PERCOBAAN 8
SISTEM SARAF
DI SUSUN OLEH :
Salsabila Ghanisetya
200106182
2. Tias Kurniawati
2021
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Tujuan Praktikum
1.1. Menentukan anatomi dan fisiologi otak
1.2. Menjelaskan berbagai jenis reflex pada manusia
1.3. Menentukan jenis keterlibatan saraf kranial dalam suatu aktivitas
kehidupan
1.4. Menentukan efek adrenergic dan kolinergik terhadap ukuran pupil
katak
2. Prinsip
Melengkapi anatomi dan fisiologi otak manusia pada gambar dan
mempraktikan dan menjelaskan berbagai jenis reflex pada manusia,
jenis keterlibatan saraf kranial dalam suatu aktivitas kehidupan.
BAB II
2
TEORI DASAR
3
cepat dengan kecepatan pemrosesan yang tinggi dan tergantung pada
aktivitas listrik (impuls saraf) [ CITATION Fer06 \l 1033 ].
Susunan sistem saraf terbagi secara anatomi yang terdiri dari saraf
pusat (otak dan medula spinalis) dan saraf tepi (saraf kranial dan spinal)
dan secara fisiologi yaitu saraf otonom dan saraf somatik (Bahrudin, 2013).
1. Sistem Saraf Pusat
Susunan saraf pusat (SSP) yaitu otak (ensefalon) dan medula
spinalis, yang merupakan pusat integrasi dan kontrol seluruh aktifitas
tubuh. Bagian fungsional pada susunan saraf pusat adalah neuron akson
sebagai penghubung dan transmisi elektrik antar neuron, serta
dikelilingi oleh sel glia yang menunjang secara mekanik dan metabolik
[ CITATION Bah13 \l 1033 ].
a. Otak
Otak merupakan alat tubuh yang sangat penting dan
sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan manusia yang terletak
di dalam rongga tengkorak. Bagian utama otak adalah otak besar
(cerebrum), otak kecil (cereblum) dan otak tengah [ CITATION
Kha12 \l 1033 ]. Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan
tubuh yang disadari.
Otak besar ini dibagi menjadi dua belahan, yaitu belahan
kanan dan kiri. Tiap belahan tersebut terbagi menjadi 4 lobus
yaitu frontal, parietal, okspital, dan temporal. Sedangkan disenfalon
adalah bagian dari otak besar yang terdiri dari talamus,
hipotalamus, dan epitalamus [ CITATION Kha12 \l 1033 ]. Otak
belakang/ kecil terbagi menjadi dua subdivisi yaitu
metensefalon dan mielensefalon. Metensefalon berubah menjadi
batang otak (pons) dan cereblum. Sedangkan mielensefalon akan
menjadi medulla oblongata [ CITATION Nug13 \l 1033 ]. Otak tengah/
sistem limbic terdiri dari hipokampus, hipotalamus, dan amigdala
[ CITATION Kha12 \l 1033 ].
4
Pada otak terdapat suatu cairan yang dikenal dengan
cairan serebrospinalis. Cairan cerebrospinalis ini mengelilingi
ruang sub araknoid disekitar otak dan medula spinalis. Cairan ini
juga mengisi ventrikel otak. Cairan ini menyerupai plasma darah dan
cairan interstisial dan dihasilkan oleh plesus koroid dan sekresi
oleh sel-sel epindemal yang mengelilingi pembuluh darah serebral
dan melapisi kanal sentral medula spinalis. Fungsi cairan ini
adalah sebagai bantalan untuk pemeriksaan lunak otak dan
medula spinalis, juga berperan sebagai media pertukaran nutrien dan
zat buangan antara darah dan otak serta medula spinalis [ CITATION
Nug13 \l 1033 ].
b. Medulla Spinalis (Sumsum Tulang Belakang)
Sumsum tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga
tulang belakang, mulai dari ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas
tulang pinggang yang kedua. Sumsum tulang belakang terbagi
menjadi dua lapis yaitu lapisan luar berwarna putih (white area)
dan lapisan dalam berwarna kelabu (grey area). Lapisan luar
mengandung serabut saraf dan lapisan dalam mengandung badan
saraf. Di dalam sumsum tulang belakang terdapat saraf sensorik,
saraf motorik dan saraf penghubung. Fungsinya adalah sebagai
penghantar impuls dari otak dan ke otak serta sebagai pusat pengatur
gerak refleks [ CITATION Kha12 \l 1033 ].
