Anda di halaman 1dari 23

KESEHATAN LINGKUNGAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat,

Yang Diampu Oleh Ibu Imas Masturoh, SKM, M.Kes(Epid)

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2
1. Arya Fadillah (P20637022045)
2. Diky Rustom Fadilla (P20637022050)
3. Dini Pitriani (P20637022051)
4. Rachmania Syifa Fauziah (P20637022065)
5. Selly Aprillia Noer Robuna Khasan (P20637022073)
6. Wafiq Azzahra (P20637022078)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
JURUSAN REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Maha Pengatur Semesta Alam.
Atas rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Kesehatan
Lingkungan dengan tepat waktu. Shalawat beserta salam semoga tetap tercurah limpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya hingga pada umatnya
sampai akhir zaman.

Dengan tidak hentinya bersyukur kepada-Nya, alhmadulillah kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Makalah ini berisi tentang pembahasan mengenai Kesehatan Lingkungan. Makalah ini
bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Penulisan makalah ini tidak terlepas dari bimbingan dan dorongan berbagai pihak. Dengan
segala kerendahan hati, kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang mendalam
kepada semua pihak yang sudah memberikan dukungan selama pembuatan makalah, kepada
yang terhormat Bapak Ibu Imas Masturoh, SKM, M.Kes(Epid) selaku dosen pengampu.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna didalamnya.Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran supaya makalah ini dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi
di masa yang akan datang. Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis maupun
pembaca. Sekian terimakasih.

Kelompok 2

Tasikmalaya, 7 November 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................................................6
1.4 Manfaat Penulisan.......................................................................................................................6
1.5 Analisis Persoalan........................................................................................................................6
TINJAUAN TEORI.......................................................................................................................7
2.1 Definisi Kesehatan Lingkungan....................................................................................................7
2.2 Tujuan Kesehatan Lingkungan.....................................................................................................7
2.3 Konsep Housing(Perumahan dan Pemukiman)............................................................................8
2.4 Sumber Air Bersih........................................................................................................................9
2.5 Persyaratan Air Bersih.................................................................................................................9
2.5 Penyediaan Air Bersih................................................................................................................10
2.6 Metode Pembuangan Tinja........................................................................................................11
2.7 Peranan Tinja dalam Mata Rantai Penularan Penyakit.............................................................13
2.8 Tinja sebagai Biogas...................................................................................................................14
2.9 Prinsip Pengelolaan dan Pemanfaatan Sampah.........................................................................15
2.10 Metode Pembuangan Sampah..................................................................................................16
2.11 Pengolahan Air Limbah..............................................................................................................17
PEMBAHASAN...........................................................................................................................19
PENUTUP....................................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................21
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2 1 Siklus Daur Air......................................................................................................................11
Gambar 2 2 Diagram Mata Rantai Penularan Penyakit.............................................................................14
Gambar 2 3 Proses Fermentasi..................................................................................................................16
Gambar 2 4 Proses pembuatan Buigas.......................................................................................................16
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial


kemasyarakatan, bahkan merupakan salah satu unsur penentu atau determinan dalam
kesejahteraan penduduk. Di mana lingkungan yang sehat sangat dibutuhkan bukan hanya
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, tetapi juga untuk kenyamanan hidup dan
meningkatkan efisiensi kerja dan belajar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingginya angka kematian bayi pada suatu daerah
disebabkan karena faktor perilaku (perilaku perawatan pada saat hamil dan perawatan bayi,
serta perilaku kesehatan lingkungan ) dan faktor kesehatan lingkungan.
Pada masa yang datang pemerintah lebih fokus pada pelaksanaan pembangunan yang
berkelanjutan dan pengembangan wilayah yang berkesadaran lingkungan, sementara pihak
pengguna infrastruktur dalam hal ini masyarakat secara keseluruhan harus disiapkan dengan
kesadaran lingkungan yang lebih baik (tahu sesuatu atau tahu bersikap yang semestinya)
Masa datang kita dihadapkan dengan penggunaan IPTEK yang lebih maju dan lebih
kompleks yang memerlukan profesionalisme yang lebih baik dengan jenjang pendidikan
yang memadai.
Di samping itu dalam proses pembangunan masa datang, diperlukan adanya teknologi
kesehatan lingkungan yang menitik beratkan upayanya pada metodologi mengukur dampak
kesehatan dari pencemaran yang ditimbulkan oleh adanya pembangunan, Indikator ini harus
mudah, murah untuk diukur juga sensitif menunjukkan adanya perubahan kualitas
lingkungan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Kesehatan Lingkungan


