Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

BIOMEDIK ANATOMI SISTEM SARAF

Dosen Pembimbing:

Rosalia Putri. STr.Kep., MKM

Disusun Oleh:

1. Shinta Murti (22181003)


2. Nabila Syahfitri (22181008)
3. Sakina Rupa (22181027)
4. Asmuri Yadna (22181037)

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ABULYATAMA

T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat tuhan yang maha esa atas atas rahmat dan hidayah
Nya,penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ sistem saraf”
dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Anatomi.selain itu


makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang sistem saraf bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu rosalia putri ,STr.Kep,MKM


selaku dosen mata kuliah Anatomi.ucapan terima kasih di sampaikan kepdada
semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini

Penulis menyadari makalah ini masi jauh dari sempurna.Oleh sebab


itu,saran dan kritik membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

PENDAHULUAN……………………………………………………………...

BAB 1

A.Latar belakang ………………………………………………………………

B.Rumusan Masalah……………………………………………………………

C.Tujan Masalah………………………………………………………………..

BAB 2

PEMBAHASAN………………………………………………………………..

Pengertian Sistem Saraf…………….………………………………………….

Jenis-Jenis Sistem Saraf………….……………………………………….........

Organ Sistem Saraf………….…………………………………………….…...

Gangguan Pada Sistem Saraf…………..……………………………….……..

BAB 3

Kesimpulan ……………………………………………………………...……...

Saran……………………………………………………………………….…....
BAB 1
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG
Sistem saraf merupakan sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa
penghantaran impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan
perintah untuk memberi tanggapan rangsangan pada manusia. Manusia merupakan
makhluk paling sempurna yang diciptakan Tuhan membutuhkan sistem saraf untuk
mengatur dan mengendalikan anggota tubuh dalam beraktivitas sehari-hari, namun
pada kenyataannya juga tidak lepas dari ancaman gangguan sistem saraf. Di era
zaman sekarang banyak anak anak yang menderita penyakit gangguan sistem saraf,
namun kebanyakan dari masyarakat belum memiliki pengetahuan yang cukup luas
mengenai penyakit gangguan sistem saraf tersebut.

Terkadang orang tua tidak mengetahui jenis gejala maupun penyakit yang
diderita oleh anak karena kurangnya informasi yang mereka ketahui. Jika mereka
ingin mengetahui tentang penyakit, gejala-gejala, penyebab, serta cara penanganan
yang baik maka mereka akan mendatangi dokter untuk berkonsultasi. Namun, hal
tersebut tidak dapat dilakukan oleh semua orang dikarenakan beberapa
kemungkinan seperti faktor perekonomian yang kurang atau bahkan tidak
mencukupi sama sekali, jarak tempat tinggal yang jauh dari rumah sakit, atau
jadwal rutinitas yang terlalu padat sehingga tidak dapat berkonsultasi dini dengan
dokter. Terkadang ketika berkonsultasi pun hasil diagnosa yang disampaikan oleh
dokter tidak sepenuhnya dipaparkan secara mendetail. Dengan adanya kemajuan
dan perkembangan teknologi yang semakin pesat, dikembangkan suatu teknologi
yang mampu memproses dan cara berpikir manusia dengan teknologi Kecerdasan
Buatan,yaitu sistem pakar yang mengandung pengetahuan dan pengalaman yang
dimasukkan oleh satu atau banyak pakar ke dalam satu area pengetahuan tertentu
sehingga setiap orang dapat menggunakannya untuk memecahkan berbagai
masalah dengan mudah dan cepat.

B.RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian sistem saraf?
2. Bagaimana pembagian saraf?
3 Ganguan yang terdapat di saraf?

C.TUJUAN MASALAH
1. Definisi sistem saraf
2. Mendeskripsikan sistem saraf
3. Mengetahui gangguan saraf.
BAB 2
PEMBAHASAN