5
Sistem saraf somatik terdiri dari 12 pasang saraf kranial dan 31
pasang saraf spinal. Proses pada saraf somatik dipengaruhi oleh
kesadaran.
1. Saraf Kranial
2 pasang saraf kranial muncul dari berbagai bagian batang
otak. Beberapa dari saraf tersebut hanya tersusun dari
serabut sensorik, tetapi sebagian besar tersusun dari
serabut sensorik dan motorik.
2. Saraf Spinal
Ada 31 pasang saraf spinal berawal dari korda melalui
radiks dorsal (posterior) dan ventral (anterior). Saraf spinal
adalah saraf gabungan motorik dan sensorik, membawa
informasi ke korda melalui neuron aferen dan
meninggalkan melalui eferen.
B. Sistem Saraf Otonom (SSO)
Sistem saraf otonom mengatur jaringan dan organ tubuh
yang tidak disadari. Jaringan dan organ tubuh yang diatur
oleh sistem saraf otonom adalah pembuluh darah dan
jantung. Sistem ini terdiri atas sistem saraf simpatik dan
sistem saraf parasimpatik.
6
Sistem saraf pada manusia terdiri dari dua komponen yaitu sel saraf
dan sel glial. Sel saraf berfungsi sebagai alat untuk menghantarkan impuls
dari panca indera menuju otak yang selanjutnya oleh otak akan dikirim
ke otot. Sedangkan sel glial berfungsi sebagai pemberi nutrisi pada neuron
[ CITATION Fer06 \l 1033 ].
1. Sel Saraf (Neuron)
Sel saraf (neuron) bertanggung jawab untuk proses transfer informasi
pada sistem saraf [ CITATION Bah13 \l 1033 ] . Sel saraf berfungsi untuk
menghantarkan impuls. Setiap satu neuron terdiri dari tiga bagian
utama yaitu badan sel (soma), dendrit dan akson [ CITATION Fer06 \l 1033
].
Badan sel (soma) memiliki satu atau beberapa tonjolan [ CITATION
Fer06 \l 1033 ]. Soma berfungsi untuk mengendalikan metabolisme
keseluruhan dari neuron (Nugroho, 2013). Badan sel (soma)
mengandung organel yang bertanggung jawab untuk memproduksi energi
dan biosintesis molekul organik, seperti enzim-enzim. Pada badan sel
terdapat nukleus, daerah disekeliling nukleus disebut perikarion.
Badan sel biasanya memiliki beberapa cabang dendrit [ CITATION Bah13 \l
1033 ].
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang
serta merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk
menerima dan menghantarkan rangsangan ke badan sel [ CITATION Kha12 \l
1033 ]. Khas dendrit adalah sangat bercabang dan masing-masing
cabang membawa proses yang disebut dendritic spines [ CITATION
Bah13 \l 1033 ].
Akson adalah tonjolan tunggal dan panjang yang menghantarkan
informasi keluar dari badan sel (Feryawati, 2006). Di dalam akson
terdapat benang-benang halus disebut neurofibril dan dibungkus oleh
beberpa lapis selaput mielin yang banyak mengandung zat lemak
7
dan berfungsi untuk mempercepat jalannya rangsangan. Selaput
mielin tersebut dibungkus oleh sel-sel Schwann yang akan
membentuk suatu jaringan yang dapat menyediakan makanan dan
membantu pembentukan neurit. Bagian neurit ada yang tidak
dibungkus oleh lapisan mielin yang disebut nodus ranvier [ CITATION
Kha12 \l 1033 ].