2. Bagaimana konsep “Housing”
3. Bagaimana Penyediaan Air Bersih
4. Bagaimana proses pembuangan kotoran manusia
5. Bagaimana Pengelolaan Sampah
6. Bagaimana Pengelolaan Air Limbah

1.3 Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini secara umum bertujuan untuk mengetahui Kesehatan Lingkungan.

Secara khusus, makalah ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui Pengertian Kesehatan Lingkungan


2. Mengetahui Konsep “Housing”
3. Mengetahui proses Penyediaan Air Bersih
4. Mengetahui proses Pembuangan Kotoran Manusia
5. Mengetahui Pengelolaan sampah
6. Mengetahui proses Pengelolaan Air Limbah

1.4 Manfaat Penulisan

Penyusunan makalah ini, bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sebagai sumber referensi,
dan informasi bagi pembaca untuk lebih mendalami ilmu Kesehatan masyarakat.

1.5 Analisis Persoalan


BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Kesehatan Lingkungan

Pengertian Kesehatan Lingkungan Menurut World Health Organisation (WHO) pengertian


Kesehatan Lingkungan : Those aspects of human health and disease that are determined by
factors in the environment. It also refers to the theory and practice of assessing and
controlling factors in the environment that can potentially affect health. Atau bila
disimpulkan “Suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan
agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.”

Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) “Suatu kondisi


lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan
lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan
bahagia.”

Jika disimpulkan Pengertian Kesehatan Lingkungan adalah “ Upaya perlindungan,


pengelolaan, dan modifikasi lingkungan yang diarahkan menuju keseimbangan ekologi pada
tingkat kesejahteraan manusia yang semakin meningkat.”

2.2 Tujuan Kesehatan Lingkungan

Yang pertama untuk melakukan Koreksi, memperkecil, memodifikasi terjadinya bahaya dari
lingkungan terhadap kesehatan serta kesejahteraan hidup manusia. Lalu yang kedua untuk
pencegahan, mengefisienkan pengaturan berbagai sumber lingkungan untuk meningkatkan
kesehatan dan juga kesejahteraan hidup manusia serta untuk menghindarkan dari bahaya
penyakit.
2.3 Konsep Housing(Perumahan dan Pemukiman)

Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal
atau hunian yang dilengkapi dengan prasarana lingkungan. Perumahan sehat merupakan
konsep dari perumahan sebagai faktor yang dapat meningkatkan standar kesehatan
penghuninya. Pemukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan hutan
lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan atau pedesaan. Pemukiman berfungsi sebagai
lingkungan tempat tinggal atau hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan
dan penghidupan Kawasan pemukiman didominasi oleh lingkungan hunian dengan fungsi
utama sebagai tempat tinggal yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan,
tempat bekerja yang memberi pelayanan dan kesempatan kerja terbatas yang mendukung
perikehidupan dan penghidupan.

Prasarana lingkungan pemukiman adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang


memungkinkan lingkungan pemukiman dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Prasarana
utama meliputi jaringan jalan, jaringan pembuangan air limbah dan sampah, jaringan
pematusan air hujan, jaringan pengadaan air bersih, jaringan listrik, telepon, gas, dan
sebagainya. Jaringan primer prasarana lingkungan adalah jaringan utama yang
menghubungkan antara kawasan pemukiman atau antara kawasan pemukiman dengan
kawasan lainnya. Jaringan sekunder prasarana lingkungan adalah jaringan cabang dari
jaringan primer yang melayani kebutuhan di dal am satu satuan lingkungan pemukiman.