1.Definisi Sistem Saraf

Saraf Sistem saraf adalah sistem koordinasi berupa penghantaran impuls saraf
ke susunan saraf pusat, pemrosesan impuls saraf dan pemberi tanggapan
rangsangan (Feriyawati, 2006). Sistem atau susunan saraf merupakan salah satu
bagian terkecil dari organ dalam tubuh, tetapi merupakan bagian yang paling
kompleks. Susunan saraf manusia mempunyai arus informasi yang cepat dengan
kecepatan pemrosesan yang tinggi dan tergantung pada aktivitas listrik (impuls
saraf) (Bahrudin, 2013). Alur informasi pada sistem saraf dapat dipecah secara
skematis menjadi tiga tahap. Suatu stimulus eksternal atau internal yang mengenai
organ-organ sensorik akan menginduksi pembentukan impuls yang berjalan ke arah
susunan saraf pusat (SSP) (impuls afferent), terjadi proses pengolahan yang
komplek pada SSP (proses pengolahan informasi) dan sebagai hasil pengolahan,
SSP membentuk impuls yang berjalan ke arah perifer (impuls efferent) dan
mempengaruhi respons motorik terhadap stimulus (Bahrudin,2013).

2. Susunan Sistem Saraf

sistem saraf terbagi secara anatomi yang terdiri dari saraf pusat (otak dan
medula spinalis) dan saraf tepi (saraf kranial dan spinal) dan secara fisiologi yaitu
saraf otonom dan saraf somatik (Bahrudin, 2013).

A.Sistem Saraf Pusat

Susunan saraf pusat (SSP) yaitu otak (ensefalon) dan medula spinalis,
yang merupakan pusat integrasi dan kontrol seluruh aktifitas tubuh. Bagian
fungsional pada susunan saraf pusat adalah neuron akson sebagai penghubung dan
transmisi elektrik antar neuron, serta dikelilingi oleh sel glia yang menunjang secara
mekanik dan metabolik (Bahrudin, 2013).
B). Otak

Otak merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat
pengatur dari segala kegiatan manusia yang terletak di dalam rongga
tengkorak. Bagian utama otak adalah otak besar (cerebrum), otak kecil
(cereblum) dan otak tengah (Khanifuddin, 2012). Otak besar merupakan
pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Otak besar ini dibagi
menjadi dua belahan, yaitu belahan kanan dan kiri. Tiap belahan tersebut
terbagi menjadi 4 lobus yaitu frontal, parietal, okspital, dan temporal.
Sedangkan disenfalon adalah bagian dari otak besar yang terdiri dari
talamus, hipotalamus, dan epitalamus (Khafinuddin, 2012). Otak
belakang/ kecil terbagi menjadi dua subdivisi yaitu metensefalon dan
mielensefalon. Metensefalon berubah menjadi batang otak (pons) dan
cereblum. Sedangkan 7 mielensefalon akan menjadi medulla oblongata
(Nugroho, 2013). Otak tengah/ sistem limbic terdiri dari hipokampus,
hipotalamus, dan amigdala (Khafinuddin, 2012).

C.) Medula Spinalis (Sumsum tulang belakang)

Sumsum tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga tulang


belakang, mulai dari ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang
pinggang yang kedua. Sumsum tulang belakang terbagi menjadi dua lapis
yaitu lapisan luar berwarna putih (white area) dan lapisan dalam berwarna
kelabu (grey area) (Chamidah, 2013). Lapisan luar mengandung serabut
saraf dan lapisan dalam mengandung badan saraf. Di dalam sumsum tulang
belakang terdapat saraf sensorik, saraf motorik dan saraf penghubung.
Fungsinya adalah sebagai penghantar impuls dari otak dan ke otak serta
sebagai pusat pengatur gerak refleks (Khafinuddin, 2012)

3. Sistem Saraf Tepi Susunan saraf tepi

yaitu saraf kranial dan saraf spinalis yang merupakan garis komunikasi antara
SSP dan tubuh. SST tersusun dari semua saraf yang membawa pesan dari dan ke
SSP (Bahrudin, 2013).

A. Sistem Saraf Otonom (SSO)

Sistem saraf otonom mengatur jaringan dan organ tubuh yang tidak
disadari. Jaringan dan organ tubuh yang diatur oleh sistem saraf otonom adalah
pembuluh darah dan jantung. Sistem ini terdiri atas sistem saraf simpatik dan sistem
saraf parasimpatik. Fungsi dari kedua sistem saraf ini adalah saling berbalikan.
1) Sel sel pada sistem saraf

Sistem saraf pada manusia terdiri dari dua komponen yaitu sel saraf dan sel
glial. Sel saraf berfungsi sebagai alat untuk menghantarkan impuls dari panca
indera menuju otak yang selanjutnya oleh otak akan dikirim ke otot. Sedangkan sel
glial berfungsi sebagai pemberi nutrisi pada neuron (Feriyawati, 2006).

