DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
YAYASAN PERINTIS
PADANG
2018
KATA PENGANTAR
1
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“Terminologi Medis dan Rekam Medis”.
Penulisan makalah ini merupakan persyaratan untuk menyelesaikan tugas
mata kuliah Farmakoterapi II Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia Yayasan Perintis
Padang. Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat
kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Kelompok VII
BAB I
PENDAHULUAN
2
I. Latar Belakang
3
4. Mulai dibukanya peminatan farmasi komunitas dibeberapa Universitas yang
akan relatif banyak berorientasi pada pasien, medis, dan masalah-masalah
klinis.
4
Permasalahan dan kendala utama dalam pelaksanaan rekam medis
adalah Dokter tidak sepenuhnya menyadari sepenuhnya manfaat dan
kegunaan rekam medis, baik pada sarana pelayanan kesehatan maupun
pada praktik perorangan, akibatnya rekam medis dibuat secara tidak
lengkap, tidak jelas dan tidak waktu. Saat ini telah ada pedoman rekam
medis yang diterbitkan oleh Departemen Kesehatan RI.
B. Rumusan Masalah
Beberapa masalah yang dibahas dalam makalah ini, diantaranya:
1. Terminologi medis :
1.1 Sejarah Singkat Terminologi Medis
1.2 Cara Mempelajari Termiologi Medis
1.3 Bagaimana metode mempelajari Terminologi Medis
5
1.4 Terminologi medis yang berhubungan dengan organ tubuh
1.5 Keuntungan Mempelajari istilah medis / Terminoilogi Medis
2. Rekam medis :
2.1 Apa itu definisi Rekam Medis?.2 Apa saja isi dari Rekam Medis ?
2.2 Apakah tujuan dan kegunaan Rekam Medis?
2.3 Apa saja manfaat dari Rekam Medis?
2.4 Apa saja tata cara penyelenggaraan Rekam Medis
2.5 Apa saja alur Rekam Medis?
2.6 Apa saja Kaitan Rekam Medis dengan Manajemen Informasi
Kesehatan?
C. Tujuan Penulisan
Secara umum diharapkan baik penyusun maupun pembaca :
1. Dapat lebih memahami dan menerapkan di lingkungan yang berhubungan
dengan medis (kehidupan sehari-hari),
2. Mengetahui sejarah singkat Terminologi Medis dan berbagai istilah dalam
medis
3. Mengetahui dan menerapkannya sendiri cara mempelajari Terminologi
semudah dan seperaktis mungkin.
4. Mengetahui apa saja keuntungan yang di dapat setelah mempelajari
Terminologi Medis.
D. Sistematika Penulisan
Untuk menjelaskan dari uraian-uraian yang terdapat pada rumusan
masalah, makalah ini dituangkan dalam sistematika penulisan yang meliputi
pendahuluan, isi atau pembahasan dan penutup/ kesimpulan.
BAB II
6
PEMBAHASAN
I. TERMINOLOGI MEDIS
I.1 Sejarah Singkat Terminologi Medis
Pada awalnya disadari oleh para ilmuwan di bidang kesehatan bahwa
diperlukan kata-kata yang seragam untuk menyatakan penemuan-penemuan
medis yang dimulai dari zaman Rennaisance (atau rebirth dalam bahasa
Inggrisnya, yang dimulai pada sekitar abad 13-17 di Italia lalu ke bagian
Eropa lain) sampai sekarang dan kemudian para Ilmuwan kesehatan
cenderung berkiblat kepada ahli medis Yunani dan Romawi. Sebagian besar
(±_75% Istilah) istilah berasal dari bahasa yunani kuno (G) dan Latin (L).
pemakaian bahasa yunani kuno (G) dan Latin (L) karena konsisten dan
mempunyai pengertian yang sama.
