Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH FARMAKOTERAPI II

“TERMINOLOGI MEDIS DAN REKAM MEDIS“

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 7

 SUCI FEBRIA ARIANI (1504029)


 RAHMAT KARTIJA (1504045)
 AULIA RAHMI (1504047)
 RAHMAWATI LIRISKI (1504063)
 TRI WULANDARI (1504073)
 INTAN OKTAVIANI (1504089)
 MITA WINDIANA (1504137)

SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA

YAYASAN PERINTIS

PADANG

2018

KATA PENGANTAR

1
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“Terminologi Medis dan Rekam Medis”.
Penulisan makalah ini merupakan persyaratan untuk menyelesaikan tugas
mata kuliah Farmakoterapi II Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia Yayasan Perintis
Padang. Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat
kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Padang, 16 September 2018

Kelompok VII

BAB I
PENDAHULUAN

2
I. Latar Belakang

Adanya peran perubahan peran apoteker dari yang berfokus pada


produk (perencanaan, pengadaan, penyimpanan, dan distribusi) ke farmasi
klinis serta pharmaceuticals care menuntut apoteker lebuh memahami
tentang terminologi medis. Terminologi medis adalah bahasa yang
digunakan di “industri pelayanan kesehataan” , seperti rumah sakit (RS).
Atau vocabulary yang digunakan oleh profesional kesehatan supaya
komunikasih menjadi efektif dan akurat serta berlaku diseluruh dunia.
Bahasa terminologi medis berasal dari Latin dan Yunani yang sudah tidak
berkembang lagu (statis). Untuk dapat memaksimalkan peran dalam farmasi
klinis serta pharmaceuticals care. Apoteker harus dapat mengetahui bahasa
yang digunakan untuk komunikasi dilingkungan RS.

Bab yang membahas terminologi medis dimasukkan dalam buku


Farmakoterapi dan Terminologi Medis ini karena alasan di atas dan
beberapa alasan sebagai berikut .

1. Terdapat matakuliah Farmakoterapi dan Terminologi pada program


pendidikan tinggi farmasi, sesuai rekomendasi dari Asosiasi Perguruan
Tinggi Farmasi Indonesia
2. Selama ini, paara mahasiswa farmasi masih sangat minim bersentuhan
dengan terminologi medis (istilah-istilah medis), karna kebanyakan mata
kuliah belum berorientasi klinik. Bahkan jurusan farmasi di beberapa
Perguruan Tinggi di Indonesia masih di bawah FMIPA, sehingga orientasi
matakuliahnya masih jauh dari dunia medis dan klinis. Hal ini merupakan
salaha satu kendala untuk mengenal terminologi medis sejak awal sebagai
bekal komunikasi dengan profesional kesehatan yang lain atau memahami
buku-buku untuk kepentingan klinik.
3. Adanya trend perkembangan peran Apoteker kearah pharmaceuticals care.

3
4. Mulai dibukanya peminatan farmasi komunitas dibeberapa Universitas yang
akan relatif banyak berorientasi pada pasien, medis, dan masalah-masalah
klinis.

Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran,


kenyamanan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur
kesejahteraan umum sebagaimana yang diamanatkan di dalam pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Rumah sakit adalah suatu organisasi melalui tenaga medis


professional yang terorganisasi serta sarang kedokteran yang permanen
menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang
berkesinambungan, diagnosa serta pengobatan penyakit yang diberikan oleh
pasien (American Hospital Association: 1974). Rumah sakit adalah tempat
dimana orang sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran serta
tempat dimana pendidikan klinik untuk mahasiswa kedokteran perawat di
berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan (Wolper dan
pena 1987).

Rumah Sakit mempunyai fungsi dan tujuan sarana pelayanan


kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan berupa pelayanan
rawat jalan, pelayanan rawat inap, pelayanan gawat darurat, pelayanan
rujukan yang mencakup pelayanan rekam medis dan penunjang medis serta
dimanfaatkan untuk pendidikan, pelatihan, dan penelitian bagi para tenaga
kesehatan.

Rekam medis merupakan bukti tertulis mengenai proses pelayanan


yang diberikan kepada pasien oleh Dokter dan tenaga kesehatan lainnya,
yang mana dengan adanya bukti tertulis tersebut maka rekam medis yang
diberikan dapat dipertanggungjawabkan, dengan tujuan sebagai penunjang
tertib administrasi dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan rekam
medis.

4
Permasalahan dan kendala utama dalam pelaksanaan rekam medis
adalah Dokter tidak sepenuhnya menyadari sepenuhnya manfaat dan
kegunaan rekam medis, baik pada sarana pelayanan kesehatan maupun
pada praktik perorangan, akibatnya rekam medis dibuat secara tidak
lengkap, tidak jelas dan tidak waktu. Saat ini telah ada pedoman rekam
medis yang diterbitkan oleh Departemen Kesehatan RI.

Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum harus


diwujudkan melalui berbagai upaya kesehatan dalam rangkaian
pembangunan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu didukung oleh
suatu sistem kesehatan nasional. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas
pelayanan kesehatan merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang
sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit mempunyai


karakteristik dan organisasi yang sangat kompleks. Berbagai jenis tenaga
kesehatan dengan perangkat keilmuannya masing-masing berinteraksi satu
sama lain. Ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan/kedokteran
berkembang sangat pesat yang harus diikuti oleh tenaga kesehatan dalam
rangka pemberian pelayanan yang bermutu, membuat semakin kompleksnya
permasalahan dalam rumah sakit. Pada hakekatnya Rumah Sakit berfungsi
sebagai tempat penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dan fungsi
dimaksud memiliki makna tanggung jawab yang seyogyanya merupakan
tanggung jawab pemerintah dalam meningkatkan taraf kesejahteraan
masyarakat.

B. Rumusan Masalah
Beberapa masalah yang dibahas dalam makalah ini, diantaranya:
1. Terminologi medis :
1.1 Sejarah Singkat Terminologi Medis
1.2 Cara Mempelajari Termiologi Medis
1.3 Bagaimana metode mempelajari Terminologi Medis

5
1.4 Terminologi medis yang berhubungan dengan organ tubuh
1.5 Keuntungan Mempelajari istilah medis / Terminoilogi Medis
2. Rekam medis :
2.1 Apa itu definisi Rekam Medis?.2 Apa saja isi dari Rekam Medis ?
2.2 Apakah tujuan dan kegunaan Rekam Medis?
2.3 Apa saja manfaat dari Rekam Medis?
2.4 Apa saja tata cara penyelenggaraan Rekam Medis
2.5 Apa saja alur Rekam Medis?
2.6 Apa saja Kaitan Rekam Medis dengan Manajemen Informasi
Kesehatan?

