Disusun oleh :
(180205236)
2. Agustina Shinta
Zizdhea M
(180205237)
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Anatomi dan
Fisiologi Pada Sistem Saraf”. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada
nabi besar alam kita yaitu, Nabi Muhammad SAW. Adapun tujuan makalah ini disusun untuk
Kami menyadari bahwasanya dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh sebab itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen mata kuliah
guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik lagi di masa yang
Penulis,
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah .......................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Anatomi Sistem Persarafan Pada Manusia................................................................4
2.2. Struktur dan Fungsi Jaringan Neuron ...................................................................... 5
2.3.Susunan Sistem Saraf dan Klasifikasi Neuron ...........................................................9
2.4.Struktur dan Fungsi Medulla Spinalis serta Saraf Spinalis ........................................16
2.5.Lokasi Area Sensorik dan Hubungannya dengan Korteks Serebri..............................19
2.6. Reseptor – Reseptor Sensorik ..................................................................................19
2.7. Sensasi Somatik .......................................................................................................22
2.8. Mata ...........................................................................................................................26
2.9. Lokasi Area Motorik dan Berhubungan dengan Korteks serebri ............................35
2.10. Fungsi Motorik Medulla Spinalis ............................................................................36
2.11. Anatomi dan Fisiologi Serebelum dan Ganglia Basalis ..........................................36
2.12. Anatomi dan Fisiologi Korteks Serebri ...................................................................42
2.13. Aktivitas Otak ..........................................................................................................47
2.14. Sistem Saraf Otonom ...............................................................................................48
2.15.Fisiologi Aliran Darah, Cairan Sebrospinal, dan Metabolisme Otak.......................50
2.16 Proses Regenerasi Neuron.........................................................................................54
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan.................................................................................................................57
3.2. Saran ..........................................................................................................................59
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................60
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem saraf adalah sistem koordinasi berupa penghantaran impuls saraf ke susunan
saraf pusat, pemrosesan impuls saraf dan pemberi tanggapan rangsangan (Feriyawati, 2006).
Sistem atau susunan saraf merupakan salah satu bagian terkecil dari organ dalam tubuh, tetapi
merupakan bagian yang paling kompleks. Susunan saraf manusia mempunyai arus informasi
yang cepat dengan kecepatan pemrosesan yang tinggi dan tergantung pada aktivitas listrik
Alur informasi pada sistem saraf dapat dipecah secara skematis menjadi tiga tahap.
Suatu stimulus eksternal atau internal yang mengenai organ-organ sensorik akan menginduksi
pembentukan impuls yang berjalan ke arah susunan saraf pusat (SSP) (impuls afferent),
terjadi proses pengolahan yang komplek pada SSP (proses pengolahan informasi) dan sebagai
hasil pengolahan, SSP membentuk impuls yang berjalan ke arah perifer (impuls efferent) dan
Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan serta terdiri
terutama dari jaringan saraf. Dalam mekanisme sistem saraf, lingkungan internal dan
stimulus eksternal dipantau dan diatur. Sistem saraf mengkoordinasi, menafsirkan, dan
mengontrol interaksi antara individu dan lingkungan sekitarnya. Sistem tubuh yang penting
ini juga mengatur kebanyakan aktivitas sistem-sistem tubuh lainnya. Karena pengaturan saraf
tersebut maka terjalin komunikasi antara berbagai sistem tubuh hingga menyebabkan tubuh
berfungsi sebagai unit yang harmonis. Dalam sistem inilah berasal segala fenomena
rangsangan. Kemampuan khusus seperti iritabilitas, atau sensitivitas terhadap stimulus, dan
konduktivitas, atau kemampuan untuk mentransmisi suatu proses terhadap stimulasi, diatur
oleh sistem saraf dalam tiga cara utama. yaitu, input sensorik, aktivitas integratif dan outpur
motorik .
Susunan saraf dibagi atas dua bagian penting yaitu susunan saraf pusat atau sistem
serebrospinal dan susunan saraf otonom yang mencakup susunan saraf simpatik dan susunan
saraf parasimpatik. Susunan saraf pusat terdiri atas otak, sumsum tulang belakang dan urat-
urat saraf atau sarf cabang yang tumbuh dari otak dan sumsum tulang belakang yang disebut
Tubuh manusia terdiri atas berbagai organ tubuh yang memiliki fungsi-fungsi tertentu
yang berbeda. Pengaturan atau koordinasi sangat penting untuk mengatur organ-organ tubuh
tersbut agar dapat bekerja sama dengan baik, sehingga dalam makalah ini akan dibahas
2
1.2. Rumusan Masalah
7. Apa yang dimaksud dengan Sensasi Somatik ( pengaturan umum, sensasi nyeri, nyeri
8. Apa yang dimaksud dengan Mata serta Sifat Optik Mata dan bagaimana Fisiologi
Penglihatan?
14. Apa yang dimaksud dengan Sistem Saraf Otonom dan bagaimana struktur dan fungsi
Saraf Simpatis?
15. Bagaimana Fisiologi Aliran Darah Otak, Cairan Serebrospinal, dan Metabolisme pada
otak?
3
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan serta terdiri
terutama dari jaringan saraf. Dalam mekanisme sistem saraf, lingkungan internal dan
stimulus eksternal dipantau dan diatur. Kemampuan khusus seperti iritabilitas, atau
sensitivitas terhadap stimulus, dan konduktivitas, atau kemampuan untuk mentransmisi suatu
respons terhadap stimulasi, diatur oleh sistem saraf dalam tiga cara utama yaitu sebagai
berikut :
1. Input Sensorik
Sistem saraf menerima sensasi atau stimulus melalui reseptor, yang terletak di tubuh
2. Antivitas Integratif
Reseptor mengubah stimulus menjadi impuls listrik yang menjalar di sepanjang saraf
sampai ke otak dan medulla spinalis, yang kemudian akan menginterpretasi dan
3. Output Motorik
Input dari otak dan medulla spinalis memperoleh respon yang sesuai dari otot dan
Susunan sistem saraf terbagi secara anatomi yang terdiri dari saraf pusat (otak
dan medula spinalis) dan saraf tepi (saraf kranial dan spinal) dan secara fisiologi yaitu
Pembagian sistem saraf secara anatomis atau secara struktural dibedakan atas 2 divisi
anatomi yaitu :
4
1. Sistem Saraf Pusat (sentral) terdiri dari otak dan medulla spinalis (sumsum tulang
2. Sistem Saraf Perifer meliputi seluruh jaringan saraf lain dalam tubuh. Sistem ini terdiri
dari saraf cranial dan saraf spinal. Yang menghubungkan otak dan medulla spinalis
dengan reseptor dan efektor. Secara fungsional sistem saraf perifer terbagi menjadi
Saraf Pusat
b. Saraf Eferen (motorik) mentransmisi informasi dari SSP ke otot dan kelenjar.
otot polos, otot jantung dan kelenjar dengan cara mentransmisi impuls saraf
Saraf Simpatis berasal dari area toraks dan lumbal pada medulla
spinalis
Saraf parasimpatis berasal dari area otak dan sacral pada medulla
spinalis.
