Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

TERMINOLOGI MEDIS ANATOMI PADA SISTEM SARAF

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Terminologi Medis

Dosen Pengampu: dr. Alita Agustina, M.MKes

Disusun Oleh:

Kelompok 3

Adam Bimantoro (20001176) AdamBimantoro55@gmail.com

Dwi Rahma Ayuni (20001226) rahmaayuni74@gmail.com

Fariza Adriatika Magfiroh (20001229) farizadriaaa11@gmail.com

Hemalia Alus Yulianie (20001180) hemaliaalus01@gmail.com

Uma Raissa Janitra (20001174) umaraissa@gmail.com

AKADEMIK PEREKAM MEDIS DAN INFORMATIKA KESEHATAN BANDUNG

D3 REKAM MEDIS DAN INFORMATIKA KESEHATAN

2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “Terminologi Medis
Anatomi Sistem Saraf” tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Terminologi Medis. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Alita Agustina, M.Mkes selaku dosen
mata kuliah Teminologi Medis. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak
yang telah menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, penulis
membutuhkan kritik dan saran dari para pembaca untuk membangun kesempurnaan makalah
ini.

Bandung, 7 November 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2


DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................. 4
BAB II........................................................................................................................................ 6
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 6
A. Pengertian Sistem Saraf .................................................................................................. 6
B. Susunan Sistem Saraf ...................................................................................................... 7
C. Terminologi Medis Anatomi pada Sistem Saraf ........................................................... 15
BAB III .................................................................................................................................... 20
PENUTUP................................................................................................................................ 20
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 20
B. Saran ............................................................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 21

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terminologi medis merupakan bahasan husus yang digunakan antarprofesi Kesehatan
(petugas) untuk berkomunikasi baik dalam bentuk lisan maupun tulisan sehingga menjadi
sumber data dalam pengelolaan dan penyajian diagnosis.

Sistem saraf adalah system organ pada manusia yang terdiri atas serabut saraf yang
tersususn atas sel-sel saraf yang saling terhubung dan esensial untuk persepsi sensoris
indrawi, aktifitas motoric volunteer dan involunter organ atau jaringan tubuh, dan
hameostasis berbagai proses fisiologis tubuh, Sistem saraf merupakan jaringan paling rumit
dan paling penting karena terdiri dari jutaan sel saraf (neuron) yang saling terhubung dan
vital untuk perkembangan Bahasa, pikiran dan ingatan, Satuan kerja utama dalam sister
saraf adalah neuron yang dikikat oleh sl-sel glia.

Sistem saraf pada vertebrata secara umum dibagi menjadi dua yaitu system saraf pusat
(SSP) dan system saraf tepi (SST).SSP terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. SST
utamanya terdiri dari saraf, yang merupakan serat Panjang yang menghubungkan SSP ke
setiap bagian dari tubuh. SST meliputi saraf motorik, memediasi pergerakan pergerakan
volunteer (disadari), system saraf otonom, meliputi system saraf simpatis, sistem saraf
parasimpatis , dan fungsi regulasi (pengaturan ) involunter (tanpa disadari) dan sistem saraf
enteric (pencernaan), sebuah bagian yang semi-bebas dari sistem saraf yang fungsinya
adalah untuk mengontrol sistem pencernaan.

B. Rumusan Masalah
Beberapa masalah yang dibahas dalam makalah ini, diantaranya

• Apa yang dimaksud dengan sistem saraf


• Apa saja susunan dari sistem saraf?
• Apa saja terminologi medis anatomi dalam sistem saraf?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulis makalah ini yaitu untuk:

• Mengetahui definisi dari system saraf serta susunan nya


• Mengetahui penyakit atau gangguan pada system saraf

4
• Mengetahui terminology medis dalam system saraf

5
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Saraf
Sistem Saraf adalah suatu jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus dan saling
berhubung satu dengan yang lain. Sistem Saraf mengkoordinasi, menafsirkan mengontrol
interaksi antara individu dengan lingkungan lainnya, karena pengaturan saraf tersebut maka
terjalin komunikasi antara berbagai sistem tubuh hingga menyebabkan tubuh berfungsi sebagai
unit yang harmonis.

