester II dan sekali pada

trimester III.

5) Pemeriksaan tes Sifilis


37

Pemeriksaan tes Sifilis dilakukan di daerah

dengan risiko tinggi dan ibu hamil yang diduga Sifilis.

Pemeriksaaan Sifilis sebaiknya dilakukan sedini mungkin

pada kehamilan.

9. Tatalaksana Kasus / Penanganan Kasus

Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal dan hasil

pemeriksaan laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada

ibu hamil harus ditangani sesuai dengan standar dan

kewenangan tenaga kesehatan. Kasus-kasus yang tidak dapat

ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan.

10. Temu Wicara/Konseling

Temu wicara (konseling) dilakukan pada setiap

kunjungan antenatal yang meliputi : kesehatan ibu, perilaku

hidup bersih dan sehat, peran suami / keluarga dalam kehamilan

dan perencanaan persalinan, tanda bahaya pada kehamilan,

persalinan dan nifas serta kesiapan menghadapi komplikasi,

asupan gizi seimbang, gejala penyakit menular dan tidak

menular, penawaran untuk melakukan tes HIV, inisiasi menyusui

dini dan pemberian ASI eksklusif, KB pasca persalinan,

imunisasi, peningkatan kesehatan pada kehamilan.

2.2.3 Kewenangan Bidan

Wewenang bidan diatur dalam Permenkes RI No. 28 tahun

2017 bagian kedua tercantum pada pasal 18 bahwa bidan memiliki

kewenangan untuk memberikan pelayanan kesehatan ibu, pelayanan


38

Kesehatan anak dan pelayanan Kesehatan reproduksi serta keluarga

berencana.

Pasal 19 ayat (2) dan (3) Permenkes RI No. 28 Tahun 2017

menjelaskan bahwa Kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam

pasal 18 diberikan pada masa sebelum hamil, masa hamil, masa

persalinan, masa nifas, masa menyusui, dan masa antara dua

kehamilan. Pelayanan Kesehatan meliputi :

a. Konseling pada masa sebelum hamil

b. Antenatal pada kehamilan normal

c. Persalinan normal

d. Pelayanan kesehatan ibu nifas normal

e. Pelayanan kesehatan pada ibu menyusui

f. Konseling pada masa antara dua kehamilan

Kewenangan bidan dalam memberikan pelayanan Kesehatan

ibu dijelaskan pada pasal 19 ayat (3), bidan berwenang melakukan :

a. Efisiotomi dan pertolongan persalinan normal

b. Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II

c. Memberikan penanganan kegawatdaruratan dilanjutkan

dengan perujukan

d. Memberikan tablet tambah darah pada ibu hamil

e. Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas

f. Memfasilitasi atau membimbing dalam inisiasi menyusui dini

dan promosi ASI eksklusif


39

g. Memberikan uteronika pada manajemen aktif kala III dan post

partum

h. Memberikan penyuluhan dan konseling

i. Memberikan bimbingan pada kelompok ibu hamil, serta

berwenang memberikan keterangan hamil dan kelahiran

Bidan juga berwenang memberikan pelayanan Kesehatan

anak yang dijelaskan pada pasal (20), meliputi :

a. Memberikan pelayanan neonatal esensial

b. Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan

c. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, dan anak

prasekolah

d. Memberikan konseling dan penyuluhan

Pasal 21 Permenkes RI No. 28 tahun 2017 menjelaskan

wewenang bidan dalam memberikan pelayanan Kesehatan reproduksi

perempuan dan keluarga berencana, meliputi :

a. Penyuluhan dan konseling Kesehatan reproduksi perempuan

dan keluarga berencana

b. Pelayanan kontrasepsi oral, kondom, dan suntikan

Selain wewenang yang telah dijelaskan pada pasal 18, bidan

juga memiliki kewenangan memberikan pelayanan berdasarkan

penugasan dari pemerintah sesuai kebutuhan dan pelimpahan

wewenang melakukan tindakan pelayanan secara mandat dari dokter.