C. Tujuan Penulisan
Secara umum diharapkan baik penyusun maupun pembaca :
1. Dapat lebih memahami dan menerapkan di lingkungan yang berhubungan
dengan medis (kehidupan sehari-hari),
2. Mengetahui sejarah singkat Terminologi Medis dan berbagai istilah dalam
medis
3. Mengetahui dan menerapkannya sendiri cara mempelajari Terminologi
semudah dan seperaktis mungkin.
4. Mengetahui apa saja keuntungan yang di dapat setelah mempelajari
Terminologi Medis.

D. Sistematika Penulisan
Untuk menjelaskan dari uraian-uraian yang terdapat pada rumusan
masalah, makalah ini dituangkan dalam sistematika penulisan yang meliputi
pendahuluan, isi atau pembahasan dan penutup/ kesimpulan.

BAB II

6
PEMBAHASAN

I. TERMINOLOGI MEDIS
I.1 Sejarah Singkat Terminologi Medis
Pada awalnya disadari oleh para ilmuwan di bidang kesehatan bahwa
diperlukan kata-kata yang seragam untuk menyatakan penemuan-penemuan
medis yang dimulai dari zaman Rennaisance (atau rebirth dalam bahasa
Inggrisnya, yang dimulai pada sekitar abad 13-17 di Italia lalu ke bagian
Eropa lain) sampai sekarang dan kemudian para Ilmuwan kesehatan
cenderung berkiblat kepada ahli medis Yunani dan Romawi. Sebagian besar
(±_75% Istilah) istilah berasal dari bahasa yunani kuno (G) dan Latin (L).
pemakaian bahasa yunani kuno (G) dan Latin (L) karena konsisten dan
mempunyai pengertian yang sama.
Catatan klinik yang ditemukan pada masa Hippocrates (460-370 SM)
dari Yunani yang diakui dunia sebagai “Bapak Kedokteran”, Galen dan
Asistotle (460 BC- 201 AD) ditulis banyak menggunakan bahasa yunani
contoh bronchus, carcinoma, coccyx, diatole, emphysema, erytheme,
glaucoma, herpes, meninges, pancreas, thorax, dan urethra.
Teminologi medis adalah istilah yaang banyak dipakai dalam bidang
kesehatan medis sebagai bahan komunikatif profesional kesehatan agar tepat
dan efektif, efektif karena dapat dibentuk kembali menjadi kata yang baru
dengan menambahkan awalan atau akhiran yang tetap mempunyai makna
contoh gastrodoudenostomy yang berasal dari gastro+duodenum+stomy
artinya tindakan pada gaster atau usus.
Hakekatnya pembahasan terminologi medis titik berat materi ada pada
pengetahuan tentang struktur, korelasi dan formasi istilah medis secara
benar dalam persiapan menghindari salah kutip/tulis/ejaan istilah diagnosis
pasien, dalam kaitan tugas mencatat, mengkoreksi, menyimpan dan
mengrelease infomasi medis.
I.2 Cara Mempelajari Terminologi Medis

7
Istilah medis memang terdengar begitu rumit. Sebenarnya istilah ini
tidak dimaksudkan agar pasien tidak mengerti. Tujuannya adalah
keseragaman, universalitas. Memang istilah itu membuat pusing, dokter
juga kadang harus berpikir dulu agar memahami artinya. Hanya karena
seringnya mendengar dan memakai, dokter menjadi terbiasa.
Istilah medis adalah sebuah kosa kata untuk secara akurat
menggambarkan tubuh asing dan komponen terkait, kondisi, proses dan
proses dengan cara yang berbasis ilmu pengetahuan. Hal ini untuk
digunakan di bidang medis dan keperawatan. Pendekatan sistematis untuk
membangun kata dan pemahaman istilah ini didasarkan pada konsep:
1. Akar kata (Root),
2. Awalan (Prefix),
3. Akhiran (Suffix),
4. Penggabungan antar bagian
Akar kata adalah istilah berasal dari bahasa sumber seperti Yunani atau
Latin dan biasanya menggambarkan bagian tubuh. Awalan dapat
ditambahkan di depan istilah untuk memodifikasi akar kata dengan
memberikan informasi tambahan tentang lokasi organ, jumlah suku cadang,
atau waktu yang terlibat. Sufiks yang melekat pada ujung akar kata untuk
menambah arti seperti kondisi, proses penyakit, atau prosedur.
Dalam proses menciptakan istilah medis, aturan tertentu bahasa berlaku.
Aturan-aturan ini adalah bagian dari mekanika bahasa disebut linguistik.
Jadi, ketika sebuah istilah yang dikembangkan, beberapa proses logis
diterapkan. Akar Kata dikembangkan untuk memasukkan suara vokal istilah
berikut untuk menambahkan tindakan smoothing dengan suara dari kata
ketika menerapkan suatu akhiran. Hasilnya adalah pembentukan istilah baru
dengan vokal terpasang (akar kata + vokal) disebut bentuk menggabungkan.
Dalam bahasa Inggris, vokal paling umum digunakan dalam pembentukan
bentuk kombinasi adalah huruf-o-, ditambahkan pada akar kata.
Prefiks biasanya tidak memerlukan modifikasi lebih lanjut yang akan
ditambahkan ke akar kata karena awalan biasanya berakhir dengan suara

8
vokal atau vokal, meskipun dalam beberapa kasus mereka mungkin
mengasimilasi sedikit dan di-mungkin berubah ke im-atau syn-ke-simbol.
Sufiks dikategorikan sebagai
1. membutuhkan bentuk menggabungkan, atau
2. tidak memerlukan bentuk menggabungkan sejak mereka mulai dengan
vokal.

