Anda di halaman 1dari 18

TUGAS MAKALAH FISIOLOGI VETERINER

SISTEM SARAF PUSAT PADA MANUSIA

Disusun oleh:
Kelompok 6

Fitriana Nurrachmah 130210180008


Fauzan Daffa Novisyach 130210180016
Rizni Faznia Fajrin 130210180017
Ilma Nadya Fadla 130210180018
Rahmah Dahary 130210180025

PRGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2019
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………3

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………...4

1.1 Dasar Teori………………………………………………………………....4

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………….........6

1.3 Tujuan Penulis……………………………………………………...............6

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………….…....7

2.1 Pengertian Sistem Saraf Pusat…………....………………………………..7


2.2 Bagian dan Fungsi Sistem Saraf Pusat……………..…………………...…7
2.2.1 Otak………………………………………………………………...8
2.2.2 Medula Spinalis (Sumsum tulang belakang)..…………………….10
2.3 Mekanisme Kerja Sistem Saraf Pusat……………..……………………….11
2.3.1 Berdasarkan Bagian Otak…………………………………………...11
2.3.2 Area-Area Komunikasi……………………………………………..12
2.3.3 Belajar dan Memory (Ingatan).……………………………………..14

BAB III PENUTUP.……………………………………………………...……15

3.1 Kesimpulan.……………………………………………………...………...15

3.2 Saran.……………………………………………………...……….............15

Daftar Pustaka.……………………………………………………...………....16
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah Fisiologi Veteriner yang berjudul Sistem Saraf Pusat pada Manusia ini
dengan baik dan tepat pada waktunya.
Dan tidak lupa juga kami berterima kasih kepada dosen pembimbing
karena telah membimbing kami sebagai mahasiswa, dan juga berterima kasih
kepada teman-teman yang telah mendukung kami dalam pembuatan makalah ini.

Dalam proses penyusunan makalah ini kami menjumpai hambatan, namun


berkat dukungan dari berbagai pihak yang telah membantu dan mendukung
penulisan makalah ini, akhirnya saya dapat menyelesaikan tugas makalah
Fisiologi Veteriner I ini dengan cukup baik. Kami juga menyadari bahwa
penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, segala
kritik dan saran yang membangun dari semua pihak penyempurnaan makalah ini
sangat kami harapkan. Kami berharap makalah mengenai Sistem Saraf Pusat pada
Manusia ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita semua yang
membutuhkan.

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Dasar Teori


Sistem saraf merupakan serangkaian jaringan organ yang
kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan dengan yang lain begitu
juga sistem saraf pada hewan. Dalam mekanisme sistem saraf, lingkungan
internal dan stimulus eksternal dipantau dan diatur. Sistem saraf
mengkoordinasi, mengolah dan mengontrol interaksi antara individu
dengan lingkungan sekitarnya dan mengatur kebanyakan aktivitas sistem-
sistem tubuh lainnya. Pada sistem saraf terjadi komunikasi antara berbagai
sistem tubuh hal ini menyebabkan tubuh berfungsi sebagai organ yang
harmonis, dalam sistem saraf inilah mengatur segala aktivitas seperti
kesadaran, pikiran, ingatan, bahasa, sensasi dan gerakan.
Kemampuan khusus seperti iritabilitas, atau sensitivitas terhadap
stimulus, dan konduktivitas, atau kemampuan untuk mentransmisi suatu
respons terhadap stimulasi, diatur oleh sistem saraf dalam tiga cara utama
: Input sensorik. Sistem saraf menerima sensasi atau stimulus melalui
reseptor, yang terletak di tubuh baik eksternal (reseptor somatic) maupun
internal (reseptor viseral). Antivitas integratif. Reseptor mengubah
stimulus menjadi impuls listrik yang menjalar di sepanjang saraf sampai
ke otak dan medulla spinalis, yang kemudian akan menginterpretasi dan
mengintegrasi stimulus, sehingga respon terhadap informasi bisa
terjadi.Output motorik. Input dari otak dan medulla spinalis memperoleh
respon yang sesuai dari otot dan kelenjar tubuh , yang disebut sebagai
efektor. (Staff Universitas Lampung, 2013).
Sistem saraf terdiri dari komponen-komponen terkecil yaitu sel-
sel saraf atau neuron yang berperan untuk menghantarkan impuls.
Sebuah sel saraf terdiri dari:
1. Badan sel