Sistem koordinasi berupa penghantaran impuls saraf ke susunan saraf pusat,


pemrosesan impuls saraf dan pemberi tanggapan rangsangan. Sistem atau susunan saraf
merupakan salah satu bagian terkecil dari organ dalam tubuh, tetapi merupakan bagian yang
paling kompleks. Susunan saraf manusia mempunyai arus informasi yang cepat dengan
kecepatan pemrosesan yang tinggi dan tergantung pada aktivitas listrik (impuls saraf).

Dalam sistem ini berasal segala fenomena kesadaran, pikiran, ingatan, bahasa, sensasi
dan Gerakan. Jadi kemampuan untuk dapat memahami, belajar dan memberi respon terhadap
suatu rangsangan merupakan hasil kerja integrasi dari sistem saraf yang puncaknya dalam
bentuk kepribadian dan tingkah lakku individu.

Jaringan saraf terdiri dari Neuroglia dan Sel schwan (sel-sel penyokong) serta Neuron
(sel-sel saraf). Kedua jenis sel tersebut demikian erat berkaitan dan terintegrasi satu sama
lainnya. Sehingga bersama-sama berfungsi sebagai satu unit.

Alur informasi pada sistem saraf dapat dipecah secara skematis menjadi tiga tahap.
Suatu stimulus eksternal atau internal yang mengenai organ-organ sensorik akan menginduksi
pembentukan impuls yang berjalan ke arah susunan saraf pusat (SSP) (impuls afferent), terjadi
proses pengolahan yang komplek pada SSP (proses pengolahan informasi) dan sebagai hasil
pengolahan, SSP membentuk impuls yang berjalan ke arah perifer (impuls efferent) dan
mempengaruhi respons motorik terhadap stimuluas.

6
B. Susunan Sistem Saraf
Susunan sistem saraf terbagi secara anatomi yang terdiri dari saraf pusat (otak dan
medula spinalis) dan saraf tepi (saraf kranial dan spinal) dan secara fisiologi yaitu saraf otonom
dan saraf somatic.

➢ Sistem Saraf Pusat

Susunan saraf pusat (SSP) yaitu otak (ensefalon) dan medula spinalis, yang
merupakan pusat integrasi dan kontrol seluruh aktifitas tubuh. Dimana bagiannya
memproses informasi yang diterima oleh PNS. Bagian fungsional pada susunan saraf
pusat adalah neuron akson sebagai penghubung dan transmisi elektrik antar neuron, serta
dikelilingi oleh sel glia yang menunjang secara mekanik dan metabolik. Bertanggung

7
jawab menerima dan menginterprestasi sinyal dari PNS dan mengirimkan sinyal itu
Kembali, baik sadar maupun tidak sadar. CNS terdiri atas otak dan sumsum tulang
belakang.

1. Otak
Otak merupakan pusat kendali tubuh, bobot ± 2% dari total BB (±1-1,5 kg)
memerlukan 20% dari oksigen dalam tubuh terdiri dari bagian utama otak adalah
otak besar (cerebrum), otak kecil (cereblum) dan otak tengah. Alat tubuh yang
sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan manusia yang
terletak di dalam rongga tengkorak.
Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Otak besar
ini dibagi menjadi dua belahan, yaitu belahan kanan dan kiri. Tiap belahan tersebut
terbagi menjadi 4 lobus yaitu frontal, parietal, okspital, dan temporal. Sedangkan
disenfalon adalah bagian dari otak besar yang terdiri dari talamus, hipotalamus, dan
epitalamus. Otak belakang/ kecil terbagi menjadi dua subdivisi yaitu metensefalon
dan mielensefalon. Metensefalon berubah menjadi batang otak (pons) dan
cereblum. Sedangkan mielensefalon akan menjadi medulla oblongata. Otak tengah/
sistem limbic terdiri dari hipokampus, hipotalamus, dan amigdala.

