Disusun oleh :
Preseptor :
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang Maha
Pengasih dan Maha Penyayang atas limpahan rahmat dan anugerah dari-Nya
sehingga penulis dapat meyelesaikan case report session yang berjudul “Vertigo
Vestibuler Tipe Perifer” ini dengan baik. Shalawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Yulson Rasyid, Sp.S yang
telah memberikan bimbingan serta arahan, sehingga case ini dapat diselesaikan
dengan baik. Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam
pengalaman yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis sangat menghargai kritik
dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga tugas ilmiah ini
dibidang ilmu kedokteran dan kesehatan dan juga bagi penulis sendiri.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................2
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................3
2.1 Definisi........................................................................................................3
2.2 Anatomi.......................................................................................................3
2.3 Epidemiologi...............................................................................................5
2.4 Klasifikasi...................................................................................................5
2.5 Etiologi........................................................................................................6
2.6 Patofisiologi................................................................................................7
2.7 Gejala..........................................................................................................9
2.8 Kriteria Diagnosis.....................................................................................11
2.9 Penatalaksanaan........................................................................................14
2.10 Prognosis.................................................................................................16
BAB III : LAPORAN KASUS..........................................................................17
BAB IV : DISKUSI KASUS..............................................................................35
BAB V : PENUTUP...........................................................................................36
5.1 Kesimpulan..............................................................................................36
5.2 Saran..........................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................37
i
BAB I
PENDAHULUAN
Vertigo adalah adanya sensasi gerakan atau gerakan dari tubuh atau
lingkungan sekitarnya dengan gejala lain yang disebabkan oleh gangguan alat
vertigo bukan suatu gejala pusing berputar saja, tetapi merupakan suatu kumpulan
gejala atau satu sindrom yang terdiri dari gejala somatic (nistagmus, untoble),
otonomik (pucat, peluh dingin, mual dan muntah dizziness lebih mencerminkan
keluhan rasa gerakan yang umum tidak spesifik, rasa goyah, kepala ringan dan
Vertigo sering terjadi pada umur 18-79 tahun, dengan prevalensi global
sebesar 7,4% serta kejadian pertahunnya mencapai 1,4%. Prevalensi vertigo pada
tahun 2019 di Jerman, berusia 18 tahun hingga 79 tahun adalah 30%, 24%
di Amerika karena disfungsi vestibular adalah sekitar 35% populasi dengan umur
gangguan vertigo perifer dan 25% mengalami vertigo sentral. Umumnya vertigo
ditemukan sebesar 15% dari keseluruhan populasi dan hanya 4-7% yang
diperiksakan ke dokter.2
1
Di Indonesia berdasarkan hasil penelitian Rendra dan Pinzon pada tahun 2018,
penyakit vertigo berdasarkan usia yang paling banyak pada rentang usia 41-50
tahun (38,7%) dan 51-60 tahun (19,3%). Dari penelitian tersebut juga diketahui
vertigo di Indonesia pada tahun 2013 sangat tinggi sekitar 50% dari orang tua
yang berumur 75 tahun, pada tahun 2015, 50% dari usia 40-50 tahun dan juga
merupakan keluhan nomor tiga paling sering dikemukakan oleh penderita yang
datang.2
M. Natsir Solok.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Vertigo berasal dari bahasa latin, vertere, yang artinya memutar. Vertigo
merupakan perasaan atau ilusi ketika seseorang merasa tubuhnya bergerak (berputar)
karena penyakit pada telinga bagian dalam atau karena gangguan pusat vestibular
atau sindrom yang terjadi akibat gangguan keseimbangan pada sistem vestibular
ataupun gangguan pada sistem saraf pusat. Selain itu, vertigo dapat pula terjadi
akibat gangguan pada alat keseimbangan tubuh yang terdiri dari reseptor pada visual
sensibilitas dalam).1
memiliki tiga bagian yaitu telinga luar (auris externa), telinga tengah (auris media)
3
Gambar 2.1 Anatomi Telinga
Auris externa terdiri dari dua bagian. Bagian yang berproyeksi dari sisi regio
capitis adalah auricula (pinna) dan saluran yang mengarah ke dalam adalah meatus
acusticus externus. Auricula berada di sisi regio capitis dan membantu menangkap
suara. Meatus acusticus externus terbentang dari bagian terdalam concha auriculae
sampai membrana tympani (gendang telinga). Berjarak kurang kebih 1 inci (2.5
cm).3
4
Gambar 2.2 Anatomi telinga luar
dinding lateral auris interna di medial. Struktur ini terdiri dari dua bagian yaitu
cavitas auris media menuju auris interna. Getaran ini dapat mencapai auris interna
melalui tiga tulang yang saling berhubungan namun dapat bergerak, yang
dengan malleus melalui sendi synovialis) dan stapes (berhubungan dengan incus
melalui sendi synovialls, dan melekat pada dinding lateral auris interna pada
fenestra vestibuli).3
5
Gambar 2.3 Anatomi telinga tengah
Auris interna terdiri dari serangkaian cavitas tulang (labyrinthus osseus) dan
tersebut. Semua struktur tersebut berada dalam pars petrosa tulang temporale, di
antara auris media di lateral dan meatus acusticus internus di medial. Labyrinthus
osseus terdiri dari vestibulum, tiga canalis semicircularis ossus, dan cochlea.