BAB III

METODE STUDI KASUS

3.1 Kerangka Konsep Kegiatan Asuhan

Mengambil Studi Kasus Asuhan Komprehensif Ny. N G2P1A0 Di


Puskesmas Batujajar

Asuhan Kehamilan Trimester Pengkajian Data Subjektif


III Pengkajian Data Objektif

Asuhan Persalinan dan Bayi


Baru Lahir Sakit punggung dan sering BAK

Terapi kompres air hangat


Melakukan penapisan ibu Konseling pengetahuan ketidaknyamanan
bersalin
Melakukan pemantauan
kemajuan persalinan kala I-IV
Melakukan evidence based teknik
rebozo
Melakukan asuhan pertolongan
Asuhan Masa Nifas
persalinan sesuai standar APN 60
Melakukan asuhan Bayi Baru
Melakukan asuhan nifas KF 1 dan KN 1
Lahir
Melakukan asuhan nifas KF 2 dan KN 2
Melakukan asuhan nifas KF 3 dan KN 3
Melakukan asuhan nifas KF 4 dan KN 4

Asuhan Keluarga Berencana

Konseling metode KB
Metode KB pil

3.1 Gambar Kerangka Konsep

40
41

3.2 Pendekatan Desain Penelitian (Case Study)

Pada studi kasus Ny. N penulis melakukan asuhan komprehensif

yang diawali dengan melakukan pendekatan dan melakukan kunjungan

antenatal sebanyak 1 kali, pada saat pengkajian ditemukan masalah

ketidaknyamanan nyeri punggung dan sering BAK, lalu penulis melakukan

penatalaksaan kepada ibu mengenai ketidaknyamanannya.

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

Studi kasus Ny. N dilakukan di Jl. Raya Batujajar No.383 Batujajar

Barat Kecamatan Batujajar Kabupaten Bandung Barat pada periode 06

Desember 2022 – 23 Januari 2023.

3.4 Subjek Penelitian

Subjek studi kasus ini adalah Ny. N berusia 24 tahun dan bayi Ny. N

yang merupakan anak kedua Ny. N dan bertempat tinggal di Kp. Selacau

RT/RW 01/07 Kecamatan Batujajar Kabupaten Bandung Barat.

3.5 Etika Penelitian

a. Persetujuan (Informed Consent)

Lembar persetujuan menjadi subjek penelitian (informed consent)

yang diberikan sebelum penelitian agar responden mengetahui maksud

dan tujuan penelitian Ny. N bersedia menjadi subjek asuhan maka

dipersilahkan menandatangani informed consent yang telah diberikan

oleh penulis.

b. Tanpa Nama (Anonimity)

Menjaga kerahasiaan identitas responden, penulis tidak

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data dan


42

cukup dengan memberikan kode atau inisial nama depan yaitu Ny. N, dan

tidak menunjukan identitas wajah secara jelas dalam setiap dokumentasi

kegiatan penelitian.

c. Kerahasiaan (Confidentiality)

Pada studi kasus ini, penulis menjamin seluruh kerahasiaan data

dan hasil penelitian baik informasi maupun masalah lainnya.

3.6 Metode Pengumpulan Data (SOAP)

Dalam studi kasus komprehensif ini dilakukan pendokumentasian dalam

bentuk dokumentasi SOAP.