4
Badan sel mengandung inti sel dan sitoplasma. Di dalam
sitoplasma terkandung mitokondria sebagai penyedia energi untuk
membawa rangsangan
2. Dendrit
Dendrit adalah serabut- serabut yang merupakan penjuluran
sitoplasma. Pada umumnya sebuah neuron mempunyai banyak dendrit
dan ukuran dendrit pendek. Dendrit berfungsi membawa rangsangan ke
badan sel.
3. Neurit (akson)
Neurit atau akson adalah serabut-serabut yang merupakan
penjuluran sitoplasma yang panjang. Sebuah neuron memiliki satu
akson. Neurit berfungsi untuk membawa rang-sangan dari badan sel ke
sel saraf lain. Neurit dibungkus oleh selubung lemak yang disebut
myelin yang terdiri atas perluasan membran sel Schwann. Selubung
ini berfungsi untuk isolator dan pemberi makan sel. Antara neuron
satu dengan neuron satu dengan neuron berikutnya tidak bersambungan
secara langsung tetapi membentuk celah yang sangat sempit. Celah
antara ujung neurit suatu neuron dengan dendrit neuron lain tersebut
dinamakan sinapsis Pada bagian sinaps inilah suatu zat kimia yang
disebut neurotransmiter (misalnya asetilkolin) menyeberang untuk
membawa impuls dari ujung neurit suatu neuron ke dendrit neuron
berikutnya. (Erlina Rosmaida Sitorus, 2014)
Bagian-bagian sistem saraf dapat dikelompokkan berdasarkan struktur
atau fungsinya. Pembagian sistem saraf secara anatomis atau secara
strukturai adalah sebagai berikut
1. Sistem saraf sentral /pusat (SSS), meliputi otak (encephalon) dan
sumsum tulang belakang (medulla spinalis).
2. Sistem saraf perifer / tepi (SSP) terdiri dari seluruh saraf di luar SSS,
yang meliputi saraf kranial (nervus cranialis) dan saraf spinal (nervus
spinalis). Saraf kranial adalah saraf yang membawa impuls dari dan ke
otak; sedangkan saraf spinal adalah saraf yang membawa pesan-pesan
dari dan ke sumsum tulang belakang. (Staff Uiversitas Lampung, 2013).

5
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem saraf pusat?
2 Apa saja bagian sistem saraf pusat beserta fungsinya?
3 Bagaimana mekanisme kerja sistem saraf pusat?

1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui apa itu sistem saraf pusat.
2. Dapat mengetahui bagian-bagian sari sistem saraf pusat beserta
fungsinya.
3. Dapat mengetahui bagaimana mekanisme kerja sistem saraf pusat.

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Saraf Pusat

Otak merupakan organ tubuh yang sangat penting yang memiliki fungsi
antara lain untuk mengontrol dan mengkoordinasi semua aktivitas normal
tubuh serta berperan dalam penyimpanan memori. Jaringan otak memiliki
fungsi utama yakni sel saraf (neuron) yang berfungsi untuk menyampaikan
sinyal dari satu sel ke sel lainnya, serta sel-sel glia yang berfungsi untuk
melindungi, mendukung, merawat, serta mempertahankan homeostatis cairan
di sekeliling neuron. (Djiwita et al,2012)

Bagian-bagian sistem saraf dapat dikelompokkan berdasarkan struktur


atau fungsinya. Pembagian sistem saraf secara anatomis atau secara strukturai
adalah sebagai berikut:

1. Sistem saraf sentral /pusat (SSS), meliputi otak (encephalon) dan sumsum
tulang belakang (medulla spinalis).

2. Sistem saraf perifer / tepi (SSP), terdiri dari seluruh saraf di luar SSS, yang
meliputi saraf kranial (nervus cranialis) dan saraf spinal (nervus spinalis).
Saraf kranial adalah saraf yang membawa impuls dari dan ke otak; sedangkan
saraf spinal adalah saraf yang membawa pesan-pesan dari dan ke sumsum
tulang belakang. (Elisa,2010)

Sistem saraf pusat merupakan sistem yang pertama kali dibentuk pada
saat embriogenesis, serta merupakan sistem yang paling akhir selesai
pembentukan dan perkembangannya. (Setiawan et al,2013)