Pada otak terdapat suatu cairan yang dikenal dengan cairan serebrospinalis. Cairan
cerebrospinalis ini mengelilingi ruang sub araknoid disekitar otak dan medula spinalis.
Cairan ini juga mengisi ventrikel otak. Cairan ini menyerupai plasma darah dan cairan
interstisial dan dihasilkan oleh plesus koroid dan sekresi oleh sel-sel epindemal yang
mengelilingi pembuluh darah serebral dan melapisi kanal sentral medula spinalis.
Fungsi cairan ini adalah sebagai bantalan untuk pemeriksaan lunak otak dan medula
spinalis, juga berperan sebagai media pertukaran nutrien dan zat buangan antara darah
dan otak serta medula spinalis.

8
2. Medula Spinalis (Sumsum tulang belakang)
Sumsum tulang belakang terletak memanjang ± 45 cm di dalam rongga tulanng
belakang, garis tengah ± 12 mm terdapat jaringan kelabu dan putih, mulai dari ruas-
ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang kedua. Sumsum tulang
belakang terbagi menjadi dua lapis yaitu lapisan luar berwarna putih (white area)
dan lapisan dalam berwarna kelabu (grey area). Lapisan luar mengandung serabut
saraf dan lapisan dalam mengandung badan saraf. Di dalam sumsum tulang
belakang terdapat saraf sensorik, saraf motorik dan saraf penghubung. Fungsinya
adalah sebagai penghantar impuls dari otak dan ke otak serta sebagai pusat pengatur
gerak refleks.

➢ Sistem Saraf Tepi

9
Susunan saraf tepi (SST) yaitu saraf kranial dan saraf spinalis yang merupakan garis
komunikasi antara SSP dan tubuh. SST tersusun dari semua saraf yang membawa pesan
dari dan ke SSP. Berdasarkan fungsinya SST terbagi menjadi 2 bagian yaitu:

1. Sistem Saraf Somatik (SSS)


Sistem saraf somatik terdiri dari 12 pasang saraf kranial dan 31 pasang saraf spinal.
Proses pada saraf somatik dipengaruhi oleh kesadaran.
a. Saraf kranial
12 pasang saraf kranial muncul dari berbagai bagian batang otak. Beberapa dari
saraf tersebut hanya tersusun dari serabut sensorik, tetapi sebagian besar
tersusun dari serabut sensorik dan motorik.
b. Saraf spinal
Ada 31 pasang saraf spinal berawal dari korda melalui radiks dorsal (posterior)
dan ventral (anterior). Saraf spinal adalah saraf gabungan motorik dan sensorik,
membawa informasi ke korda melalui neuron aferen dan meninggalkan melalui
eferen. Saraf spinal diberi nama dan angka sesuai dengan regia kolumna
vertebra tempat munculnya saraf tersebut.

➢ Sistem Saraf Otonom (SSO)


Sistem saraf otonom mengatur jaringan dan organ tubuh yang tidak disadari.
Jaringan dan organ tubuh yang diatur oleh sistem saraf otonom adalah pembuluh
darah dan jantung. Sistem ini terdiri atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf
parasimpatik. Fungsi dari kedua sistem saraf ini adalah saling berbalikan.