43

ASUHAN KEBIDANAN
PERIODE ANTENATAL PADA NY. N G2P1A0
DI PUSKESMAS BATUJAJAR

Nama Pengkaji : Sisca Rachma Asvia

Tanggal Pengkaji : 06/12/2022

Jam : 09.00 WIB

I. DATA SUBYEKTIF
Identitas / Biodata
Nama : Ny. N Nama Suami : Tn. S

Umur : 24 Tahun Umur : 24 tahun

Suku : Sunda Suku : Sunda

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan pabrik

Telp : 0895332846211 Telp : 0895332846211

Alamat Rumah : Kp. Selacau RT/RW 01/07

A. Status Kesehatan

1. Datang pada tanggal : 06 Desember 2022 Pukul : 09.00 WIB

2. Alasan Kunjungan ini : Rutin

3. Keluhan – keluhan : Ibu mengatakan nyeri punggung dan

sering BAK selama 3 hari ini


44

4. Riwayat menstruasi :

a. Siklus : 29 Hari

b. Banyaknya : 2-3x ganti pembalut/hari

c. Dismenorrhoe : Tidak ada

d. Teratur/tidak : Teratur

e. Lamanya : ± 6-7 hari

h. Keputihan : Tidak ada

5. Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu :

Tabel 3. 1. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu

No Tahun Tempat Jenis Usia Penolong Penyulit Anak


Persalinan pertolongan persalinan Kehamilan persalinan
JK TB/ Umur
BB Saat
ini
1 2019 Puskesmas Spontan 38 minggu Bidan Tidak ada L 272 3
0 gr tahu
/ 49 n
cm
6. Riwayat Kehamilan ini :

a. Hari pertama haid terakhir : 18 Maret 2022

b. Kehamilan yang Ke :2

c. Taksiran persalinan : 25 Desember 2022

d. Keluhan – keluhan pada :

Trimester 1 : Mual muntah

Trimester 2 : Tidak ada

Trimester 3 : Nyeri punggung, sering BAK


45

e. Pergerakan anak pertama kali : 4 bulan

f. Bila pergerakan sudah terasa, pergerakan anak dalam 24 jam

terakhir : 20 kali

g. Keluhan yang dirasakan ( bila ada jelaskan ) :

Rasa Lelah : Tidak ada

Mual dan muntah yang lama : Tidak ada

Nyeri perut : Tidak ada

Panas, menggigil : Tidak ada

Sakit kepala berat/ terus menerus : Tidak ada

Penglihatan kabur : Tidak ada

Rasa nyeri/ panas waktu BAK : Tidak ada

Rasa gatal pada vulva vagina dan sekitarnya : Tidak ada

Pengeluaran cairan pervaginam : Tidak ada

Nyeri, kemerahan, tegang pada tungkai : Tidak ada

Oedem : Tidak ada

h.. Pola sehari – hari

Tabel 3. 2. Tabel Pola Sehari-hari

No Pola Sehari – hari Sebelum Hamil Saat Hamil


1 Pola Nutrisi
a. Makan
Frekuensi : 2-3x/hari porsi 3-4x/hari porsi sedang
sedang
Jenis makanan : Nasi, ayam, sayur Nasi, sayur, ikan,
ayam
Makanan pantangan : Tidak ada
46

Tidak ada
b. Minum
Jenis minum : Air putih, teh
Frekuensi : ± 6-7 gelas/hari Air putih, susu
± 6-7 gelas/hari, 1
gelas/hari air susu
2. Pola Eliminasi
a. BAK
Frekuensi : ± 4-5x/hari ±6-7 x/hari
Warna : Kuning jernih Kuning jernih
b. BAB
Frekuensi : 1-2x/hari 1-2x/hari
Konsistensi : Padat lunak Padat lunak
Warna : Kehitaman Kehitaman

3. Pola istirahat dan tidur


Siang : ±50-60 menit/hari ±30-40 menit/hari
Malam : ±7-8 jam ±6-7 jam

4. Personal Hygiene
Mandi : 2x/hari 2x/hari

Gosok gigi : 2x/hari 2x/hari


Keramas : 3x/minggu 3x/minggu
Perawatan payudara : Tidak melakukan Melakukan perawatan
perawatan payudara payudara
membersihkan
dengan VCO dan
mengompres air
hangat
Perawatan Vulva : Setiap mandi, BAK, Setiap mandi, BAK,
dan BAB cebok dari dan BAB cebok dari
arah depan ke arah depan ke
belakang belakang

