NYERI KEPALA
Oleh :
PRESEPTOR
BAITURRAHMAH PADANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang Maha
Pengasih dan Maha Penyayang atas limpahan rahmat dan anugerah dari-Nya
sehingga penulis dapat meyelesaikan referat yang berjudul “Nyeri Kepala” ini
junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita
semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Yulson Rasyid, Sp.S yang
telah memberikan bimbingan serta arahan, sehingga referat ini dapat diselesaikan
dengan baik. Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam
pengalaman yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis sangat menghargai kritik
dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga tugas ilmiah ini
dibidang ilmu kedokteran dan kesehatan dan juga bagi penulis sendiri.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
Nyeri kepala atau cephalgia adalah rasa nyeri atau rasa tidak nyaman di
seluruh daerah kepala dengan batas bawah dari dagu sampai ke belakang kepala
(area oksipital dan sebagian daerah tengkuk). Nyeri kepala merupakan keluhan
yang paling sering dikeluhkan oleh pasien saat datang ke dokter. Nyeri kepala
merupakan masalah yang diakibatkan oleh gangguan pada pola tidur, pola makan,
sekunder. Nyeri kepala primer adalah nyeri kepala yang tidak jelas kelainan
anatomi atau kelainan struktur, yaitu migrain, nyeri kepala tipe tegang, nyeri
kepala klaster dan nyeri kepala primer lainnya. Nyeri kepala sekunder adalah
nyeri kepala yang jelas terdapat kelainan anatomi maupun kelainan struktur dan
demikian, dokter dihadapkan dengan tugas penting dalam memilah mana nyeri
kepala yang benigna dan mana yang mengancam nyawa. Banyaknya penyakit
yang disertai keluhan nyeri kepala membuat dokter perlu melakukan pendekatan
yang fokus dan sistematis agar mendapatkan diagnosis nyeri kepala dengan tepat.
Diagnosis yang tepat akan dapat mengantarkan pada pengobatan yang tepat.1
1. Referat ini dibuat untuk memenuhi syarat dalam kepaniteraan klinik senior
4
2. Mahasiswa mampu mengetahui penanganan dan penatalaksanaan yang tepat
nyeri kepala.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada Kulit kepala terdri dari 5 lapisan yang disebut sebagai SCALP
yaitu :
3. Aponeurosis galea,
5. Pericranium (perikranium)
(Sebacea)
Lapisan ini merupakan lapisan terkuat, berupa fascia yang melekat pada
6
a. ke anterior – m. frontalis
b. ke posterior – m. occipitslis
c. ke lateral – m. temporoparietalis
dan sinus vena intrakranial (misalnya Sinus sagitalis superior). Jika terjadi
oksipital. Tulang-tulang kalvaria terdiri atas lempeng tulang kortika dan diploe.
7
sementara diploe berperan untuk meringankan berat kranium dan memberi
2. Kranium
frontal yang membentuk dahi, langit-langit rongga nasal dan langit-langit rongga
yang membentuk dasar dan bagian sisi dari kranium; os etmoid yang merupakan
kranium.
a. Aspek Anterior
8
b. Aspek Lateral
bagian horisontal, yakni corpus mandibulae dan bagian vertikal, yakni ramus
mandibulae.
