Anda di halaman 1dari 19

SUSUNAN SARAF: PENGERTIAN, MACAM-MACAM SISTEM SARAF

PUSAT, FUNGSI, MEKANISME KERJA, PENYAKIT, DAN


PENANGANANNYA

DISUSUN OLEH:

AULIYAH SALSABILAH SARI (231440105)


INE ZELPIA (231440119)
LENDIA (231440122)
ZAVILA SAPTRI (231440144)
ZIKA WULANDARI (231440145)

Kelas: 1A
Dosen Pengampu:
NS.Abdul Kadir Hasan, S.ST., M.KES
Mata Kuliah:
Ilmu Biomedik Dasar

KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLTEKKES KEMENKES PANGKALPINANG
JURUSAN D-III KEPERAWATAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Susunan Saraf’’ ini tepat waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dosen pada program studi Konsep Dasar Keperawatan. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang teori keperawatan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak NS.Abdul Kadir Hasan,


S.ST., M.KES selaku dosen program studi Konsep Dasar Keperawatan yang telah
memberikan tugas ini, sehinggadapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.Oleh


karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempuraan makalah ini..

Pangkalpinang, Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER.......................................................................................................................i

KATA PENGANTAR...............................................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................2

A. Latar Belakang...................................................................................................2

B. Rumusan Masalah..............................................................................................2

C. Tujuan................................................................................................................2

D. Manfaat..............................................................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI....................................................................................4

A. Pengertian...............................................................................................................4

B. Macam-macam Sistem Saraf Pusat..........................................................................4

1. Otak (Ensefal)......................................................................................................4

2. Sumsum Tulang Belakang (Medula Spinalis)........................................................4

C. Fungsi Sistem Saraf Pusat........................................................................................5

D. Mekanisme Kerja Sistem Saraf Pusat.......................................................................6

E. Penyakit yang Berhubungan Dengan Sistem Saraf Pusat..........................................7

F. Penanganan atau Penatalaksanaan Penyakit Sistem Saraf Pusat................................7

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................11

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem saraf pusat (SSP) adalah salah satu sistem penting dalam tubuh
manusia yang mengatur berbagai fungsi tubuh dan aktivitas mental. SSP
terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang, dan merupakan pusat
pengendalian untuk sebagian besar proses biologis dan psikologis. Dalam
makalah ini, kami akan menjelaskan pengertian, macam-macam sistem saraf
pusat, fungsi, mekanisme kerja, penyakit yang berhubungan dengan SSP, serta
penanganannya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari susunan saraf ?


2. Apa saja macam-macam sistem saraf pusat ?
3. Apa fungsi sistem saraf pusat ?
4. Bagaimana mekanisme kerja sistem saraf pusat ?
5. Bagaimana penanganan dan penatalaksanaannya ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari susunan saraf


2. Untuk mengetahui macam-macam sistem saraf pusat
3. Untuk mengetahui fungsi sistem saraf pusat
4. Untuk mengetahui mekanisme kerja sistem saraf pusat
5. Untuk mengetahui bagaimana penanganan dan penatalaksanaannya

D. Manfaat

Semoga penulisan makalah ini dapat memberikan pedoman bagi


mahasiswa dalam mengetahui susunan sistem saraf pusat dalam dunia

1
keperawatan. Selain itu, diharapkan makalah ini dapat memperluas
pengetahuan penulis dan pembaca, terutama dalam konteks tersebut.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian

Sistem saraf pusat (SSP) adalah bagian dari sistem saraf yang terdiri dari
otak dan sumsum tulang belakang. SSP bertanggung jawab atas pengaturan dan
koordinasi sebagian besar aktivitas tubuh dan proses mental manusia. Otak adalah
organ utama SSP yang terletak di tengkorak, sementara sumsum tulang belakang
adalah saluran saraf yang menghubungkan otak dengan bagian tubuh lainnya. Sistem
saraf juga merupakan sistem kompleks dalam tubuh manusia yang terdiri dari
berbagai bagian yang bekerja bersama-sama untuk mengatur berbagai fungsi tubuh.
Susunan saraf terdiri dari dua komponen utama, yaitu sistem saraf pusat dan sistem
saraf tepi.
Dalam literatur yang lain juga dijelaskan bahwa Sistem saraf pusat (SSP)
adalah salah satu komponen utama dari sistem saraf dalam tubuh manusia dan hewan
vertebrata. SSP terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang, yang berfungsi
sebagai pusat kontrol utama untuk mengatur berbagai fungsi tubuh dan proses
kognitif.1