Catatan klinik yang ditemukan pada masa Hippocrates (460-370 SM)
dari Yunani yang diakui dunia sebagai “Bapak Kedokteran”, Galen dan
Asistotle (460 BC- 201 AD) ditulis banyak menggunakan bahasa yunani
contoh bronchus, carcinoma, coccyx, diatole, emphysema, erytheme,
glaucoma, herpes, meninges, pancreas, thorax, dan urethra.
Teminologi medis adalah istilah yaang banyak dipakai dalam bidang
kesehatan medis sebagai bahan komunikatif profesional kesehatan agar tepat
dan efektif, efektif karena dapat dibentuk kembali menjadi kata yang baru
dengan menambahkan awalan atau akhiran yang tetap mempunyai makna
contoh gastrodoudenostomy yang berasal dari gastro+duodenum+stomy
artinya tindakan pada gaster atau usus.
Hakekatnya pembahasan terminologi medis titik berat materi ada pada
pengetahuan tentang struktur, korelasi dan formasi istilah medis secara
benar dalam persiapan menghindari salah kutip/tulis/ejaan istilah diagnosis
pasien, dalam kaitan tugas mencatat, mengkoreksi, menyimpan dan
mengrelease infomasi medis.
I.2 Cara Mempelajari Terminologi Medis
7
Istilah medis memang terdengar begitu rumit. Sebenarnya istilah ini
tidak dimaksudkan agar pasien tidak mengerti. Tujuannya adalah
keseragaman, universalitas. Memang istilah itu membuat pusing, dokter
juga kadang harus berpikir dulu agar memahami artinya. Hanya karena
seringnya mendengar dan memakai, dokter menjadi terbiasa.
Istilah medis adalah sebuah kosa kata untuk secara akurat
menggambarkan tubuh asing dan komponen terkait, kondisi, proses dan
proses dengan cara yang berbasis ilmu pengetahuan. Hal ini untuk
digunakan di bidang medis dan keperawatan. Pendekatan sistematis untuk
membangun kata dan pemahaman istilah ini didasarkan pada konsep:
1. Akar kata (Root),
2. Awalan (Prefix),
3. Akhiran (Suffix),
4. Penggabungan antar bagian
Akar kata adalah istilah berasal dari bahasa sumber seperti Yunani atau
Latin dan biasanya menggambarkan bagian tubuh. Awalan dapat
ditambahkan di depan istilah untuk memodifikasi akar kata dengan
memberikan informasi tambahan tentang lokasi organ, jumlah suku cadang,
atau waktu yang terlibat. Sufiks yang melekat pada ujung akar kata untuk
menambah arti seperti kondisi, proses penyakit, atau prosedur.
Dalam proses menciptakan istilah medis, aturan tertentu bahasa berlaku.
Aturan-aturan ini adalah bagian dari mekanika bahasa disebut linguistik.
Jadi, ketika sebuah istilah yang dikembangkan, beberapa proses logis
diterapkan. Akar Kata dikembangkan untuk memasukkan suara vokal istilah
berikut untuk menambahkan tindakan smoothing dengan suara dari kata
ketika menerapkan suatu akhiran. Hasilnya adalah pembentukan istilah baru
dengan vokal terpasang (akar kata + vokal) disebut bentuk menggabungkan.
Dalam bahasa Inggris, vokal paling umum digunakan dalam pembentukan
bentuk kombinasi adalah huruf-o-, ditambahkan pada akar kata.
Prefiks biasanya tidak memerlukan modifikasi lebih lanjut yang akan
ditambahkan ke akar kata karena awalan biasanya berakhir dengan suara
8
vokal atau vokal, meskipun dalam beberapa kasus mereka mungkin
mengasimilasi sedikit dan di-mungkin berubah ke im-atau syn-ke-simbol.
Sufiks dikategorikan sebagai
1. membutuhkan bentuk menggabungkan, atau
2. tidak memerlukan bentuk menggabungkan sejak mereka mulai dengan
vokal.
9
Fonem "o" adalah kata penghubung antar masing-masing kata induk
tersebut.