Pada SSP, neuron menerima informasi dari neuron dan primer di
dendritic spines, yang mana ditunjukkan dalam 80-90% dari total
neuron area permukaan. Badan sel dihubungkan dengan sel yang lain
melalui akson yang ujung satu dengan yang lain membentuk
sinaps. Pada masing-masing sinap terjadi komunikasi neuron dengan
sel yang lain [ CITATION Bah13 \l 1033 ].
1. Sel Penyokong atau Neuroglia (Sel Glial)
Sel glial adalah sel penunjang tambahan pada SSP yang berfungsi
sebagai jaringan ikat, selain itu juga berfungsi mengisolasi neuron,
menyediakan kerangka yang mendukung jaringan, membantu
memelihara lingkungan interseluler, dan bertindak sebagai
fagosit. Jaringan pada tubuh mengandung kira-kira 1 milyar
neuroglia, atau sel glia, yang secara kasar dapat diperkirakan 5
kali dari jumlah neuron [ CITATION Fer06 \l 1033 ].
Sel glia lebih kecil dari neuron dan keduanya mempertahankan
kemapuan untuk membelah, kemampuan tersebut hilang pada
banyak neuron. Secara bersama-sama, neuroglia bertanggung
jawab secara kasar pada setengah dari volume sistem saraf.
BAB III
8
METODELOGI PERCOBAAN
3.1. ALAT
No Alat Fungsi
1. Batang pengaduk Digunakan untuk percobaan
reflex faring
2. Benda tumpul Digunakan untuk percobaan
reflex kutan
3. Lampu senter Digunakan untuk percobaan
reflex photo-pupil, konsensual
4. Stetoskop Digunakan untuk percobaan
reflex sfinkter kardiak
3.2. BAHAN
No Bahan Fungsi
1. Kapas Digunakan untuk percobaan reflex
kornea
2. Kertas Digunakan untuk percobaan knee-
jerk reflex
3.3 Prosedur
9
yang digunakan. Pada percobaan kali ini diperlukan bantuan teman. Dalam
keadaan duduk diatas bangku yang cukup tinggi yang memungkinkan kaki
tergelanatung bebas. Ditutup mata, dibiarkan teman anda memukul lembut
ligament lutut (persis dibawah tempurung lutut) beberapa kali. Diamati dan
dicatat respon yang terjadi beserta kekuatannya.
10
diteruskan ke arah ibu jari dengan menggunakan benda agak tajam. Diamati
respon yang terjadi dan dicatat hasilnya.
11
Percobaan selanjutntya dilakukan Reflex Konsensual. Pertama-tama
disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Salah satu mata disinari,
diamati respon yang terjadi dan dicatat hasilnya.