5. Pola aktivitas Aktivitas kegiatan Aktivitas rumah ringan


rumah tangga (beres- (beres-beres rumah
beres rumah, ringan, jalan kecil)
merawat anak, dll) dengan bantuan orang
tanpa bantuan orang lain
lain

6. Pola seksual 3x/minggu 1x/minggu

j. Imunisasi TT : T1 : Juni 2018 (Sebelum menikah)

T2 : Agustus 2018 (Hamil anak

pertama)
47

T3 : Februari 2019 (Hamil anak

pertama)

T4 : September 2022 (Hamil ini)

j. Kontrasepsi yang pernah digunakan : KB suntik 3 bulan selama

3 tahun

k. Riwayat penyakit sistemik yang pernah diderita :

Jantung : Tidak ada

Ginjal : Tidak ada

Asma/TBC : Tidak ada

Hepatitis : Tidak ada

D.M : Tidak ada

Hipertensi : Tidak ada

Epilepsi : Tidak ada

Lain – lain : Tidak ada

l. Riwayat penyakit keluarga :

Jantung : Tidak ada

Hipertensi : Tidak ada

D. M : Tidak ada

m. Riwayat Sosial.

Perkawinan : Pertama
48

 Kehamilan ini : Direncanakan

 Perasaan tentang kehamilan ini : Senang

 Status perkawinan : Sah Kawin : 1 Kali

 Kawin 1 : Umur : 20 Tahun, dengan suami umur : 20 tahun

n. Data Sosial

a) Pengetahuan

 Tanda bahaya kehamilan : Mengetahui

 Tanda bahaya persalinan : Mengetahui

 Tanda-tanda persalinan : Mengetahui

 Persiapan perlengkapan persalinan : Mengetahui

b) Persiapan Komplikasi

 Pendonor Darah : Suami atau saudara

 Persiapan biaya melahirkan : BPJS, dan Tabungan

 Transportasi untuk rujukan : Mobil ambulance desa

 Siapa penolong persalinan : Bidan

 Tempat bersalin : Puskesmas


II. DATA OBYEKTIF

A. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum

Kesadaran : Composmentis

Tanda- tanda vital :

T/D : 109/77 mmHg N : 80x/menit R : 20x/menit S : 36’ C

Tinggi Badan : 153 Cm


49

Berat badan : 55 Kg Berat badan sebelum hamil : 38 Kg

Kenaikan BB : 17 Kg

IMT Sebelum hamil : 16,8 (kurus)

2. Kepala:

Rambut : Hitam, berkilau, tidak ada ketombe

Muka : Oedem : Tidak ada

Mata : Konjungtiva : Merah muda Sklera mata : Putih

Mulut & gigi : Caries : Tidak ada

3. Leher

JVP : Tidak ada pembengkakan

Kelenjar getah bening : Tidak ada pembengkakan

Kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran

4. Dada dan Payudara

a. Dada

Jantung : Irama reguler

Paru : Bunyi Vesikuler

b. Payudara.

Bentuk : Simetris

Puting susu : Menonjol keduanya


50

Pengeluaran: Kolostrum

Rasa Nyeri : Tidak ada

Benjolan : Tidak ada

Striae : Tidak ada

Keadaan : Baik

5. Pemeriksaan Kebidanan

a. Abdomen

Inspeksi : Membesar : Tidak sesuai masa kehamilan

Strie : Tidak ada

Bekas Luka : Tidak ada

Kelainan lain : Tidak ada

Palpasi :

TFU : 29 Cm (Mc. Donalds)

Leopold I : 2 jari dibawah posesus xipoideus (px)

teraba teraba bulat, lunak dan tidak

melenting (bokong)