Neuron atau sel saraf adalah unik struktural dan fungsional dari sistem saraf.
5
eksistabilitas (dapat dirangsang), serta kemampuan merespon ransangan dengan
sangat baik. Neuron terdiri atas beberapa bagian-bagian yang setiap jenisnya berbeda
antara satu dengan yang lain. Di otak terdapat sekitar 100 milliar neuron dan sel glial.
Badan sel (soma) memiliki satu atau beberapa tonjolan. Soma berfungsi untuk
organel yang bertanggung jawab untuk memproduksi energi dan biosintesis molekul
organik, seperti enzim-enzim. Pada badan sel terdapat nukleus, daerah disekeliling
nukleus disebut perikarion. Badan sel biasanya memiliki beberapa cabang dendrit
Badan sel yaitu suatu neuron yang mengendalikan metabolisme keseluruhan neuron
serta berfungsi untuk menerima impuls (rangsangan) dari dendrit dan meneruskan ke
6
a) Satu nucleus tunggal, nucleolus yang menanjol dan organel lain seperti kompleks
golgi dan mitokondria, tetapi nucleus ini tidak memiliki sentriol dan tidak dapat
bereplikasi.
b) Badan nissl, terdiri dari reticulum endoplasma kasar dan ribosom-ribosom bebas
2. Dendrit
merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan
yang biasanya berganda dan pendek, serta berfungsi dendrit berfungsi untuk
menghantar impuls ke sel tubuh. Permukaan dendrit penuh dengan Spina dendrit yang
dikhususkan untuk berhubungan dengan neuron lain. Khas dendrit adalah sangat
bercabang dan masing-masing cabang membawa proses yang disebut dendritic spines
(Bahrudin, 2013).
3. Akson
Akson adalah tonjolan tunggal dan panjang yang menghantarkan informasi keluar
dari badan sel. Di dalam akson terdapat benang-benang halus disebut neurofibril dan
dibungkus oleh beberpa lapis selaput mielin yang banyak mengandung zat lemak dan
oleh sel-sel Schwann yang akan membentuk suatu jaringan yang dapat menyediakan
makanan dan membantu pembentukan neurit. Bagian neurit ada yang tidak dibungkus
7
Akson adalah suatu prosesus tunggal, yang lebih tipis dan lebih panjang dari
dendrit. Bagian ini menghantar impuls menjauhi badan sel ke neuron lain, ke sel
lain (sel otot atau kelenjar) atau ke badan sel neuron yang menjadi asal akson.
berikut:
serabut halus. Bagian-bagian pada akson inilah yang mempunya tugas pokok
b. Selubung Mielin : Selubung mielin merupakan bagian yang tersusun atas sel-sel
pipih yang juga disebut dengan sel Schwann. Selubung Mielin adalah bagian
paling luar dari akson. Fungsi Selubung Mielin adalah untuk melindungi akson.
Selain dari itu, selubung mielin memberikan nutrisi dan bahan-bahan yang
c. Nodus Ranvier : Nodus ranvier adalah bagian akson yang menyempit dan tidak
dilapisi oleh selubung mielin. Bagian dari akson ini tersusun dari sel-sel pipih.
4. Sel Schwann
Sel Schwann merupakan sel yang menjadi pembungkus selubung mielin. Sel
selubung mielin. Fungsi dari sel schwann sendiri adalah untuk mempercepat
8
2.3. Susunan Sistem Saraf dan Klasifikasi Neuron
Susunan sistem saraf manusia tersusun dari sistem saraf pusat dan sistem saraf
tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan
sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom.
Susunan saraf pusat (SSP) yaitu otak (ensefalon) dan medula spinalis, yang
merupakan pusat integrasi dan kontrol seluruh aktifitas tubuh. Bagian fungsional
pada susunan saraf pusat adalah neuron akson sebagai penghubung dan transmisi
elektrik antar neuron, serta dikelilingi oleh sel glia yang menunjang secara mekanik
a. Otak
Otak merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat
pengatur dari segala kegiatan manusia yang terletak di dalam rongga tengkorak.
Bagian utama otak adalah otak besar (cerebrum), otak kecil (cereblum) dan otak
9
Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Otak
besar ini dibagi menjadi dua belahan, yaitu belahan kanan dan kiri. Tiap belahan
tersebut terbagi menjadi 4 lobus yaitu frontal, parietal, okspital, dan temporal.
Sedangkan disenfalon adalah bagian dari otak besar yang terdiri dari talamus,
10
Pada otak terdapat suatu cairan yang dikenal dengan cairan
disekitar otak dan medula spinalis. Cairan ini juga mengisi ventrikel otak. Cairan
ini menyerupai plasma darah dan cairan interstisial dan dihasilkan oleh plesus
koroid dan sekresi oleh sel-sel epindemal yang mengelilingi pembuluh darah
serebral dan melapisi kanal sentral medula spinalis. Fungsi cairan ini adalah
sebagai bantalan untuk pemeriksaan lunak otak dan medula spinalis, juga
berperan sebagai media pertukaran nutrien dan zat buangan antara darah dan otak
pengatur dari segala kegiatan manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak,
beratnya lebih kurang 1/50 dari berat badan. Bagian utama otak adalah otak besar
(Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan batang otak. Otak dibagi menjadi
Otak dilapisi oleh selaput otak yang disebut selaput meninges. Selaput
meninges terdiri dari 3 lapisan, yaitu lapisan durameter, lapusan araknoid, dan
lapisan piameter.
1) Lapisan durameter yaitu lapisan yang terdapat di paling luar dari otak dan
2) Lapisan araknoid yaitu lapisan yang berada dibagian tengah dan terdiri dari
lapisan yang berbentuk jaring laba-laba. Ruangan dalam lapisan ini disebut
11
dengan ruang subaraknoid dan memiliki cairan yang disebut cairan
3) Lapisan piameter yaitu lapisan yang terdapat paling dalam dari otak dan
melekat langsung pada otak. Lapisan ini banyak memiliki pembuluh darah.
belakang, mulai dari ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang
yang kedua. Sumsum tulang belakang terbagi menjadi dua lapis yaitu lapisan
luar berwarna putih (white area) dan lapisan dalam berwarna kelabu (grey
area).
badan saraf. Di dalam sumsum tulang belakang terdapat saraf sensorik, saraf
dari otak dan ke otak serta sebagai pusat pengatur gerak refleks.
bagian tubuh dengan sistem saraf pusat. Ada 2 sistem saraf tepi yaitu:
Sistem saraf somatik terdiri dari 12 pasang saraf kranial dan 31 pasang
saraf spinal. Proses pada saraf somatik dipengaruhi oleh kesadaran. Sistem saraf
sadar atau somatik merupakan sistem saraf yang kerjanya berlangsung secara
sadar/diperintah oleh otak. Dibedakan menjadi dua yaitu :
12
1) Saraf Kranial
Sistem saraf pada otak, merupakan sistem saraf yang berpusat pada
2) Saraf Spinal
spinalis.