12
BAB IV
13
4.1.2. Reflex Pada Manusia
1. Deep Reflex
a. Knee-jerk Reflex
b. Babinski’s Sign
c. Achilles Reflex
14
d. Biceps Reflex
e. Triceps Reflex
2. Superficial Reflex
a. Refleks Plantar
b. Refleks Abdominal
Perlakuan Respon yang terjadi
Diketuk singkat tepat Kontraksi pada otot abdomen
dibawah tulamg dada seperti mengkedut
menggunakan kunci dan kuku
c. Refleks Kornea
Perlakuan Respon yang terjadi
Disentuh mata dengan kapas Mata refleks berkedip
secara perlahan
d. Refleks Faring
15
Perlakuan Respon yang terjadi
Disentuh uvula dan fauces Terjadi reaksi seperti akan
dengan batang pengaduk muntah
yang bersih
e. Refleks Kutan
Perlakuan Respon yang terjadi
Digerakan objek tumpul Kulit berubah menjadi
sepanjang permukaan kulit kemerahan dan terasa sakit
f. Refleks Pilomotor
Perlakuan Respon yang terjadi
Dibelai dengan lembut kulit Terasa sensasi seperti goose
bumps/merinding, rambut kulit
terlihat mengembang
3. Viseral Reflex
a. Refleks photo-pupil
b. Refleks Konsensual
c. Refleks Akomodasi
d. Refleks Siliospinal
17
Terlibat
1 Membedakan sejumlah aroma
(kopi, nanas, teh, cuka)
menggunakan kedua lubang Saraf Olfsktorius
hidung
2 Membaca buku
Saraf Optik
3 Menyinari mata
Saraf Okulomotor
5 Mengunyah
Saraf Troklearis
8 Mengkerutkan dahi
Saraf Motorik
9 Tersenyum
Saraf Motorik
10 Bersiul
Saraf Glosofaringeal
12 Berjalan
Saraf Vestibulokoklaris
13 Mempertahankan keseimbangan
sementara Anda berdiri di atas satu
kaki Saraf Vestibulokoklaris
16 Menjulurkan lidah
Saraf Hipoglossus
19
4.2. Pembahasan
Pada praktikum kali ini, dilakukan anatomi sistem saraf pada otak
manusia. Otak berfungsi sebagai pusat sistem saraf pada manusia. Otak
menerima sinyal dari organ sensorik dan memberikan informasi pada
otot. Berat otak manusia sekitar 1,4 kg dan terbentuk dari jutaan sel
bernama neuron. Neuron-neuron tersebut terhubung oleh miliaran sinapsis.
Sinapsis inilah yang menjadi penyalur informasi di dalam otak. Otak
manusia terbentuk dari berbagai bagian penting, diantaranya:
20
dari otak besar terbagi menjadi beberapa bagian lagi yang disebut lobus.
Setiap lobus memiliki fungsinya masing-masing. Pertama, lobus frontal.
Bagian ini terdapat di bagian depan otak. Lobus frontal mengendalikan
perilaku manusia seperti kemampuan motorik, problem solving, hingga
emosi dan kontrol impuls. Kedua, lobus parietal yang terletak di bagian
belakang lobus frontal. Fungsi bagian ini adalah mencerna informasi dari
bagian otak lain. Ketiga, lobus temporal. Lobus ini terletak di area yang
sama tingginya dengan telinga. Bagian ini berfungsi untuk mengingat
bentuk, bahasa, dan memahami emosi dan interaksi orang lain. Keempat,
lobus okspital. Lobus ini terletak di bagian belakang otak. Fungsi bagian
ini adalah mengendalikan penglihatan.
Pada uji refleks knee-jerk atau yang disebut refleks patella ini,
diberikan pukulan lembut pada ligament lutut atau tepat dibawah patela
kemudian menghasilkan refleks seperti kaki menendang. Hal ini
dikarenakan pukulan tersebut memberi sinyal yang berjalan kembali ke
sumsum tulang belakang dan sinapsis (tanpa interneuron) pada tingkat L3
atau L4 di sumsum tulang belakang, sepenuhnya independen dari pusat
yang lebih tinggi. Dari sana, neuron motorik alfa melakukan impuls eferen
kembali ke otot paha depan femoris, memicu kontraksi. Kontraksi ini,
yang dikoordinasikan dengan relaksasi otot hamstring fleksor antagonis,
menyebabkan kaki menendang. Ada latensi sekitar 18 ms antara regangan
tendon patela dan awal kontraksi otot paha depan femoris. Ini adalah
refleks proprioception yang membantu menjaga postur dan keseimbangan,
memungkinkan untuk menjaga keseimbangan dengan sedikit usaha atau
pikiran sadar. Maka pada refleks knee-jerk, saraf yang bekerja adalah saraf
pusat, sehingga jika reaksi yang dihasilkan berlebihan atau tidak adanya
reaksi menunjukan terjadi kerusakan pada saraf pusat. Hilangnya refleks
pada patella dapat disebut “Westephal Sign”.