c. Aspek Posterior
adalah benjolan yang mudah diraba di bidang median. Linea nuchalis superior
9
d. Aspek Superior
memisahkan kedua tulang ubun-ubun satu dari yang lain; dan sutura lamboidea
adalah titik temu antara sutura sagitalis dan sutura coronalis. Titik vertex
merupakan titik teratas pada tengkorak yang terletak pada sutura sagitalis
di dekat titik tengahnya. Titik lambda merujuk kepada titik temu antara sutura
memperlihatkan tiga cekungan yakni fossa cranii anterior, fossa cranii media
dan fossa cranii posterior yang membentuk dasar cavitas cranii. Fossa
10
cranii anterior dibentuk oleh os frontale di sebelah anterior, os
ethmoidale di tengah dan corpus ossis sphenoidalis serta ala minor ossis
sphneoidalis di sebelah posterior. Fossa cranii media dibentuk oleh kedua ala
Nyeri kepala atau cephalgia adalah rasa nyeri atau rasa tidak nyaman pada
daerah kepala dengan batas bawah dari dagu sampai kedaerah belakang kepala
(area oksipital dan sebagian daerah tengkuk). Nyeri kepala didefinisikan sebagai
suatu perasaan tidak mengenakkan pada daerah kepala yang sering dikeluhkan
The
Atlas of Headache Disorders menyajikan data yang diperoleh oleh
WHO bekerja sama dengan Lifting The Burden: the Global Campaign againts
headache. Data – data dikumpulkan dalam bentuk survei kuesioner dari ahli
saraf,praktisi umum dan perwakilan pasien dari 101 negara, dilakukan dari
Oktober 2006 sampai Maret 2009. Hasil yang diperoleh yaitu gangguan nyeri
kepala termasuk migrain dan nyeri kepala tipe tegang, merupakan gangguan
tiga perempat dari orang dewasa berusia 18 - 65 tahun di dunia telah memiliki
nyeri kepala pada tahun lalu. Menurut studi ini, lebih dari 10% memiliki migrain,
dan 1,7-4% dari populasi orang dewasa dipengaruhi oleh nyeri kepala selama 15
11
hari atau lebih pada setiap bulannya. Di seluruh dunia, sekitar 50% dari
2.2.3 Etiologi
yang tidak berbahaya (terutama bila kronik dan kambuhan), namun nyeri kepala
yang timbul pertama kali dan akut ini adalah manifestasi awal dari penyakit
sistemik atau suatu proses intrakranial yang memerlukan evaluasi sistemik yang
lebih teliti (Bahrudin, 2013). Chepalgia atau nyeri kepala yang menjadi awal dari
organ di kepala, jaringan sistem persarafan dan pembuluh drah. Nyeri kepala
dapat juga tekait dengan lesi intrakranial, cedera kepala, spondilosis cervical,
penyakit gigi atau mata, hepertensi dan berbagai macam gangguan medis lainnya.
2.2.4 Patofisiologi
trigeminal.
12
oxide, bradikinin, serotonin yang semakin mengaktivasi / mensensitisasi
nosiseptor.
intensitas nyeri
serangan nyeri kepala terbanyak yaitu pada 149 orang (84,6%), sedangkan faktor
Pencetus Frekuensi %
Stress 149 84,6
Menstruasi 66 37,5
(Tandaju, Runtuwene, Kembuan, 2016)
kami dapat membagi faktor resiko ke dalam kategori pola hidup, bersekolah dan
13
kejiwaan. Penyebab khas yang sering ditemukan dari faktor-faktor pola hidup
yaitu meliputi:
1. Konsumsi kafein
2. Konsumsi alkohol
3. Merokok
nyeri kepala pada orang dewasa dan remaja. Sedangkan baik dari penelitian
HUNT dan survei dari pelajar SMA di Munich, Jerman, menunjukkan bahwa
adanya hubungan yang signifikan antara merokok dan terjadinya nyeri kepala.
juga merupakan faktor resiko dari terjadinya nyeri kepala dan lagi, baik dari
Headache Society (IHS) tahun 2013 dalam wujud ICHD-3 (The International
Classification of Headache Disorders 3rd edition). Bagi dokter dan para tenaga
kesehatan, klasifikasi dari nyeri kepala ini merupakan patokan dasar untuk
menganalisa dan membuat diagnostik dari nyeri kepala yang diderita oleh
umum, yaitu Nyeri kepala Primer (Primary Headaches), Nyeri kepala Sekunder
(Secondary Headaches), dan Nyeri kepala dengan neuropati kranial, nyeri wajah
14
lain dan nyeri kepala lainnya (Painful cranial neuropathies, other facial pains
andotherheadaches).13
Nyeri kepala primer adalah nyeri kepala itu sendiri yang merupakan
penyakit utama atau nyeri kepala tampa disertai adanya penyebab struktural
organik. Menurut ICHD-2 nyeri kepala primer dibagi menjadi empat kelompok
besar:
1. Migrain
Migrain memiliki dua subtipe mayor. Migrain tanpa aura dan migrain
dengan aura. Migrain dengan aura terutama ditandai oleh gejala neurologis yang
pasien juga mengalami fase premonitory (fase pertanda), terjadi beberapa jam
atau hari sebelum nyeri kepala, dan fase resolusi. Yg memberi pertanda dan
gejala resolusi seperti menguap berulang, kelelahan dan leher kaku dan / atau
sakit.