Sarana lingkungan pemukiman adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk


penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya. Contoh sarana
lingkungan pemukiman adalah fasilitas pusat perbelanjaan, pelayanan umum, pendidikan
dan kesehatan, tempat peribadatan, rekreasi dan olahraga, pertamanan, pemakaman.
Selanjutnya istilah utilitas umum mengacu pada sarana penunjang untuk pelayanan
lingkungan pemukiman, meliputi jaringan air bersih, listrik, telepon, gas, transportasi, dan
pemadam kebakaran.
2.3

2.4 Sumber Air Bersih

 Sumber air PDAM


Sumber air yang didapat dari PDAM sudah melewati tahapan secara klinis untuk memenuhi
standart kebutuhan air bersih. Sumber air PDAM juga bersifat kontinu atau dapat menyuplai
kebutuhan air bersih selama 24 jam. Sumber air ini dapat langsung ditampung pada tangki
air bawah (Ground Water Tank) yang lalu dipompakan ke tangki air atas (roof tank).
 Sumber air bersih Deep Well
Sumber air yang didapat dari pengeboran harus dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu
untuk memastikan telah memenuhi Persyaratan air bersih. Jika belum memenuhi
perPersyaratanan, maka air harus diolah terlebih dahulu sebelum ditampung pada tangki air
bawah (Ground Water Tank). Jika air dari deep wheel telah memenuhi perPersyaratanan
dapat langsung dialirkan untuk dapat ditampung pada tangki air bawah.

2.5 Persyaratan Air Bersih

 Persyaratan Kualitas, Syarat fisik, yakni harus jernih, tidak berwarna, tidak berbau
dan tidak berasa. Air minum tidak boleh mengandung bahan-bahan kimia. Syarat
bakteriologis, yakni Air tidak boleh mengandung kuman patogen dan parasitic.
Syarat radiologis, yakni Air tidak boleh mengandung zat yang menghasilkan bahan
yang mengandung radioaktif.
 Persyaratan Kuantitas, Air bersih yang masuk ke dalam bangunan atau masuk ke
dalam sistem plambing harus memenuhi Persyaratan dari aspek kuantitas, yaitu
kapasitas air bersih harus mencukupi untuk berbagai kebutuhan bangunan tersebut.
Untuk menghitung besarnya kebutuhan air bersih dalam bangunan didasarkan pada
pendekatan jumlah penghuni bangunan dan jumlah unit beban alat plambing.
 Persyaratan Kontinuitas, Persyaratan kontinuitas untuk penyediaan air bersih
sangat erat hubungannya dengan kuantitas air yang tersedia yaitu air baku yang ada
di alam. Artinya, kontinuitas disini adalah bahwa air baku untuk air bersih tersebut
dapat diambil terus menerus dengan fluktuasi debit yang relatif tetap, baik pada saat
musim kemarau maupun musim hujan.
 Persyaratan Tekanan, Besarnya tekanan air yang baik berkisar dalam suatu daerah
yang agak lebar dan bergantung pada persyaratan pemakaian atau alat yang harus
dilayani. Tekanan air yang berada pada sistem plambing (pada pipa) tekanannya
harus sesuai dengan ketentuan yang
berlaku, diantaranya yaitu, untuk
perumahan dan hotel antara 2,5
kg/cm2 atau 25 meter kolom air
(mka) sampai 3,5 kg/cm2 atau 35
meter kolom air (mka).

2.5 Penyediaan Air Bersih

Gambar 2 1 Siklus Daur Air

 Intake Building
Intake building merupakan sebuah bangunan yang berfungsi sebagai tempat pertama
kalinya air dari sumber air masuk. Bangunan ini dilengkapi dengan screen bar yang
berfungsi untuk menyaring benda-benda asing yang ikut tergenang dalam air. Air yang
berada di intake building ini selanjutnya akan masuk ke dalam bak besar yang nantinya
akan di pompa ke bangunan selanjutnya.