Pada uji refleks Babinski’s Sign, respon yang normal adalah ketika
ibu jari fleksi ke arah telapak kaki, atau menekuk ke bawah dimana respon
ini merupakan refleks dari tulang segmental yang berfungsi untuk
melindungi telapak kaki, sedangkan ketika refleks yang terjadi adalah ibu
jari berkestensi atau otot memanjang maka kejadian ini dapat dikatakan
menandakan respon Babinski dimana kehadiran tanda Babinski dapat
mengidentifikasi penyakit sumsum tulang belakang dan otak pada orang
dewasa, dan juga ada sebagai refleks primitif pada bayi.
23
bisep dan sentakan lengan bawah. Respon yang dihasilkan adalah sentakan
siku yang berfleksi dengan respon yang normal, artinya tidak terlalu cepat.
Kontraksi yang ditimbulkan adalah kontraksi kuat yang menunjukkan
refleks 'cepat'. Refleks cepat atau tidak ada digunakan sebagai petunjuk
lokasi penyakit neurologis. Biasanya, refleks cepat ditemukan pada lesi
neuron motorik atas, dan refleks yang hilang atau berkurang ditemukan
pada lesi neuron motorik bawah. Perubahan refleks bisep menunjukkan
patologi pada tingkat saraf muskulokutaneus, segmen C5/6 atau di
beberapa titik di atasnya di sumsum tulang belakang atau otak.
24
berkontraksinya otot yang ada di bawahnya atau di sekitarnya. Jadi bukan
karena teregangnya otot seperti pada refleks dalam.
Pada uji refleks faring, reaksi positif ditandai dengan reaksi seolah
ingin muntah ketika uvula dan fauce diberikan sentuhan. Refleks
muntah yaitu suatu refleks kontraksi dari belakang
tenggorokan, ditimbulkan oleh menyentuh atap mulut, bagian
belakang lidah, daerah sekitar amandel, uvula, dan bagian
belakang tenggorokan. Ini, bersama dengan refleks aerodigestif lainnya
seperti refleksif menelan, bertujuan mencegah benda-benda di rongga
mulut memasuki tenggorokan kecuali sebagai bagian dari menelan normal
dan membantu mencegah tersedak, dan direaksi kan dengan bentuk batuk.
Dalam kasus tertentu, tidak adanya refleks muntah dan sensasi faring dapat
menjadi gejala dari sejumlah kondisi medis yang parah, seperti kerusakan
pada saraf glossopharyngeal, saraf vagus, atau kematian otak.
Refleks kutan yang terjadi pada uji ini adalah kulit yang sedikit
memerah dengan kulit yang tertekan ketika setelah diberikan perlakuan
oleh benda tumpul. Refleks ini terjadi karena terangsangnya kulit atau
mukosa sehingga mengakibatkan berkontraksinya otot di bawahnya atau di
sekitarnya. Uji ini biasa dilakukan untuk mengetahui atau mengetes
kepekaan saraf seseorang terhadap rangsangan yang diberikan.
27
meningkatkan ukuran lensa sehingga dapat lebih focus dalam melihat
objek.
1. Saraf olfaktori
28
Saraf olfaktori membawa rangsangan bau untuk indera penciuman dari
hidung ke otak.
2. Saraf optic
3. Saraf okulomotor
4. Saraf troklear
Saraf yang mengendalikan otot oblik superior mata, yaitu salah satu
otot yang menggerakkan mata dan merupakan otot di luar bola mata
(otot ekstraokular). Saraf troklear yang lumpuh dapat mengakibatkan
bola mata rotasi ke arah atas dan sisi luar sehingga menghasilkan
pandangan ganda.
5. Saraf trigeminal
6. Saraf abdusen
29
7. Saraf fasialis
8. Saraf vestibulokoklear
9. Saraf glosofaringeal
Saraf ini berhubungan dengan lidah, tenggorokan, dan salah satu dari
kelenjar ludah, yaitu kelenjar parotis. Mencicipi dan menelan makanan
atau minuman bisa sulit dilakukan jika saraf ini bermasalah.