I.3Metode Mempelajari Terminologi Medis


Berikut tiga metode mempelajari Terminologi Medis :
a. Metode Pemahaman
Kita ambil satu contoh sederhana: perikarditis
"Peri" adalah awalan yang berarti sesuatu yang di tepi atau melingkupi
"kard" artinya jantung
"Itis" adalah akhiran yang berarti "peradangan"
Jadi Pericarditis artinya peradangan pada jaringan yang melingkupi jantung.
Tentu mudah memahami kalau ada istilah:
Bradikardi, "bradi" artinya "lambat" sehingga "bradikardi" berarti denyut
jantungnya melambat.
Takhikardi, "takhi" artinya "cepat" sehingga "takhikardi" berarti denyut
jantungnya bertambah cepat.
Contoh lain yang menggunakan 2 kata induk: ureterolithiasis.
"Ureter" adalah saluran dari ginjal menuju kandung kemih. Dalam bahasa
Indonesia juga disebut ureter. Fonem "o" untuk menghubungkan dengan
kata berikutnya. "Lith" artinya batu, sedang akhiran "osis atau asis" artinya
proses.Jadi "Ureterolithiasis" adalah terbentuknya batu pada saluran kemih
antara ginjal dan kandung kemih.
Contoh lain yang lebih kompleks: Histerosalfingografi.
Histero artinya "uterus" atau "rahim"
Salfing adalah nama lain dari tuba fallopii artinya "saluran telur"
Grafi adalah "gambar/foto".

9
Fonem "o" adalah kata penghubung antar masing-masing kata induk
tersebut.
Jadi Histerosalfingografi berarti: gambar dari rahim dan saluran telur yang
diperoleh dengan foto rontgen.
(Kata "histeris" itu diduga juga berakar dari kata "histero" yang berarti
rahim ini. Ada yang menyebut karena ketika berkontraksi rahim menjadi
begitu keras dan kaku. Ada yang menyebut dari ekspresi wanita ketika
rahimnya berkontraksi dan mengejan kuat-kuat).
Kalau kita tengok penulisannya dalam bahasa Inggris, maka proses adopsi
ini mudah diikuti.
Perikarditis: Pericarditis
Ureterolithiasis: Ureterolithiasis
Histerosalfingografi: Hysterosalphingography
Kita coba yang menarik juga: Muscullus Sternocleidomastotideus.
Artinya: otot (muscullus) yang menghubungkan antara tulang sternum,
tulang klavikula (salah satu bagiannya dilekati otot ini) dan tulang mastoid.
Dihubungkan dengan fonem penyambung "o". Pada anak-anak, adanya
peradangan di faring sering diikuti pembesaran kelenjar di sepanjang otot
sternokleidomastoideus ini.
Beberapa Awalan, Artinya dan Contoh Penggunaannya:
1) Hiper: tinggi atau banyak, misalnya hipertensi, hipertiroid,
hiperkoagulasi, hiperglikemia, hiperkolesterolemia
2) Peri: bagian tepi, yang melingkupi, misalnya perikardium (melingkupi
jantung), peritoneum (melingkupi organ-organ dalam)
3) Dis: suatu gangguan, ketidak normalan, atau nyeri; misalnya disuria
(nyeri saat berkemih), dismenorrhea (nyeri saat menstruasi),
4) A atau An: bersifat negatif, kurang, tidak seharusnya; misalnya aritmia
(irama jantung tidak teratur), agenesis (tidak terbentuk), avitaminosis
(kondisi kekurangan vitamin)
5) Hipo: rendah; misalnya hipotensi, hipoglikemia, hipotiroid

10
6) Hemi: separoh, sebelah; misalnya hemi-an-opsia (kehilangan
penghilatan pada satu sisi/sebelah); hemi-parese (kelemahan otot pada
satu sisi kanan-kiri atau satu dari dua alat gerak tangan-kaki).
7) Ipsi: satu sisi yang sama; misalnya hemiparese ipsi-lateral (ada
gangguan syaraf dimana pada wajah terjadi pada sisi kanan-kiri yang
sama dengan sisi dari tangan-kaki yang mengalami kelemahan otot).
8) Kontra: sisi yang berlawanan; misalnya hemiparese kontra-lateral (sisi
gangguan pada wajah berlawanan dengan sisi kelemahan otot pada
tangan-kaki).
9) Supra/superior: atas, lebih; misalnya kelenjar supra-renal (kelenjar di
bagian atas dari ginjal); vena cava superior (pembuluh darah balik
jantung dari bagian atas tubuh)
10) Sub/Inferior: bawah, lebih dalam; misalnya vena cava inferior
(pembuluh darah balik jantung dari bagian bawah tubuh), jaringan sub-
mucosa (bagian sebelah dalam dari atau di bawah jaringan lendir).

Berikut beberapa Akhiran, Artinya dan Contoh Penggunannya:


1) Algia: nyeri misalnya neuralgia (nyeri pada syaraf), sefalgia (sakit
kepala),
2) Blast: tahap awal suatu pertumbuhan, misalnya sitotrofoblas (sel-sel
bakal pembentuk plasenta pada kehamilan).
3) Ectomi/tomi: operasi untuk mengangkat sesuatu atau tindakan
memotong sesuatu; misalnya appendektomi (mengoperasi usus buntu),
prostatektomi (mengangkat kelenjar prostat), Phlebotomi (tindakan
membuka/menusuk pembuluh darah).
4) Itis: peradangan; misalnya faringitis (peradanga pada faring), bronkhisis
(peradangan pada bronkhus/saluran nafas utama), hepatitis (peradangan
pada hepar/liver/hati).
5) Lisis: hancur, hilang, lebur, lepas; misalnya adhesiolisis (pelepasan
ikatan dua jaringan/organ), hemodialisis (pembersihan darah kotor/cuci
darah: hemo artinya darah).