Jadi Histerosalfingografi berarti: gambar dari rahim dan saluran telur yang
diperoleh dengan foto rontgen.
(Kata "histeris" itu diduga juga berakar dari kata "histero" yang berarti
rahim ini. Ada yang menyebut karena ketika berkontraksi rahim menjadi
begitu keras dan kaku. Ada yang menyebut dari ekspresi wanita ketika
rahimnya berkontraksi dan mengejan kuat-kuat).
Kalau kita tengok penulisannya dalam bahasa Inggris, maka proses adopsi
ini mudah diikuti.
Perikarditis: Pericarditis
Ureterolithiasis: Ureterolithiasis
Histerosalfingografi: Hysterosalphingography
Kita coba yang menarik juga: Muscullus Sternocleidomastotideus.
Artinya: otot (muscullus) yang menghubungkan antara tulang sternum,
tulang klavikula (salah satu bagiannya dilekati otot ini) dan tulang mastoid.
Dihubungkan dengan fonem penyambung "o". Pada anak-anak, adanya
peradangan di faring sering diikuti pembesaran kelenjar di sepanjang otot
sternokleidomastoideus ini.
Beberapa Awalan, Artinya dan Contoh Penggunaannya:
1) Hiper: tinggi atau banyak, misalnya hipertensi, hipertiroid,
hiperkoagulasi, hiperglikemia, hiperkolesterolemia
2) Peri: bagian tepi, yang melingkupi, misalnya perikardium (melingkupi
jantung), peritoneum (melingkupi organ-organ dalam)
3) Dis: suatu gangguan, ketidak normalan, atau nyeri; misalnya disuria
(nyeri saat berkemih), dismenorrhea (nyeri saat menstruasi),
4) A atau An: bersifat negatif, kurang, tidak seharusnya; misalnya aritmia
(irama jantung tidak teratur), agenesis (tidak terbentuk), avitaminosis
(kondisi kekurangan vitamin)
5) Hipo: rendah; misalnya hipotensi, hipoglikemia, hipotiroid
10
6) Hemi: separoh, sebelah; misalnya hemi-an-opsia (kehilangan
penghilatan pada satu sisi/sebelah); hemi-parese (kelemahan otot pada
satu sisi kanan-kiri atau satu dari dua alat gerak tangan-kaki).
7) Ipsi: satu sisi yang sama; misalnya hemiparese ipsi-lateral (ada
gangguan syaraf dimana pada wajah terjadi pada sisi kanan-kiri yang
sama dengan sisi dari tangan-kaki yang mengalami kelemahan otot).
8) Kontra: sisi yang berlawanan; misalnya hemiparese kontra-lateral (sisi
gangguan pada wajah berlawanan dengan sisi kelemahan otot pada
tangan-kaki).
9) Supra/superior: atas, lebih; misalnya kelenjar supra-renal (kelenjar di
bagian atas dari ginjal); vena cava superior (pembuluh darah balik
jantung dari bagian atas tubuh)
10) Sub/Inferior: bawah, lebih dalam; misalnya vena cava inferior
(pembuluh darah balik jantung dari bagian bawah tubuh), jaringan sub-
mucosa (bagian sebelah dalam dari atau di bawah jaringan lendir).
11
6) Oma: pertumbuhan tidak normal, tumor; misalnya hepatoma (tumor
pada hepar/liver), mioma (tumor pada otot), mioma uteri (tumor pada
jaringan otot dinding rahim), hemangiona (tumor pada dinding
pembuluh darah).
7) Oskop/oskopi: melihat, alat untuk melihat; misalnya endoskopi (melihat
bagian dalam tubuh, seperti saluran cerna, tanpa menembus jaringan),
laparoskopi (teknik diagnosa dengan melihat bagian dalam tubuh
dengan cara menembus kulit/jaringan, bisa diteruskan dengan tindakan
terapi/operasi), rektoskopi (melihat bagian dalam rektum, misalnya
pada kecurigaan kanker rektum).