Saraf ini memiliki peran dalam mengontrol otot yang digunakan untuk
gerakan kepala. Kerusakan saraf ini dapat membuat otot
30
sternokleidomastoid (otot leher) dan trapezius (otot punggung)
melemah. Akibatnya, tulang belikat akan menonjol, jika bahu
dinaikkan atau diangkat karena tulang belikat sendiri tidak bisa
terangkat.
Sistem saraf otonom adalah bagian sistem saraf tepi yang mengatur
fungsi viseral tubuh. Sistem saraf otonom terutama diaktifkan oleh pusat-
pusat yang terletak di medula spinalis, batang otak, dan hipotalamus. Juga,
bagian korteks serebri khususnya korteks limbik, dapat menghantarkan
impuls ke pusat-pusat yang lebih rendah sehingga demikian
mempengaruhi pengaturan otonomik. Sistem otonom terdiri dari 2
macam saraf yaitu saraf simpatik dan saraf parasimpatik. Saraf
simpatik berada di pangkal sumsum tulang belakang di daerah dada dan
pinggang. Saraf simpatik umumnya berfungsi untuk mempercepat kerja
organ-organ tubuh. Saraf parasimpatik merupakan saraf yang memanjang
dari sumsum lanjutan dan cenderung berkerja dengan system berlawanan
dengan saraf simpatik.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
32
5.1.1. Dapat diketahui anatomi dan fisiologi otak, otak merupakan alat tubuh
yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan
manusia yang terletak didalam rongga tengkorak. Bagian utama otak
adalah otak besar (cerebrum), otak kecil (cereblum) dan otak tengah.
5.1.2. Dapat diketahui refleks pada manusia diantaranya terdapat Deep Reflex
(Knee jerk Reflex), Babinski’s Sign, Reflex Achilles, Reflex Biseps,
Reflex Triseps. Superficial Reflex (Diantaranya: Reflex plantar,
Reflex Abdominal, Reflex Kornea, Reflex Faring, Reflex Kutan,
Reflex Pilomotor). Viseral Reflex (Diantaranya: Reflex Photo-Pupil,
Reflex Konsensual, Reflex Akomodasi, Reflex Siliospinal, Reflex
Sfinkter Kardiak).
5.1.3. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
setiap kegiatan sehari-hari selalu melibatkan sisten saraf pada tubuh.
Mulai dari sistem saraf pusat yang menyebabkan adanya reflex
motoric dan sensorik, lalu saraf kranial yang berperan kuat dalam
gerakan-gerakan otot serta pada indera, kemudian sistem saraf otonom
yang menyeimbangkan reaksi pada tubuh dengan adanya saraf
simpatik yang saling melengkapi
DAFTAR PUSTAKA
Bahrudin. (2013). Anatomi dan Sistem Saraf Pada Manusia. Jakarta: PT.
Gramedia.
Camphbell. (2004). Respitologi (Respiratory Medicine). Jakarta: Erlangga.
33
Feriyawati. (2006). Anatomi Sistem Saraf dan Peranannya dalam Regulasi
Kontraksi Otot Rangka. Medan : Universitas Sumatra Utara.
Harun. (2011). Sistem Saraf . Jakarta: PT. Gramedia.
Khanifuddin. (2012, Mei 02). Organ Pada Sistem Saraf. Retrieved from
http://khanifuddin.files.wordpress.com/2012/03/sistem-saraf.pdf
Nugroho. (2013, Mei 2021 02). Anatomi Fisiologi Saraf. Retrieved from
http://staff.unila.ac.id/gnugroho/files/2013/11/ANATOMI-FISIOLOGI-
SISTEM-SARAF.pdf
Pearce, E. (2006). Anatomi dan Fisiologi Untuk Para Medis . Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Umum.
34