BIOMEDIK I
DISUSUN OLEH
1907010227
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME, karena atas
penyertaanNya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah mendukung dalam
pembuatan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................5
1.3 Tujuan................................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN................................................................................................................6
2.1 Pengertian Sistem Saraf......................................................................................6
2.2 Fungsi dan Struktur Sistem Saraf.......................................................................6
2.3 Cara Menjaga Sistem Saraf..............................................................................10
2.4 Pengertian Hipertensi.......................................................................................12
2.5 Etiologi Hipertensi...........................................................................................12
2.6 Patofisiologi Hipertensi....................................................................................13
2.7 Faktor-faktor Resiko.........................................................................................14
2.8 Tanda dan Gejala Hipertensi............................................................................20
2.9 Tensimeter........................................................................................................21
2.10 Hubungan Antara Hipertensi dan Sistem saraf.................................................23
2.11 Pencegahan Hipertensi.....................................................................................25
BAB III............................................................................................................................27
PENUTUP.......................................................................................................................27
1.1 Simpulan..........................................................................................................27
1.2 Saran................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................28
BAB I
PENDAHULUAN
dan pengetahuan dasar ilmu pengetahuan alam (biologi, kimia, dan fisika)
untuk menjelaskan fenomena hidup pada tingkat molekul, sel, organ, dan
sistem saraf pusat (yakni otak dan sumsum tulang belakang) dan antar
bagian sistem saraf dengan lainnya. Sistem saraf sangat berpengaruh dalam
segala cara kerja tubuh mulai dari manusia mendengarkan perintah, lalu
Sistem saraf juga dapat mengalami gangguan saraf, yang dapat berakibat
sistem saraf yang akan dibahas pada makalah ini yaitu hipertensi. Oleh
karena itu perlunya pemahaman tentang sistem saraf agar dapat mengetahui
cara menjaga sistem saraf agar terhindar dari gangguan atau kelainannya.
1.3 Tujuan
tensimeter
PEMBAHASAN
rangsangan. Sistem atau susunan saraf merupakan salah satu bagian terkecil
dari organ dalam tubuh, tetapi merupakan bagian yang paling kompleks.
kecepatan pemrosesan yang tinggi dan tergantung pada aktivitas listrik (impuls
saraf).
Susunan saraf tepi (SST) yaitu saraf kranial dan saraf spinalis
yang merupakan garis komunikasi antara SSP dan tubuh.
Berdasarkan fungsinya SST terbagi menjadi 2 bagian yaitu:
Ada banyak pilihan untuk menjaga sistem saraf sehat. Salah satu
pilihan yang jelas adalah untuk menghindari penggunaan alkohol atau obat-
obatan lainnya. Tidak hanya akan menghindari cedera yang dibuat oleh obat
itu, tetapi juga akan cenderung dapat terlibat dalam perilaku berisiko lainnya
yang dapat membahayakan sistem saraf anda.
Cara lain untuk menjaga sistem saraf yang sehat adalah makan
berbagai makanan sehat seperti : Mineral natrium, kalsium, dan kalium, dan
vitamin B 1 dan B 12 yang penting bagi sistem saraf yang sehat. Beberapa
makanan yang merupakan sumber yang baik untuk mineral ini dan vitamin
termasuk susu, biji-bijian, beef steak, dan kacang merah. Otak juga perlu
lemak sehat seperti yang ada di kacang-kacangan dan ikan. Ingat bahwa
lemak melindungi akson neuron. Lemak ini membantu membangun
hubungan baru antara saraf dan sel-sel otak. Lemak ini dapat meningkatkan
memori dan meningkatkan belajar dan kecerdasan. Air juga penting bagi
sistem saraf, sehingga minum banyak air dan cairan lainnya. Ini membantu
mencegah dehidrasi, yang dapat menyebabkan kebingungan dan masalah
memori. Dan mendapatkan banyak istirahat.
Selain itu, pastikan untuk latihan sistem saraf setiap hari. Tindakan
sederhana menulis mengharuskan menggunakan semua komponen utama
motorik dan jalur sensorik. Ini termasuk sejumlah reseptor yang berbeda
sensorik, saraf perifer, koneksi sinaptik dalam sumsum tulang belakang,
saluran utama dalam sumsum tulang belakang, dan jaringan saraf di seluruh
otak. Semua komponen ini harus dimanfaatkan dengan tepat dan koordinasi
untuk menghasilkan kata-kata tertulis rapi.
2.4 Pengertian Hipertensi
Hipertensi atau yang biasa disebut tekanan darah tinggi merupakan
peningkatan tekanan darah sistolok di atas batas normal yaitu lebuh dari 140
mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg (WHO,2013). Pada
populasi lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160
mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (Sheps, 2005).
Penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan
pada dinding arteri. Hipertensi adalah salah satu penyakit yang terjadi dengan
memiliki faktor resiko yang tinggi karena sering terjadi pada usia lanjut/ usia
senja.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa tekanan darah adalah suatu kondisi tanpa
adanya gejala dimana tekanan darah yang tidak normal atau abnormal dapat
menyebabkan penyakit stroke, gagal jantung, serangan jantung, gagal ginjal,
dan aneurisma .ketika peningkatan tekanan darah sistolik ( angka tinggi
diperoleh saat jantung berkontraksi ) diatas batas normal yaitu lebih dari 140
mmHg dan tekanan darah diastolik ( angka tinggi yang di peroleh saat
jantung berelaksasi ) lebih dari 90 mmHg.
a. Kegemukan (obesitas)
Kegemukan (obesitas) adalah presentase abnormalitas lemak yang
dinyatakan dalam Indeks Massa Tubuh (IMT) yaitu perbandingan
antara berat badan dengan tinggi badan kuadrat dalam meter. Kaitan
erat antara kelebihan berat badan dan kenaikan tekanan darah telah
dilaporkan oleh beberapa studi. Berat badan dan IMT berkorelasi
langsung dengan tekanan darah, terutama tekanan darah sistolik.