Labyrinthus osseus ini dilapisi oleh periosteum dan berisi cairan jernih.
6
Gambar 2.4 Anatomi telinga Dalam
keseimbangan diatur oleh beberapa organ penting di tubuh yang input sensoriknya
akan diolah di susunan saraf pusat (SSP). Fungsi ini diperantarai beberapa
8
struktur di dalam bagian terowongan tulang temporal dekat koklea yaitu kanalis
kepala, misalnya ketika menengok, mulai atau berhenti berputar, jungkir- balik. Masing-
masing telinga mengandung tiga kanalis semisirkularis yang tersusun dalam bidang tiga
Organ otolit memberi informasi tentang posisi kepala relatif terhadap gravitasi (yaitu,
kepala miring statik) dan juga mendeteksi perubahan kecepatan gerakan lurus (bergerak
dalam garis lurus ke manapun arahnya). Organ otolit, utrikulus dan sakulus, adalah struktur
berbentuk kantong yang berada di dalam ruang bertulang di antara kanalis semisirkularis dan
koklea.4
9
2.3. Epidemiologi1
Sekitar 85% pasien di ruang gawat darurat menderita vertigo perifer dengan
2.4 Klasifikasi5
1) Vertigo Vestibular
sensasi berputar, timbulnya episodik, diprovokasi oleh gerakan kepala, dan bisa
1
merasakan rasa mual / muntah. Berdasarkan letak lesinya dikenal ada 2 jenis
perifer timbulnya lebih mendadak setelah perubahan posisi kepala, dengan rasa
berputar yang berat, mual / muntah, dan keringat dingin. Bisa gangguan
pendengaran berupa tinitus atau ketulian, dan tidak gejala gangguan neurologis
tidak ada kepala. berputarnya ringan, jarang dalam rasa mual / muntah, atau
kalau ada ringan saja. Tidak ada gangguan pendengaran. Bisa gejala
Pengaruh Gerakan
++ +/-
Kepala
1
nistagmus vertikal,
horizontal dan horizontal atau
torsional torsional murni
• Inhibisi dengan •Tidak
fiksasi penglihatan mengalami
ke 1 objek inhibisi dengan
• Undireksional fiksasi
penglihatan
• Bidireksional
1
2) Vertigo Nonvestibular
berlangsung konstan / kontinu, tidak ada rasa mual / muntah, serangan biasanya
dicetuskan oleh gerakan objek sekitarnya, misalnya di tempat keramaian atau lalu
lintas macet.
Mual / Muntah + -
Nistagmus + -
2.5 Etiologi4
berhubungan dengan pergerakan yang mencapai otak melalui tiga sistem persepsi
vestibular timbul akibat ganggaun pada sistem vestibular perifer maupun sentral.
labirin dan N. vestibularis. Penyebab pada labirin antara lain benign paroxysmal
positional vertigo (BPPV), post trauma, meniere, labirintitis, toksik, oklusi dan
1
fistula labirin.
1
Penyebab pada N. vestibularis antara lain infeksi, inflamasi dan neuroma akustik.
1
pada batang otak, serebelum ataupun cerebrum yang sebagian besar disebabkan
oleh stroke, tumor intrakranial, kondisi metabolic dan paroksismal atau gangguan
degeneratif.
– Mielopati – Hiperventilasi
2.6 Patofisologi5
Kondisi alat keseimbangan baik sentral maupun perifer yang tidak normal
atau adanya gerakan yang aneh/ berlebihan, maka tidak terjadi proses pengolahan
input yang wajar dan muncullah vertigo. Selain itu, terjadi pula respons
gejala lainnya.
1
a. Teori rangsangan berlebihan (overstimulasi).