 Water Treatment Plant (WTP)


Air yang telah berada di bak besar dalam intake building kemudian di pompa ke WTP.
WTP merupakan bangunan utama pengolahan air bersih. Biasanya terdapat 5 bagian yang
terdapat dalam bangunan ini yang membuat air menjadi layak untuk digunakan. Bagian-
bagian tersebut yaitu:

Pada proses koagulasi dalam Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan
Air (IPA) dilakukan proses destabilisasi partikel koloid bertujuan untuk memisahkan air
dengan pengotor yang terlarut didalamnya. Proses destabilisasi ini dapat dilakukan
dengan penambahan bahan kimia maupun dilakukan secara fisik dengan rapid missing
(pengadukan cepat), hidrolis (terjunan atau hydrolic jump), maupun secara mekanis
(menggunakan batang pengaduk). Selanjutnya, Proses flokulasi pada Water Treatment
Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) bertujuan untuk membentuk dan
memperbesar flok (pengotor yang terendapkan). Kemudian dilakukan Proses
sedimentasi berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel koloid yang sudah
didestabilisasi oleh proses sebelumnya (partikel koloid lebih besar berat jenisnya
daripada air). Selanjutnya, Proses Filtrasi bertujuan untuk penyaringan. Yang terakhir
adalah Proses Desinfeksi, yakni penambahan senyawa kimia (Chlor, Ozonisai, dan UV)
untuk mematikan kuman dan bakteri yang masih hidup.

 Reservoir

Berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air bersih sebelum didistribusikan.

2.6 Metode Pembuangan Tinja

2.6.1 Metode Unsewered Areas


Cara pembuangan tinja yang tidak mempergunakan sistem saluran air dan tempat
pengolahan air kotor.disebut sebagai metode unsewered areas. Ada beberapa cara dalam
metode ini yaitu:
a) Service Type (Conservancy System)
Cara pengumpulan dan pembuangan tinja dengan ember khusus oleh tenaga manusia
disebut service type atau conservancy system. Kotoran diangkut dengan gerobak
khusus ke pembuangan akhir dan dimusnahkan dengan cara membuat kompos dan
ditanam dalam lubang yang dangkal dengan gerobak khusus ke pembuangan akhir
dan dimusnahkan dengan cara membuat kompos dan dtanam dalam lubang yang
dangkal
b) Non Service Type of Latrines (Sanitary Latrines)
(1) Bore Hole latrines

Bore bale latrines berupa lubang berdiameter 30-40 cm yang digali secara vertikal ke
dalam tanah dengan alat khusus yang disebut auger sampai pada lapisan tanah liat dan
berpasir dengan kedalaman 4-8 m. Dinding lubang dilapisi dengan susunan bambu
agar tidak longsor. Diatas lubang diletakan lembaran plat sebagai tempat berpijak dan
mempunyai lubang di tengah.

(2) Septic tank

Merupakan cara yang disukai individu atau rumah tangga dan lembaga yang memiliki
suplai air yang cukup, septic tank merupakan pengolahan limbah cair rumah tangga
yang banyak digunakan oleh masyarakat saat ini.

(3) Chemical closet

Kloset ini terdiri dari tangki logam yang berisi cairan desinfektan yaitu kaustik soda.
Ditambah juga dengan bahan penghilang bau. Tempat duduk diletakkan langsung di
atas tanki. Tak adn yang boleh dimasukkan ke dalam kloset kecuali kertas toilet. Bila
air dimasukan ke dalam kloset maka cairan kimia mengalami pengenceran dan kloset
tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

C) Metode Sewered Areas


Metode ini merupakan metode pilihan yang memenuhi persyaratan sanitasi dengan cara
mengumpulkan dan mengangkut kotoran dari kota-kota yang penduduknya padat. Jenis
sistem sewered areas

(1) sistem kombinasi (combined sewer)


Pada sistem kombinasi, sewer membawa air permukaan dan air limbah dari rumah
tangga dan lainnya dalam satu saluran.
(2) Sistem terpisah (separated sewer)
Sistem sewer terpisah adalah sistem yang memungkinkan air permukaan tidak masuk
ke dalam sewer. Sistem terpisah dianjurkan dan merupakan pilihan saat ini. Satu-
satunya masalah adalah biaya pembuatan yang mahal.

2.7 Peranan Tinja dalam Mata Rantai Penularan Penyakit

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan,seorang yang normal diperkirakan


menghasilkan tinja rata-rata sehari 330 gram,dan menghasilkan air seni 970gram.jadi
bangsa Indonesia dewasa ini setiap harinya tinja yang dikeluarkan disekitar 194.000 juta
gram atau 194.000 ton,maka bila pembuangan (pengelola) tinja tidak baik akan
mempermudah terserang penyakit(Notoadmojo,2007). Komposisi kotoran manusia(tinja)
terdiri dari bermacam-macam benda antaralain :1. Sisa makanan yang membusuk dan
mengeluarkan bau 2. Bibit penyakit yang berbahaya dan telur cacing terutama pada
kotoran dari manusia yang sakit perut maupun cacingan.