11
6) Oma: pertumbuhan tidak normal, tumor; misalnya hepatoma (tumor
pada hepar/liver), mioma (tumor pada otot), mioma uteri (tumor pada
jaringan otot dinding rahim), hemangiona (tumor pada dinding
pembuluh darah).
7) Oskop/oskopi: melihat, alat untuk melihat; misalnya endoskopi (melihat
bagian dalam tubuh, seperti saluran cerna, tanpa menembus jaringan),
laparoskopi (teknik diagnosa dengan melihat bagian dalam tubuh
dengan cara menembus kulit/jaringan, bisa diteruskan dengan tindakan
terapi/operasi), rektoskopi (melihat bagian dalam rektum, misalnya
pada kecurigaan kanker rektum).
8) Osis/asis: proses, suatu kondisi; misalnya lithiasis (terbentuk batu di
suatu tempat); endometrosis (suatu kondisi terdapatnya jaringan
dinding rahim di tempat yang tidak seharusnya),
9) Pati: suatu yang tidak normal atau rusak; misalnya kardiomiopati
(kelainan pada otot dinding jantung), retinopati (kerusakan pada retina
mata, misalnya pada diabetes), nefropati (kerusakan pada nefron/bagian
dari ginjal misalnya pada diabetes), ensefalopati (kondisi penyakit yang
menimbulkan gangguan di otak).
10) Plasti: membentuk seperti, memperbaiki mendekati bentuk semula;
misalnya rinoplasti (memperbaiki hidung setelah cedera), vaginoplasti
(membentuk vagina pada kelainan organ kelamin)
11) Pnea: pernafasan; misalnya apnea (tidak/sulit bernafas); takhipnea
(frekuensi pernafasan terlalu cepat)
12) Rrhea: aliran; misalnya diarrhea/diare (aliran dari saluran cerna),
amenorrhea (tidak terjadi menstruasi),
13) Sklerosis: proses pengerasan; misalnya arterioskleroris (pengerasan
dinding pembuluh darah oleh timbunan lipid)
14) Uria: kandungan dalam urin melebihi/yang tidak normal; misalnya
glukosuria (terdapat glukosa dalam urin), hematuria (terdapat darah
dalam urin), proteinuria (terdapat protein dalam urine).

12
15) Emia: terdapat dalam darah; misalnya bakteriemia (terdapat bakteri
dalam jumlah yang berbahaya dalam darah), hiperglikemia (kadar
glukosa dalam darah terlalu tinggi)
16) Parese: kelemahan tonus/kontraksi otot; misalnya hemiparese (lihat
penjelasan sebelumnya).
17) Paralise: kelumpuhan tonus/kontraksi otot; kalau parese berarti
elemahan, paralise berarti kelumpuhan.

b. Metode Pengahapalan (Percakapan)


Metode Penghapalan adalah cara kedua mempelajari Terminologi
Medis yaitu dengan cara buat memahami anatomi dan fisiologi yang rumit.
Terminologi Medis sendiri ada beberapa yang berhubungan sama bahasa
inggris, kita tinggal mengaitkannya, dan yang terpenting kita paham kata
dasarnya.
Misal:
1) Cavitas (dari kata cave) → ruang
2) Nasal/nasi → hidung
3) Anterior → atas
4) Margo (dari kata margin) → batas
5) Oris (dari kata oral) → mulut
6) Articulatio → persendian
7) Osseus → tulang
8) Palpebra → kelopak
9) Sternum → tulang pipih antara rusuk kita, di tengah dada.
10) Gaster → lambung
11) Encephal → Otak
12) Gynec → Wanita

Nah, jika sudah paham/hafal kata dasar-dasarnya, maka memahami


terminologi yang panjang jadi lebih mudah.
misal :
1) Labium Oris (bibir pada mulut)
2) Cavitas Nasal (rongga hidung)
3) Articulatio Radio Ulnaris Distal (Persendian <antar> Os. Radius dan
Os. Ulna bagian menjauh dari tubuh)
4) Bifurcatio Trachealis (percabangan trachea)

13
5) Palpebra Superior (kelopak mata atas)
6) Parasternalis (bagian atas sternum)
7) Asidosis Respiratorik (keracunan zat asam pada sistem pernafasan)
Kemudian kita harus berusaha bercakap kepada teman sesama
mahasiswa memasukkan istilah di atas. contoh :
1) Bisa Lebih cepat! Saya kebelet miksi (pipis). Sampai terasa flatus
(kentut).
2) Engkau Gynec (wanita) yang cantik!
3) Apakah Oris (mulut) kamu sakit?

GENERAL BODY TERMINOLOGY


Akar Kata Definisi Arti

abdomin/o- Abdomen perut

adip/o- fat, fatty lemak

anter/o- Front depan

chondr/o- Cartilage tulang rawan

crani/o- Skull tengkorak kepala

cyt/o- Cell sel

dors/o- Back Punggung

gastr/o- Stomach lambung

hist/o- Tissue jaringan

inguin/o-, inguinal Groin kunci paha

umbilic/o Navel pusar

later/o- side, away samping

medi/o- Middle tengah

nucle/o- Nucleus inti

pelv/i- Pelvis panggul

poster/o Back belakang

proxim/o Near dekat

spin/o- Spin tulang punggung

14
thorac/o- Chest dada

ventr/o- front side bagian depan

vicer/o- internal organs organ dalam

I.4Terminologi medis yang berhubungan dengan organ tubuh


a. Sistem Kletal
Sistem skletal tersusun dari 206 tulang yang secara bersamaan berfungsi
memberi bentuk tubuh melingdungi organ, tempat melekatnya otot,
ligament, tendon, sebagai tempat penyimpanan mineral (kalsium, fosfor),
dan pembentukan sel darah.
1. Akar kata atau kata dasar yang berkaitan dengan sistem skeletal
Tabel: Kata Dasar pada Sistem Skeletal

2. Contoh terminologi medis yang berkaitan dengan sistem skletal.


Tabel: Terminologi Medis yang berkaitan dengan system Skeletal

15
b. Sistem Muskular
Sistem muskular terdiri dari otot, tendon, fascia, ligament, dan sendi.
Sistem muskular secara bersama-sama berfungsi mendukung dan
memelihara postur tubuh dan yang memungkinkan pergerakan dapat
dilakukan.
1. Kata dasar yang berkaitan dengan sistem muscular
Tabel: Kata Dasar yang Berkaitan dengan Sistem Muskular

2. Contoh terminologi medis yang berkaitan dengan sistem muscular


Tabel: Terminologi Medis yang Berkaitan dengan Sistem Muskuler

16
3. Istilah lain berkaitan dengan sistem skletal dan muskular
Tabel: Istilah Lain dalam Skeletal dan Muskular

c. Sistem Integumenteri
Sistem integumenteri terdiri dari kulit, rambut, kuku, dan kelenjar. Kulit,
rambut, kuku, dan kelenjar secara bersamaan berfungsi sebagai pelindung
tubuh, memproduksi keringat dan alat sensor.