2.2 Bagian dan Fungsi Sistem Saraf Pusat

Susunan saraf pusat (SSP) yaitu otak (ensefalon) dan medula


spinalis, yang merupakan pusat integrasi dan kontrol seluruh aktifitas
tubuh. Bagian fungsional pada susunan saraf pusat adalah neuron akson
sebagai penghubung dan transmisi elektrik antar neuron, serta dikelilingi

7
oleh sel glia yang menunjang secara mekanik dan metabolik.
(Choirunnisa,2017)

2.2.1 Otak
Otak merupakan alat tubuh yang sangat penting dan
sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan manusia yang terletak
di dalam rongga tengkorak. Bagian utama otak adalah otak besar
(cerebrum), otak kecil (cereblum) dan otak tengah. Otak besar
merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Otak
besar ini dibagi menjadi dua belahan, yaitu belahan kanan dan
kiri. Tiap belahan tersebut terbagi menjadi 4 lobus yaitu frontal,
parietal, okspital, dan temporal. Sedangkan disenfalon adalah
bagian dari otak besar yang terdiri dari talamus, hipotalamus, dan
epitalamus. Otak belakang/ kecil terbagi menjadi dua subdivisi
yaitu metensefalon dan mielensefalon. Metensefalon berubah
menjadi batang otak (pons) dan cereblum. Sedangkan
mielensefalon akan menjadi medulla oblongata. Otak tengah/ Pada
otak terdapat suatu cairan yang dikenal dengan cairan
serebrospinalis. Cairan cerebrospinalis ini mengelilingi ruang
sub araknoid disekitar otak dan medula spinalis. Cairan ini juga
mengisi ventrikel otak. Cairan ini menyerupai plasma darah dan
cairan interstisial dan dihasilkan oleh plesus koroid dan sekresi
oleh sel-sel epindemal yang mengelilingi pembuluh darah serebral
dan melapisi kanal sentral medula spinalis. Fungsi cairan ini
adalah sebagai bantalan untuk pemeriksaan lunak otak dan
medula spinalis, juga berperan sebagai media pertukaran nutrien
dan zat buangan antara darah dan otak serta medula spinalis.
(Choirunnisa,2017)
Otak menempati rongga kranial dan dibungkus oleh membran,
cairan, serta tulang tengkorak. Meskipun berbagai macam daerah otak
saling berhubungan dan berfungsi bersama, otak dapat dibagi ke
dalam daerah-daerah yang berbeda-beda yaitu:
1. Hemispherium

8
Cerebralis merupakan bagian otak yang paling besar, dibagi
menjadi hemispherium cerebralis kiri dan kanan oleh suatu
lekukan dalam yang dikenal sebagai fissura longitudinalis. Daerah
antara hemisferium cerebralis dan batang otak adalah
diencephalon.
Jaringan saraf sebelah luar hemisferium cerebralis adalah
bahan abu-abu (substansia grisea) yang disebut dengan cortex
cerebralis. Cortex cerebralis ialah lapisan bahan abu-abu yang
membentuk permukaan setiap hemisfer otak. Di dalam cortex
cerebralis inilah semua impuls diterima dan dianalisa. Semua itu
menyusun dasar pengetahuani: otak "menyimpan" informasi,
banyak di antaranya yang dapat ditampilkan. kembali sesuai
permintaan melalui suatu fenomena yang dinamakan memory
(ingatan). Di dalam cortex cerebralis inilah proses berpikir seperti
asosiasi, pertimbangan, dan diskriminasi terjadi. Dari cortex
cerebralis pula pengendalian kesadaran dan kegiatan yang
disengaja berasal. (Elisa,2010)
2. Truncus Encephali
Truncus Encephali atau batang otak menghubungkan
cerebrum dengan sumsum tulang belakang. Daerah di bawahnya
dan tampak jelas dari arah bawah otak terdapat pons dan medulla
oblongata. Pons menghubungkan midbrain dengan medulla,
sementara medulla oblongata menghubungkan otak dengan
sumsum tulang belakang melalui suatu pembukaan yang besar di
dasar tengkorak (foramen magnum). Batang otak terdiri dari
midbrain, pons, dan medulla oblongata. (Elisa,2010)
3. Cerebellum
Cerebellum artinya otak kecil terletak persis di bawah bagian
belakang hemisfer cerebralis dan dihubungkan dengan cerebrum,
batang otak, serta sumsum tulang belakang oleh pons. Adapun
fungsi cerebellum adalah:

9
 Membantu pengkoordinasian otot voluntar sehingga dapat
berfungsi secara lembut dan dalam pola yang teratur.
Penyakit cerebellum menyebabkan kejang-kejang otot dan
tremors.
 Membantu dalam menjaga keseimbangan pada waktu berdiri,
berjalan, dan duduk maupun waktu rnelakukan aktivitas yang
lebih giat. Pesan-pesan dari telinga bagian internal dan dari
reseptor sensorik di tendo serta otot membantu cerebellum.
 Membantu di dalam memlihara tonus otot sehingga seluruh
serat otot cukup kencang dan siap menghasilkan perubahan-
perubahan posisi yang penting secepatnya bila diperlukan.
(Elisa,2010)

2.2.2. Medula Spinalis (Sumsum tulang belakang)


Sumsum tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga
tulang belakang, mulai dari ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas
tulang pinggang yang kedua. Sumsum tulang belakang terbagi
menjadi dua lapis yaitu lapisan luar berwarna putih (white area)
dan lapisan dalam berwarna kelabu (grey area). Lapisan luar
mengandung serabut saraf dan lapisan dalam mengandung badan
saraf. Di dalam sumsum tulang belakang terdapat saraf sensorik,
saraf motorik dan saraf penghubung. Fungsinya adalah
sebagai penghantar impuls dari otak dan ke otak serta sebagai pusat
pengatur gerak refleks. sistem limbic terdiri dari hipokampus,
hipotalamus, dan amigdala. (Choirunnisa,2017). Fungsi sumsum
tulang belakang dapat dibagi dalam tiga kelompok, yaitu:
 Aktifitas refleks, yang melibatkan integrasi dan transfer pesan-
pesan yang memasuki sumsum tulang belakang, sehingga
memungkinkan impuls sensorik (afferent) masuk dan pesan
motorik (efferent) meninggalkan sumsum tulang belakang tanpa
melibatkan otak.

10
 Konduksi impuls sensorik dari saraf afferen ke atas melalui tractus
naik menuju otak.
 Konduksi impuls motorik (efferent) dari otak turun melalui tractus
ke saraf-saraf yang menginervasi otot atau kelenjar. (Elisa,2010)

2.3 Mekanisme Kerja Sistem Saraf Pusat


2.3.1 Berdasarkan Bagian Otak
Otak terdiri atas lima bagian utama, yaitu: otak besar
(cerebrum), otak tengah (mesencephalon), otak kecil (cerebellum),
sumsum lanjutan (medulla oblongata), dan jembatan varol.
( Setiawan et al, 2013)

1. Otak besar (Cerebrum)


Pada bagian grey matter dari korteks cerebrum terdapat
bagian penerima rangsang atau area sensorik yang terletak di
belakang area motorik fungsinya adalah mengatur gerakan sadar
berdasarkan respon rangsangan seperti yang dibahas
sebelumnya sehingga cerebrum dapat disimpulkan sebagai
sumber dari semua gerakan yang disadari. (Djuwita et al,2012)
Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area
motorik dan sensorik. Proses belajar, menyimpan ingatan,
membuat kesimpulan, dan mempelajari berbagai bahasa
merupakan peranan dari bagian ini.(Gerstner et al,2013)
Pada bagian lain dari cerebrum terdapat regulator kegiatan
psikologi yang lebih kompleks, seperti bagian depan yang
merupakan pusat proses berfikir yaitu mengingat, analisis,
berbicara, kreativitas dan emosi. (Squire et al, 2008)
2. Otak tengah (mesencephalon)
Pada bagian atas mesencephalon terdapat lobus optikus yang
berfungsi dalam meregulasi refleks mata seperti penyempitan
pupil , kontraksi dan relaksasi lensa mata setelah menerima
rangsangan berupa cahaya yang diterima oleh saraf saraf