10
SST berdasarkan divisinya juga dibagi menjadi dua bagian yaitu:

➢ Divisi sensori (afferent) yaitu susunan saraf tepi dimulai dari receptor pada kulit
atau otot (effector) ke dalam pleksus, radiks, dan seterusnya kesusunan saraf pusat.
Jadi besifat ascendens.
➢ Divisi motorik (efferent) yang menghubungkan impuls dari SSP ke effector (Muscle
and Glands) yang bersifat desendens untuk menjawab impuls yang diterima dari
reseptor di kulit dan otot dari lingkungan sekitar (Bahrudin, 2013).
❖ Sel-sel pada Sistem Saraf
Sistem saraf pada manusia terdiri dari dua komponen yaitu sel saraf dan sel
glial. Sel saraf berfungsi sebagai alat untuk menghantarkan impuls dari panca indera
menuju otak yang selanjutnya oleh otak akan dikirim ke otot. Sedangkan sel glial
berfungsi sebagai pemberi nutrisi pada neuron.
a. Sel Saraf (Neuron)
Sel saraf (neuron) bertanggung jawab untuk proses transfer informasi pada
sistem saraf. Sel saraf berfungsi untuk menghantarkan impuls. Setiap satu neuron
terdiri dari tiga bagian utama yaitu badan sel (soma), dendrit dan akson. Badan sel
(soma) memiliki satu atau beberapa tonjolan. Soma berfungsi untuk mengendalikan
metabolisme keseluruhan dari neuron. Badan sel (soma) mengandung organel yang

11
bertanggung jawab untuk memproduksi energi dan biosintesis molekul organik,
seperti enzim-enzim.
Pada badan sel terdapat nukleus, daerah disekeliling nukleus disebut perikarion.
Badan sel biasanya memiliki beberapa cabang dendrit. Dendrit adalah serabut sel
saraf pendek dan bercabang-cabang serta merupakan perluasan dari badan sel.
Dendrit berfungsi untuk menerima dan menghantarkan rangsangan ke badan sel.
Khas dendrit adalah sangat bercabang dan masing-masing cabang membawa proses
yang disebut dendritic spines.
Akson adalah tonjolan tunggal dan panjang yang menghantarkan informasi
keluar dari badan sel. Di dalam akson terdapat benang-benang halus disebut
neurofibril dan dibungkus oleh beberpa lapis selaput mielin yang banyak
mengandung zat lemak dan berfungsi untuk mempercepat jalannya rangsangan.
Selaput mielin tersebut dibungkus oleh sel-sel Schwann yang akan membentuk
suatu jaringan yang dapat menyediakan makanan dan membantu pembentukan
neurit. Bagian neurit ada yang tidak dibungkus oleh lapisan mielin yang disebut
nodus ranvier.
Pada SSP, neuron menerima informasi dari neuron dan primer di dendritic
spines, yang mana ditunjukkan dalam 80-90% dari total neuron area permukaan.
Badan sel dihubungkan dengan sel yang lain melalui akson yang ujung satu dengan
yang lain membentuk sinaps. Pada masing-masing sinap terjadi komunikasi neuron
dengan sel yang lain.

b. Sel penyokong atau Neuroglia (Sel Glial)


Sel glial adalah sel penunjang tambahan pada SSP yang berfungsi sebagai
jaringan ikat, selain itu juga berfungsi mengisolasi neuron, menyediakan kerangka
yang mendukung jaringan, membantu memelihara lingkungan interseluler, dan

12
bertindak sebagai fagosit. Jaringan pada tubuh mengandung kira-kira 1 milyar
neuroglia, atau sel glia, yang secara kasar dapat diperkirakan 5 kali dari jumlah
neuron.
Sel glia lebih kecil dari neuron dan keduanya mempertahankan kemapuan untuk
membelah, kemampuan tersebut hilang pada banyak neuron. Secara bersama-sama,
neuroglia bertanggung jawab secara kasar pada setengah dari volume sistem saraf.
Terdapat perbedaan organisasi yang penting antara jaringan sistem saraf pusat dan
sitem saraf tepi, terutama disebabkan oleh perbedaaan pada Macam-macam Sel
Glia. Ada empat macam sel glia yang memiliki fungsi berbeda yaitu:
1. Astrosit/ Astroglia: berfungsi sebagai “sel pemberi makan” bagi sel saraf.
2. Oligodendrosit/ Oligodendrolia: sel glia yang bertanggung jawab menghasilkan
mielin dalam susunan saraf pusat. Sel ini mempunyai lapisan dengan substansi
lemak mengelilingi penonjolan atau sepanjang sel saraf sehingga terbentuk
selubung mielin. Mielin pada susunan saraf tepi dibentuk oleh sel Schwann.