Deskripsi:
bertambah berat dengan aktivitas fisik yang rutin dan diikuti dengan mual
Kriteria diagnostik:
memenuhi kriteria B – D
15
b. Serangan nyeri kepala berlangsung selama 4-72 jam (tidak diobati
- Lokasi unilateral,
- Kualitas berdenyut,
tangga)
Deskripsi:
reversibel baik itu visual, sensorik atau gejala sistem saraf pusat lainnya yang
biasanya berkembang secara bertahap dan diikuti dengan nyeri kepala dan
Kriteria diagnostik:
memenuhi kriteria B – D
16
b. Disertai satu atau lebih gejala aura secara reversibel: Visual, Sensoris,
≥5menit, dan / atau dua atau lebih gejala terjadi, Setiap gejala aura berlangsung
5 – 60 menit, Minimal satu gejala aura terjadi secara unilateral, Disertai aura,
C. Tatalaksana
a. NSAID :
- Naproxen 500 mg
- Asetaminofen 1000 mg
c. Terapi Profilaksis
17
d. Anti Muntah ( Metokloperamid 10 mg atau domperidone 10 mg oral
dan 30 mg rektal )
D. Prognosis
a. Ad vitam : Bonam
b. Ad functionam : Bonam
TTH atau nyeri kepala tipe tegang adalah bentuk sakit kepala yang paling
sering dijumpai dan sering dihubungkan dengan jangka waktu dan peningkatan
stress. TTH memiliki karakteristik bilateral, rasa menekan atau mengikat dengan
intensitas ringan sampai sedang. Nyeri tidak bertambah pada aktifitas fisik rutin,
tidak didapatkan mual tapi bisa ada fotofobia atau fonofobia. Lebih dari 90%
populasi mengalami sakit kepala (Barna dan hashmi, 2004) ketika semua jenis
untuk mengatasi keluhan umum terjadi pada sakit kepala. Data yang dilaporkan
dari lokasi klinik di seluruh dunia mencatat bahwa antara 30% dan 84% penderita
mereka (Gaul et al.2009) Sakit kepala tipe tegang adalah sakit kepala yang secara
tipikal dapat diatasi dengan waktu atau sebagai tanggapan terhadap analgesik
nonpresciption. Durasi bervariasi, tapi biasanya lebih pendek dari 8 jam. Bagi
banyak orang, sakit kepala pertama terjadi antara usia 25 dan 30 tahun. Mereka
paling sering berusia antara 30 dan 40 tahun, dengan kejadian minimal menurun
18
dalam beberapa dekade berturut-turut. Prevalensi TTH sekitar 25% lebih besar
nyeri kepala yang jarang, bilateral, menekan atau mengikat dan intensitas ringan
sampai sedang, berlangsung menit sampai hari. Rasa sakitnya tidak memburuk
dengan aktivitas fisik rutin dan tidak berkaitan dengan mual, tetapi fotofobia atau
kemajuan dari ETTH ke varian yang lebih serius yang diidentifikasi sebagai sakit
kepala tipe kronis (CTTH). Seseorang dengan CTTH mengalami sakit kepala 15
hari atau lebih per bulan paling sedikit 3 bulan. Sering kali periode nyeri yang
(Stovner,2007).
3. CLUSTER HEADACHE
Nyeri kepala tipe cluster merupakan nyeri kepala pada satu sisi yang disertai
dengan keluarnya air mata dan hidung tersumbat. Serangan berlangsung regular
nyeri yang berlangsung setidanknya satu bulan atau lebih lama. Nyeri kepala
memiliki diagnosis diferensial berupa nyeri kepala tipe lain seperti migraine, nyeri
1,2
kepala sinus, serya nyeri kepala tipe tegang. Berdasarkan kriteria diagnosis
yang disusun oleh International Headache Society (HIS), nyeri kepala tipe cluster
19
a. Pasien mengeluhkan serangan nyeri kepala yang sangat hebat, bersifat
unilateral (orbital, supraorbital, atau temporal) yang berlangsung selama 15- 180
menit, dan menyerang mulai dari sekali hingga delapan kali per hari.
b. Serangan nyeri kepala disertai dengan satu atau lebih gejala berikut
produksi keringat pada dahi danwajah, miosis, ptosis, atau edema palpebral.
berlangsung selama 7 hari hingga 1 tahun, yang diantarai oleh periode bebas
b. Tipe kronis, dimana fase cluster terjadi lebih dari sekali dalam setahun,
tanpa disertai remisi, atau dengan priode bebas nyeri yang kurang dari 1
bulan.