2) DASAR NEUROLOGI

Neurologi berasal dari kata neuro dan logos. Nettro berarti saraf dan logos
berarti ilmu. Jadi neurologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang syaraf. Di
dalam mempelajari pengertian neurologi merupakan langkah awal untuk mengkaji
dan mempelajari ilmu saraf yang lain. Dalam belajar dasar-dasar Neurologi
Pendidikan Luar Biasa ini, sangat erat kaitannya dengan makhluk hidup seperti
ilmu pengetahuan biologis dan ilmu alam yang mempelajari reaksi alam terhadap
fisik dan gerakangerakan tubuh. Ruang lingkup dari materi konsep dasar Neurologi
yaitu: Pengertian Neurologi, beberapa istilah dalam sistem saraf, perkembangan
sistem saraf, mikro anatomi sel saraf, struktur histologi sistem saraf. Neurologi
bersal dari kata neuro dan logos. Neuro berarti saraf dan logos berarti ilmu. Jadi
neurologi berafii ilmu saraf. Evelyin C. Pearce (1993) mendefenisikan "Neurologi
berarti ilmu pengetahuan tentang saraf dan struktur saraf'. Tercakup dalam
pengertian ini mengenai anatomi atau susunan saraf dan hubungarl bagian-bagianny
satu sama lain, serta fisiologi atau fungsi kerja saraf manusia dalam keadaan
normal. Mempelajari letak dan hubungan satu sistem saraf tidak dapat terpisahkan
dari pengamatan tentangan kegunaan setiap struktur dan sistem jaringannya. Hal ini
membawa kita pada penggunaan istilah anatomi fungsional yarrg bertalian erat
dengan fisiologi atau ilmt faai. Ilmu ini sangat erat hubunganya dengan
pengetahuan tentang semua makhluk hidup yang tercakup dalam pelajaran biologi,
juga erat kaitannya dengan sitologi yarlg mempelajari detail struktur sel serta bio
kimia yang mempelajari perubahan kimiawi dan kegiatan sel serta menyelidiki
proses kimia jasad hidup serba kompleks. Juga erat hubungannya dengan ilmu alam
yang mempelajari reaksi fisik dan gerakangerakan yang terjadi di badan. Sel
merupakan unsur terkecil dari tubuh yang memiliki semua bagian, sel disesuaikan
dengan fungsi yang harus dilaksanakan atau dengan jaringan di mana sel itu berada.

A. Beberapa Istilah dalam Sistem Saraf

Kita dapat menerima rangsangan dan reaksi terhadapnya. Alat-alat yang


menerima rangsangan disebut reseptor, dan alat peraksi terhadap rangsangan
disebut efektor. Di antara reseptor dan efehor berkembang jaringan 8 yang
menghubungkan keduanya itu. Jaringan penghubung ialah jaringan saraf. Bagian
saraf yang menghantarkan rangsangan yang diterima oleh reseplor disebut saraf
sensors, sedangkan bagian saraf yang menghantarkan rangsangan reaksi ke efektor
disebut saraf penggerakan atau saraf rnotoris. Di antara saraf sensoris dan motoris
terhadap bagian sel saraf yang disebut perikerion Badan sel ini berfungsi mengolah
rangsangan yang diterima. Bila jumlah reseptor bertambah banyak dan berkembang
menjadi bermancam-macam indra, maka jaringan saraf menjadi lebih kompleks. Di
dalam tubuh timbul daerah-daerah di mana badan-badan sel saraf terkumpul
membentuk satu simpul saraf atau ganglion. antara reseptor dan efehor berkembang
jaringan 8 yang menghubungkan keduanya itu. Jaringan penghubung ialah jaringan
saraf. Bagian saraf yang menghantarkan rangsangan yang diterima oleh reseplor
disebut saraf sensors, sedangkan bagian saraf yang menghantarkan rangsangan
reaksi ke efektor disebut saraf penggerakan atau saraf rnotoris. Di antara saraf
sensoris dan motoris terhadap bagian sel saraf yang disebut perikerion Badan sel
ini berfungsi mengolah rangsangan yang diterima.