Sedangkan, pada penderita hipertensi ditemukan sekitar 20-33%
memiliki berat badan lebih (overweight) (Depkes, 2006b). IMT
merupakan indikator yang paling sering digunakan untuk mengukur
tingkat populasi berat badan lebih dan obesitas pada orang dewasa
(Zufry, 2010). Menurut Supariasa, penggunaan IMT hanya berlaku
untuk orang dewasa berumur di atas 18 tahun (Supriasa, 2001).
Obesitas bukanlah penyebab hipertensi. Akan tetapi prevalensi
hipertensi pada obesitas jauh lebih besar. Risiko relatif untuk menderita
hipertensi pada orang gemuk 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan
seorang yang badannya normal. Pada penderita hipertensi ditemukan
sekitar 20-33% memiliki berat badan lebih (overweight) (Depkes,
2006b). Hipertensi pada seseorang yang kurus atau normal dapat juga
disebabkan oleh sistem simpatis dan sistem renin angiotensin
(Suhardjono, 2006). Aktivitas dari saraf simpatis adalah mengatur
fungsi saraf dan hormon, sehingga dapat meningkatkan denyut jantung,
menyempitkan pembuluh darah, dan meningkatkan retensi air dan
garam (Syaifudin, 2006).
d. Olahraga
Olahraga dapat menurunkan risiko penyakit jantung koroner melalui
mekanisme penurunan denyut jantung, tekanan darah, penurunan tonus
simpatis, meningkatkan diameter arteri koroner, sistem kolateralisasi
pembuluh darah, meningkatkan HDL (High Density Lipoprotein) dan
menurunkan LDL (Low Density Lipoprotein) darah. Melalui kegiatan
olahraga, jantung dapat bekerja secara lebih efisien. Frekuensi denyut
nadi berkurang, namun kekuatan jantung semakin kuat, penurunan
kebutuhan oksigen jantung pada intensitas tertentu, penurunan lemak
badan dan berat badan serta menurunkan tekanan darah (Cahyono,
2008).
g. Hiperlipidemia/Hiperkolestrolemia
Kelainan metabolisme lipid (lemak) yang ditandai dengan
peningkatan kadar kolestrol total, trigliserida, kolestrol LDL atau
penurunan kadar kolestrol HDL dalam darah. Kolestrol merupakan
faktor penting dalam terjadinya aterosklerosis yang mengakibatkan
peninggian tahanan perifer pembuluh darah sehingga tekanan darah
meningkat. Penelitian Zakiyah (2006) didapatkan hubungan antara
kadar kolestrol darah dengan tekanan darah sistolik dan diastolik
(Zakiyah, 2006). Penelitian Sugihartono (2007) diketahui sering
mengkomsumsi lemak jenuh mempunyai risiko untuk terserang
hipertensi sebesar 7,72 kali dibandingkan orang yang tidak
mengkomsumsi lemak jenuh (Sugihartono, 2007).
2.9 Tensimeter
Tensimeter dikenalkan pertama kali oleh dr. Nikolai Korotkov, seorang ahli
bedah Rusia, lebih dari 100 tahun yang lalu. Tensimeter adalah alat
pengukuran tekanan darah sering juga disebut sphygmomanometer. Sejak itu,
sphygmomanometer air raksa telah digunakan sebagai standar emas
pengukuran tekanan darah oleh para dokter. Tensimeter atau
sphygmomanometer pada awalnya menggunakan raksa sebagai pengisi alat
ukur ini. Sekarang, kesadaran akan masalah konservasi lingkungan meningkat
dan penggunaan dari air raksa telah menjadi perhatian seluruh dunia.
Bagaimanapun, sphygmomanometer air raksa masih digunakan sehari-hari
bahkan di banyak negara modern. Para dokter tidak meragukan untuk
menempatkan kepercayaan mereka kepada tensimeter air raksa ini.( Smeltzer,
Suzanne C, dan Brenda G.Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner&Suddarth Edisi 8 Vol 2 ).
Sphygmomanometer terdiri dari sebuah pompa, sumbat udara yang dapat
diputar, kantong karet yang terbungkus kain, dan pembaca tekanan, yang bisa
berupa jarum mirip jarum stopwatch atau air raksa. Berikut merupakan
gambar tensimeter konvensional air raksa.
PENUTUP
1.1 Simpulan
Sistem saraf adalah susunan saraf yang menjadi koordinator untuk segala
aktivitas yang dilakukan tubuh manusia. Sistem saraf sangat penting untuk
dijaga, selain untuk menstabilkan keseimbangan kerja tubuh manusia, juga
agar dapat terhindar dari berbagai macam gangguan saraf yang mungkin
dapat menyebabkan kematian.
1.2 Saran
Sistem saraf adalah bagian penting dalam berlangsungnya aktivitas
manusia. Jika salah satu bagian dari sistem saraf itu terganggu, maka dapat
terjadi kelainan atau ketidakseimbangan pada sistem saraf sehingga dapat
mengganggu aktivitas manusia.
Oleh karena itu, sistem saraf penting untuk dijaga agar tetap seimbang dan
dapat mencegah timbulnya gangguan pada sistem saraf yang bisa
mengakibatkan kelainan atau penyakit yang berbahaya bagi manusia.
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/Asus/Documents/hipertensi%20bab%202.pdf
file:///C:/Users/Asus/Documents/null.pdf
file:///C:/Users/Asus/Documents/tensimeter.pdf