1. Akar kata yang berkaitan dengan sistem integumenteri


Tabel: Akar kata yang berkaitan dengan sistem integumenteri

17
2. Contoh terminologis medis yang berkaitan dengan sistem
integumenteri
Tabel: Terminologis Medis Yang Berkaitan Dengan Sistem
Integumenteri

3. Lain-lain

18
Tabel: Istilah-istilah yang Berkaitan dengan Sistem Integumen

d. Sistem Kardiovaskular
Sistem kardiovaskular tersusun dari jantung, pembuluh darah, dan
darah. Fungsi dari sistem kardiovaskular adalah memompa darah,
mendistribusikan oksigen, zat makanan, membuang co2, dan zat tidak
berguna lainnya dari sel atau jaringan.

1. Akar kata yang berkaitan sistem kardiovaskular


Tabel: Akar Kata Yang Berkaitan Sistem Kardiovaskular

19
2. Contoh terminologi medis yang berkaitan dengan sistem
kardiovaskular
Tabel: Terminologi Medis Yang Berkaitan Dengan Sistem
Kardiovaskular

3. Lain-lain
Tabel: Istilah-istilah yan Berkaitan dengan Sistem Kardiovaskular

e. Sistem Darah Dan Limpa

20
Darah terdiri dari plasma dan beberapa tipe dari sel darah seperti
eritrosit, trombosit, dan leukosit. Limpa tersusun dari cairan, pembuluh
darah, organ, nodus, dan sel. Limpa berperan penting dalam proses
imunisasi dan memelihara keseimbangan cairan dalam jaringan.
1. Akar kata yang berkaitan sistem darah dan limpa
Tabel: Akar Kata Yang Berkaitan Sistem Darah Dan Limpa

2. Contoh terminologi medis yang berkaitan dengan sistem darah dan


limpa
Tabel: Terminologi Medis Yang Berkaitan Dengan Sistem Darah Dan
Limpa

3. Lain-lain

21
Tabel: Beberapa Istilah yang Berkaitan dengan Sistem Darah dan
Limpa

f. Sistem Pernafasan
Sistem pernafasan tersusun oleh hidung, faring, laring, trakea,
bronkus, dan paru-paru. Organ-organ tersebut diatas bekerja bersama-sama
untuk tujuan menyediakan oksigen bagi semua sel tubuh, membuang co2
dari seluruh sel tubuh, membantu pertahan tubuh. Membantu pertahan
tubuh melawan senyawa asing dan menghasilkan suara untuk berbicara.
1. Akar kata yang berkaitan sistem pernafasan
Tabel: Akar Kata Yang Berkaitan Sistem Pernafasan

2. Contoh terminologi medis yang berkaitan dengan sistem pernafasan


Tabel: Terminologi Medis yang Berkaitan dengan Sistem Pernapasan

22
3. Lain-lain
Tabel: Beberapa Terminologi Medis yang Berkaitan dengan Sistem
Pernapasan

g. Sistem Pencernaan Atau Sistem Digestif


Sistem digestif atas sering disebut saluran gastrointestinal ( GI
trackt ) atau kanal elementary tersusun dari mulut, kelenjar saliva,
esofagus, faring, lambung, usus halus, dan pankreas. Sistem pencernaan
berfungsi sebagai mencerna makan, absopsi makan ke sirkulasi sistemik,
dan mengeluarkan produk sampah ppadat atau feces.
1. Akar kata yang berkaitan sistem pencernaan
Tabel: Akar Kata Yang Berkaitan Sistem Pencernaan

23
2. Contoh terminologi medis yang berkaitan dengan sistem pencernaan
Tabel: Terminologi Medis Yang Berkaitan Dengan Sistem Pencernaan

3. Lain-lain
Tabel: Beberpa Terminologi Medis Yang Berkaitan dengan Sistem
Pencernaan

24
h. Sistem Urinari ( Berhubungan Dengan Air Seni ) Dan Sistem Yang Lain
Sistem urinari terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra.
Fungsi dari sistem ini adalah memfilter darah, menjaga keseimbangan air,
garam-garam yang ada dalam cairan tubuh, dan membuang sampah hasil
metabolisme yang terdapat pada cairan tubuh, untuk menghindari
terulangnya penulisan beberapa kata dasar atau terminologis, maka pada
sistem urinari dan sistem yang lain hanya akan di tulis beberapa
terminologi medis dan artinya.

1. Terminologi yang berkaitan dengan sistem urinari

25
Tabel: Terminologi Yang Berkaitan Dengan Sistem Urinari

2. Terminologi medis yang berkaitan dengan sistem endokrin


Tabel: Terminologi Medis Yang Berkaitan Dengan Sistem Endokrin

3. Terminologi yang berkaitan dengan sistem reproduksi


Tabel: Terminologi Yang Berkaitan Dengan Sistem Reproduksi

26
I.5 Keuntungan belajar/memahami Terminologi Medis
Pasti kita sudah sering melihat dan membaca istilah-istilah medis yang
aneh-aneh dan kita tidak tahu artinya yang kita lihat di rumah sakit, resep,
rekam medis, dan majalah-majalah kesehatan yang sering kita baca. Sangat
penting kiranya bagi kita kita semua untuk mengetahui istilah medis yang
sering digunakan secara umum. Secara tidak langsung dengan belajar

27
mengetahui istilah-istilah tersebut kita bisa tahu arti sebenarnya dari kata-kata
aneh tersebut.
Manfaat utama dari menggunakan Terminologi Medis adalah agar
mereka yang terlibat dalam bidang medis akan memiliki bahasa yang sama.
Dengan cara ini, seorang dokter/pramedis dapat memanggil yang lain untuk
konsultasi melalui telepon dan memiliki pemahaman tertentu dari sebuah
situasi dan menggunakan istilah medis ini menghilangkan kesalahpahaman.
Selain itu apabila kita sudah belajar dan memahami Terminologi Medis
apabila kita sakit dan menjadi pasien di rumah sakit/klinik, kita sebagai
pasien yang memahami istilah medis, termasuk anatomi dan fisiologi, akan
bisa menjelaskan kepada dokter gejala dan keprihatinan sakit kita.