8) Osis/asis: proses, suatu kondisi; misalnya lithiasis (terbentuk batu di
suatu tempat); endometrosis (suatu kondisi terdapatnya jaringan
dinding rahim di tempat yang tidak seharusnya),
9) Pati: suatu yang tidak normal atau rusak; misalnya kardiomiopati
(kelainan pada otot dinding jantung), retinopati (kerusakan pada retina
mata, misalnya pada diabetes), nefropati (kerusakan pada nefron/bagian
dari ginjal misalnya pada diabetes), ensefalopati (kondisi penyakit yang
menimbulkan gangguan di otak).
10) Plasti: membentuk seperti, memperbaiki mendekati bentuk semula;
misalnya rinoplasti (memperbaiki hidung setelah cedera), vaginoplasti
(membentuk vagina pada kelainan organ kelamin)
11) Pnea: pernafasan; misalnya apnea (tidak/sulit bernafas); takhipnea
(frekuensi pernafasan terlalu cepat)
12) Rrhea: aliran; misalnya diarrhea/diare (aliran dari saluran cerna),
amenorrhea (tidak terjadi menstruasi),
13) Sklerosis: proses pengerasan; misalnya arterioskleroris (pengerasan
dinding pembuluh darah oleh timbunan lipid)
14) Uria: kandungan dalam urin melebihi/yang tidak normal; misalnya
glukosuria (terdapat glukosa dalam urin), hematuria (terdapat darah
dalam urin), proteinuria (terdapat protein dalam urine).
12
15) Emia: terdapat dalam darah; misalnya bakteriemia (terdapat bakteri
dalam jumlah yang berbahaya dalam darah), hiperglikemia (kadar
glukosa dalam darah terlalu tinggi)
16) Parese: kelemahan tonus/kontraksi otot; misalnya hemiparese (lihat
penjelasan sebelumnya).
17) Paralise: kelumpuhan tonus/kontraksi otot; kalau parese berarti
elemahan, paralise berarti kelumpuhan.
13
5) Palpebra Superior (kelopak mata atas)
6) Parasternalis (bagian atas sternum)
7) Asidosis Respiratorik (keracunan zat asam pada sistem pernafasan)
Kemudian kita harus berusaha bercakap kepada teman sesama
mahasiswa memasukkan istilah di atas. contoh :
1) Bisa Lebih cepat! Saya kebelet miksi (pipis). Sampai terasa flatus
(kentut).
2) Engkau Gynec (wanita) yang cantik!
3) Apakah Oris (mulut) kamu sakit?
14
thorac/o- Chest dada
15
b. Sistem Muskular
Sistem muskular terdiri dari otot, tendon, fascia, ligament, dan sendi.
Sistem muskular secara bersama-sama berfungsi mendukung dan
memelihara postur tubuh dan yang memungkinkan pergerakan dapat
dilakukan.
1. Kata dasar yang berkaitan dengan sistem muscular
Tabel: Kata Dasar yang Berkaitan dengan Sistem Muskular
16
3. Istilah lain berkaitan dengan sistem skletal dan muskular
Tabel: Istilah Lain dalam Skeletal dan Muskular
c. Sistem Integumenteri
Sistem integumenteri terdiri dari kulit, rambut, kuku, dan kelenjar. Kulit,
rambut, kuku, dan kelenjar secara bersamaan berfungsi sebagai pelindung
tubuh, memproduksi keringat dan alat sensor.
17
2. Contoh terminologis medis yang berkaitan dengan sistem
integumenteri
Tabel: Terminologis Medis Yang Berkaitan Dengan Sistem
Integumenteri
3. Lain-lain
18
Tabel: Istilah-istilah yang Berkaitan dengan Sistem Integumen
d. Sistem Kardiovaskular
Sistem kardiovaskular tersusun dari jantung, pembuluh darah, dan
darah. Fungsi dari sistem kardiovaskular adalah memompa darah,
mendistribusikan oksigen, zat makanan, membuang co2, dan zat tidak
berguna lainnya dari sel atau jaringan.