13
Gambar 2.6 Saraf Spinalis (31 pasang) beserta nama dan letaknya (Bahrudin, 2013).
Sistem saraf otonom, mengatur kerja jaringan dan organ tubuh yang tidak
disadari atau yang tidak dipengaruhi oleh kehendak kita. Jaringan dan organ
tubuh diatur oleh sistem saraf otonom adalah pembuluh darah dan jantung.
Sistem saraf otonom terdiri atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf
parasimpatik.
14
Gambar 2.7 Sistem Saraf Otonom (Parasimpatik-Simpatik) (Nelson, 2015)
keluar dari tulang belakang toraks ke-1 sampai dengan ke-12. Sistem saraf
ini berupa 25 pasang ganglion atau simpul saraf yang terdapat di sumsum
preganglion keluar dari daerah otak dan daerah sakral. Susunan saraf
15
parasimpatik berupa jarring-jaring yang berhubung-hubungan dengan
B. Klasifikasi Neuron
Sel saraf (neuron) bertanggung jawab untuk proses transfer informasi pada
sistem saraf (Bahrudin, 2013). Sel saraf berfungsi untuk menghantarkan impuls.
Setiap satu neuron terdiri dari tiga bagian utama yaitu badan sel (soma), dendrit dan
kulit, organ indera atau suatu organ internal ke sistem saraf pusat.
saraf pusat. Neuron ini menghubungkan neuron sensorik dan motorik atau
1. Neuron Multipolar memiliki satu akson dan dua denderit atau lebih. Sebagian
besar neuron motorik, yang ditemukan dalam otak dan medulla spinalis,
16
2. Neuron Bipolar memiliki satu akson dan satu dendrit. Neuron ini ditemukan
2.4. Struktur dan Fungsi Medulla Spinalis serta Saraf Spinalis (Spinal Cord)
sistem saraf pusat. Seperti halnya dengan sistem saraf pusat yang dilindungi oleh
tengkorak kepala yang keras, sumsum tulang belakang juga dilindungi oleh ruas-ruas
tulang belakang. Sumsum tulang belakang memanjang dari pangkal leher, hingga ke
selangkangan.
Bila sumsum tulang belakang ini mengalami cidera ditempat tertentu, maka
saraf yang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Sumsum tulang belakang
dari korda melalui radiks dorsal (posterior) dan ventral (anterior). Pada bagian
17
distal radiks dorsal ganglion, dua radiks bergabung membentuk satu saraf spinal.
Semua saraf tersebut adalah saraf gabungan (motorik dan sensorik), membawa
informasi ke korda melalui neuron aferen dan meninggalkan korda melalui neuron
eferen.
daerah tengkuk.
18
4. Vertebra Sakralis (ruas tulang kelangkang) yang berjumlah 5 buah dan
Secara fungsi, sumsum tulang belakang bekerja secara sadar dan tak sadar (saraf
otonom). Sumsum tulang belakang yang bekerja secara sadar di atur oleh otak sedangkan
sistem saraf tidak sadar (saraf otonom) mengontrol aktivitas yang tidak diatur oleh kerja
otak seperti denyut jantung, sistem pencernaan, sekresi keringat, gerak peristaltic usus,
dan lain-lain. Selain itu fungsi sumsum tulang belakang adalah sebagai berikut:
Dalam area fungsional korteks serebri terdapat area sensorik korteks yang terdiri dari :
1. Area Sensorik Primer, terdapat dalam girus postsentral disini neuron menerima
informasi sensorik umum yang berkaitan dengan nyeri, tekanan, suhu, sentuhan, dan
2. Area Visual Primer, terletak dalam lobus oksifital dan menerima informasi dari retina
mata.
19
3. Area Auditori Primer, terletak pada tepi atas lobus temporal , menerima implus saraf
4. Area Olfaktori Primer, terletak pada permukaan medial lobus temporal, berkaitan
5. Area Pengecap Primer (Gustatory), terletak dalam lobus parletal dekat bagian inferior
Input ke sistem saraf diberikan oleh reseptor sensorik yang mendeteksi rangsangan
sensorik seperti sentuhan, suara, cahaya, dingin, dan hangat. Mekanisme dasar reseptor ini
mengubah rangsangan sensorik menjadi isyarat saraf sebagaimana rangsangan sensorik dan
kekuatan dideteksi oleh otak. Reseptor merupakan sel atau jaringan dengan kekhususan
tinggi. Dengan alat ini sistem saraf mendeteksi perubahan berbagai bentuk energi di
lingkungan dalam dan lingkungan luar. Reseptor ini dapat diklasifikasikan berdasarkan
sumber stimulus yang memperngaruhi ujung reseptor, jenis sensasi yang terdeteksi reseptor,
a) Eksteroseptor
Sensitif terhadap stimulus eksternal, terhadap tubuh dan terletak pada atau di
dekat permukaan tubuh. Misalnya, sentuhan, tekanan, nyeri pada kulit dan suhu,
b) Proprioseptor
20
Terletak dalam tubuh dalam otot, tendon, dan persendian, juga mencakup
reseptor ekuilibrium pada area telinga dalam. Jika distimulasi, bagian tersebut akan
menyampaikan kesadaran akan posisi bagian tubuh, besarnya tonus otot, dan
ekuilibrium.
c) Interoseptor
Dipengaruhi oleh stimulus yang muncul dalam organ viseral dan pembuluh
darah yang memiliki inervasi motorik dari SSO. Contohnya adalah stimulus yang
a) Mekanoreseptor
perubahan bentuk reseptor atau sel di dekat reseptor ( misalnya, kulit, otot rangka,
b) Termoreseptor
panas yang merupakan aliran saraf bebas dalam kulit dan sensitif akan berubahan
c) Nosiseptor
d) Reseptor Elekromaknetik
21
e) Kemoreseptor
Mendeteksi pengecapan dalam mulut, bau dalam hidung, kadar oksigen dalam
darah arteri, osmolitas cairan tubuh , konsentrasi karbondioksida, dan faktor bahan
kimia tubuh.
3. Distribusi Reseptor
a. Penginderaan Umum : Mengacu pada informasi dari tubuh sebagai satu kesatuan.
b. Penginderaan Khusus : Mengacu pada organ indera yang terletak dalam kepala.
a. Ujung Saraf Bebas: tidak memiliki lapisan selular dan terdapat dalam kulit,
jaringat ikat, dan pembuluh darah. Saraf ini merasakan nyeri, sentuhan ringan,
dan suhu.
b. Ujung Saraf Berkapsul: terbungkus dalam bermacam jenis kapsul dan terletak di
ini banyak terdapat pada jari tangan, genetalia ekternal, dan payudara.
palntar kaki.
22
d) Ujung Bulbus Krause, tipis berkapsul dan dipercaya berkontribusi terhadap
dalam otot dan organ tendon golgi memantau tegangan dalam tendon.