II. REKAM MEDIS


II.1 Pengertian Rekam Medis
Pengertian Rekam Medis dalam berbagai kepustakaan dituliskan dalam
berbagai pengertian, seperti dibawab ini:
 Menurut Edna K Huffman: Rekam Medis adalab berkas yang
menyatakan siapa, apa, mengapa, dimana, kapan dan bagaimana
pelayanan yang diperoleb seorang pasien selama dirawat atau menjalani
pengobatan.
 Menurut Permenkes No. 749a/Menkes!Per/XII/1989: Rekam Medis
adalah berkas yang beiisi catatan dan dokumen mengenai identitas
pasien, basil pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lainnya
yang diterima pasien pada sarana kesebatan, baik rawat jalan maupun
rawat inap.
 Menurut Gemala Hatta: Rekam Medis merupakan kumpulan fakta
tentang kehidupan seseorang dan riwayat penyakitnya, termasuk
keadaan sakit, pengobatan saat ini dan saat lampau yang ditulis oleb
para praktisi kesehatan dalam upaya mereka memberikan pelayanan
kesehatan kepada pasien.

28
Rekam medis adalah keterangan baik yang tertulis maupun terekam
tentang identitas, anamnesa, penentuan fisik , laboratorium, diagnosa segala
pelayanan dan tindakan medik yang diberikan kepada pasien dan pengobatan
baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan
gawat darurat.
Kalau diartikan secara sederhana, rekam medis seakan-akan hanya
merupakan catatan dan dokumen tentang keadaan pasien, namun kalau dikaji
lebih dalam rekam medis mempunyai makna yang lebih luas dari pada catatan
biasa, sesudah tercermin segala informasi menyangkut seorang pasien yang
akan dijadikan dasar didalam menentukan tindakan lebih lanjut dalam upaya
pelayanan maupun tindakan medis lainnya yang diberikan kepada seseorang
pasien yang datang ke rumah sakit. (Protap RM, 1999: 56)
Yang bertanggung jawab atas pemilikan dan pemanfaatan Rekam Medis
adalah Direktur Rumah Sakit, pihak Direktur bertanggung jawab atas hilang,
rusak, atau pemalsuaannya, termasuk penggunaannya oleh badan atau orang
yang tidak berhak. Isi rekam medis dimiliki oleh pasien yang wajib dijaga
kerahasiaanya, terutama oleh petugas kesehatan yang bertugas di ruangan
selama pasien dirawat, tidak seorangpun diperbolehkan mengutip sebagian
atau seluruh Rekam Medik sebuah Rumah Sakit untuk kepentingan pihak-
pihak lain atau perorangan, kecuali yang ditentukan oleh peraturan
perundang-undangan yang berlaku. (Protap RM, 1999: 57)

Berkas rekam medik sebuah rumah sakit tidak boleh dikirimkan ke


tempat keperawatan lain jika seandainya pasien dirujuk untuk mendapatkan
perawatan lanjutan di institusi atau rumah sakit lain, yang dikirimkan cukup
resume (kesimpulan) saja. Kelalaian dalam pengelolaan dan pemanfaatan
rekam medis dapat dikenankan saksi oleh Dirjen Yanmed atau Direktur
Rumah Sakit yang bersangkutan. (Buku Pedoman Catatan Medik seri 7
revisinya dibuat berdasarkan Permenkes No. 749 a / Menkes / Per / XII /
1998).

29
II.2 Isi Rekam Medis
Rekam medik rumah sakit merupakan komponen penting dalam
pelaksanaan kegiatan manajemen rumah sakit, rekam medik rumah sakit
harus mampu menyajikan informasi lengkap tentang proses pelayanan medis
dan kesehatan di rumah sakit, baik dimasa lalu, masa kini maupun perkiraan
masa datang tentang apa yang akan terjadi. Aspek Hukum Peraturan Menteri
Kesehatan (Permenkes) tentang pengisian rekam medik dapat memberikan
sanksi hukum bagi rumah sakit atau petugas kesehatan yang melalaikan dan
berbuat khilaf dalam pengisian lembar-lembar rekam medik (Permenkes,
1992: 27).
Ada dua kelompok data rekam medik rumah sakit di sebuah rumah
sakit yaitu kelompok data medik dan kelompok data umum (Permenkes,
1992: 28)
 Data Medik
Data medik dihasilkan sebagai kewajiban pihak pelaksana
pelayanan medis, paramedik dan ahli kesehatan yang lain (paramedis
keperawatan dan para non keperawatan). Mereka akan
mendokumentasikan semua hasil pemeriksaan dan pengobatan pasien
dengan menggunakan alat perekam tertentu, baik secara manual dengan
komputer. Jenis rekamnya disebut dengan rekam medik (Permenkes,
1992: 28)
Petunjuk teknis rekam medik rumah sakit sudah tersusun
tahun 1992 dan diedarkan ke seluruh organisasi Rumah Sakit di
Indonesia. Ada dua jenis rekam medik rumah sakit (Permenkes, 1992:
28). Yaitu :

1. Rekam medis untuk pasien rawat jalan termasuk pasien gawat darurat
Berisi identitas pasien, hasil anemnesis (keluhan utama, riwayat
sekarang, riwayat penyakit yang pernah diderita, riwayat keluarga
tentang penyakit yang mungkin diturungkan atau yang ditularkan
diantara keluarga), hasil pemeriksaan, (fisik laboratorium, pemeriksaan

30
kasus lainnya), diagnostik karja, dan pengobatan atau tindakan,
pencatatan data ini harus diisi selambat-lambatnya 1 x 24 jam setelah
pasien diperiksa.

2. Rekam medik untuk pasien rawat inap


Hampir sama dengan isi rekam medis untuk pasien rawat jalan, kecuali
persetujuan pengobatan atau tindakan, catatan konsultasi, catatan
perawatan oleh perawat dan tenaga kesehatan lainnya, catatan observasi
klinik, hasil pengobatan, resume akhir, dan evaluasi pengobatan.

3. Pendelegasian membuat Rekam Medis


Selain dokter dan dokter gigi yang membuat/mengisi rekam medis,
tenaga kesehatan lain yang memberikan pelayanan langsung kepada
pasien dapat membuat/mengisi rekam medis atas perintah/ pendelegasian
secara tertulis dari dokter dan dokter gigi yang menjalankan praktik
kedokteran.