19
2. Contoh terminologi medis yang berkaitan dengan sistem
kardiovaskular
Tabel: Terminologi Medis Yang Berkaitan Dengan Sistem
Kardiovaskular
3. Lain-lain
Tabel: Istilah-istilah yan Berkaitan dengan Sistem Kardiovaskular
20
Darah terdiri dari plasma dan beberapa tipe dari sel darah seperti
eritrosit, trombosit, dan leukosit. Limpa tersusun dari cairan, pembuluh
darah, organ, nodus, dan sel. Limpa berperan penting dalam proses
imunisasi dan memelihara keseimbangan cairan dalam jaringan.
1. Akar kata yang berkaitan sistem darah dan limpa
Tabel: Akar Kata Yang Berkaitan Sistem Darah Dan Limpa
3. Lain-lain
21
Tabel: Beberapa Istilah yang Berkaitan dengan Sistem Darah dan
Limpa
f. Sistem Pernafasan
Sistem pernafasan tersusun oleh hidung, faring, laring, trakea,
bronkus, dan paru-paru. Organ-organ tersebut diatas bekerja bersama-sama
untuk tujuan menyediakan oksigen bagi semua sel tubuh, membuang co2
dari seluruh sel tubuh, membantu pertahan tubuh. Membantu pertahan
tubuh melawan senyawa asing dan menghasilkan suara untuk berbicara.
1. Akar kata yang berkaitan sistem pernafasan
Tabel: Akar Kata Yang Berkaitan Sistem Pernafasan
22
3. Lain-lain
Tabel: Beberapa Terminologi Medis yang Berkaitan dengan Sistem
Pernapasan
23
2. Contoh terminologi medis yang berkaitan dengan sistem pencernaan
Tabel: Terminologi Medis Yang Berkaitan Dengan Sistem Pencernaan
3. Lain-lain
Tabel: Beberpa Terminologi Medis Yang Berkaitan dengan Sistem
Pencernaan
24
h. Sistem Urinari ( Berhubungan Dengan Air Seni ) Dan Sistem Yang Lain
Sistem urinari terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra.
Fungsi dari sistem ini adalah memfilter darah, menjaga keseimbangan air,
garam-garam yang ada dalam cairan tubuh, dan membuang sampah hasil
metabolisme yang terdapat pada cairan tubuh, untuk menghindari
terulangnya penulisan beberapa kata dasar atau terminologis, maka pada
sistem urinari dan sistem yang lain hanya akan di tulis beberapa
terminologi medis dan artinya.
25
Tabel: Terminologi Yang Berkaitan Dengan Sistem Urinari
26
I.5 Keuntungan belajar/memahami Terminologi Medis
Pasti kita sudah sering melihat dan membaca istilah-istilah medis yang
aneh-aneh dan kita tidak tahu artinya yang kita lihat di rumah sakit, resep,
rekam medis, dan majalah-majalah kesehatan yang sering kita baca. Sangat
penting kiranya bagi kita kita semua untuk mengetahui istilah medis yang
sering digunakan secara umum. Secara tidak langsung dengan belajar
27
mengetahui istilah-istilah tersebut kita bisa tahu arti sebenarnya dari kata-kata
aneh tersebut.
Manfaat utama dari menggunakan Terminologi Medis adalah agar
mereka yang terlibat dalam bidang medis akan memiliki bahasa yang sama.
Dengan cara ini, seorang dokter/pramedis dapat memanggil yang lain untuk
konsultasi melalui telepon dan memiliki pemahaman tertentu dari sebuah
situasi dan menggunakan istilah medis ini menghilangkan kesalahpahaman.
Selain itu apabila kita sudah belajar dan memahami Terminologi Medis
apabila kita sakit dan menjadi pasien di rumah sakit/klinik, kita sebagai
pasien yang memahami istilah medis, termasuk anatomi dan fisiologi, akan
bisa menjelaskan kepada dokter gejala dan keprihatinan sakit kita.