2.7. Sensasi Somatik ( pengaturan umum, sensasi nyeri, nyeri kepala dan suhu)
1. Sensasi Somatik
penyakit bergantungan pada pengetahuan mengenai berbagai sifat berbagai sifat rasa
nyeri, dan bagaimana nyeri dapat di alihkan Dari suatu bagian tubuh yang lain. nyeri
adalah suatu mekanisme protektif bagi tubuh yang timbul bila jaringan sedang rusak
Sifat nyeri:
a. Nyeri tertusuk
b. Nyeri terbakar
Nyeri yang dirasakan bila kulit terbakar merupakan jenis nyeri yang paling
c. Pegal
23
Suatu nyeri dalam dengan berbagai tingkat gangguan dan intensitas rendah
di daerah tubuh yang tersebar luas dapat, bersatu menjadi suatu sensasi yang
Reseptor nyeri di dalam kulit dan jaringan merupakan ujung saraf bebas
yang tersebar luas dalam lapisan superfisial kulit. Jaringan dalam tertentu tidak
dipersarafi secara luas oleh ujung tetapi mendapatkan persarafan yang lemah.
Setiap kerusakan jaringan yang tersebar menyebabkan pegal pada saerah ini.
Perangsangan sangat ringan pada ujung saraf nyeri bila dihambat dengan anastesi
atau dengan menekan saraf fenomena geli atau gatal akan lenyap. Sensasi gatal
Nyeri dari berbagai visera perut dan ada merupakan salah satu dari
gangguan visera lain. Pada umumnya visera tidak mempunyai reseptor sensoris
untuk modalitas sensasi selain nyeri. Nyeri viseral berbeda dengan nyeri
nyeri hebat.
Pada permukaan visera, spasme otot polos dalam suatu visera berongga
atau rongga perut dihantarkan melalui serabut saraf sensoris yang berjalan dalam
simpatis nyeri spastik dalam bentuk kejang dan terjadi secara ritmis, tiap
struktur dalam otot kepala. Sebagai besar nyeri kepala bukan karena kerusakan di
24
dalam otak, sebaiknya tarikan pada sinus venosus dan kerusakan membran yang
menutupi otak dapat menyebabkan nyeri hebat yang dikenal sebagai nyeri kepala.
lain.
kepala.
25
meskipun otot ini sangat kecil kontraksi tonik menjadi penyebab nyeri kepala
retro-orbital.
2. Sensasi Suhu
Manusia dapat merasakan berbagai gradasi dingin dan gradasi panas, progresif
dingin dari sejuk ke dingin sampai membekukan, progresif panas dari hangat ke panas
membakar. Tingkatan suhu dibedakan oleh tiga jenis organ akhir yaitu reseptor dingin,
reseptor hangat, dan dua subtipe reseptor nyeri (reseptor nyeri dingin dan reseptor nyeri
panas). Reseptor dingin dan reseptor hangat terletak tepat di bawah kulit. Pada titik
yang terpisah masing-masing mempunyai diameter stimulasi sekitar 1mm. Pada bagian
terbesar tubuh jumlah reseptor hangat tiga kali jumlah reseptor dingin.
dengan kuat tetapi perangsangan ini menghilang dengan cepat . Pada menit pertama
secara progresif lebih lambat selama setengah jam berikutnya beradaptasi tetapi tidak
seluruhnya. Bila suhu kulit turun secara aktif, orang merasa jauh lebih dingin, jika suhu
meningkat secara aktif ia merasa jauh lebih hangat dari pada yang dirasakan.
mengubah kecepatan reaksi kimia intrasel 2 kali untuk tiap perubahan suhu 10 derajat
Celcius. Deteksi suhu mungkin tidak disebabkan oleh perangsangan tidak langsung,
tetapi perangsangan kimia dari ujung saraf tersebut karena diubah oleh suhu.
Isyarat suhu ditransmisikan dalam lintasan yang hampir sama dengan nyeri,
dengan memasuki medulla spinalis. Isyarat dihantarkan oleh beberapa segmen ke atas
atau ke bawah, kemudian diproses neuron medulla spinalis, akhirnya memasuki serat
isyarat dihantarkan ke korteks somestetik dari kompleks ventrobasal suatu neuron dalam
26
daerah sensoris somestetik yang bereaksi terhadap rangsangan dingin dan hangat dalam
A. Struktur Mata
Lapisan terluar yang keras pada bola mata adalah tunika fibrosa. Bagian
posterior tunika fibrosa adalah sklera opaque yang berisi jaringan ikat fibrosa
putih.
a) Sklera memberi bentuk pada bola mata dan memberikan tempat perlekatan
untuk ekstrinsik.
cahaya.
Lapisan tengah bola mata disebut tunika vaskular (uvea) tersusun dari :
untuk memberikan nutrisi pada mata, dan elastik sehingga dapat menarik
ligamen suspensori.
mengandung pembuluh darah dan otot siliaris. Otot meleka pada ligamen
27
penglihatan, atau kemampuan untuk mengubah fokus dari objek berjarak
mata yang berwarna bening. Bagian ini terdiri dari jaringan ikat dan otot
d) Pupil, adalah ruangan terbuka yang bulat dan iris yang harus dilalui cahaya
3. Lensa Mata
Elastisitasnya sangat tinggi, suatu sifat yang akan menurun seiring proses
penuaan.
4. Rongga Mata
Rongga mata, lensa memisah interior mata menjadi dua rongga yaitu
1) Ruang anterior terletak di belakang kornea dan di depan iris dan Ruang
darah vena.
28
, tekanan akan meningkat dan mengakibatkan kerusakan penglihatan ,
b) Rongga Posterior, terletak di anatara lensa dan retina dan berisi viterous
Retina adalah lapisan yang tipis dan transparan. Lapisan ini terdiri dari
lapisan terpigmentasi luar, dan lapisan jaringan saraf dalam yaitu sebagai berikut :
Pada retina melekat pada lapisan koroid lapisan ini lapisan tngga sel
struktur kompleks yang terdiri dari berbagai jenis neuron yang tersusun
29
4) Sel Horizontal dan Amakrin, merupakan sel lain yang ditemukan
lateral.
Bintik buta adalah titik keluar saraf optik. Karena tidak ada
fotoreseptor pada area ini, maka tidak ada sensasi penglihatan yang terjadi
d) Lutea buta
terhadap pusat.
e) Fovea Makula
Fovea makula adalah pelekukan sentral makula yang tidak memilik sel
batang dan hanya mengandung sel kerucut. Bagian ini adalah pusat visual
mata, bayangan yang terfokus disini akan diinterpretasi dengan jelas dan
30
1) saraf optik terbentuk fari akson sel – sel ganglion yang keluar dari mata
kiasma optik.
2) Pada kiasma optik, serabut neuron yang berasal dari separuh bagian
siliaris.