 Data Umum
Data umum dihasilkan oleh kelompok kegiatan non medik yang
akan mendukung kegiatan kelompok data medik di poliklinik. Beberapa
contoh kegiatan Poliklinik adalah kegiatan persalinan, kegiatan
radiology, kegiatan perawatan, kegiatan pembedahan, kegiatan
laboratorium dan sebagainya. Data umum pendukung didapatkan dari
kegiatan pemakaian ambulans, kegiatan pemesanan makanan, kegiatan
kepegawaian, kegiatan keuangan dan sebagainya (Permenkes, 1992: 28)

II.3 . Tujuan dan Kegunaan Rekam Medis


Di dalam uraian ini terdapat dua pengertian yang sangat erat kaitannya
yaitu :
 Tujuan Rekam Medis

31
Tujuan rekam medik adalah menunjang tercapainya tertib
administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di
rumah sakit. Tanpa didukung suatu sistem pengelolaan rekam medis yang
baik dan benar, tidak mungkin tertib administrasi rumah sakit akan
berhasil sebagaimana yang diharapkan. Sedangkan tertib administrasi
merupakan salah satu faktor yang menentukan di dalam upaya pelayanan
kesehatan di rumah sakit.
 Kegunaan Rekam Medis
Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek,
antara lain, (Dirjen Yankes 1993: 10)
1) Aspek Administrasi
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena
Isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung
jawab sebagai tenaga medis dan para medis dalam mencapai tujuan
pelayanan kesehatan.
2) Aspek Medis
Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan atau perawatan yang
harus diberikan kepada seorang pasien.
3) Aspek Hukum
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karena isinya
menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar
keadilan, dalam rangka usaha untuk menegakkan hukum serta
penyediaan bahan bukti untuk menegakkan keadilan.
4) Aspek Keuangan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang, karena isinya
mengandung data / informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek
keuangan.
5) Aspek Penelitian
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya
menyangkut data / informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek
penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dibidang kesehatan.

32
6) Aspek Pendidikan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena isinya
menyangkut data / informasi tentang perkembangan kronologis dan
kegiatan pelayanan medik yang diberikan kepada pasien. Informasi
tersebut dapat dipergunakan sebagai bahan atau referensi pengajaran
dibidang profesi si pemakai.
7) Aspek Dokumentasi
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena
isinya menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan
dipakai sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan rumah sakit.

Dengan melihat beberapa aspek tersebut diatas, rekam medis mempunyai


kegunaan yang sangat luas, karena tidak hanya menyangkut antara pasien
dengan (Dirjen Yankes, 1993: 12) :
o Sebagai alat komunikasi antara dokter dengan tenaga ahli lainnya
yang ikut ambil bagian didalam memberikan pelayanan, pengobatan,
perawatan kepada pasien.
o Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan / perawatan yang
harus diberikan kepada seorang pasien.
o Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan, perkembangan
penyakit dan pengobatan selama pasien berkunjung / dirawat di rumah
sakit.
o Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian dan evaluasi
terhadap kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien.
o Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun
Dokter dan tenaga kesehatan dan lainnya.
o Menyediakan data-data khusus yang sangat berguna untuk keperluan
penelitian dan pendidikan.
o Sebagai dasar ingatan penghitungan biaya pembayaran pelayanan
medik pasien.
o Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan

33
II.4. Tata Cara Penyelenggaraan Rekam Medis
a. Tata Cara Penyelenggaraan Rekam Medis
Pasal 46 ayat (1) UU Praktik Kedokteran menegaskan bahwa dokter dan
dokter gigi wajib membuat rekam medis dalam menjalankan praktik
kedokteran. Setelah memberikan pelayanan praktik kedokteran kepada
pasien, dokter dan dokter gigi segera melengkapi rekam medis dengan
mengisi atau menulis semua pelayanan praktik kedokteran yang telah
dilakukannya.
Setiap catatan dalam rekam medis harus dibubuhi nama, waktu, dan
tanda tangan petugas yang memberikan pelayanan atau tindakan. Apabila
dalam pencatatan rekam medis menggunakan teknlogi informasi elektronik,
kewajiban membubuhi tanda tangan dapat diganti dengan menggunakan
nomor identitas pribadi/personal identification number (PIN).
Dalam hal terjadi kesalahan saat melakukan pencatatan pada rekam
medis, catatan dan berkas tidak boleh dihilangkan atau dihapus dengan cara
apapun. Perubahan catatan atas kesalahan dalam rekam medis hanya dapat
dilakukan dengan pencoretan dan kemudian dibubuhi parafpetugas yang
bersangkutan. Lebih lanjut penjelasan tentang tata cara ini dapat dibaca pada
Peraturan Menteri Kesehatan tentang Rekam Medis dan pedoman
pelaksanaannya.

b. Kepemilikan Rekam Medis


Sesuai UU Praktik Kedokteran, berkas rekam medis menjadi milik
dokter, dokter gigi, atau sarana pelayanan kesehatan, sedangkan isi rekam
medis dan lampiran dokumen menjadi milik pasien.

c. Penyimpanan Rekam Medis


Rekam medis harus disimpan dan dijaga kerahasiaan oleh dokter, dokter
gigi dan pimpinan sarana kesehatan. Batas waktu lama penyimpanan menurut
Peraturan Menteri Kesehatan paling lama 5 tahun dan resume rekam medis
paling sedikit 25 tahun.

34
d. Pengorganisasian Rekam Medis
Pengorganisasian rekam medis sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 749a/Menkes/Per/XII/1989 tentang Rekam Medis (saat ini
sedang direvisi) dan pedoman pelaksanaannya.

e. Pembinaan, Pengendalian, dan Pengawasan


Untuk Pembinaan, Pengendalian dan Pengawasan tahap Rekam Medis
dilakukan oleh pemerintah pusat, Konsil Kedokteran Indonesia, pemerintah
daerah, organisasi profesi.