28
Rekam medis adalah keterangan baik yang tertulis maupun terekam
tentang identitas, anamnesa, penentuan fisik , laboratorium, diagnosa segala
pelayanan dan tindakan medik yang diberikan kepada pasien dan pengobatan
baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan
gawat darurat.
Kalau diartikan secara sederhana, rekam medis seakan-akan hanya
merupakan catatan dan dokumen tentang keadaan pasien, namun kalau dikaji
lebih dalam rekam medis mempunyai makna yang lebih luas dari pada catatan
biasa, sesudah tercermin segala informasi menyangkut seorang pasien yang
akan dijadikan dasar didalam menentukan tindakan lebih lanjut dalam upaya
pelayanan maupun tindakan medis lainnya yang diberikan kepada seseorang
pasien yang datang ke rumah sakit. (Protap RM, 1999: 56)
Yang bertanggung jawab atas pemilikan dan pemanfaatan Rekam Medis
adalah Direktur Rumah Sakit, pihak Direktur bertanggung jawab atas hilang,
rusak, atau pemalsuaannya, termasuk penggunaannya oleh badan atau orang
yang tidak berhak. Isi rekam medis dimiliki oleh pasien yang wajib dijaga
kerahasiaanya, terutama oleh petugas kesehatan yang bertugas di ruangan
selama pasien dirawat, tidak seorangpun diperbolehkan mengutip sebagian
atau seluruh Rekam Medik sebuah Rumah Sakit untuk kepentingan pihak-
pihak lain atau perorangan, kecuali yang ditentukan oleh peraturan
perundang-undangan yang berlaku. (Protap RM, 1999: 57)
29
II.2 Isi Rekam Medis
Rekam medik rumah sakit merupakan komponen penting dalam
pelaksanaan kegiatan manajemen rumah sakit, rekam medik rumah sakit
harus mampu menyajikan informasi lengkap tentang proses pelayanan medis
dan kesehatan di rumah sakit, baik dimasa lalu, masa kini maupun perkiraan
masa datang tentang apa yang akan terjadi. Aspek Hukum Peraturan Menteri
Kesehatan (Permenkes) tentang pengisian rekam medik dapat memberikan
sanksi hukum bagi rumah sakit atau petugas kesehatan yang melalaikan dan
berbuat khilaf dalam pengisian lembar-lembar rekam medik (Permenkes,
1992: 27).
Ada dua kelompok data rekam medik rumah sakit di sebuah rumah
sakit yaitu kelompok data medik dan kelompok data umum (Permenkes,
1992: 28)
Data Medik
Data medik dihasilkan sebagai kewajiban pihak pelaksana
pelayanan medis, paramedik dan ahli kesehatan yang lain (paramedis
keperawatan dan para non keperawatan). Mereka akan
mendokumentasikan semua hasil pemeriksaan dan pengobatan pasien
dengan menggunakan alat perekam tertentu, baik secara manual dengan
komputer. Jenis rekamnya disebut dengan rekam medik (Permenkes,
1992: 28)
Petunjuk teknis rekam medik rumah sakit sudah tersusun
tahun 1992 dan diedarkan ke seluruh organisasi Rumah Sakit di
Indonesia. Ada dua jenis rekam medik rumah sakit (Permenkes, 1992:
28). Yaitu :
1. Rekam medis untuk pasien rawat jalan termasuk pasien gawat darurat
Berisi identitas pasien, hasil anemnesis (keluhan utama, riwayat
sekarang, riwayat penyakit yang pernah diderita, riwayat keluarga
tentang penyakit yang mungkin diturungkan atau yang ditularkan
diantara keluarga), hasil pemeriksaan, (fisik laboratorium, pemeriksaan
30
kasus lainnya), diagnostik karja, dan pengobatan atau tindakan,
pencatatan data ini harus diisi selambat-lambatnya 1 x 24 jam setelah
pasien diperiksa.