1. Refraksi
Refraksi adalah defleksi, atau pembelokan, berkas sinar saat melewati salah
satu medium menuju medium lain yang memiliki densitas optik berbeda. Semakin
a. Kornea : bertanggung jawab untuk sekitar 70% daya refraktif dan merupakan
b. Lensa : berperan dalam sebagian besar aktivitas refraktif yang tersisa dan
2. Akomondasi
31
Akomodasi adalah proses penyesuaian otomatis pada lensa untuk
b. Lensa konkaf (tipis di tengah dan tebal di perifer) membiaskan berkas sinar,
d. Daya akomodasi: suatu refleks tak sadar, akan menurun seiring pertambahan
usia akibat penurunan elastisitas lensa, yang tidak dapat menonjol ke luar lagi
sebanyak di usia muda. Kondisi seperti ini disebut presbiopia dan diperbaiki
e. Konvergensi: bola mata saat mengamati objek yang dekat membantu proses
akomodasi dengan memastikan bahwa bayangan dalam kedua mata jatuh pada
f. Konstriksi pupil: juga terjadi secara refleks salam proses akomodasi untuk
menampilkan berkas sianr yang paling terbias pada layar dan memungkinkan
3. Defek Visual
32
1) Bola mata yang memiliki daya refraktif terlalu panjang, atau sistem lensa
yang terlalu kuat, menyebabkan fokus bayangan jatuh pada titik di depan
retina.
2) Akibatnya adalah rabun dekat disebut demikian karena mata hanya dapat
jauh ke retina
1) Bola mata dengan sistem lensa yang terlalu pendek atau terlalu lemah
3) Astigmatisme
a. Jika lengkungan kornea atau lensa tidak seimbang, berkas sinar yang
C. Fisiologi Penglihatan
1. Rodopsin (visual ungu) adalah pigmen yang terkandung dalam sel batang yang
33
a. Retinal, disebut juga retinen atau retinaldehid, disintesis dari vitamin A. zat
ini ada dalam dua bentuk isomer; sebuah 11-cis-retinal bengkok dan sebuah
b. Opsin atau skotopsin, adalah protein dalam ikatan kimia lemah dengan 11-
cis-retinal.
2. Pemutihan rodopsin darin ungu menjadi merah muda terjadi saat cahaya masuk ke
bentuk menjadi bentuk all-trans, sehingga bentuk tersebut terlepas dari opsin.
a. Pemisahan opsin dan retinal memicu potensial saraf dalam sel batang
batang akan terbuka jika tidak ada stimulasi (cahaya). Dengan demikian,
dalam gelap, aliran masuk Na+ akan mengakibatkan depolarisasi dan pelepasan
c. Jika sel batang stimulasi oleh cahaya, pelepasan Ca++ dari dalam sel batang
depolarisasi membran.
3. Resintesis rodopsin terjadi dalam gelap, yaitu saat semua all-trans retinal diubah
kembali menjadi 11-cis-retinal dan berikatan dengan opsin. Reaksi ini membutuhkan
34
4. Sel batang berfungsi dalam intensitas cahaya rendah karenanya reaksi ptihan
otomatis terhadap intensitas cahaya yang memasuki nretina saat bergerak dari
b. Dalam cahaya terang, semua rodopsin yang akan terurai dengan cepat dan
hanya tersisa sedikit untuk membentuk potensial aksi dalam sel batang; mata
ber24rang, biasanya terjadi pada tahap awal defisiensi vitamin A. Hal ini
paling jelas terlihat pada malam hari ketika hanya ada sedikit cahaya
35
e. Adaptasi terhadap gelap dan terang juga melibatkan refleks pupilaris, untuk
6. Penglihatan warna
b. Sel kerucut mengandung iodopsin, yaitu retinal yang terikat pada opsin yang
warna.
aksi juga terjadi dalam sel kerucut. Karena pigmen iodopsin tidak merespons
dalam cahaya yang redup, maka sel kerucut hanya dapat berfungsi dalam
Area fungsional korteks serebral meliputi area motorik primer, area sensorik primer,
dan yang berdekatan dengan area primer dan berfungsi untuk integrasi dan interpretasi
tingkat tinggi.
a. Area Motorik Primer terdapat dalam glrus presentra. Di sini, neuron (piramidal)
piramidal.
36
b. Area Pramotorik Korteks terletak tepat di sisi anterior girus presentral. Neuron
seperti mengetik
c. Area Broca terletak di sisi anterior area premotorik pada tepi bawahnya. Area ini
mungkin hanya terdapat pada satu hemisfer saja (biasanya sebelah kiri). Dan
datang dan mengaktifkan respons motorik secara langsung tanpa campur tangan otak.
Fungsi ini terlihat pada kerja reflek spinal untuk melindungi tubuh dari bahaya dan
menjaga pemeliharaan tubuh. Sebagai pusat perantara,antara susunan saraf tepi dan otak
(susunan saraf pusat). Semua komando motorik volunter dari otak dikomunikasikan
terlebih dahulu pada pusat motorik spinal akan memproses sinyal sebagaimana mestinya
Pada medula spinalis sinyal sensoris sebagian besar diproses dan diintegrasikan. Oleh
karena itu medula spinalis dikatakan sebagai tempat komunikasi dua arah antara otak dan
medula spinalis.
tentorium serebelum bagian posterior dari pons varolli dan medula oblongata.
dihubungkan dengan otak tengah oleh pedunkulus serebri superior , dengan pons varolli
37
oleh pedunkulus serebri media dan dengan medulla oblongata oleh pedunkulus serebri
inferior. Lapisan permukaan setiap hemisfer serebri disebut korteks yang disusun oleh
subtansia grisea. Lapisan – lapisan korteks sereberi ini dipisahkan oleh fisura
transverses yang tersusun rapat. Kelompok massa substansia grisea tertentu pada
serebelum tentanam dalam substansia alba yang paling besar dikenal sebagai nucleus
dentatus.
gerakan otot pada sisi tubuh yang sama. Serebelum juga berfungsi untuk
mempertahankan postur. Berat serebelum ± 150 gram ( 8% -9% ) dari otak seluruhnya .
sama seperti lobuli serebelum , vermis juga dibagi dalam beberapa bagian dari depan ke
belakang yaitu :
a. Arkhi Serebelum, lobus otak kecil merupakan bagian kolumna aferen somatic.
Lobus ini menerima input langsung lewat serabut saraf vestibularis dan nucleus
sikap tubuh.
b. Paleoserebelum, bagian terbesar dari vermis superior hemisfer otak kecil di depan
visura prima . bagian ini merupakan input dari susunan saraf vestibular ang
c. Neoserebelum, bagian utama dari otak kecil , bagian vermisnya merupakan suatu
38
principal pada medula oblongata . input diperoleh dari indra penglihatan ,
kontraksi otot serta ketetapan kekuatan arah dan besarnya garapan gerakan
volunter.
hemisfer nuklei :
posterior dan lobus anterior , lalu mengirim serabut ke nucleus ruber ( red
Emboliformis. Kedua nukleus ini menerima serabut dari paleo sebelum dan
uncinatus )
39
c. Fasikulus unisinatus (hook bundle of russell),melalui fasikulus ini serabut dari
kontralatera.
paleoserebelum.
c. Serabut arkuatus eksterna dorsalis, berasal dari nuklei funikulus grasilis dan
kuneatus.
tubuh, terjadinya kontraksi dengan lancar dan teratur pada pergerakan di bawah
otot. Otot antagonis harus mengalami relaksasi secara teratur, sedangkan otot sinergis
berusaha memfiksasi sendi sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan oleh bermacam-
macam pergerakan.
