DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
1. Arya Fadillah (P20637022045)
2. Diky Rustom Fadilla (P20637022050)
3. Dini Pitriani (P20637022051)
4. Rachmania Syifa Fauziah (P20637022065)
5. Selly Aprillia Noer Robuna Khasan (P20637022073)
6. Wafiq Azzahra (P20637022078)
Dengan tidak hentinya bersyukur kepada-Nya, alhmadulillah kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Makalah ini berisi tentang pembahasan mengenai Kesehatan Lingkungan. Makalah ini
bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Penulisan makalah ini tidak terlepas dari bimbingan dan dorongan berbagai pihak. Dengan
segala kerendahan hati, kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang mendalam
kepada semua pihak yang sudah memberikan dukungan selama pembuatan makalah, kepada
yang terhormat Bapak Ibu Imas Masturoh, SKM, M.Kes(Epid) selaku dosen pengampu.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna didalamnya.Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran supaya makalah ini dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi
di masa yang akan datang. Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis maupun
pembaca. Sekian terimakasih.
Kelompok 2
KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................................................6
1.4 Manfaat Penulisan.......................................................................................................................6
1.5 Analisis Persoalan........................................................................................................................6
TINJAUAN TEORI.......................................................................................................................7
2.1 Definisi Kesehatan Lingkungan....................................................................................................7
2.2 Tujuan Kesehatan Lingkungan.....................................................................................................7
2.3 Konsep Housing(Perumahan dan Pemukiman)............................................................................8
2.4 Sumber Air Bersih........................................................................................................................9
2.5 Persyaratan Air Bersih.................................................................................................................9
2.5 Penyediaan Air Bersih................................................................................................................10
2.6 Metode Pembuangan Tinja........................................................................................................11
2.7 Peranan Tinja dalam Mata Rantai Penularan Penyakit.............................................................13
2.8 Tinja sebagai Biogas...................................................................................................................14
2.9 Prinsip Pengelolaan dan Pemanfaatan Sampah.........................................................................15
2.10 Metode Pembuangan Sampah..................................................................................................16
2.11 Pengolahan Air Limbah..............................................................................................................17
PEMBAHASAN...........................................................................................................................19
PENUTUP....................................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................21
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2 1 Siklus Daur Air......................................................................................................................11
Gambar 2 2 Diagram Mata Rantai Penularan Penyakit.............................................................................14
Gambar 2 3 Proses Fermentasi..................................................................................................................16
Gambar 2 4 Proses pembuatan Buigas.......................................................................................................16
BAB 1
PENDAHULUAN
Penulisan makalah ini secara umum bertujuan untuk mengetahui Kesehatan Lingkungan.
Penyusunan makalah ini, bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sebagai sumber referensi,
dan informasi bagi pembaca untuk lebih mendalami ilmu Kesehatan masyarakat.
TINJAUAN TEORI
Yang pertama untuk melakukan Koreksi, memperkecil, memodifikasi terjadinya bahaya dari
lingkungan terhadap kesehatan serta kesejahteraan hidup manusia. Lalu yang kedua untuk
pencegahan, mengefisienkan pengaturan berbagai sumber lingkungan untuk meningkatkan
kesehatan dan juga kesejahteraan hidup manusia serta untuk menghindarkan dari bahaya
penyakit.
2.3 Konsep Housing(Perumahan dan Pemukiman)
Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal
atau hunian yang dilengkapi dengan prasarana lingkungan. Perumahan sehat merupakan
konsep dari perumahan sebagai faktor yang dapat meningkatkan standar kesehatan
penghuninya. Pemukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan hutan
lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan atau pedesaan. Pemukiman berfungsi sebagai
lingkungan tempat tinggal atau hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan
dan penghidupan Kawasan pemukiman didominasi oleh lingkungan hunian dengan fungsi
utama sebagai tempat tinggal yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan,
tempat bekerja yang memberi pelayanan dan kesempatan kerja terbatas yang mendukung
perikehidupan dan penghidupan.
Persyaratan Kualitas, Syarat fisik, yakni harus jernih, tidak berwarna, tidak berbau
dan tidak berasa. Air minum tidak boleh mengandung bahan-bahan kimia. Syarat
bakteriologis, yakni Air tidak boleh mengandung kuman patogen dan parasitic.
Syarat radiologis, yakni Air tidak boleh mengandung zat yang menghasilkan bahan
yang mengandung radioaktif.
Persyaratan Kuantitas, Air bersih yang masuk ke dalam bangunan atau masuk ke
dalam sistem plambing harus memenuhi Persyaratan dari aspek kuantitas, yaitu
kapasitas air bersih harus mencukupi untuk berbagai kebutuhan bangunan tersebut.