Sel ini membentuk mielin maupun neurolemma saraf tepi. Mielin menghalangi
ion natrium dan kalium melintasi membran neuronal dengan hampir sempurna.
Serabut saraf ada yang bermielin ada yang tidak. Transmisi impuls saraf disepanjang
serabut bermielin lebih cepat daripada serabut yang tak bermielin, karena impuls
berjalan dengan cara meloncat dari nodus ke nodus yang lain disepanjang selubung
mielin.

Peran dari mielin ini sangatlah penting, oleh sebab itu pada beberapa orang yang
selubung mielinnya mengalami peradangan ataupun kerusakan seperti pada pasien
GBS maka akan kehilangan kemampuan untuk mengontrol otot-ototnya sehingga
terjadi kelumpuhan pada otot-otot tersebut. Perbedaan struktur dari selubung mielin
normal dengan selubung mielin pada pasien GBS dapat dilihat pada gambar berikut:

13
3. Mikroglia: sel glia yang mempunyai sifat fagosit dalam menghilangkan sel-sel
otak yang mati, bakteri dan lain-lain. Sel jenis ini ditemukan diseluruh SSP dan
dianggap penting dalam proses melawan infeksi.
4. Sel ependimal: sel glia yang berperan dalam produksi cairan cerebrospinal.

Neuroglia pada Sistem Saraf Tepi (SST)

Neuron pada sistem saraf tepi biasanya berkumpul jadi satu dan disebut
ganglia (tunggal: ganglion). Akson juga bergabung menjadi satu dan membentuk
sistem saraf tepi. Seluruh neuron dan akson disekat atau diselubungi oleh sel glia.

Sel glia yang berperan terdiri dari sel satelit dan sel Schwann.

1. Sel Satelit
Badan neuron pada ganglia perifer diselubungi oleh sel satelit. Sel satelit
berfungsi untuk regulasi nutrisi dan produk buangan antara neuron body dan

14
cairan ektraseluler. Sel tersebut juga berfungsi untuk mengisolasi neuron dari
rangsangan lain yang tidak disajikan di sinap.
2. Sel Schwann
Setiap akson pada saraf tepi, baik yang terbungkus dengan mielin maupun tidak,
diselubungi oleh sel Schwann atau neorolemmosit. Plasmalemma dari akson
disebut axolemma; pembungkus sitoplasma superfisial yang dihasilkan oleh sel
Schwann disebut neurilemma.
Dalam penyampaian impuls dari reseptor sampai ke efektor perifer caranya
berbeda-beda. Sistem saraf somatik (SSS) mencakup semua neuron motorik
somatik yang meng-inervasi otot, badan sel motorik neuron ini terletak dalam
SSP, dan akson-akson dari SSS meluas sampai ke sinapsis neuromuskuler yang
mengendalikan otot rangka.
Sebagaian besar kegiatan SSS secara sadar dikendalikan. Sedangkan sistem
saraf otonom mencakup semua motorik neuron viseral yang menginervasi
efektor perifer selain otot rangka. Ada dua kelompok neuron motorik viseral,
satu kelompok memiliki sel tubuh di dalam SSP dan yang lainnya memiliki sel
tubuh di ganglia perifer.
Neuron dalam SSP dan neuron di ganglia perifer berfungsi mengontrol efektor
di perifer. Neuron di ganglia perifer dan di SSP mengontrolnya segala
bergiliran. Akson yang memanjang dari SSP ke ganglion disebut serat
preganglionik. Akson yang menghubungkan sel ganglion dengan efektor perifer
dikenal sebagai serat postganglionik. Susunan ini jelas membedakan sistem
(motorik visceral) otonom dari sistem motorik somatik.
Sistem motorik somatik dan sitem motorik visceral memiliki sedikit kendali
kesadaran atas kegiatan SSO. Interneuron terletak diantara neuron sensori dan
motorik. Interneuron terletak sepenuhnya didalam otak dan sumsum tulang
belakang. Mereka lebih banyak daripada semua gabungan neuron lain, baik
dalam jumlah dan jenis. Interneuron bertanggung jawab untuk menganalisis
input sensoris dan koordinasi motorik output. Interneuron dapat diklasifikasikan
sebagai rangsang atau penghambat berdasarkan efek pada membran post sinaps
neuron.