40
2. Ganglia Basalis (Basal ganglia)
Basal Ganglia terdiri atas beberapa kumpulan subtansia grisea padat yang
terbentuk dalam hubungan yang erat dengan dasar ventrikulus lateralis. Ganglia basalis
merupakan nuklei subkortikalis yang berasal dari telensefalon. Pada otak manusia,
tonus otot tidak bekerja sendiri tapi merupakan bagian penting dari sistem
c. Globus Pallidus, terdiri atas dua bagian yaitu globus palidus medialis dan
41
2) Hubungan Eferen : stria terminalis berjalan melengkung sepanjang tepi
b. Nuleus subtalmikus
c. Subtansia nigra
Hubungan antara nukleus basal ganglia ini sangat kompleks, Nuklei basal
ganglia mendapat implus dari daerah motorik dan premotorik. Fungsi yang tepat dari
basal ganglia belum jelas. Perangsangan pada umumnya juga tidak memperlihatkan
hasil yang jelas tetapi perangsangan pada nukleus kaudatus menghambat stretch
reflex. Hambatan ini mungkin terjadi dengan cara pengaktifan area inhibisi pada
korteks melalui jalur umpan balik talamo kortikal. Basal ganglia aktif pada gerakan
lambat dan mantap, sedangkan pada gerakan cepat dan tiba- tiba basal ganglia tidak
aktif. Basal ganglia sudah mulai aktif sebelum gerakan dimulai karena berperan
dalam penataan dan perencanaan gerakan yaitu dalam proses konversi pikiran
42
2.12. Korteks Serebri
subtansia grisea. Korteks serebri berlipat lipat, disebut girus, dan celah diantara dua
lekuk disebut sulkus (fisura). Beberapa daerah tertentu dari korteks serebri telah
struktru selukar. Telah dilakukan banyak usaha untuk menjelaskan berbagagai makna
Hemisfer otak dibagi dalam beberapa lobus atau daerah sesuai dengan tulang
permukaan korteks terdapat percabangan akhir dendrit dari lappisan yang lebih
dalam.
3. Lamina Piramidalis : Lapisan ini mengandung sel berbentuk piramid. Diantara sel
piramid terdapat sel-sel granural dengan akson yang berjalan naik ke arah lapisan
superfisial.
4. Lamina Granularis Interna : Terdiri dari sel neoron berbentuk bintang berukuran
5. Lamina Ganglionaris : Sel neuron granular ,sel neuron yang naik mencapai
43
6. Lamina Multiformis : Sel-sel nya berbentuk kumparan dengan sumbu panjang
fisura, dan tonjolan yang disebut dengan gisrus. Oleh karena adanya sulkus dan
1. Lobus Frontalis
2. Lobus Parientalis
a. Area 3,1,2 adalah area sensorik primer (area postsentral), meliput girus
sentralis.
44
Permukaan bagian atas dan lateral terdiri dari girus pariental
3. Lobus Oksipitalis
b. Area 18,19 (area asosiasi visual) : Sejajar dengan area 17 meluas sampai
4. Lobus Temporalis
c. Area 38, 40, 20, 21, 22 (area asosiasi) : Permukaan lateral dibagi
gerakan berbicara
6. Area Visualis : Terdapat pada polus posterior dan aspek medial hemisfer
45
7. Insula Reili : Bagian serebrum yang membentuk dasar fisura silvi yang
Bagian otak ini ditutupi oleh girus temporalis dan girus frontalis inferior
a. Mengontrol gerakan volunter otot dan tulang pada sisi tubuh kontralateral.
yang disarafi.
c. Area 6 dan 8 pada perangsang akan timbul gerakan mata dan kepala.
dari kulit, otot sendi, dan tendo di sisi kontralateral.Lesi daerah ini dapat
46
daerah sensorik suatu bagian tubuh, sebanding dengan jumlah reseptor di
selebri.
medialis.
c. Lesi area ini hanya menimbulkan ketulian ringan kecuali bila lesinya
bilateral.
temporalis.
dapat menghidu bau yang aneh atau mengecap rasa yang aneh.
6. Area asosiasi
47
a. Korteks yang mempunyai hubungan dengan area sensorik maupun motorik,
b. Pada manusia penting untuk aktivitas mental yang tinggi, seperti berbicara,
c. Pada manusia terdapat tiga daerah asosiasi yang penting, yaitu daerah
frontal (di depan korteks motorik), daerah temporal (antara girus temporalis
yang sesuai dengan tempat kerusakan. Misalnya, pada area 5,7 akan
ditangan dengan mata tertutup) karena area ini merupakan pusat asosiasi
Setiap belahan otak, baik otak kiri maupun otak kanan pada hakikatnya mempunyai
mempunyai tanggung jawab dan fungsi masing-masing. Misalnya, Otak kiri berkaitan dengan
akademik, seperti perbedaan, angka, urutan, tulisan, bahasa, hitungan dan logika, sedangkan
Otak kanan berfungsi dalam hal persamaan, khayalan, kreativitas, bentuk atau ruang, emosi,
musik dan warna. Namun, aktifitas kerja kedua otak tersebut tidak terpisah. Aktivitas kedua
berguguran, tanah yang kering, dan cuaca yang teramat panas. Kita akan memerikan,
menganalisis, dan menggeneralisasikan semua hal tersebut dengan belahan otak kanan.
Setelah hal tersebut dilakukan oleh otak kanan, maka belahan otak kirilah kemudian yang
48
mengkomunikasikannya secara verbal. Misalnya, ketika kita berkata, “dedaunan itu banyak
berguguran, tanah yang disekitarnya kering, dan ternyata sekarang adalah musim kemarau”.
Belahan otak kirilah yang bertanggung jawab terhadap pengolahan bahasa dan mengutarakan
konsep-konsep yang ada dalam persepsi seseorang. Namun, semua merupakan hasil dari
penggeneralisasian yang dilakukan oleh belahan otak kanan. (Restak, 2004:97) Dengan
contoh di atas, dapat disimpulkan sebenarnya dalam setiap aktivitas otak yang dilakukan oleh
manusia selalu melibatkan dua fungsi otak, yaitu belahan otak kiri dan belahan otak kanan.
Otak kiri untuk melakukan pemikiran, persepsi, sedangkan otak kanan untuk memberikan
gambaran secara visual. Jika seseorang hanya mengaktifkan salah satu belahan otaknya
dalam beberapa aktivitas, terjadi ketidakseimbangan fungsi kerja otak pada manusia, maka
orang tersebut akan mudah menghadapi kesulitan terutama kesehatan mental yang kurang
baik. Seperti yang dikemukakan DePorter (2004: 38), “Sesungguhnya, jika Anda termasuk
kategori otak kiri dan Anda tidak melakukan upaya tertentu memasukkan beberapa aktivitas
otak kanan dalam hidup Anda, ketidakseimbangan yang dihasilkan dapat mengakibatkan
menyeimbangkan fungsi kedua belah otak dalam melakukan aktivitas yang memang
Saraf Otonom adalah saraf yang mempersarafi alat- alat dalam tubuh seperti kelenjar,
pembuluh darah, paru, lambung, usus, dan ginjal. Alat ini mendapat dua jenis persarafan
otonom yang fungsinya saling bertentangan kalau yang satu merangsang yang lainya
menghambat dan sebaliknya, kedua susunan sitem saraf ini disebut saraf simpatis dan
parasimpatis .