Untuk menghitung besarnya kebutuhan air bersih dalam bangunan didasarkan pada
pendekatan jumlah penghuni bangunan dan jumlah unit beban alat plambing.
Persyaratan Kontinuitas, Persyaratan kontinuitas untuk penyediaan air bersih
sangat erat hubungannya dengan kuantitas air yang tersedia yaitu air baku yang ada
di alam. Artinya, kontinuitas disini adalah bahwa air baku untuk air bersih tersebut
dapat diambil terus menerus dengan fluktuasi debit yang relatif tetap, baik pada saat
musim kemarau maupun musim hujan.
Persyaratan Tekanan, Besarnya tekanan air yang baik berkisar dalam suatu daerah
yang agak lebar dan bergantung pada persyaratan pemakaian atau alat yang harus
dilayani. Tekanan air yang berada pada sistem plambing (pada pipa) tekanannya
harus sesuai dengan ketentuan yang
berlaku, diantaranya yaitu, untuk
perumahan dan hotel antara 2,5
kg/cm2 atau 25 meter kolom air
(mka) sampai 3,5 kg/cm2 atau 35
meter kolom air (mka).
Intake Building
Intake building merupakan sebuah bangunan yang berfungsi sebagai tempat pertama
kalinya air dari sumber air masuk. Bangunan ini dilengkapi dengan screen bar yang
berfungsi untuk menyaring benda-benda asing yang ikut tergenang dalam air. Air yang
berada di intake building ini selanjutnya akan masuk ke dalam bak besar yang nantinya
akan di pompa ke bangunan selanjutnya.
Pada proses koagulasi dalam Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan
Air (IPA) dilakukan proses destabilisasi partikel koloid bertujuan untuk memisahkan air
dengan pengotor yang terlarut didalamnya. Proses destabilisasi ini dapat dilakukan
dengan penambahan bahan kimia maupun dilakukan secara fisik dengan rapid missing
(pengadukan cepat), hidrolis (terjunan atau hydrolic jump), maupun secara mekanis
(menggunakan batang pengaduk). Selanjutnya, Proses flokulasi pada Water Treatment
Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) bertujuan untuk membentuk dan
memperbesar flok (pengotor yang terendapkan). Kemudian dilakukan Proses
sedimentasi berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel koloid yang sudah
didestabilisasi oleh proses sebelumnya (partikel koloid lebih besar berat jenisnya
daripada air). Selanjutnya, Proses Filtrasi bertujuan untuk penyaringan. Yang terakhir
adalah Proses Desinfeksi, yakni penambahan senyawa kimia (Chlor, Ozonisai, dan UV)
untuk mematikan kuman dan bakteri yang masih hidup.
Reservoir
Bore bale latrines berupa lubang berdiameter 30-40 cm yang digali secara vertikal ke
dalam tanah dengan alat khusus yang disebut auger sampai pada lapisan tanah liat dan
berpasir dengan kedalaman 4-8 m. Dinding lubang dilapisi dengan susunan bambu
agar tidak longsor. Diatas lubang diletakan lembaran plat sebagai tempat berpijak dan
mempunyai lubang di tengah.
Merupakan cara yang disukai individu atau rumah tangga dan lembaga yang memiliki
suplai air yang cukup, septic tank merupakan pengolahan limbah cair rumah tangga
yang banyak digunakan oleh masyarakat saat ini.
Kloset ini terdiri dari tangki logam yang berisi cairan desinfektan yaitu kaustik soda.
Ditambah juga dengan bahan penghilang bau. Tempat duduk diletakkan langsung di
atas tanki. Tak adn yang boleh dimasukkan ke dalam kloset kecuali kertas toilet. Bila
air dimasukan ke dalam kloset maka cairan kimia mengalami pengenceran dan kloset
tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Penanganan buangan tinja tidak bisa dianggap sebagai masalah yang sepele. Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) menyebutkan, seseorang setiap tiap
harinya membuang tinja seberat 125-250 gram. Jika saat ini seratus juta orang Indonesia
tinggal di kawasan perkotaan, maka setiap harinya kawasan perkotaan tersebut bisa
menghasilkan 25.000 ton tinja.
Gambar 2 2 Diagram Mata Rantai Penularan Penyakit
Mikroorganisme yang terdapat dalam tinja ini akan menyebabkan atau disebarkan
melalui berbagai cara yaitu:
Melalui kontak langsung, Bila seseorang setelah mencuci kotoran dengan tangan bila
tidak dicuci bersih dapat berpindah pada makanan atau minuman yang di pegangnya
kemudian dimakan orang lain
Melalui sarana lain (kontak tak langsung)
Melalui air, Air di bagian permukaan tanah dapat mengalir membawa kotoran, tinja yang
dilalui dan
menuju ke
sumber air
bagi
masyarakat
(proses
kontaminasi)
dan air ini digunakan masyarakat tanpa pengolahan sempurna akan dapat ketularan
penyakit tersebut.