11
sensoris di daerah mata dan kemudian diteruskan ke
mesenchepalon untuk diolah. (Wijayanti et al,2017)
3. Otak kecil (serebelum)
Cerebelum hanya akan mengkoordinasikan gerakan otot
yang terjadi secara sadar, maka apabila area sensorik
menerima rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka
gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan,
sehingga rangsangan akan diteruskan ke bagian lain yang
nantinya akan menghasilkan gerakan refleks . (Zulkarnaini et
al,2018)
4. Sumsum lanjutan (medulla oblongata)
Medula Oblongata akan menghantarkan impuls yang
datang dari medula spinalis menuju ke otak. Medula oblongata
sangat berpengaruh terhadap kerja jembatan varol, refleks
fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan
kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar
pencernaan. (Sitorus,2014)
5. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)
Penampang melintang medulla spinalis terdiri atas grey
matter yang berbentuk seperti sayap kupu-kupu dan white
matter yang terletak di bagian luar sayap kupu-kupu. Bagian
seperti sayap tersebut terbagi atas tanduk dorsal dan tanduk
ventral. (Sitorus,2014)
Rangsangan sensorik dari reseptor akan dihantarkan menuju
medulla spinalis melalui tanduk dorsal dari grey matter , kemudian
impuls motorik keluar dari medulla spinalis melalui tanduk ventral
menuju efektor. (Gerstner et al , 2013)
Impuls dari sel saraf sensorik akan diterima oleh badan sel
saraf penghubung (asosiasi konektor) yang terdapat pada tanduk
dorsal lalu menghantarkannya ke saraf motorik. Pada white matter
terdapat serabut saraf asosiasi , kumpulan serabut saraf tersebut
membentuk urat saraf. Urat saraf yang membawa impuls ke otak

12
adalah saluran asenden dan yang membawa impuls yang berupa
perintah dari otak merupakan saluran desenden. (Gerstner et al,
2013)
2.3.2 Area-Area Komunikasi
Kemampuan berkomunikasi baik secara verbal maupun tulis
merupakan contoh dari keterkaitan antar bagian bagian korteks
cereblralis. Perkembangan dan penggunaan daerah ini berkaitan erat
dengan proses belajar. (Squire et al,2008)
1. Area pendengaran
Salah satu area yang terletak di lobus temporal ini akan
mendeteksi impuls suara yang ditransmisikan dari lingkungan,
sementara di daerah lainnya (pusat bicara auditorik) suara akan
diinterpretasikan dan dipahami. Pada awalnya bahasa dipelajari
dengan menggunakan sarana pendengaran, dengan demikian
daerah pendengaran sangat dekat dengan daerah cortex yang
menerima-suara untuk memahami suara tersebut.(Squire et
al,2008)
2. Area motorik
Area motorik yang terletak di depan bagian bawah cortex
motorik dalam lobus frontalis ini berfungsi untuk berkomunikasi
berupa berbicara dan menulis. (Elisa,2010)
Bagian bawah cortex motorik mengontrol otot kepala dan
leher , sehingga pusat motorik bicara merupakan perluasan ke
delapan dalam area ini. Kontrol otot bicara berkaitan dengan
lidah, langit-langit lunak, dan larynx terjadi di sini. Begitu pula
halnya dengan pusat komunikasi tulis yang terletak di depan
daerah cortical yang mengontrol otot lengan dan tangan. Akan
tetapi , kemampuan untuk menuliskan kata-kata biasanya
merupakan salah satu bagian terakhir dalam perkembangan
belajar kata-kata dan artinya.(Squire et al,2008)
3. Area visual cortex

13
Area ini berperan dalam komunikasi dengan menerima
impuls visual dalam lobus occipital. Gambaran akan
diinterpretasikan sebagai kata-kata di dalam daerah visual yang
terletak di depan lokasi penerimaan.Namun, jika seseorang
melihat tulisan bahasa asing yang tidak ia mengerti, hal ini
hanya melibatkan daerah penerimaan visual saja dalam lobus
occipital. (Squire et al , 2008)
Kemampuan membaca dengan memahami juga
berkembang di daerah ini. Terdapat hubungan yang sangat
fungsional karena neuron neuron harus bekerja sama untuk
memudahkan seseorang dalam menerima, menginterpratasi,
serta merespon pesan-pesan verbal , tertulis, maupun rabaan
(tactile) dengan stimulus sensoris lainnya.(Elisa,2010)
2.3.3 Proses Belajar dan Memory (Ingatan)
Memory atau ingatan merupakan kemampuan mental untuk
memanggil kembali ide ide. Pada masa awal proses mengingat,
sinyal sensoris berupa pendengaran, penglihatan akan diterima
dalam sekejap dan sudah dapat dipergunakan untuk proses
selanjutnya. (Squire et al,2008)
Short-term memory mengacu pada penyimpanan informasi
yang sangat sedikit dan mungkin hanya beberapa detik atau menit,
dimanajika tidak diperkuat informasi tadi akan menghilang.
Sedangkan long-term memory mengacu pada simpanan informasi
yang dapat diingat kembali di kemudian hari. Hal ini berkaitan
dengan kecenderungan dimana semakin sering seseorang
mengulang kembali pengalaman-pengalaman yang diingat, akan
semakin kuat memory tersebut tertanam di otak sehingga dapat
diingat kembali dengan segera.(Wahyuningsih,2012)
Kajian psikologis menunjukkan bahwa pengulangan
(repetisi) informasi yang sama berulang kali akan mempercepat
dan memperkuat tingkat transfer dari short-term menjadi long-term
memory. (Squire et al,2008)