49
Fungsi saraf otonom mengatur motilitas dan sekresi pada kulit, pembuluh darah, dan
organ viseral dengan cara merangsang pergerakan otot polos dan kelenjar eksokrin. Regulasi
1. Saraf Simpatis
Saraf simpatis adalah saraf yang berpangkal pada sumsum tulang belakang
(medula spinalis) di daerah dada dan pinggang. Saraf simpatis merupakan bagian
dari sistem saraf otonom yang cenderung bertindak berlawanan terhadap sistem saraf
parasimpatik dan umumnya berfungsi untuk memacu dan mempercepat kerja organ-
pembuluh darah. Sistem ini mengatur fungsi kelenjar keringat dan merangsang
sekresi glukosa dalam hati. Sistem saraf simpatik diaktifkan terutama dalam kondisi
stres. Sistem saraf simpatik disebut juga sistem saraf torakolumbar, karena saraf
preganglion keluar dari tulang belakang toraks ke-1 sampai dengan ke-12. Sistem
saraf ini berupa 25 pasang ganglion atau simpul saraf yang terdapat di sumsum
tulang belakang.
d. Memperkecil bronkus
g. Memperlebar pupil
50
j. Meningkatkan sekresi adrenalin.
2. Saraf Parasimpatik
(medula oblongata) dan dari sakrum yang merupakan saraf pre-ganglion dan post-
ganglion. Sistem saraf parasimpatik disebut juga dengan sistem saraf kraniosakral,
karena saraf preganglion keluar dari daerah otak dan daerah sakral. Fungsi saraf
tersebar di seluruh tubuh. Urat sarafnya menuju ke organ tubuh yang dikuasai oleh
sistem saraf simpatik. Misalnya pada sistem saraf simpatik berfungsi mempercepat
denyut jantung, sedangkan pada sistem saraf parasimpatik akan memperlambat denyut
d. Memperlebar bronkus
g. Mempersempit pupil
51
2.15. Fisiologi Aliran Darah Otak, Cairan Serebrospinal, dan Metabolisme pada
otak
Sistem saraf pusat (SSP) diisi oleh jaringan yang kaya pembuluh darah untuk
memenuhi kebutuhan yang berubah-rubah dari metabolisme saraf lokal dan regional.
Aliran darah otak (CBF) dapat dilihat dari 2 sudut pandang: ciri umum, dan gambaran
Ciri Umum Aliran Darah Sifat alami darah adalah bahwa substansi tertentu
cenderung untuk berkumpul di bagian tengah aliran, dan akan bervariasi sesuai ukuran
lumen, sehingga sifat darah di arteri yang lebih besar tidak dapat disamakan dengan
pembulih darah yang lebih kecil. Lebih jauh lagi, pernyataan tentang tekanan darah,
aliran darah, dan perfusi jaringan harus dipertimbangkan sesuai pulsasi aliran darah.
Faktor-faktor lain juga mempengaruhi aliran darah, meliputi suhu lokal dan
pH, tekanan oksigen dan karbondioksida, K+, H+, HCO3- pada jaringan dan darah;
hematokrit, cardiac output, tekanan darah, faktor neurogenik, tahanan vaskuler, dan
2. Cairan Serebrospinal
Cairan ini disalurkan oleh pleksus koroid ke dala ventrikel yang ada dalam otak
subarakhnoid melalui ventrikularis. Setelah melintasi seluruh ruangan otak dan sumsum
tulang belakang, akan kembali ke sirkulasi melalui granulasi arakhnoid pada sinus
52
sagitalis superior. Perjalanan cairan serebrospinalis , setelah meinggalkan ventrikel
lateralis I dan II, cairan otak dan sumsum tulang belakang akan menuju ventrikel III
selanjutnya ke sisterna magna. Cairan tersebut akan membasahi bagian – bagian dari
otak dan akan diabsorbsi oleh vili-vili yang terdapat pada arakhnoid. Jumlah cairan ini
tidak tetap, berkisar 80-200 cc dan mempunyai sifat alkalis. Komposisi cairan
serebrospinalis terdiri atas air, protein, glukosa, garam-garam, sedikit limfosit dan
karbondioksida.
b. Melindungi alat - alat dalam medulla spinalis dan otak dari tekanan.
3. Metabolisme Otak
dari berat badan total manusia. Dalam keadaan istirahat otak memerlukan oksigen
sebanyak 20% dari seluruh kebutuhan oksigen tubuh dan memerlukan 70% glukosa
tubuh. Adanya kebutuhan oksigen yang tinggi tersebut disertai dengan aktifitas
metabolik otak yang terjadi secara terusmenerus memerlukan aliran darah yang konstan
ke dalam otak, sehingga otak memerlukan makanan yang cukup dan teratur. Dalam
setiap menit otak memerlukan 800 cc oksigen dan 100 mg glukosa sebagai sumber
energi. berkurang atau hilangnya suplai darah ke otak dalam beberapa menit akan
menimbulkan adanya gangguan pada jaringan otak yang bervariasi dari ringan hingga
53
Secara normal otak memerlukan glukosa untuk menghasilkan energi melalui
proses glikolisis dan siklus krebs serta membutuhkan +- 4 x 10 21 ATP per menit.
Glukosa merupakan sumber utama yang dibutuhkan sel otak disamping oksigen.
mitokondria yang akan menghasilkan senyawa fosfat berenergi tinggi seperti ATP 7.
Maka jaringan otak sangat rentan terhadap gangguan suplai glukosa dan oksigen.
Kebutuhan akan glukosa dan oksigen dihantarkan melalui aliran darah secara konstan.
memerlukan seperempat kebutuhan oksigen yang digunakan oleh tubuhb per menit.
Neuron yang menggunakan energi yang besar ini dibangkitkan dalam mitokondria,
ion intra dan ekstra seluler, juga diperlukan untuk membuang produk toksis dari
penggunaan energi memerlukan pengiriman oksigen dan glukosa dari darah. Hal ini
54
dapat tercapai dengan meningkatkan aliran darah ke daerah tersebut dengan
Kebutuhan otak secara umum adalah konstan, tetapi secara lokal bervariasi dan
mampu beradaptasi terhadap pasokan darah. Hal ini mencegah perubahan - perubahan
yang mungkin timbul dalam tekanan perfusi yang dipengaruhi oleh sistem sirkulasi
sentral dengan autoregulasi. Hal ini dapat dicapai melalui kontraksi otot polos
terhadap berbagai tingkat resistensi arteri dan arteriole sesuai dengan tekanan luminal.
Hal ini diduga akibat respon langsung mekanisme distensi dari otot polos atau suatu
dapat mempertahankan aliran darah otak total diatas rentang yang luas dari tekanan
perfusi.