B. Macam-macam Sistem Saraf Pusat

Sistem saraf pusat terdiri dari dua komponen utama yaitu:

1. Otak (Ensefal)
Otak terbagi menjadi beberapa bagian, termasuk otak besar (cerebrum), otak
tengah (mesencephalon), dan otak kecil (cerebellum). Setiap bagian memiliki
fungsi khusus dalam pengendalian berbagai aspek kehidupan sehari-hari, seperti
pemikiran, gerakan, dan koordinasi.2

2. Sumsum Tulang Belakang (Medula Spinalis)


1
Eric R Kandel et al., “Principles of Neural Science,” in Principles of Neural Science, 6e (New
York, NY: McGraw Hill, 2021), http://neurology.mhmedical.com/content.aspx?aid=1180370233.
2
S. M. Purves, D., Augustine, G. J., Fitzpatrick, D., Katz, L. C., LaMantia, A. S., McNamara, J.
O., & Williams, “Thalamocortical Interactions,” Neuroscience (6th Ed.) 2 (2001): h.618.

3
Sumsum tulang belakang adalah saluran saraf yang menghubungkan otak dengan
saraf-saraf perifer di seluruh tubuh. Sumsum tulang belakang berperan dalam
pengiriman sinyal saraf antara otak dan tubuh serta mengendalikan refleks.3

C. Konsep Umum dan


Definisi Teori
Profesi perawat memiliki
tanggung jawab penting
dalam memberikan
pelayanan
kesehatan kepada klien
(individu/keluarga/masyarak
at). Pelayanan
kesehatan/keperawatan
yang diberikan oleh perawat
sangat mempengaruhi mutu
3
Kandel et al., “Principles of Neural Science.”

4
asuhan keperawatan yang
diterima
oleh klien/pasien. Untuk itu,
guna meningkatkan kualitas
asuhan keperawatan perawat
perlu
mempelajari dan
menerapkan model konsep
teori yang telah ditemukan
oleh para ahli.
Salah satu model konseptual
yang diterapkan oleh
perawat adalah teori Self
Care

5
Deficit oleh Dorothea Orem.
Fokus utama dari model
konseptual ini adalah
kemampuan
seseorang untuk merawat
dirinya sendiri secara
mandiri sehingga tercapai
kemampuan untuk
mempertahankan kesehatan
dan kesejahteraanya. Teori
ini memberikan landasan
bagi
perawat pentingnya
memandirikan klien sesuai

6
tingkat ketergantungannya
bukan
menempatkan klien dalam
posisi dependen. Orem
menyatakan bahwa self care
itu bukan
proses intuisi tetapi
merupakan suatu perilaku
yang dapat dipelajari.
Asuhan keperawatan
yang diberikan perawat
dilakukan dengan
keyakinan bahwa setiap
orang mempunyai

7
kemampuan untuk
merawat diri sendiri
sehingga membantu
individu dalam memenuhi
kebutuhan hidup,
memelihara kesehatan, dan
mencapai kesejahteraan.
C. Fungsi Sistem Saraf Pusat

Sistem saraf pusat memiliki beberapa fungsi utama, termasuk:

1. Pengolahan Informasi Sensorik: SSP menerima informasi sensorik dari seluruh


tubuh melalui saraf sensorik. Ini mencakup informasi seperti suhu, sentuhan,
nyeri, suara, bau, dan berbagai jenis stimulus lainnya. Otak dalam SSP mengolah
informasi ini untuk memahami lingkungan sekitar dan meresponsnya dengan
tepat.4

2. Koordinasi Gerakan: SSP mengatur aktivitas otot dan gerakan tubuh. Ini
mencakup gerakan sadar seperti berjalan, berbicara, dan menulis, serta gerakan
tidak sadar seperti denyut jantung, pernapasan, dan pencernaan.5

4
Purves, D., Augustine, G. J., Fitzpatrick, D., Katz, L. C., LaMantia, A. S., McNamara, J. O., &
Williams, “Thalamocortical Interactions.”
5
M. A. M. F., Connors, B. W., & Paradiso, Neuroscience: Exploring the Brain (Lippincott
Williams & Wilkins, 2016).