C. Terminologi Medis Anatomi pada Sistem Saraf

15
A. Preffix
No. Istilah Arti
1. Angina- Pembuluh
2. A-, an- Tanpa
3. Ab- Menjauh dari
4. Ad- Mendekat
5. Anti- Melawan
6. Ekt-, endo-, ent- Didalam
7. Hiper Diatas, melapaui, berlebih
8. Hip-, hipo Dibawah, kurang
9. Infra- Dibawah
10. Inter- Diantara
11. Neo- Baru
12. Peri- Sekitar
13. Poli- Benyak, berlebih
14. Sub- Dibawah

B. Root
No. Istilah Arti
1. Arachnoid Lapisan tengah meninges
2. Mening Meninges, selaput otak
3. Encephal/o Otak
4. Plegia Lumpuh
5. Dendr/o Branching, cabang
6. Neur/o Nerves, saraf
7. Pneum/o Paru-paru udara
8. Gli/o Neurologia, sel saraf
9. Crani/o Tengkorak kepala
10. Thec/o Sheat, pembungkus
11. Cranial Berkenaan dengan cranium, menuju ujung kepala
tubuh
12. Ventricul/o Ventrikel, rongga/ruang/spatium kecil di dalam otak
yang berisi cairan otak

16
13. Olig/o Few, sedikit, jumlah kurang
14. Nerve Kumpulan neuron yang membawa pesan listrik ke
organ dan otot tubuh

C. Suffix
No. Istilah Arti
1. -algi Sakit, nyeri
2. -emia Kondisi darah
3. -esis, -lasis, -ia Kondisi atau keadaan
4. -itis Peradangan
5. -oma Tumor
6. -osis Kondisi abnormal
7. -dynia Sakit
8. -rhexis Pecah
9. -megaly Pembesaran
10. -stasis Berhenti
11. -stenosis Menyempit

Istilah Medis Anatomi Pada Sistem Saraf Lainnya

No. Istilah Arti


1. Brain Otak
2. Cerebrum Otak besar
3. Cerebelum Otak kecil
4. Brain stem Batang otak
5. Epidural Di atas atau terkait dengan lapisan atas duramater
6. Diensephalon Bagian posterior prosensefalon, terdiri atas hypothalamus,
thalamus, metatalamus, dan epitelamus
7. Thalamo Thalamus
8. Hipothalamus Bagian otak yang berfungsi sebagai pusat control fungsi
autonom
9. Epithelioma Setiap tumor yang berasal dari epitelium
10. Mid brain Otak bagian tengah

17
11. Pons Bagian dari batang otak yang mengontrol fungsi pernapasan
tertentu
12. Medulla oblongata Bagian otak yang mengatur fungsi jantung dan paru,
menelan, muntah batuk dan bersin
13. Spinal cord Jaringan seperti tali yang berada di dalam kolom tulang
belakang
14. Neurologist Spesialis penyakit system saraf
15. Neurology Ilmu penyakit gangguan system saraf
16. Neurosurgery Ilmu spesialis bedah sisrem saraf
17. Neurogion Ahli bedah saraf
18. Afferent nerve Saraf pembawa impuls ke otak
19. Efferent nerve Saraf membawa impuls dari otak
20. Cauda equina Ujung bawah korda spinalis dan akar saraf spinalis, mirip
ekor kuda
21. Durameter Bagian terluar, kuat terdiri dari jaringan ikat putih
menempel ke tengkorak kepala
22. Arachnoid Jaringan tersusun mirip struktur sarang laba-laba yang
membrane melekat ke lapisan membrane bagian dalam
23. Cerebrospinal fluid Cairan otak

