TORTICOLLIS
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar Kodifikasi,
Kodifikasi Terkait Sistem Muskuloskeletal, semester ganjil yang diampu oleh :
Bapak Andi Suhenda SKm MPH
Disusun oleh :
Nama : Deyhan Nurjaya Anugrah
NIM : P20637022049
Kelas : 1B
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PEMBAHASAN......................................................................................................1
1. Identitas Penyakit.............................................................................................1
a. Diagnosa.......................................................................................................1
b. Sistem...........................................................................................................1
c. Kode..............................................................................................................1
2. Definisi Penyakit..............................................................................................1
3. Penyebab/ Etiologi Penyakit............................................................................1
4. Tanda dan Gejala Penyakit...............................................................................2
a. Tanda.............................................................................................................2
b. Gejala............................................................................................................2
5. Data Penunjang.................................................................................................3
a. Laboratorium.................................................................................................3
b. Radiologi.......................................................................................................3
6. Patofisiologi......................................................................................................4
7. Penatalaksanaan................................................................................................4
a. Pencegahan...................................................................................................4
b. Pengobatan....................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................6
ii
BAB I
PEMBAHASAN
1. Identitas Penyakit
a. Diagnosa : Torticollis
b. Sistem : Muskuloskeletal
c. Kode : M43.6
2. Definisi Penyakit
1
kepala biasanya hilang setelah beberapa hari, bahkan tanpa pengobatan pada
orang dewasa.
2
Pembengkakan otot leher
Sakit kepala
b. Gejala
Berikut ini adalah gejala tortikolis yang paling umum. Namun, setiap
orang mungkin mengalami gejala yang berbeda. Gejala mungkin termasuk:
Nyeri otot leher atau nyeri di tulang belakang
Ketidakmampuan untuk memutar kepala, biasanya memegangnya dengan
memutar ke satu sisi
Kejang otot leher
Posisi dagu yang canggung
Memiliki satu bahu lebih tinggi dari yang lain
Sakit saat memiringkan dagu Anda ke satu sisi
Kaku pada otot leher
5. Data Penunjang
a. Laboratorium
Beberapa tes laboratorium yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan darah
lengkap jika dicurigai ada infeksi, tes kariotipe untuk trisomi 21 jika ada
riwayat dysmorphism, dan pengujian genetik (analisis urutan dan delesi/duplikasi)
untuk memeriksa mutasi pada sindrom Klippel-Feil, sesuai kebutuhan
berdasarkan anamnesis dan hasil pemeriksaan lainnya. Tes darah juga bisa
dilakukan untuk mencari kondisi lain yang menyebabkan tortikolis.
b. Radiologi
1.Ultrasonografi
Pada bayi baru lahir, ultrasonografi merupakan modalitas pilihan untuk
menegakkan diagnosis tortikolis kongenital. Otot sternokleidomastoideus yang
normal akan terlihat sebagai struktur hypoechoic yang mengandung
3
garis echogenic pendek yang mewakili perimysium normal. Perubahan ukuran
dan ekogenisitas otot ini biasanya terlihat pada tortikolis kongenital.
Pada pemeriksaan USG, kepala diputar ke sisi yang berlawanan dan pemindaian
longitudinal dan transversal dilakukan langsung pada sisi lateral leher, dengan
fokus pada otot sternokleidomastoideus. Temuan abnormal didokumentasikan
dalam dua bidang tegak lurus (longitudinal dan transversal) untuk menentukan
apakah ada perubahan ketebalan atau tekstur intramuskular dari otot.
Pemeriksaan dilakukan pada kedua sisi. Ketebalan otot sternokleidomastoideus
diukur dua kali pada lokasi yang paling tebal untuk mendapatkan nilai rata-rata
pada potongan melintang. Ultrasonografi Doppler dilakukan untuk menentukan
apakah ada aliran darah di dalam lesi.[18,19]
6. Patofisiologi
Patofisiologi torticollis melibatkan pemendekan otot-otot di sekitar leher
terutama otot sternokleidomastoideus. Gangguan otot yang terjadi dapat berupa
spasme atau kontraktur, yang juga dapat melibatkan otot trapezius, splenius,
skapula, scalenus, dan platysma. Gangguan otot-otot ini dapat disebabkan oleh
proses yang idiopatik maupun proses inflamasi, infeksi, tumor, atau trauma.
Otot sternokleidomastoideus terletak di daerah anterior leher. Insersinya
terdapat pada sternum (sternum furcula), klavikula (aspek medial), regio oksipital
(garis leher lateral), dan mastoid. Serabut otot memiliki arah oblik ke atas dan ke
luar. Otot ini berperan dalam rotasi kontralateral, kemiringan ipsilateral, dan fleksi
kepala.
Adanya tumor pada dasar tengkorak (tumor fossa posterior) juga dapat
menekan suplai saraf ke leher dan menyebabkan torticollis. Sementara itu, adanya
infeksi pada faring posterior dapat mengiritasi saraf yang menyuplai otot leher
dan menyebabkan torticollis. Infeksi ini dapat diobati dengan antibiotik jika tidak
parah, tetapi dapat memerlukan debridement atau bedah pada kasus yang sulit
diatasi.
Distonia servikal yang menimbulkan manifestasi klinis torticollis juga
dapat terjadi akibat stres emosional, physical overload, gerakan mendadak, atau
penggunaan obat tertentu. Meskipun sangat jarang terjadi, beberapa contoh obat
yang dapat menimbulkan tortikolis akut adalah phenytoin dan carbamazepine.
4
7. Penatalaksanaan
a. Pencegahan
Tidak ada cara yang diketahui untuk mencegah tortikolis. Tetapi
perawatan dini dapat membantu mencegah kondisi Anda menjadi lebih
buruk. Dan itu dapat mencegah Anda membutuhkan operasi nanti. Mulailah
peregangan torticollis Anda dalam beberapa bulan. Jika Anda memulai dengan
cepat, Anda juga dapat mencegah kemungkinan komplikasi jangka panjang.
b. Pengobatan
Cara mengobati tortikolis umumnya akan tergantung dari tingkat
keparahan penyakit dan seberapa lama pasien sudah mengalami kondisi
tersebut. Beberapa pilihan penanganan penyakit ini meliputi:
Mengompres leher dengan air hangat
Pijat pada bagian leher
Terapi fisik atau perawatan chiropractic
Latihan peregangan
Memakai penyangga leher
Selain itu, pembedahan tulang belakang mungkin diperlukan untuk
mengatasi tortikolis, jika tortikolis disebabkan oleh dislokasi vertebra. Dalam
beberapa kasus, pembedahan melibatkan penghancuran beberapa saraf di otot
leher, atau menggunakan stimulasi otak.
Obat-obatan yang dapat diberikan oleh dokter pada pasien tortikolis dewasa
meliputi:
Obat pereda nyeri, misalnya codeine
Obat relaksan otot, seperti baclofen dan diazepam
Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti diclofenac dan naproxen
Suntik botulinum toxin (botox), yang harus diulang setiap beberapa bulan
Penggunaan obat-obatan perlu dibarengi dengan kontrol secara rutin. Selain untuk
mengetahui efektivitas pengobatan, kontrol rutin juga dilakukan untuk memeriksa
perkembangan tortikolis.
5
DAFTAR PUSTAKA