Dasar teori ini adalah suatu asumsi bahwa makin banyak dan semakin cepat
rangsangan AKT ini yang ada pada saat ini antara kursi putar Barany,
faradisasi/ galvanisasi dan irigasi telinga, serta kendaraan laut dan darat.
1
sehingga bisa muncul sindrom vertigo (vertigo, nistagmus, mual dan muntah).
Menurut teori ini terjadi ketidakcocokan masukan sensorik yang berasal dari
(usaha koreksi bola mata), ataksia atau sulit berjalan (gangguan vestibuler,
serebelum) atau rasa melayang, berputar (yang berasal dari sensasi kortikal).
konflik sensorik. Menurut teori ini otak mempunyai memori/ ingatan tentang
pola gerakan tertentu, sehingga jika pada suatu saat dirasakan gerakan yang
aneh/ tidak sesuai dengan pola gerakan yang telah tersimpan, timbul reaksi
dari susunan saraf otonom. Jika pola gerakan yang baru tersebut dilakukan
1
d. Teori Otonomik.
Teori ini menekankan perubahan reaksi susunan saraf otonom sebagai usaha
adaptasi gerakan atau perubahan posisi gejala klinis timbul jika siatem
berperan.
e. Teori Sinap.
gejala mual muntah dan hipersalivasi setelah beberapa saat akibat dominasi
Vertigo dapat merupakan gejala mandiri tanpa ada gejala lain, tetapi dapat
dari gejala vertigo, mual, muntah, kulit pucat dan keringat dingin.
1. Vertigo
1
Derajat yang lebih ringan dari vertigo disebut dizziness, yang lebih ringan
2. Mual
penghayatan terhadap kegiatan tidak wajar dari pusat muntah. Gejala mual
disertai inhibisi tonus intestinum serta gerak peristaltik usus dan lambung.
3. Muntah
mulut. Selain muntah, dapat juga timbul retching, yang diduga merupakan
antikolinergik sejenis atropin. Pada saat mual, tonus dan motilitas otot
justru meningkat.
4. Kulit pucat
Kulit pucat ini paling jelas terlihat pada kulit muka, disekitar mulut dan
hidung terutama pada orang berkulit putih. Munculnya gejala pucat, selalu
2
hanya mempengaruhi intensitas timbulnya kulit pucat, namun tidak
5. Keringat
daerah dorsum tangan, lengan, dan dahi. Oleh karena kelenjar keringat
yang terlibat dari kelompok kelenjar pengatur suhu tubuh, maka suhu
2.8 Diagnosis
1. Anamnesis 6
vertigo perifer biasanya onset akut dan penanganan penanganan segera, sedangkan
pada vertigo tipe sentral perlu diketahui dan dieksplorasi faktor risikonya. Hal-hal
a. Bentuk serangan vertigo: pusing yang dikeluhkan ini dapat berupa rasa
b. Sifat serangan vertigo: serangan vertigo dapat periode, kontinu, ringan atau
berat.
2
bising dengan frekuensi tertentu (fistula perilimfe atau sindrom dehisensi
e. Ada atau tidaknya gejala gangguan pendengaran seperti: tinitus atau tuli.
2. Pemeriksaan Fisik7,8
a. Tanda vital
c. Pemeriksaan neurologis
vertigo adalah:
2
- Sistem saraf sensoris : gangguan sensorik pada satu sisi
(hemiparesis).
vestibular / propioseptif.
depan ibu jari kaki yang lainnya, pasien diamati dalam keadaan
Romberg.
2
melakukan jalan tandem dan jatuh ke satu sisi. Pada kelainan
satu sisi >30° atau maju / mundur >1 meter. Tes fukuda
ketika mata tertutup maka jari pasien akan deviasi ke arah lesi.
(7) Nistagmus
2
diminta mengikuti jari pemeriksa ke arah atas dan bawah
atau tidak
3. Pemeriksaan Penunjang8
2
3. Neurofisiologi Elektroensefalografi (EEG), Elektromiografi (EMG)
imaging (MRI).
2.9 Penatalaksanaan9
a. Farmakoterapi
c. Bedah
a. Ca antagonis : Flunarizin 2x 5 mg
b. Vasodilator : Betahistine 3x 6 mg
a. Metode brandt-daroff
c. Latihan berjalan
a. Manuver Epley, manuver Epley adalah yang paling sering digunakan pada
kanal vertikal. Pasien diminta untuk menolehkan kepala ke sisi yang sakit
2
dan posisi supinasi berubah menjadi lateral dekubitus dan dipertahan 30-
duduk tegak, lalu kepala dimiringkan 45° ke sisi yang sehat, lalu secara
Ada nistagmus dan vertigo dapat diobservasi. Setelah itu pasien pindah ke
lagi.
tipe kanal lateral. Pasien berguling 360° yang dimulai dari posisi supinasi
lalu pasien menolehkan kepala 90° ke sisi yang sehat, diikuti dengan
menoleh lagi 90° dan tubuh kembali ke posisi lateral dekubitus lalu
terhadap gravitasi.
d. Forced Prolonged Position, manuver ini digunakan pada BPPV tipe kanal
lateral dekubitus pada sisi telinga yang sakit dan dipertahankan selama 12
jam.