Melalui serangga dan tikus, Serangga seperti lalat, kecoa, semut serta tikus dapat pula
memindahkan mikroorganisme dari tinja kepada makanan dan minuman yang akan di
makan dapat pula membahayakan kesehatan orang lain.
Melalui lingkungan lainnya seperti tumbuh-tumbuhan yang terkontak langsung dengan
tinja, misalnya sayur-sayuran yang di pupuk dengan tinja.
2.8 Tinja sebagai Biogas
Prinsip dari pembuatan biogas yaitu terdapat proses dekomposisi bahan organic secara
anaerobic atau tertutup dari udara bebas.
Dari dekomposisi tersebut selanjutnya
akan timbul gas utama berbentuk metana
serta karbondioksida yang mudah
dibakar. Proses dekomposisi anaerobic
menggunakan kuman metan. Proses
pembuatan membutuhkan temperature
sekitar 30-55 ˚C supaya terjalin
fermentasi. Pada rentang temperature ini, kuman hendak merombak bahan organic secara
maksimal serta menciptakan gas metana dan gas yang lain.
Instansi biogas membutuhkan bangunan utama yang disebut digester untuk penampungan
gas metana dari hasil proses pembusukan kuman pada bahan limbah manusia. Proses
pembuatannya yang pertama mencampurkan kotoran manusia dan air sampai membentuk
tanah lunak, perbandingannya 1:1, pada pengisian awal membutuhkan tanah lunak dari
limbah manusia dengan banyak kumpulannya hingga tempat atau gesternya penuh. Pada
hari ke-1 hingga ke-8 banyak terproduksi gas karbondioksida, membuang gas ini dengan
membuka kran, gas metana tercipta pada hari ke-10 hingga ke-14, serta karbondioksida
menyusut.
Ketika saat komposisi metana 54% serta karbondioksida 27%, sampai biogas bisa
menyala atau dibakar. Pada hari ke-14 gas dapat disalurkan ke pipa serta dipakai
menyalakan api kompor gas atau kebutuhan yang lain. Semenjak hari ke-14 digester
menciptakan tenaga biogas yang senantiasa terbarukan, biogas tidak berbau kotoran
manusia. Terakhir digester wajib terus diisi lumpur kotoran manusia secara kontinu
supaya dihasilkan biogas yang maksimal.
2.10.1Penimbunan Darat
Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang, yaitu mengumpulkan dan
menggunakan kembali sampah yang dibuang. Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah
yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari
sampah yang sudah tercampur. Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng
minum aluminium, kaleng baja makanan/minuman, Botol HDPE dan PET, botol kaca,
kertas karton, koran, majalah, dan kardus. Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP,
dan PS) juga bisa didaur ulang. Daur ulang dari produk yang kompleks seperti komputer
atau mobil lebih susah, karena bagian-bagiannya harus diurai dan dikelompokkan
menurut jenis bahannya.
Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan cara
menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya
menjadi bahan bakar tipe lain. Daur ulang melalui cara perlakuan panas bervariasi mulai
dari menggunakannya sebagai bahan bakar memasak atau pemanas, sampai
penggunaannya untuk memanaskan boiler untuk menghasilkan uap dan listrik dari turbin-
generator.
PEMBAHASAN
BAB 4
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Enerba Teknologi. (2016, Januari 26). Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan
Air (IPA). Retrieved from Procon: https://www.proconwater.co.id/blog-5-water-
treatment-plant--wtp--atau-instalasi-pengolahan-air--ipa-.html#:~:text=Pengolahan
%20Air%20(IPA)-,Water%20Treatment%20Plant%20(WTP)%20atau%20Instalasi
%20Pengolahan%20Air%20(IPA,atau%20siap%20untuk%20di%20konsumsi.
Indonesia Public Health. (2014, 8 28). Pengertian Kesehatan Lingkungan. Retrieved from
Indonesian Public Health.com: http://www.indonesian-publichealth.com/pengertian-
kesehatan-lingkungan/
PUB Singapore. (2012, Oktober 18). Kerangka Pemantauan Kualitas Air pada Jaringan
Distribusi Air Minum Singapura. Singapura.
Wikipedia. (2022, Juni 14). Pengelolaan Sampah. Retrieved from Wikipedia:
https://id.wikipedia.org/wiki/Pengelolaan_sampah