Penanganan buangan tinja tidak bisa dianggap sebagai masalah yang sepele. Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) menyebutkan, seseorang setiap tiap
harinya membuang tinja seberat 125-250 gram. Jika saat ini seratus juta orang Indonesia
tinggal di kawasan perkotaan, maka setiap harinya kawasan perkotaan tersebut bisa
menghasilkan 25.000 ton tinja.
Gambar 2 2 Diagram Mata Rantai Penularan Penyakit

Mikroorganisme yang terdapat dalam tinja ini akan menyebabkan atau disebarkan
melalui berbagai cara yaitu:

 Melalui kontak langsung, Bila seseorang setelah mencuci kotoran dengan tangan bila
tidak dicuci bersih dapat berpindah pada makanan atau minuman yang di pegangnya
kemudian dimakan orang lain
 Melalui sarana lain (kontak tak langsung)
 Melalui air, Air di bagian permukaan tanah dapat mengalir membawa kotoran, tinja yang
dilalui dan
menuju ke
sumber air
bagi
masyarakat
(proses
kontaminasi)
dan air ini digunakan masyarakat tanpa pengolahan sempurna akan dapat ketularan
penyakit tersebut.
 Melalui serangga dan tikus, Serangga seperti lalat, kecoa, semut serta tikus dapat pula
memindahkan mikroorganisme dari tinja kepada makanan dan minuman yang akan di
makan dapat pula membahayakan kesehatan orang lain.
 Melalui lingkungan lainnya seperti tumbuh-tumbuhan yang terkontak langsung dengan
tinja, misalnya sayur-sayuran yang di pupuk dengan tinja.
2.8 Tinja sebagai Biogas

Prinsip dari pembuatan biogas yaitu terdapat proses dekomposisi bahan organic secara
anaerobic atau tertutup dari udara bebas.
Dari dekomposisi tersebut selanjutnya
akan timbul gas utama berbentuk metana
serta karbondioksida yang mudah
dibakar. Proses dekomposisi anaerobic
menggunakan kuman metan. Proses
pembuatan membutuhkan temperature
sekitar 30-55 ˚C supaya terjalin
fermentasi. Pada rentang temperature ini, kuman hendak merombak bahan organic secara
maksimal serta menciptakan gas metana dan gas yang lain.

Instansi biogas membutuhkan bangunan utama yang disebut digester untuk penampungan
gas metana dari hasil proses pembusukan kuman pada bahan limbah manusia. Proses
pembuatannya yang pertama mencampurkan kotoran manusia dan air sampai membentuk
tanah lunak, perbandingannya 1:1, pada pengisian awal membutuhkan tanah lunak dari
limbah manusia dengan banyak kumpulannya hingga tempat atau gesternya penuh. Pada
hari ke-1 hingga ke-8 banyak terproduksi gas karbondioksida, membuang gas ini dengan
membuka kran, gas metana tercipta pada hari ke-10 hingga ke-14, serta karbondioksida
menyusut.

Ketika saat komposisi metana 54% serta karbondioksida 27%, sampai biogas bisa
menyala atau dibakar. Pada hari ke-14 gas dapat disalurkan ke pipa serta dipakai
menyalakan api kompor gas atau kebutuhan yang lain. Semenjak hari ke-14 digester
menciptakan tenaga biogas yang senantiasa terbarukan, biogas tidak berbau kotoran
manusia. Terakhir digester wajib terus diisi lumpur kotoran manusia secara kontinu
supaya dihasilkan biogas yang maksimal.