Data Umum
Data umum dihasilkan oleh kelompok kegiatan non medik yang
akan mendukung kegiatan kelompok data medik di poliklinik. Beberapa
contoh kegiatan Poliklinik adalah kegiatan persalinan, kegiatan
radiology, kegiatan perawatan, kegiatan pembedahan, kegiatan
laboratorium dan sebagainya. Data umum pendukung didapatkan dari
kegiatan pemakaian ambulans, kegiatan pemesanan makanan, kegiatan
kepegawaian, kegiatan keuangan dan sebagainya (Permenkes, 1992: 28)
31
Tujuan rekam medik adalah menunjang tercapainya tertib
administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di
rumah sakit. Tanpa didukung suatu sistem pengelolaan rekam medis yang
baik dan benar, tidak mungkin tertib administrasi rumah sakit akan
berhasil sebagaimana yang diharapkan. Sedangkan tertib administrasi
merupakan salah satu faktor yang menentukan di dalam upaya pelayanan
kesehatan di rumah sakit.
Kegunaan Rekam Medis
Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek,
antara lain, (Dirjen Yankes 1993: 10)
1) Aspek Administrasi
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena
Isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung
jawab sebagai tenaga medis dan para medis dalam mencapai tujuan
pelayanan kesehatan.
2) Aspek Medis
Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan atau perawatan yang
harus diberikan kepada seorang pasien.
3) Aspek Hukum
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karena isinya
menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar
keadilan, dalam rangka usaha untuk menegakkan hukum serta
penyediaan bahan bukti untuk menegakkan keadilan.
4) Aspek Keuangan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang, karena isinya
mengandung data / informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek
keuangan.
5) Aspek Penelitian
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya
menyangkut data / informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek
penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dibidang kesehatan.
32
6) Aspek Pendidikan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena isinya
menyangkut data / informasi tentang perkembangan kronologis dan
kegiatan pelayanan medik yang diberikan kepada pasien. Informasi
tersebut dapat dipergunakan sebagai bahan atau referensi pengajaran
dibidang profesi si pemakai.
7) Aspek Dokumentasi
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena
isinya menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan
dipakai sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan rumah sakit.
33
II.4. Tata Cara Penyelenggaraan Rekam Medis
a. Tata Cara Penyelenggaraan Rekam Medis
Pasal 46 ayat (1) UU Praktik Kedokteran menegaskan bahwa dokter dan
dokter gigi wajib membuat rekam medis dalam menjalankan praktik
kedokteran. Setelah memberikan pelayanan praktik kedokteran kepada
pasien, dokter dan dokter gigi segera melengkapi rekam medis dengan
mengisi atau menulis semua pelayanan praktik kedokteran yang telah
dilakukannya.
Setiap catatan dalam rekam medis harus dibubuhi nama, waktu, dan
tanda tangan petugas yang memberikan pelayanan atau tindakan. Apabila
dalam pencatatan rekam medis menggunakan teknlogi informasi elektronik,
kewajiban membubuhi tanda tangan dapat diganti dengan menggunakan
nomor identitas pribadi/personal identification number (PIN).
Dalam hal terjadi kesalahan saat melakukan pencatatan pada rekam
medis, catatan dan berkas tidak boleh dihilangkan atau dihapus dengan cara
apapun. Perubahan catatan atas kesalahan dalam rekam medis hanya dapat
dilakukan dengan pencoretan dan kemudian dibubuhi parafpetugas yang
bersangkutan. Lebih lanjut penjelasan tentang tata cara ini dapat dibaca pada
Peraturan Menteri Kesehatan tentang Rekam Medis dan pedoman
pelaksanaannya.
34
d. Pengorganisasian Rekam Medis
Pengorganisasian rekam medis sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 749a/Menkes/Per/XII/1989 tentang Rekam Medis (saat ini
sedang direvisi) dan pedoman pelaksanaannya.