Pada orang dewasa normal mempunyai aliran darah otak antara 50- 55 ml/ 100
gr otak / menit. Bila aliran darah otak turun hingga kurang dari 18 ml/ 100 gr/ menit
merupakan ambang atas dari gagahnya pompa ion. Bila aliran darah serebral 8 ml/100
gr/menit merupakan ambang bawah gagahnya pompa ion. Penumbra iskemik adalah
keadaan iskemik otak diantara kedua amabnag tersebut, dimana neuron - neuron
secara fungsional tidak melakukan aktifitas namun secara struktural masih intak dan
bisa diselamatkan.
kerusakan. Dalam sel body (inti sel/ sel tubuh), bagian kromatofilik menghilang
dan nukleus keluar dari pusat sel. Jika neuron berfungsi normal kembali, sel
tersebut pelan-pelan akan kembali pada keadaan normal. Jika suplai oksigen
atau nutrisi dihambat, seperti yang selalu terjadi pada stroke atau trauma
55
mekanik mengenai neuron, seperti yang selalu pada kerusakan medula spinalis
atau perifer, neuron tidak akan mengalami perbaikan kecuali sirkulasi baik atau
tekanan turun dalam waktu beberapa menit atau jam. Jika keadaan stress ini
rusak. Proses ini dinamakan degenaration wallerian, bagian distal akson yang
semakin memburuk dan migrasi makrofag pada sel tersebut untuk proses
fagositosis sel mati tersebut. Sel Schwann di area yang putus membentuk
sebenarnya. Selain itu, sel Schwann juga mengelurkan growth factor untuk
merangsang pertumbuhan kembali akson. Jika akson telah putus, akson yang
baru akan mulai muncul dari bagian proksimal bagian yang putus dalam
beberapa jam. Pada sebagian kerusakan yang biasa pada proksimal akson yang
rusak akan mati dan menyusut beberapa sentimeter sehingga tunas muncul
akson tersebut akan tumbuh kesisi yang mengalami kerusakan dan sel Schwann
membungkus disekitarnya.
tidak tumbuh lagi atau menyimpang, fungsi normalnya tidak akan kembali.
Akson yang tumbuh mencapai tujuannya, jika bagian distal dan proksimal
bagian yang rusak bertemu. Ketika sebuah saraf perifer mengalami kerusakan
hubungan sinap yang normal, sehingga fungsi saraf akan selamanya rusak.
56
Regenerasi yang terbatas disebabkan karena :
kembali akson
GBS merupakan bagian atau salah satu dari penyakit neuromuskular, penyakit
ini jarang dijumpai. Gangguan neuromuskular memiliki spektrum gejala dan tanda
yang cukup khas. Mulai dari kesemutan diujung jari, kelumpuhan ekstremitas,
neuromuskular sifat kelumpuhannya adalah lower motor neuron (LMN). Maka dari
itu yang pertama kali diperkirakan bila mencurigai pasien dengan penyakit
upper motor neuron (UMN). Untuk memperjelas perbedaan antara lesi LMN dan
57
Tonus Hipotonus Hipertonus
Refleks Patologis - +
58
59
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Secara anatomis sistem saraf dibagi menjadi dua yaitu sistem saraf pusat yang terdiri
dari otak dan sumsum tulang belakang dan sistem saraf tepi yang terdiri dari saraf kranial dan
saraf spinal, sementara secara fungsional sistem saraf dibagi menjadi dua juga yaitu saraf
sensorik dan saraf motorik. Saraf motorik dibagi lagi menjadi dua divisi yaitu divisi somatic
dan dan divisi otonom , divisi otonom dibagi menjadi dua yaitu simpatis dan parasimpatis.
Sel saraf atau disebut juga neuron adalah unik struktural dan fungsional dari sistem saraf,
bagian dari jaringan neuron antara lain : badan sel, dendrit, akson, selubung meilin, badan
nissl, neuofibril, nukleus , dan sel schwam. Adapun klsifikasifikasi neuron secara fungsional
berdasarkan arah transmisi implusnya yaitu Neuron Sensorik, Neuron Motorik, Interneuron,
dan secara struktural berdasarkan jumlah prosesusnya terdiri dari Neuron multipolar, Neuron
saraf pusat. Sumsum tulang belakang memanjang dari pangkal leher, hingga ke
selangkangan. Sumsum tulang belakang terdiri dari 31 pasang saraf spinalis yaitu : 7 Vetebra
Lokasi area sensorik dan hubungannya dengan korteks serebri terdiri dari Area
Sensorik Primer, Area Visual Primer, Area Auditori Primer, Area Olfaktori Primer, Area
Pengecap Primer (Gustatory). Sedangkan lokasi area motorik dan hubungannya dengan
60
korteks serebri terdiri dari Area Motorik Primer , Area Pramotorik Korteks , Area Broca .
Reseptor Sensorik
merupakan mekanisme dasar reseptor yang mengubah rangsangan sensorik menjadi isyarat
saraf sebagaimana rangsangan sensorik dan kekuatan dideteksi oleh otak. Jenis Reseptor
bergantungan pada pengetahuan mengenai berbagai sifat berbagai sifat rasa nyeri, dan
bagaimana nyeri dapat di alihkan dari suatu bagian tubuh yang lain. Mata adalah sistem optik
yang memfokuskan berkas cahaya pada fotoreseptor, yang mengubah energi cahaya menjadi
implus saraf.
Serebelum (otak kecil) terletak dalam fossa kranial posterior , dibawah tentorium
serebelum bagian posterior dari pons varolli dan medula oblongata. Serebelum mempunyai
dua hemisfer yang dihubungkan oleh vermis . Ganglia basalis merupakan nuklei subkortikalis
yang berasal dari telensefalon. Adapun korteks serebri adalah lapisan permukaan hemisfer
yang disusun oleh subtansia grisea. Korteks serebri berlipat lipat , disebut girus , dan celah
diantara dua lekuk disebut sulkus ( fisura ). Dalam setiap aktivitas otak yang dilakukan oleh
manusia selalu melibatkan dua fungsi otak, yaitu belahan otak kiri dan belahan otak kanan.
Otak kiri untuk melakukan pemikiran, persepsi, sedangkan otak kanan untuk memberikan
gambaran secara visual. Saraf Otonom adalah saraf yang mempersarafi alat- alat dalam
tubuh seperti kelenjar, pembuluh darah, paru, lambung, usus, dan ginjal. sedangkan Saraf
parasimpatik adalah saraf yang berpangkal pada sumsum lanjutan (medula oblongata) dan
61
3.2. Saran
1. Untuk memahami sistem saraf selain membaca dan memahami materi-materi dari
sumber keilmuan yang ada di buku, internet, dan lain-lain kita harus dapat
mengaitkan materi-materi tersebut dengan kehidupan kita sehari-hari, agar lebih
mudah untuk paham dan akan selalu diingat.
2.
3.
62
DAFTAR PUSTAKA
Sloane, Ethel. 2012. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta : EGC.
Jakarta : EGC.
63