II.5 Alur Rekam Medis


Alur rekam medis pasien rawat jalan dari mulai pendaftaran hingga
penyimpanan rekam medis secara garis besar (Menurut Depkes) adalah
sebagai berikut (Depkes, 1997: 15) :
1. Pasien membeli karcis di loket pendaftaran.
2. Pasien dengan membawa karcis mendaftar ke tempat penerimaan pasien
Rawat Jalan.
3. Petugas tempat penerimaan, pasien Rawat Jalan mencatat pada buku
register nama pasien, nomor Rekam Medis, identitas, dan data sosial pasien
dan mencatat keluhan pada kartu poliklinik.
4. Petugas tempat penerimaan pasien membuat kartu berobat untuk
diberikan kepada pasien, yang harus dibawa apa pasien berobat ulang.
5. Pasien ulangan yang sudah memiliki kartu berobat disamping harus
memperlihatkan karcis juga harus menunjukan kartu berobat kepada petugas
akan mengambil berkas Rekam Medis pasien ulangan tersebut.
6. Kartu poliklinik dikirim ke poliklinik yang dituju sesuai dengan keluhan
pasien, sedangkan pasien datang sendiri ke poliklinik.
7. Petugas poliklinik mencatat pada buku Register Pasien Rawat Jalan nama,
nomor rekam medis, jenis kunjungan, tinakan atau pelayanan yang diberikan
dan sebagainya.

35
8. Petugas di Poliklinik (perawat) membuat laporan atau rekapitulasi harian
pasien Rawat jalan.
9. Petugas rekam medis memeriksa kelengkapan pengisian Rekam Medis dan
untuk yang belum lengkap segera diupayakan kelengkapannya.
10.Petugas rekam medis membuat rekapitulasi setiap akhir bulan, untuk
membuat laporan dan statistik rumah sakit.
11.Berkas Rekam Medis pasien disimpan menurut nomor Rekam Medisnya
(Januarsyah, 1999: 79)

II.6 Kaitan Rekam Medis dengan Manajemen Informasi Kesehatan


Rekam medis sangat terkait dengan manajemen informasi kesehatan karena
data-data di rekam medis dapat dipergunakan sebagai :
• Alat komunikasi (informasi) dan dasar pengobatan bagi dokter, dokter gigi
dalam memberikan pelayanan medis.
• Masukan untuk menyusun laporan epidemiologi penyakit dan demografi
(data sosial pasien) serta sistem informasi manajemen rumah sakit
• Masukan untuk menghitung biaya pelayanan
• Bahan untuk statistik kesehatan
Sebagai bahan/pendidikan dan penelitian data

36
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Teminologi medis adalah istilah yaang banyak dipakai dalam bidang
kesehatan medis sebagai bahan komunikatif profesional kesehatan agar tepat
dan efektif, efektif karena dapat dibentuk kembali menjadi kata yang baru
dengan menambahkan awalan atau akhiran yang tetap mempunyai makna.
Istilah medis adalah sebuah kosa kata untuk secara akurat
menggambarkan tubuh asing dan komponen terkait, kondisi, proses dan
proses dengan cara yang berbasis ilmu pengetahuan. Hal ini untuk digunakan
di bidang medis dan keperawatan. Pendekatan sistematis untuk membangun
kata dan pemahaman istilah ini didasarkan pada konsep:
1. Akar kata (Root),
2. Awalan (Prefix),
3. Akhiran (Suffix),
4. Penggabungan antar bagian
Ada tiga metode dalam mempelajari Terminologi Medis yaitu Metode
Pemahaman/Penggabungan Kata, Metode Penghafalan dan Percakapan,
Metode Pencarian dan Pembelajaran dari Medical Dictionary Online.
Manfaat utama dari menggunakan Terminologi Medis adalah agar mereka
yang terlibat dalam bidang medis akan memiliki bahasa yang sama, dan
apabila kita sakit dan menjadi pasien di rumah sakit/klinik, kita sebagai
pasien yang memahami istilah medis, termasuk anatomi dan fisiologi, akan
bisa menjelaskan kepada dokter gejala dan keprihatinan sakit kita.
Rekam medis adalah keterangan baik yang tertulis maupun terekam tentang
identitas, anamnesa, penentuan fisik laboratorium diagnosa segala pelayanan
dan tindakan medik yang diberikan kepada pasien dan pengobatan baik yang
dirawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat
darurat. Ada dua kelompok data rekam medik rumah sakit di sebuah rumah
sakit yaitu kelompok data medik dan kelompok data umum yaitu data Medik
dan data Umum. (Permenkes, 1992: 28)

37
Tujuan rekam medik adalah menunjang tercapainya tertib administrasi
dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tanpa
didukung suatu sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan benar, tidak
mungkin tertib administrasi rumah sakit akan berhasil sebagaimana yang
diharapkan.
Pasal 46 ayat (1) UU Praktik Kedokteran menegaskan bahwa dokter
dan dokter gigi wajib membuat rekam medis dalam menjalankan praktik
kedokteran.
Rekam medis dapat melindungi minat hukum (legal interest) pasien, rumah
sakit, dan dokter serta staff rumah sakit bila ketiga belah pihak melengkapi
kewajibannya masing-masing terhadap berkas rekam medis.

3.2 Saran
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penyusun dan bagi pembaca semuanya. Serta diharapkan, dengan
diselesaikannya makalah ini, baik pembaca dan penyusun lebih paham
bagaimana mempelajari Terminologi Medis dan Rekam Medis supaya lebih
mudah dan efesien serta dapat diterapkan dalam dunia medis sendiri.

38
DAFTAR PUSTAKA

Arief Z.R. Terminologi Medis. Yogyakarta: Mitra Cendekia Press, 2009

Denika, 2012. “Medical Terminology.”http://denika22.blogspot.com

Fakultas Kedokteran UNI.2010.http://www.ilunifk83.com/t257-rekam-medis


_____2007.http://astaqauliyah.com/2007/10/rekam-medis-defenisi-dan-
kegunaannya/

Gondodiputro , Sharon. 2007. Rekam Medis Dan sistem informasi kesehatan.


Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran Bandung.

Klobot, 2011. “Memahami Berbagai Istilah dalam Medis”. http:// www. klobot.
com/2011/02/memahami-berbagai-istilah-bahasa-dalam.html

Manual rekam medis/ penyusun, Sjamsuhidajat ...(et al.). ; penyunting Abidinsyah


Siregar, Dad Murniah. –- Jakarta : Konsil Kedokteran Indonesia, 2006.

Priyanto. 2009. “Farmakoterapi dan Terminologi Medis”. Depok : LESKONFI


(Lembaga Studi dan Konsultasi Farmakologi).

Tonang, 2006. “Memahami Istilah Medis”. http:// tonang. staff. uns. ac. id/
memahami- istilah- medis/2006/06/06/

39

Anda mungkin juga menyukai