B. Perkembangan Susunan Saraf

Pada emberton yang berumur 2 (dua) minggu, di bagiari rnedial ectoderm


terjadi sebuah lekukan yang makin lanra makin dalam, sel-sel sekitar lekukan
perkembangan biak, batas tepi-tepi lekukan kiri dan kanan menutup. Ectoderm
pemrukaan menjadi satu lagi sel-sel yang r0 berkembang baik sekitar ruangan
lekukan terpisah dari permukaan dan bentuk sebuah bumbung. Bumbung ini
memanjang ke depan dan ke belakang. Di r,rjung depatr terbentuk otak, di bagian
belakanganya terbentuk medulla spinalis.

Di bagian depan terbentuk tiga benjolan. Benjolan-benjolan ini berturut-turut


dari belakang ke depan disebut rombensefalon, ntensensefalon, dan prosensefalon.
Rombensefalon berkembang menjadi melensefalon dan metensefalon.
Melesenfalon kemudian membentuk medulla oblongata dan pons. Metensefalon di
bagian dorsal membentuk serebellum (otak kecil). Prosensefalon berkembang
membentuk diensefaion dan telensefolon. Tensefolon kemudian berkembang
menjadi serebelum (otak besar). Dari diensefalaon dan telensefalon Tumbuh
tonjolan yang disebut tonjolan optic, yang kemudian membentuk saraf mata ke-II
(nervus optikus). Di sisi kiri dan kanan dari bumbung saraf sebelah belakang ada
sel-sel ektodem yang memisahkan diri pada tempat-tempat tertentu yang kemudian
membentuk gonglion vertenralis ata:u ganglion spinal.
Di sekitar sumbut embrion, ektoderm, dan mesoderrz rnembentuk segmenII
segmen. Pada bumbung saraf, segmen-segmen ini bergabung menjadi satu
membentuk medulla spinalis. Dari ntesoderm berkembang otot dan tulang.
Segmentasi tulang tampak pada vertebra. Otot-otot pada Llfirlrmnya terbentuk dari
persatuan beberapa segmen otot, disebut miotom segmen tulang disebut osteotom,
segmen saraf medulla spinalis disebut mielotom. Segmen kulit disebut dermaton
dan segmen saraf disebut neurotom. Tiap neltron mensarafi dermatom, miotom, dan
osteotom yang sesuai. Di bagian servikal terdapat 8 segmen, torakal 72 segmen,
lumbal5 segmen, salval5 segmen, dan kogsegela 2-3 segmen.

C.Mikro Anatomi Sel Saraf (Neuron)

Pusat sel saraf atau neuron terdiri dari sebuali badan sel yang juga disebut
periknrion yang berisi rucleus. Di dalam sitoplasma perilcrion terdapat badan-
badarl yang disebut subs tans i nl'ssi. Dari perikarion menj ulur pr os e sus - prosesus
yang menghantar rangsangan yang menuju perikarion disebut dengan dendrite.
Jumlah dendrite biasanya banyak, yaitu lebih dari satu. Prosesus yang menghantar
rangsangan keluar dari perikarion disebut alrson. Jaringan saraf terdiri dari sel saraf
(neuron) dan sel penyokong (neuronglia). Neuron terdiri atas bagian sel yang
mempunyai uluran sitoplasma yang panjang dan pendek. Uluran yang panjang
disebut axon atau neurit tempat di mana rangsangan disalurkan dari sel saraf.
Uluran yang pendek disebut dendrite, di mana rangsangan berjalan menuju sel
saraf.

D.ALAT-ALAT INDRA

Perangsangan suatu reseptor atau alat indra akan memberikan informasi kepada
sistem saraf untuk mengenal keadaan sekeliling, sehingga tubuh dapat segera
menyesuaikan dengan keadaan yang baru. Penyesuaian ini diperlukan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup dari suatu makhluk hidup. Alat indra adalah
alat yang ada pada tubuh manusia dan berfungsi untuk mengenal keadaan dunia
luar. "Alat" itu adalah reseptor saraf yang sensitif. "Dunia luar" adalah dunia di luar
tubuh manusia itu sendiri, yang disebut rangsangan. Reseptor yang ada di dalam
tubuh sensitif terhadap rangsangan itu disebut dengan indra. Indra ini mampu
mengubah rangsangan menjadi impuls. Impuls ini merupakan sinyal listrik yang
sampai ke otak untuk membawa berita sehingga orang dapat mengenal dunia luar.
Indra penglihatan terdapat pada organ tubuh mata. Ada beberapa alat yang
berhubungan dengan struktur rnata dan penglihatan, yaitu:

1. Alat tambahan mata.


2. Bola mata.
3. Dinding bola mata
4. Cairan bola mata.
5. Saraf penglihatan.
6. Kelainan mata yang bersifat optis
7. Lapisan pigmen pada retina.
8. Pergerakkan bola mata
9. Ketajarnanpenglihatan.