35
8. Petugas di Poliklinik (perawat) membuat laporan atau rekapitulasi harian
pasien Rawat jalan.
9. Petugas rekam medis memeriksa kelengkapan pengisian Rekam Medis dan
untuk yang belum lengkap segera diupayakan kelengkapannya.
10.Petugas rekam medis membuat rekapitulasi setiap akhir bulan, untuk
membuat laporan dan statistik rumah sakit.
11.Berkas Rekam Medis pasien disimpan menurut nomor Rekam Medisnya
(Januarsyah, 1999: 79)
36
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teminologi medis adalah istilah yaang banyak dipakai dalam bidang
kesehatan medis sebagai bahan komunikatif profesional kesehatan agar tepat
dan efektif, efektif karena dapat dibentuk kembali menjadi kata yang baru
dengan menambahkan awalan atau akhiran yang tetap mempunyai makna.
Istilah medis adalah sebuah kosa kata untuk secara akurat
menggambarkan tubuh asing dan komponen terkait, kondisi, proses dan
proses dengan cara yang berbasis ilmu pengetahuan. Hal ini untuk digunakan
di bidang medis dan keperawatan. Pendekatan sistematis untuk membangun
kata dan pemahaman istilah ini didasarkan pada konsep:
1. Akar kata (Root),
2. Awalan (Prefix),
3. Akhiran (Suffix),
4. Penggabungan antar bagian
Ada tiga metode dalam mempelajari Terminologi Medis yaitu Metode
Pemahaman/Penggabungan Kata, Metode Penghafalan dan Percakapan,
Metode Pencarian dan Pembelajaran dari Medical Dictionary Online.
Manfaat utama dari menggunakan Terminologi Medis adalah agar mereka
yang terlibat dalam bidang medis akan memiliki bahasa yang sama, dan
apabila kita sakit dan menjadi pasien di rumah sakit/klinik, kita sebagai
pasien yang memahami istilah medis, termasuk anatomi dan fisiologi, akan
bisa menjelaskan kepada dokter gejala dan keprihatinan sakit kita.
Rekam medis adalah keterangan baik yang tertulis maupun terekam tentang
identitas, anamnesa, penentuan fisik laboratorium diagnosa segala pelayanan
dan tindakan medik yang diberikan kepada pasien dan pengobatan baik yang
dirawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat
darurat. Ada dua kelompok data rekam medik rumah sakit di sebuah rumah
sakit yaitu kelompok data medik dan kelompok data umum yaitu data Medik
dan data Umum. (Permenkes, 1992: 28)
37
Tujuan rekam medik adalah menunjang tercapainya tertib administrasi
dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tanpa
didukung suatu sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan benar, tidak
mungkin tertib administrasi rumah sakit akan berhasil sebagaimana yang
diharapkan.
Pasal 46 ayat (1) UU Praktik Kedokteran menegaskan bahwa dokter
dan dokter gigi wajib membuat rekam medis dalam menjalankan praktik
kedokteran.
Rekam medis dapat melindungi minat hukum (legal interest) pasien, rumah
sakit, dan dokter serta staff rumah sakit bila ketiga belah pihak melengkapi
kewajibannya masing-masing terhadap berkas rekam medis.
3.2 Saran
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penyusun dan bagi pembaca semuanya. Serta diharapkan, dengan
diselesaikannya makalah ini, baik pembaca dan penyusun lebih paham
bagaimana mempelajari Terminologi Medis dan Rekam Medis supaya lebih
mudah dan efesien serta dapat diterapkan dalam dunia medis sendiri.
38
DAFTAR PUSTAKA
Klobot, 2011. “Memahami Berbagai Istilah dalam Medis”. http:// www. klobot.
com/2011/02/memahami-berbagai-istilah-bahasa-dalam.html
Tonang, 2006. “Memahami Istilah Medis”. http:// tonang. staff. uns. ac. id/
memahami- istilah- medis/2006/06/06/
39