Leopold II :Teraba bagian keras memanjang di

sebelah kanan perut ibu (punggung) dan

bagian kecil di sebelah kiri perut ibu

(ekstremitas)
51

Leopold III : Dibagian bawah perut ibu teraba bagian

keras, bulat dan melenting (kepala) dan

bagian terendah janin belum masuk PAP

Taksiran Berat badan Anak ( TBA ) : (TFU-N)x155

(29-13)x155

= 2.480

Auskultasi :

DJA : Punctum Maximum ( PM ) : 3 jari bawah pusat

perut kanan ibu

Frekuensi : 134x/menit teratur

6. Punggung dan Pinggang

Posisi tulang belakang : Lordosis

Pinggang nyeri : Ada

7. Ekstremitas Atas dan Bawah

a. Atas

Kebersihan : Bersih

LILA : 25cm

b. Bawah

Oedem : Tidak ada

Reflek patella : Positif


52

8. Genetalia

a. Vulva / Vagina

Oedem : Tidak ada

Keadaan : Baik, tidak ada kelainan

Pengeluaran pervaginam : Tidak ada

b. Kelenjar Bartholini

Pembengkakan : Tidak ada

Rasa nyeri : Tidak ada

c. Perineum

Luka Parut ( keadaan ) : Tidak ada

d. Kelainan lain : Tidak ada

9. Anus

Haemoroid : Tidak ada

B. Data Penunjang

Tanggal Pemeriksaan : 16/09/2022

a. Laboratorium :

 Hb : 12,5 mg/dl

 Glukosa : Negatif

 Protein Urine : Negatif

 HBSAG : Negatif

 HIV : Negatif
53

 SIFILIS : Negatif

 Goldar : B (+)

b.USG :

Tanggal Pemeriksaan : 18/11/2022

G2P1A0 UK 36 minggu janin hidup tunggal presentasi kepala

intrauterine

TBBJ : 2296 gr

Ketuban : Cukup

JK : Perempuan

III. ANALISA

1. Diagnosa : G2P1A0 usia kehamilan 37 minggu 3 hari janin hidup

tunggal presentasi kepala intrauterine

2. Masalah : Ibu merasa tidak nyaman karena sakit punggung dan

sering BAK pada malam hari

IV. PENATALAKSANAAN
Tanggal dan jam : 06 Desember 2022 09.20
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa ibu dan janin dalam

keadaan baik dan sehat. Ibu merasa senang dan tenang.

2. Menganjurkan ibu untuk mengompres area punggung dengan kompres

air hangat selama 5 menit, dan tidak membawa barang berat serta

membungkuk secara cepat. Ibu mengerti.


54

3. Menganjurkan ibu untuk minum air lebih sering di siang hari dan

mengurangi malam hari untuk mengurangi BAK di malam hari. Ibu

mengerti dan bersedia.

4. Menganjurkan ibu untuk mengeringkan vagina setelah membersihkan

vagina saat BAK agar tidak terjadi iritasi atau vagina yang basah akibat

tidak dikeringkan. Ibu mengerti dan bersedia melakukannya.

5. Memberitahukan kepada ibu mengenai ketidaknyamanan dalam trimester

III, yaitu sering BAK, sakit punggang, sembelit, mudah lelah. Dan sering

BAK yang ibu rasakan adalah termasuk pada ketidaknyamanan yang

dapat dirasakan ibu pada trimester III. Ibu mengerti.

6. Mengingatkan kembali kepada Ibu mengenai tanda bahaya pada

kehamilan, yaitu keluar cairan ketuban sebelum waktunya, keluar

perdarahan pervaginam, demam tinggi, muntah terus menerus,

pergerakan janin berkurang dibandingkan sebelumnya dari 10x

pergerakan/hari, bengkak pada kaki dan tangan. Ibu mengerti.

7. Memberikan konseling mengenai pemenuhan nutrisi makanan yang

bergizi seimbang seperti daging merah segar, ikan, sayuran dan buah.

Ibu mengerti.