TERMINOLOGI MEDIS SARAF KRANIAL

Saraf Kranial I Olfaktorius Menerima dan menghantarkan impuls pada sensasi


penciuman
Saraf kranial II Optikus Transmisi impuls dari dan ke retina mata
Saraf kranial III Okulomotorius Mensuplai serabut otonom otot siliaris intrinsic dan
otot sfingter iris
Saraf kranial IV Trokhlearis Serabut motorik mensuplai otot ekstrinsik mata
Saraf kranial V Trigeminalis Saraf kranial terbesar, serabut campuran
Saraf kranial VI Abdusens Serabut motorik mensuplai otot ekstrinsik mata
Saraf kranial VII Fasialis Serabut motoric & sensorik mempersarafi otot
wajah, kelenjar ludah dan lakrimal
Saraf kranial VIII Vestibulokohlear Mempersarafi pendengaran dan keseimbangan

18
Saraf kranial IX Glosofaringeal Mempersarafi lidah dan farings

Saraf kranial X Vagus Mensuplai farings, larings, organ dalaman di rongga


leher, dada dan abdomen
Saraf kranial XI Asesorius Bergabung dan terdistribusi dengan serabut vagus
Saraf kranial XII Hipoglosus Mensuplai otot intrisil dan ekstrinsik lidah

Untuk menegakkan diagnosis dan menemukan sumber masalah pada tubuh, dokter
bedah saraf biasanya kerap meminta pasien untuk melakukan beberapa prosedur
pemeriksaan, seperti:

▪ Magnetoencephalography (MEG scan), berfungsi menemukan sumber masalah


pada kondisi kejang
▪ Magnetic resonance imaging (MRI), berfungsi menangkap citra atau gambar bagian
dalam tubuh yang lebih jelas
▪ Positron emission tomography (PET scan), berfungsi menemukan sel kanker
▪ Computed tomography (CT scan), berfungsi menangkap citra tubuh yang lebih jelas
dari sinar-x (rontgen)

Setelah menegakkan diagnosis, berikut ini beberapa tindakan yang biasa dilakukan oleh
seorang ahli bedah saraf:

1. Kraniotomi = Pembedahan otak untuk pengangkatan tumor yang dilakukan dengan


membuat lubang kecil agar meminimalkan kerusakan bagian otak lain.
2. Neuroendoskopi = Endoskopi khusus yang dilakukan dengan kamera resolusi tinggi
untuk mengobati tumor di otak dan dasar tengkorak.
3. Stereotactic radiosurgery = Pengobatan tumor dengan menggunakan radiasi pada
bagian otak.

19
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas
menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh.
Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah mengirimkan
pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan. Sistem saraf dibagi menjadi dua,
yaitu sitem saraf pusat dan sistem saraf perifer. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan
sumsum tulang belakang. Sistem saraf perifer terdiri dari sitem saraf sadar dan sistem
saraf tidak sadar.
Terminologi Medis merupakan satu ilmu yang amat komplek. Istilah medis
adalah bagian bahasa sehari-hari yang digunakan secara umum di antara tenaga medis
dan kesehatan. Pada sistem saraf banyak terminologi medis anatominya seperti :
cerebrum (otak besar), cerebelum (otak kecil), brain stem (batang otak), mid brain (otak
bagain tengah), dan lain-lain.

B. Saran
Mengetahui system saraf dan beberapa penyakit system saraf yang bisa saja kita
alami, maka karena itu jagalah Kesehatan kita sebaik mungkin dari sekarang. Mulailah
hidup sehat agar Kesehatan kita terjaga dan system saraf kita bekerja dengan baik.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih jauh dari kata
sempurna. Kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang
makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak tentunya.

20
DAFTAR PUSTAKA
http://p2k.unkris.ac.id/id3/1-3065-2962/Sistem-Syaraf_91118_unkris_p2k-unkris.html

https://fdokumen.com/document/anatomi-sistem-saraf-5649b395a93f9.html

https://id.scribd.com/document/495921595/MAKALAH-terminologi-medis-SISTEM-
SARAF

https://www.scribd.com/doc/260270131

21

Anda mungkin juga menyukai