Gambar 2 3 Proses Fermentasi


Gambar 2 4 Proses pembuatan Buigas

2.9 Prinsip Pengelolaan dan


Pemanfaatan Sampah

 Reduce (mengurangi), adalah


sebuah tindakan pelestarian lingkungan
dengan mengurangi pemakaian barang-
barang yang kurang perlu, salah satu contoh
kita seharusnya dapat mengurangi pemakaian styrofoam untuk membungkus makanan,
kita dapat menggunakan tempat-tempat makanan yang berasal dari kertas atau plastik
sehingga mudah untuk di daur ulang lagi
 Reuse (memakai kembali), adalah sebuah cara pelestarian lingkungan dengan
menggunakan kembali sebuah barang, sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa
dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai,
buang).
 Recycle (mendaur ulang), adalah sebuah cara pelestarian lingkungan dengan cara
mendaur ulang kembali sebuah barang, contohnya kita dapat mendaur ulang sampah -
sampah organik yang ada di rumah kita menjadi kompos, dan lain-lain.
 Replace (mengganti), adalah sebuah cara pelestarian lingkungan dengan cara mengganti
barang - barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama.
Pada prinsipnya pemanfaatan sampah rumah tangga ini dilakukan pemisahan atau
pemilahan terlebih dahulu antara sampah organik dan sampah anorganik, agar dalam
proses pengelolaan dan pemanfaatannya lebih mudah.

2.10 Metode Pembuangan Sampah

2.10.1Penimbunan Darat

Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk membuang


sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia. Penimbunan ini biasanya
dilakukan di tanah yang tidak terpakai, lubang bekas pertambangan, atau lubang-lubang
dalam. Sebuah lahan penimbunan darat yang dirancang dan dikelola dengan baik akan
menjadi tempat penimbunan sampah yang higienis dan murah. Sedangkan penimbunan
darat yang tidak dirancang dan tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai
masalah lingkungan, di antaranya angin yang berbau sampah, menarik
berkumpulnya hama, dan adanya genangan air sampah. Efek samping lain dari sampah
adalah gas metana dan karbon dioksida yang juga sangat berbahaya. Karakteristik desain
dari penimbunan darat yang modern di antaranya adalah metode pengumpulan air
sampah menggunakan bahan tanah liat atau plastik dan mempunyai sistem pengekstrasi
gas yang dipasang untuk mengambil gas yang terjadi.

2.10.2 Pengolahan Kembali secara fisik

Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang, yaitu mengumpulkan dan
menggunakan kembali sampah yang dibuang. Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah
yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari
sampah yang sudah tercampur. Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng
minum aluminium, kaleng baja makanan/minuman, Botol HDPE dan PET, botol kaca,
kertas karton, koran, majalah, dan kardus. Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP,
dan PS) juga bisa didaur ulang. Daur ulang dari produk yang kompleks seperti komputer
atau mobil lebih susah, karena bagian-bagiannya harus diurai dan dikelompokkan
menurut jenis bahannya.

2.10.3 Pengolahan Biologis


Material sampah organik, seperti residu tanaman, sampah makanan, atau kertas, bisa
diolah dengan menggunakan proses biologis menjadi kompos, atau dikenal dengan istilah
pengkomposan. Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagai pupuk dan gas
metana yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.

2.10.4 Pemulihan Energi

Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan cara
menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya
menjadi bahan bakar tipe lain. Daur ulang melalui cara perlakuan panas bervariasi mulai
dari menggunakannya sebagai bahan bakar memasak atau pemanas, sampai
penggunaannya untuk memanaskan boiler untuk menghasilkan uap dan listrik dari turbin-
generator.

2.11 Pengolahan Air Limbah

2.11.1 Secara Alami


Pengolahan air limbah secara alamiah dapat dilakukan dengan pembuatan kolam
stabilisasi. Dalam kolam stabilisasi, air limbah diolah secara alamiah untuk
menetralisasi zat-zat pencemar sebelum air limbah dialirkan ke sungai. Kolam
stabilisasi yang umum digunakan adalah kolam anaerobik, kolam fakultatif
(pengolahan air limbah yang tercemar bahan organik pekat), dan kolam maturasi
(pemusnahan mikroorganisme patogen). Karena biaya yang dibutuhkan murah, cara
ini direkomendasikan untuk daerah tropis dan sedang berkembang.