Merupakan nyeri kepala yang dicetuskan oleh batuk atau mengejan, tampa
D. Hypnic Headache
20
Nyeri kepala yang bersifat tumpul yang menyebabkan pasien tebangun dari
tidurnya
Nyeri kepala yang memiliki intensitas nyeri yang sangat hebat, timbul
F. Hemikrania Kontinue
Nyeri kepala yang dirasakan sepanjang hari tampa mereda sejak awal
serangan umumnya dalam waktu tiga hari. Nyeri khas bersifat bilateral, seperti
lain sehingga terdapat peningkatan tekanan intrakranial atau nyeri kepala yang
21
g. Nyeri kepala atau nyeri wajah karena gangguan pada kranial, leher,
mata, telinga, hidung, rongga sinus, gigi, mulut, atau struktur wajah atau kranial
lainnya.
berikut:
Menurut Bahrudin (2013), anamnesis sangat penting karena pada pasien nyeri
kepala gejala obyektif sering hanya sedikit. Cara melakukan anamnesis pada
2. Pertanyaan selanjutnya adalah tentang bila terjadi serangan nyeri kepala, apa
dengan waktu:
a. Sudah berapa lama pasien menderita nyeri kepalanya (misal, sejak masih
sekolah, dst.).
seperti ini sering dirasakan dan apakah nyeri kepala ini terjadi sebelum,
22
c. Pada saat terjadi serangan nyeri kepala tersebut, perlu ditanyakan
a. Pada bagian yang mana nyeri kepala tersebut mulai dirasakan dan
b. Apakah nyeri kepala yang dirasakan pada bagian dalam (seperti pada
c. Apakah nyeri kepala yang dirasakan pada pasien tersebut ini berpindah-
pindah.
coklat, dll.).
b. Hal apa saja yang dapat menambah rasa nyeri kepala pada pasien
23
b. Apabila mengalami serangan nyeri kepala, apakah pasien masih dapat
bekerja, tidur, dan sebagainya (misalnya bila tidak dapat tidur badan
c. Menurut anda, apa penyebab nyeri kepala anda (misalnya, pasien takut
kita barikan seperti di atas dapat digunakan untuk membedakan jenis nyeri
10. Pertanyaan selanjutnya adalah tentang bila terjadi serangan nyeri kepala, apa
dengan waktu:
a. Sudah berapa lama pasien menderita nyeri kepalanya (misal, sejak masih
sekolah, dst.).
24
b. Mengenai frekuensi nyeri kepalanya yaitu, apakah nyeri kepala seperti ini
sering dirasakan dan apakah nyeri kepala ini terjadi sebelum, selama, atau
sesudah menstruasi.
12. Mengenai lokasi nyeri kepalanya, ada tiga pertanyaan yang harus
a. Pada bagian yang mana nyeri kepala tersebut mulai dirasakan dan apakah
b. Apakah nyeri kepala yang dirasakan pada bagian dalam (seperti pada
berpindah-pindah
coklat, dll.).
b. Hal apa saja yang dapat menambah rasa nyeri kepala pada pasien tersebut
25
a. Bagaimana sifat nyeri kepala yang pasien rasakan (misalnya, kemeng,
bekerja, tidur, dan sebagainya (misalnya bila tidak dapat tidur badan
b. Upaya pengobatan yang pasien lakukan sebelumnya dan selain obat dan
c. Menurut anda, apa penyebab nyeri kepala anda (misalnya, pasien takut
16. Sebaiknya, pada akhir anamnesis ditanyakan, apakah pasien masih ingin
kita barikan seperti di atas dapat digunakan untuk membedakan jenis nyeri
kepala.
26
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
kepala primer dan nyeri kepala sekunder. Nyeri kepala primer adalah nyeri
kepala sekunder adalah nyeri kepala yang disebabkan karena adanya gangguan
Nyeri kepala sekunder dibagi menjadi nyeri kepala akibat adanya trauma pada
daerah kepala sampai leher, nyeri kepala akibat kelainan vaskular mulai dari
27
DAFTAR PUSTAKA
Kedokteran. 2014
5. Agur, Anne & Moore, Keith Essential Clinic Anatomy, 3rd ed., Lippincott
7. Boru, U.T., Kocer, A., Sur, H., Tutkan, H. and Atli, H. 2011. Prevalence
206(1), 51-59.
17(1): 6-9
HongKong,WileyBlackwell:20
28
29