8
3. Fungsi Kognitif: SSP juga terlibat dalam fungsi kognitif, seperti pemikiran,
pembelajaran, memori, perencanaan, dan pengambilan keputusan. Bagian-bagian
otak tertentu, seperti korteks prontal, berperan dalam pengendalian kemampuan
ini.6

4. Regulasi Fungsi Tubuh: SSP mengontrol fungsi-fungsi vital tubuh seperti


tekanan darah, suhu tubuh, dan keseimbangan ion dalam cairan tubuh. Bagian
otak seperti hipotalamus berperan dalam regulasi ini.7

5. Emosi dan Perilaku: SSP juga berperan dalam mengendalikan emosi dan
perilaku manusia. Struktur seperti amigdala dan sistem limbik berperan dalam
pengaturan emosi.8

D. Mekanisme Kerja Sistem Saraf Pusat

Sistem saraf pusat (central nervous system, CNS) adalah bagian penting dari
sistem saraf manusia yang terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Cara kerja
sistem saraf pusat melibatkan berbagai proses kompleks yang mengatur pengolahan
informasi, pengendalian tubuh, dan koordinasi aktivitas fisik dan mental. Berikut
adalah penjelasan singkat tentang cara kerja sistem saraf pusat:

1. Input Sensorik: Informasi sensorik dari berbagai bagian tubuh, seperti indera
penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan rasa, diterima oleh reseptor
sensorik yang ada di seluruh tubuh. Sinyal-sinyal ini kemudian dikirim ke sistem
saraf pusat melalui serabut saraf sensorik.

2. Pengolahan Informasi: Ketika sinyal sensorik mencapai sistem saraf pusat,


informasi tersebut diolah dan diinterpretasikan. Otak, terutama, berperan dalam
memproses informasi ini. Proses pengolahan informasi ini termasuk pengenalan

6
G. R. Gazzaniga, M. S., Ivry, R. B., & Mangun, Cognitive Neuroscience: The Biology of the
Mind (W. W. Norton & Company, 2018).
7
J. E. Guyton, A. C., & Hall, Textbook of Medical Physiology (Elsevier, 2015).
8
J. LeDoux, The Emotional Brain: The Mysterious Underpinnings of Emotional Life (Simon and
Schuster, 1996).

9
pola, analisis, pengambilan keputusan, dan pembentukan respons.

3. Output Motorik: Setelah pengolahan informasi, sistem saraf pusat menghasilkan


respons yang sesuai. Ini bisa berupa respon motorik, yang menggerakkan otot-
otot tubuh untuk melakukan tindakan tertentu. Respon ini diatur oleh otak dan
dikirim melalui serabut saraf motorik ke bagian tubuh yang tepat.

4. Koordinasi: Sistem saraf pusat juga bertanggung jawab untuk


mengkoordinasikan berbagai fungsi tubuh, seperti menjaga keseimbangan,
mengatur detak jantung, dan mengendalikan pernapasan. Ini melibatkan berbagai
bagian otak dan jaringan saraf di seluruh tubuh.9

E. Penyakit yang Berhubungan Dengan Sistem Saraf Pusat

Beberapa penyakit dan gangguan yang berhubungan dengan SSP meliputi:


1. Stroke
2. Alzheimer
3. Parkinson
4. Sklerosis Multipel
5. Epilepsi
6. Tumor Otak

F. Penanganan atau Penatalaksanaan Penyakit Sistem Saraf Pusat

Penanganan penyakit sistem saraf pusat tergantung pada jenis penyakitnya.


Berikut adalah beberapa contoh penyakit sistem saraf pusat dan tindakan
penanganan umumnya beserta beberapa referensi untuk informasi lebih lanjut:

1. Multiple Sclerosis (MS):


a) Pengobatan dengan obat-obatan modifikasi penyakit (disease-modifying
drugs) seperti interferon beta atau ocrelizumab.

9
M. A. Bear, M. F., Connors, B. W., & Paradiso, Neuroscience: Exploring the Brain (Wolters
Kluwer, 2016).

10
b) Terapi rehabilitasi fisik untuk mengatasi gejala fisik.
c) Terapi obat untuk mengelola gejala seperti kejang atau nyeri.

2. Stroke:
a) Perawatan darurat untuk menghentikan stroke (jika mungkin) dengan TPA
atau prosedur endovaskular.
b) Perawatan rehabilitasi untuk pemulihan fungsi yang hilang.
c) Pencegahan stroke sekunder dengan pengendalian tekanan darah, obat
pengencer darah, dan perubahan gaya hidup sehat.

1. Alzheimer:
a) Terapi obat seperti inhibitor kolinesterase atau memantau kolinesterase.
b) Terapi perilaku dan dukungan psikososial.
c) Perubahan gaya hidup sehat.

2. Parkinson's Disease:
a) Terapi obat seperti levodopa atau agonis dopamin.
b) Terapi fisik dan rehabilitasi.
c) Kadang-kadang operasi saraf dalam kasus yang parah.