2
e. BrandtDaroff exercise, manuver ini dikembangkan sebagai latihan untuk di
rumah dan dapat dilakukan sendiri oleh pasien sebagai terapi tambahan
pada pasien yang tetap simptomatik setelah manuver Epley atau Semont.
Edukasi
Keluarga turut mendukung dengan memotivasi pasien dalam mencari penyebab vertigo dan
2.10 Prognosis.6
2
BAB III
LAPORAN KASUS
I. Identitas Pasien
Nama Penderita : Ny. W
Agama : Islam
Umur : 38 Tahun
II. Anamnesa
Anamnesa : Autoanamnesa
a. Keluhan Utama : Seorang perempuan usia 38 tahun datang ke IGD RSUD M . Natsir
dengan keluhan pusing berputar sejak 4 jam sebelum masuk rumah sakit.
keluhan dirasakan timbul secara mendadak dan pusing berulang kali. Awalnya
pagi hari pasien pergi kerja, pada saat kerja di lapangan pasien merasakan telinga
kiri berdenging sampai tidak mendengar dan pusing berputar dirasakan semakin
2
aktifitas, keluhan disertai pandangan kabur, berkeringat dan mual. Keluhan dapat
bulan yang lalu sebelum masuk rumah sakit dengan keluhan yang sama. Pasien
tidak mengeluhkan adanya penurunan kesadaran (-), demam (-), sakit kepala (+),
kesulitan menelan (-), mulut mencong (-), bicara pelo (-), kesulitan berbicara (-),
penurunan penciuman (-), pandangan ganda (-), ataupun kejang (-). BAB dan
BAK tidak lancar, nafsu makan pasien menurun, karena pusing berputar yang
Riwayat DM (-)
3
Riwayat trauma kepala (-)
Riwayat DM (-)
Pasien perempuan usia 38 tahun, bekerja sebagai PNS (pertanian), pasien sudah menikah dan
mempunyai anak, pasien tinggal bersama suami dan 3 anaknya. Pasien tidak ada kebiasaan
3
II. PEMERIKSAAN FISIK
1. Umum
• Rambut : Hitam
• Nadi : 90 kali/menit
• Irama : Reguler
• Pernafasan : 18 kali/menit
Paru
Jantung
3
• Perkusi : dalam batas normal
Abdomen
• Perkusi : Thympani
• Brudzinki I : Negatif
• Brudzinki II : Negatif
N I (Olfaktorius)
3
N II (Opticus)
N III (Okulomotorius)
Kanan Kiri
Refleks Cahaya + +
3
Reflek Akomodasi + +
Reflek Konvergensi + +
N IV (Troklearis)
Kanan Kiri
N V (Trigeminus)
Kanan Kiri
Motorik
Sensorik
Divisi Opthalmica
Divisi Maksila
Reflek Massester Normal Normal
3
Sensibilitas Normal Normal
Divisi Mandibula
N VI (Abdusen)
Kanan Kiri
N VII ( Fasialis)
Kanan Kiri
3
N VIII (Vestibulokoklearis)
Kanan Kiri
N IX (Glosopharingeus)
Sensasi Lidah 1/3 Normal
Belakang
Refleks Muntah/Gag Tidak Dilakukan
Reflek
N X (Vagus)
Arkus Faring Simetris
Uvula Normal
Menelan Normal
Artikulasi Normal
Suara Normal
Nadi Reguler
3
N XI ( Acesorius)
Kanan Kiri
N XII (Hipoglosus)
Kedudukan Lidah Dalam Normal
Pemeriksaan Kordinasi
Cara Berjalan Normal
Supinasi-Pronasi Normal
3
Pemeriksaan Fungsi Motorik
Badan
Respirasi Normal
Duduk Normal
Eksremitas
Superior
Kanan Kiri
Inferior
Inferior
Kanan Kiri
3
Kekuatan 555 555
Pemeriksaan Sensibilitas
Sistem Refleks
4
Bulbokavernosus Tidak Dilakukan Tidak Dilakukan
Fungsi otonom
Miksi : Normal
Defekasi : Normal
Sekresi keringat : Normal
Fungsi Luhur
4
Reflek Memegang Tidak Dilakukan
Pemeriksaan Laboratorium
HEMATOLOGI
Hematologi Lengkap
Hematokrit 38,6 % 36 – 48
Nilai – Nilai MC
MCV 87,5 fL 84 – 96
Basofil 0 % 0–1
Neutrofil 87 (H) % 50 – 70
4
Limfosit 9 (L) % 20 – 40
Monosit 4 % 2–8
Lymphocyte Count)
Lymphocyte Ratio)
KIMIA KLINIK
Kolesterol Lengkap
KIMIA KLINIK
4
a. EKG
b.