14
Seseorang dengan tingkat kesadaran penuh akan lebih
mudah mengingat dibanding orang yang sedang dalam keadaan
lelah mental. Dapat pula dicatat bahwa otak dapat mengatur
informasi sedemikian rupa sehingga ide-ide baru dapat disimpan
dalam daerah yang sama dengan yang dipakai untuk menyimpan
sebelumnya. (Elisa,2010)

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Otak dan medulla spninalis merupakan Sistem syaraf pusat utama
pada vetebrata yang terkoordinasi secara erat. Otak dan medulla spinalis
merupakan pusat integrasi dan kontrol seluruh aktifitas tubuh, yang
merupakan system syaraf pusat utama pada tubuh makhluk hidup yang
bertugas untuk merangsang gerakan secara sadar (otak) dan gerakan
reflex (medulla spinalis).
Otak secara utama dibagi menjadi tiga bagian yaitu otak besar
(cerebrum), otak kecil (cereblum) dan otak tengah. Otak besar
merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari, otak kecil
(cereblum) berfungsi mengkoordinir gerakan dan keseimbangan, Otak
tengah (mesencephalon), dalam otak bagian ini terdapat cairan
cerebrospinal yang berfungsi sebagai bantalan untuk pemeriksaan
lunak otak dan medula spinalis, juga berperan sebagai media
pertukaran nutrien dan zat buangan antara darah dan otak serta medula
spinalis.
Medulla spinalis berfungsi sebagai pusat dari gerak reflex, dan
menghatantar impuls saraf sensorik maupum motorik menuju otak.

3.2 Saran
Penulis menyarankan pembaca untuk mempelajari lagi hal – hal
mengenai system syaraf pusat (SSP) dari berbagai litelatur agar pembaca
mengetahui pengetahuan yang lebih luas

16
Daftar Pustaka

Djuwita et al . 2012 . Pertumbuhan dan Sekresi Protein Hasil Kultur


Primer Sel-Sel Serebrum Anak Tikus. Jurnal Veteriner 13(2) :
125-135.

Elisa . 2010 . Anatomi Sistem Saraf . Universitas Gadjah Mada.

Gerstner et al . 2013 . Neuronal Dynamics-From Single Neuron to


Networks and Models of Cognition. Cambridge Univ.Press.

Kependidikan, Vol. I No. 2 Juli 2014. Diunduh dari


https://journal.lppmunindra.ac.id

Setiawan et al . 2013 . Pertumbuhan dan Perkembangan Otak Fetus


Mencit Setelah Induksi Ochratoxin A Selama Periode
Organogenesis. Jurnal Biologi 5(1): 15-20.

Sitorus, E.R . 2014 . Peningkatan Hasil Belajar IPA Kompetensi Dasar


Sistem Koordinasi dan Alat Indra Manusia Melalui Metode
Pembelajaran Resitasi Pada Peserta Didik. Jurnal Ilmiah
Pendidikan 1(2) : 183-202.

Squire et al . 2008 . Fundamental Neuroscience Third Edition . Canada :


British Library.

Staff Uiversitas Lampung. (2013). Anatomi Fisiologi Sistem Saraf.


Diunduh dari http://staff.unila.ac.id
Wahyuningsih , A.N . 2012 . Pengembangan Media Komik Bergambar
Materi Sistem Saraf untuk Pembelajaran yang Menggunakan
Strategi PQ4R . Journal of Innovative Science Education 1(1) :
20-27.

Wijayanti et al . 2017 . Diagnosa Gangguan Saraf melalui Citra Iris Mata


dengan Metode Region of Interest. Vol 2(1) : 35-40.

17
Zulkarnaini et al. 2018 . The Potency of Sernai (Wedelia biflora) Leaf N-
hexan Extract as Analgesic Compared to Ibuprofen on Mice (Mus
Musculus). Jurnal Medika Veterinaria 12(2): 84-90.

18

Anda mungkin juga menyukai