3. Epilepsi:
a) Obat antiepilepsi untuk mengendalikan kejang.
b) Evaluasi bedah untuk kasus yang tidak responsif terhadap obat-obatan.
c) Pengelolaan pemicu yang diketahui.

4. Tumor Otak:
a) Bedah untuk mengangkat tumor jika memungkinkan.
b) Radioterapi atau kemoterapi untuk mengobati atau mengendalikan
pertumbuhan tumor.
c) Terapi rehabilitasi untuk mengatasi dampak neurologis.

Setiap penyakit memiliki karakteristik dan penanganan yang unik, jadi

11
penting untuk berkonsultasi dengan seorang profesional medis untuk merencanakan
penanganan yang sesuai berdasarkan diagnosis dan kondisi pasien yang spesifik.
Referensi yang disebutkan di atas adalah organisasi yang dapat memberikan
informasi lebih lanjut dan dukungan bagi individu yang terkena penyakit tersebut.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam makalah ini, kita telah menjelaskan konsep dasar tentang susunan
saraf, dengan fokus pada sistem saraf pusat. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan
sumsum tulang belakang, yang memainkan peran penting dalam mengatur berbagai
fungsi tubuh, pengolahan informasi, pengendalian gerakan, dan pengolahan emosi
dan perilaku. Mekanisme kerja sistem saraf pusat melibatkan komunikasi kompleks
antara sel-sel saraf melalui sinyal listrik dan kimia.

Kita juga telah membahas beberapa penyakit yang berhubungan dengan


sistem saraf pusat, seperti stroke, penyakit Alzheimer, epilepsi, Parkinson, dan
sklerosis multipel, yang dapat memiliki dampak signifikan pada kesehatan dan
kualitas hidup individu.

B. Saran

1. Pemahaman yang Lebih Mendalam: Untuk mendalami topik ini lebih lanjut,
disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang setiap penyakit yang
berhubungan dengan sistem saraf pusat. Ini akan membantu dalam pemahaman
yang lebih mendalam tentang gejala, penyebab, dan perkembangan penyakit-
penyakit tersebut.
2. Kesadaran Kesehatan: Pengetahuan tentang sistem saraf pusat dapat membantu
individu untuk lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan otak dan saraf
mereka. Disarankan untuk mempromosikan kesadaran kesehatan mental dan
menjalani gaya hidup sehat untuk mengurangi risiko penyakit saraf.
3. Dukungan Medis: Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami
masalah kesehatan yang berhubungan dengan sistem saraf pusat, segera cari
bantuan medis. Diagnosis dini dan penanganan yang tepat dapat membantu
mengelola penyakit dengan lebih efektif.

13
4. Pendidikan Publik: Penting untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang
pentingnya otak dan sistem saraf pusat dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Program pendidikan publik dapat membantu mengurangi stigmatisasi terkait
dengan penyakit saraf dan mendorong penelitian lebih lanjut dalam bidang ini.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang sistem saraf pusat dan penyakit
yang berkaitan dengannya, kita dapat bekerja sama untuk menjaga kesehatan otak
dan tubuh kita serta meningkatkan kualitas hidup individu yang terkena penyakit
saraf.

14
DAFTAR PUSTAKA

Bear, M. F., Connors, B. W., & Paradiso, M. A. Neuroscience: Exploring the Brain.
Wolters Kluwer, 2016.
Gazzaniga, M. S., Ivry, R. B., & Mangun, G. R. Cognitive Neuroscience: The Biology
of the Mind. W. W. Norton & Company, 2018.
Guyton, A. C., & Hall, J. E. Textbook of Medical Physiology. Elsevier, 2015.
Kandel, Eric R, John D Koester, Sarah H Mack, and Steven A Siegelbaum. “Principles
of Neural Science.” In Principles of Neural Science, 6e. New York, NY: McGraw
Hill, 2021. http://neurology.mhmedical.com/content.aspx?aid=1180370233.
LeDoux, J. The Emotional Brain: The Mysterious Underpinnings of Emotional Life.
Simon and Schuster, 1996.
M. F., Connors, B. W., & Paradiso, M. A. Neuroscience: Exploring the Brain.
Lippincott Williams & Wilkins, 2016.
Purves, D., Augustine, G. J., Fitzpatrick, D., Katz, L. C., LaMantia, A. S., McNamara,
J. O., & Williams, S. M. “Thalamocortical Interactions.” Neuroscience (6th Ed.) 2
(2001): 618.

15

Anda mungkin juga menyukai