8. Mengingatkan kembali mengenai tanda-tanda persalinan : Perut mulas

secara teratur, rasa mulas semakin lama semakin sering dan bertambah

lama, dari jalan lahir keluar lendir darah dan apabila ada tanda tersebut

Ibu segera dianjurkan datang ke puskesmas. Ibu mengerti dan bersedia

melakukannya.
55

9. Memberikan konseling mengenai persiapan alat dan perlengkapan

persalinan seperti, perlengkapan bayi, pakaian Ibu, dokumentasi, dan

transportasi. Ibu mengerti dan sudah melakukannya.

10. Memberikan konseling mengenai persiapan komplikasi pada persalinan

seperti, pendonor darah, persiapan biaya melahirkan, persiapan

transportasi untuk persiapan rujukan dll. Ibu mengerti dan sudah

melakukannya.

11. Memberikan suplemen vitamin dan mineral yang harus dikonsumsi ibu

yaitu, tablet Fe (1x1) pada malam hari dan Kalsium (1x1) pada siang hari.

Ibu bersedia melakukannya.

12. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang pada 7 hari kedepan

yaitu tanggal 13 Desember 2022. Ibu bersedia melakukannya.

Pengkaji

(........................................)
DAFTAR PUSTAKA

Fahlevie, R. and Semadi, N. (2019) PREVALENSI VARISES TUNGKAI PADA


IBU HAMIL DI PUSKESMAS WILAYAH DENPASAR SELATAN, MEDIKA
UDAYANA. Available at: https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum.

Fauziah Alfi, Tyas Ade and Tri Iis (2023) Asuhan Kebidanan Kehamilan
Komprehensif. 1st edn. Edited by S. Oktavianis and S.Tr.K. Maida Rantika.
Padang, Sumatera Barat: PT Global Eksekutif Teknologi.

Ika Putri Damayanti (2018) ‘Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil DEngan
Ketidaknyamanan Sering BAK’, Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil DEngan
Ketidaknyamanan Sering BAK, 1, pp. 2–3. Available at:
https://www.google.com/search?client=firefox-b-
d&q=buku+kehamilan+ketidaknyamanan+sering+BAK+trimester+III (Accessed: 2
February 2023)

Irianti, B., Mutiara, E. and Duhita, F. (2013) Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti.
Edisi Pertama. Edited by F. ’Husin. Jakarta: CV Sagung Seto.

Khair, K., Elyasari and Nurmiaty (2022) Asuhan Kebidanan Kehamilan. 1st edn.
Edited by Oktavianis and S. Maida. Padang: PT Global Eksekutif Teknologi.
Available at: https://books.google.co.id/books?
id=pJWbEAAAQBAJ&lpg=PP1&hl=id&pg=PP1#v=onepage&q&f=false
(Accessed: 10 January 2023).

Nur Arummega, M. et al. (no date) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nyeri


Punggung Ibu Hamil Trimester III: Literatur Review Factors Affecting Back Pain
In Pregnant Trimester III : A Literature Review, Jurnal Ilmiah Kebidanan.

da Raines and DB Cooper (2017) ‘Braxton Hicks Contractions’, Braxton Hicks


Contractions , 1.

Rr. Catur Leny Wulandary, Linda Risyati and Maharani (2021) Asuhan
Kebidanan Kehamilan. 1st edn. Edited by Ririn Widyastuti. Bandung: CV Media
Sains Indonesia.

Yuliani, D.R. et al. (2021) Asuhan Kehamilan. Yayasan Kita Menulis.

56
57

Zakiyah, A. (2016) Nyeri Konsep dan Penatalaksanaan dalam Praktik


Keperawatan Berbasis Bukti. 1st edn. Jakarta: Salemba Medika.

TAMBAHKAN JURNAL LAGI


58

LAMPIRAN

1. Dokumentasi

Gambar 1 ANC 06/12/2022

BUKU KIA
INFORMED CONSENT
USG
LAB

Anda mungkin juga menyukai