E.Anatomi Fisiologi Indra Pendengaran

Indra pendengaran termasuk indra yang terletak di dalam telinga. Telinga


merupakan alat untuk menerima getaran yang berasal dari benda yang bergetar, dan
memberikan kesan suara pada kita. Getarannya dapat berasal dari udara dan dapat
pula berasal dai benda padat atau benda cair, antara benda yang bergetar dengan
telinga harus ada medium, yaitu udara. 1. Anatomi Telinga Terdiri dari tiga bagian,
yaitu:

a) Telinga bagian luar


b) Telinga bagian tengah
c) Telinga bagian dalam
F.Saraf Penglihatan (Nervus opticus)

Nervus opticus dari mata kanan dan mata kiri setelah keir-rar dari bola mata
akan saling bersilangan pada suatu tempat yang dinamakan "Chiasma Opticus".
Persilangannya bersifat parsial Crossing, hanya nervus oltticus bagian tengah yang
saling menyilang, sedangkan nerr) us opticus bagian tepi tidak menyilang. Dari
Chiasnta Opticus, saraf optikus (saraf penglihatan) melanjutkan diri sebagai traktus
opticus. Secara anatomi fisiologi, traktus opticus berbeda dengan nervus opticus.
Kalau nervus opticus unsur-unsur sarafnya hanya berasal dari satu bola mata bila
ini mengalami kerusakan, maka hanya satu bola mata yang mengalami kerusakan.
Sedangkan tractus opticus unsur-unsur sarafnya berasal dari kedua bola mata. Bila
ini mengalami gangguan, maka kedua bola mata akan mengalami kerusakan.
Traktus opticus akan berganti saraf pada cospus geniculatum (CGL), dari CGL akan
keluar suatu saraf yang menyebar berbentuk kipas yang dinamakan "Radiatio 24
Optical Gratiolet (ROG)". ROG akan berakhir di otak pada cortex cerebri
occipitalis area broaclman 17, l g, l9 pada fissura calcarina. Apabila rangsang
penglihatan sampai pada pusat ini, maka kita akan sadar dengan apa yang kita lihat.
Nama lain dari jalan tersebut adalah Tractus Geniculo Calcarina.
BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan
Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas
menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh.
Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah
mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan. Sistem saraf
dibagi menjadi dua, yaitu sitem saraf pusat dan sistem saraf perifer. Sistem saraf
pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf perifer terdiri dari
sitem saraf sadar dan sistem saraf tidak sadar. Manusia dikaruniai dengan panca
indera yang terdiri dari mata, hidung, lidah, telinga dan kulit. Indera manusia terdiri
atas organ-organ tubuh yang sangat peka terhadap rangsangan tertentu. Kelima alat
indera ini akan berfungsi dengan baik jika: Saraf-saraf yang berfungsi membawa
rangsangan bekerja dengan baik,Otak sebagai pengolah informasi bekerja dengan
baik dan alat-alat indera tidak mempunyai kelainan bentuk dan fungsinya.

B. Saran
Untuk dapat memahami sistem saraf indrea selain membaca dan memahami
materi-materi dari sumber keilmuan yang ada (buku, internet, dan lain-lain) kita
harus dapat mengkaitkan materi-materi tersebut dengan kehidupan kita sehari-
hari, agar lebih mudah untuk paham dan akan selalu diingat.
Daftar Pustaka

Albert, Todd J dan Alexander R. Vaccaro. 2018. Pemeriksaan Fisik Saraf Spinal.
Jakarta: Erlangga.
Satyanegara, dkk. (2016). Ilmu Bedah Saraf Satyanegara Edisi Jakarta :
Granmedia Pustaka Utama.
R. Samonte, Francis Gregory. (2017). Review: Current Diagnosis, Treatment and
Managemen of Chronic Inflammatory Demyelinating Polyradiculoneuropathy.
https://www.researchgate.net/publication/318790101_Review_Current_Dia
gnosis_Treatment_and_Management_of_Chronic_Inflammatory_Demyelin
ating_Polyradiculoneuropathy diakses pada tanggal 07 April 2019

Anda mungkin juga menyukai