2.11.11 Secara Buatan


Pengolahan air limbah dengan buantan alat dilakukan pada Instalasi Pengolahan
Air Limbah (IPAL). Pengolahan ini dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu primary
treatment (pengolahan pertama), secondary treatment (pengolahan kedua), dan
tertiary treatment (pengolahan lanjutan).
 Primary treatment merupakan pengolahan pertama yang bertujuan untuk
memisahkan zat padat dan zat cair dengan menggunakan filter (saringan) dan bak
sedimentasi. Beberapa alat yang digunakan adalah saringan pasir lambat, saringan
pasir cepat, saringan multimedia, percoal filter, mikrostaining, dan vacum filter.
 Secondary treatment merupakan pengolahan kedua, bertujuan untuk
mengkoagulasikan, menghilangkan koloid, dan menstabilisasikan zat organik dalam
limbah. Pengolahan limbah rumah tangga bertujuan untuk mengurangi kandungan
bahan organik, nutrisi nitrogen, dan fosfor. Penguraian bahan organik ini dilakukan
oleh makhluk hidup secara aerobik (menggunakan oksigen) dan anaerobik (tanpa
oksigen). Secara aerobik, penguraian bahan organik dilakukan mikroorganisme
dengan bantuan oksigen sebagai electon acceptor dalam air limbah. Selain itu,
aktivitas aerobik ini dilakukan dengan bantuan lumpur aktif (activated sludge) yang
banyak mengandung bakteri pengurai. Hasil akhir aktivitas aerobik sempurna
adalah CO2, uap air, dan excess sludge. Secara anaerobik, penguraian bahan
organik dilakukan tanpa menggunakan oksigen. Hasil akhir aktivitas anaerobik
adalah biogas, uap air, dan excess sludge.
 Tertiary treatment merupakan lanjutan dari pengolahan kedua, yaitu penghilangan
nutrisi atau unsur hara, khususnya nitrat dan posfat, serta penambahan klor untuk
memusnahkan mikroorganisme patogen.
BAB 3

PEMBAHASAN
BAB 4

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Aszhura, S. d. (2021). POTENSI SUMBER BIOGAS BERBASIS TINJA PADA SUATU


CLUSTER PERUMAHAN. Pendidikan Fisika dan Terapannya, 1-7.

COK ISTRI PUTRI KUSUMA KENCANAWATI, S. M. (2016, Oktober). DIKTAT MATA


KULIAH SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH. Bukit Jimbran, Bali, Indonesia.

Cut, N. (2013). FAKTOR –FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN PEMBUANGAN


TINJA MASYARAKAT GAMPONG PERSIAPAN RUMOH PANYANG KECAMATAN
KUALA BATEE KABUPATEN ACEH BARAT DAYA. Meulaboh: Reprository UTU.

DLHK Provinsi Banten. (2021). Pengelolaan Sampah. 1-9.

DLHK Provinsi Banten. (n.d.). Menjaga Kesehatan Lingkungan. Banten, Indonesia.

Enerba Teknologi. (2016, Januari 26). Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan
Air (IPA). Retrieved from Procon: https://www.proconwater.co.id/blog-5-water-
treatment-plant--wtp--atau-instalasi-pengolahan-air--ipa-.html#:~:text=Pengolahan
%20Air%20(IPA)-,Water%20Treatment%20Plant%20(WTP)%20atau%20Instalasi
%20Pengolahan%20Air%20(IPA,atau%20siap%20untuk%20di%20konsumsi.

Ginting, E. B. ( 2019). SISTEM PEMBUANGAN TINJA DI DESA SUKATEPU KECAMATAN


NAMAN TERAN. Kabanjahe: Poletekke Kemenkes Medan.

Indonesia Public Health. (2014, 8 28). Pengertian Kesehatan Lingkungan. Retrieved from
Indonesian Public Health.com: http://www.indonesian-publichealth.com/pengertian-
kesehatan-lingkungan/

Mila Sari, M. M. (2020). Kesehatan Lingkungan Perumahan. Bukittinggi: Yayasan Kita


Menulis.

PUB Singapore. (2012, Oktober 18). Kerangka Pemantauan Kualitas Air pada Jaringan
Distribusi Air Minum Singapura. Singapura.
Wikipedia. (2022, Juni 14). Pengelolaan Sampah. Retrieved from Wikipedia:
https://id.wikipedia.org/wiki/Pengelolaan_sampah

Anda mungkin juga menyukai