Gambar 3.2 hasil pemeriksaan EKG Ny. W
Diagnosis
Terapi
Umum/suportif
4
Khusus
• Betahistine 3x1 tab
• Flunarizin 1x1 tab
• Domperidon 3x 500 mg
• Microbalamin 3x 500 mg
Prognosis
• Ad vitam : Dubia ad bonam
• Ad functionam : Dubia ad bonam
• Ad sanationam : Dubia ad bonam
4
Follow up
Hari rawatan ke 2
Jumat, 21 S/ A/ P/
-Pusing berputar masih Vertigo Vestibular -Umum/suportif
Januari dirasakan tipe Perifer IVFD NaCl 0,9% 8 jam/
2022 -Mual (+) tidak disertai muntah Kolf
-BAB tidak lancar Organ vestibular Diet Makan biasa
-BAK normal
-Tidur terganggu Meniere -Khusus
-O/
Betahistine 3x1 tab
-KU :tampak sakit sedang Disease Flunarizin 1x1 tab
-Kes : CMC
Domperidon 3x 500 mg
-TD : 134/82 mmHg
-RR : 20x/i
Microbalamin 3x 500 mg
-T :36,5 °C
-HR : 76x/i
A/ P/
Senin,24 Hari rawatan ke 5
Vertigo Vestibular -Umum/suportif
Januari tipe Perifer IVFD NaCl 0,9% 8 jam/
S/
Kolf
2022 -Pusing berputar sudah Organ vestibular Diet Makan biasa
berkurang
-Mual dan muntah (-) Meniere -Khusus
-BAB normal Betahistine 3x1 tab
-BAK normal Disease Flunarizin 1x1 tab
-Tidur normal Domperidon 3x 500 mg
Microbalamin 3x 500 mg
4
O/
4
BAB IV
ANALISA KASUS
Pusing berputar sejak 4 jam sebelum masuk rumah sakit, disertai mual, Pusing berputar
terjadi saat pasien bangun dan berpindah posisi badan. Pasien merasa sekeliling berputar
hebat. Pasien juga mengeluhkan mual (+), muntah (-) dan keringat dingin. Menurut
diagnosis melalui anamnesis dan beratnya keluhan didapatkan diagnosis vertigo perifer yaitu
pasien merasa pusing berputar, sangat hebat timbul mendadak disertai mual muntah, keringat
dingin.
Diagnosis topik pada pasien ini adalah organ vestibular karena pusing berputar.
Dengan diagnosis etiologinya Meniere Disease karna di dapatkan pasien merasakan telinga
berdenging di sebelah kiri. Pasien diberikan terapi suportif berupa IVFD NaCl 0,9% 8 jam/
Kolf, diet makan biasa. Terapi khusus pada pasien diberikan betahistine 3x1 tab untuk
mengurangi gejala vertigo yang pasien rasakan, , flunarizin 1x1 tab untuk mengurangi nyeri
kepala pada pasien. dan domperidon 3x500 mg untuk gejala mual dan muntah yang pasien
4
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
2. Dasar penegakan diagnosa pada pasien ini adalah: Pusing berputar yang
3. Terapi suportif yang dapat diberikan pada pasien adalah IVFD NaCl 0,9%
8 jam/ Kolf, diet makan biasa. Untuk terapi khusus dapat diberikan
4. Prognosis dari pasien ini quo ad vitam dubia ad bonam, quo ad functionam
1.2 Saran
4
DAFTAR PUSTAKA
1. Ramli RR, Ali NA, Permatasari R, et al. Karakteristik Penderita Vertigo Perifer
Yang Berobat di Poliklinik Saraf RSU Anutapura Dan RSUD Undata Palu 2017. J
Kesehat Al-Irsyad 2017; 14: 90–95.
2. Elisabeth W.S, 2018. Karakteristik Dan Angka Kejadian Vertigo Dipoliklinik RSUP